Chapter 11 : Unwrapped Me (part 3)
Lilis

Mbak Wati

"Lama amat mah tadi" ucap kardi lewat pesan rekaman suara yg dikirim lilis, ia terdengar sedikit marah atau biasa aku tidak yakin.
"Kan lumayan jauh pah tempatnya.." jawab lilis sambil kudengar suara sedikit angin yg membuat rekaman terganggu. Nampakya ia duduk dekat hape yg ia taruh di kasur (yg sekali lagi aku tidak yakin).
"Ngapain aja tadi..?".
Lama tak menjawab, aku mulai penasaran bila Lilis menembak Suami nya kenapa ia mengikutinya tadi.
"Biasa.. Namanya juga kencan boong boongan pah"
"Koq mesra banget kayaknya".
He has no fucking clue is he ? Ucapku dalam hati. Nampaknya ia gelap tak tahu menahu apa yg dilakukan istrinya. Dia menyangka suaranya yg jatuh dipesta tadi tidak ketahui banyak orang. Dia sudah membuntuti kami jauh jauh namun hasilnya nihil, hanya melihat sedikit istrinya yg sengaja menaik turunkan payudaranya untuk kenikmatan mataku. Beruntung tiang menghalangi pandangannya saat dengan nakalnya kami saling meremas. Dari gelagat suaranya, ia hanya penasaran..
Tanpa bukti yg jelas.....
"Kan harus gitu kali pah, biar ga ketauan boongannya..." ucap lilis jelas dari suara rekamannya.
"Terus.. Ryan ngelakuin apa aja tadi..?"
"Ngga ngapa ngapain pah.."
"Ckk.. Yg jujur dong mahh.. Masa ngga ngelakuin apa apa, ngeliat mamah gitu.. Pasti ngeliat mamah kan ?"
"Kan kita lagi kencan pah, masa ryan ga boleh ngeliat mamah.. Nanti orang orang curiga?"
"Tapi papah takut mah.. Papah pengen tau ryan ngapain aja"
Agak lama lilis menjawab, kemudian auaranya terdengar pelan dan cuek, dan ia berbicara seperti sambil melakukan sesuatu..
"Papah lagi... Kalo takut... kenapa ga ngelarang dari awal.. Kenapa ga berani ngomong"?
Kardi malah terdiam...
" tu kan diem.. Tar kalo mamah cerita ryan ngapain aja papah jealous lagi"
"pengen tau mah ?"
"Yakin ga jealous?
" yakin.."
"Hmmm... Ryan cuman seneng sama gaun yg dibeliin papah ini"
"Itu doang? Masa sih.. Apa katanya ?".
" Makin ngebentuk mamah seksi.. Hasil olahraga selama ini keliatan.. Katanya Mamah makin... Hot.."
Aku heran kenapa Kardi tidak terdengar marah..
"Pasti pegang pegang tangan Mamah, ngeraba gaun mamah.. ngegandeng mamah didepan orang2.."".
" yang namanya kencan wajar la pah pegang - pegang tangan mamah, ngegandeng mamah.. Kalo ga gitu bukan kencan namanya,"
""Kalo ngeliat itunya mamah".
"Dihh.. Papah apaan sih kepo banget.. Koq papah kayanya seneng banget Ngedenger mamah kencan. ?"
"Itu kan seksi banget mah, keliatan gede, pasti ryan ngeliatin itu semaleman
"Tar papah jealous lagih.. Udah mah ga berani ngehadepin ryan.. Trus nyuruh mamah Cerita jujur ryan ngapain aja".
" cerita aja mah.. ga napa2.. Papah cuma penasaran.."
"Hmmm.. Dia ngeliatin terus ininya mamah.. Kaya pengen gitu.. Terus... Ih papah ga apa2 nih mamah nerusin inih...?
" iyah Ga apa2".
"Terus.. Ryan bilang mamah makin gede pake ini.. Padahal udah jelas bilang ini gaun dari papah.. Tapi ryan malah ngeliatin.. Katanya makin gede makin montok"
"Hahh.. Terus ryan megangin itunya mamah ?"
"Ihh.. Ryan kan temen kencannya mamah pah.. Masa ryan ga ngebolehin megangin ininya mamah?"
"HAHHH.. YG BENER MAH!!!"
"Hihihi.. Boong pah.. Cuma mamah KASIH liat SEPUASNYAH.. Kan temen kencan mamah"
Aku mendengar lilis tidak tega bila ia terlalu jujur kepada suaminya. Namun ia jujur ketika berkata kasih sepuasnya dalam arti bukan secara harfiah.
Aku juga berpikir, bisa bisa kardi mimisan bila mendengar lilis menceritakan sejujurnya tentangku. Ia tidak ingin memperburuk suasana. Sikapnya yg aneh tidah marah itu mulai merubah pikiranku tentangnya. Aku mulai merasakan ada perubahan didalam diri kardi.
Is this awakening ! Ucapku dalam hati.
Tanpa sadar ia malah terdengar senang mendengar kisah kencan istrinya.
Aku bisa merasa, Kardi diselimuti rasa penasaran, rasa penasaran yg tinggi. seperti kepo setengah mati. Biarkan ia menduga duga. Bahkan aku penasaran bila penisnya malah mengeras sekarang mendengar cerita kencan istrinya.
"Terus itu ngapain mah ?"
"Abis itu tidur.. Udah ah pah.. Mamah makin lengket nih.. Pengen cepet2 mandi istirahat.."
"Kunci pintu kamar dulu mah ".
" hah.. Apah?
"Kunci kamar dulu".
" papah pengen main ?".
"Yuk.."
"Ih.. Aneh.. Abis denger cerita mamah kencan boongan gitu, jadi pengen maen"
"Cepet.."
"Tar bersih bersih dulu"
Aku tak bisa membayangkan bila mengingat Lilis yg sudah pegal pegal dan lengket karena ulahku hendak bercinta dengan suaminya. Bau kerungatku mungkin tercium olehnya. Aku rasa semuanya pasti berubah, Apa bisa lilis merasakan penis Kardi lagi,?
_-____________________
P.O.V SARAH
(Sehari sebelum sidang vonis)
"Besok pengumuman sidang vonis suamimu and pak hendra sar.. Harus datang tepat waktu" ucap anton pengacaraku lewat telepon.
"Siap an.. Tapi anterin sara kondangan dulu yah.. Soalnya temen deket.. Ga enak kalo ga dateng"
"Jam berapa kondangannya?"
"Pagi.. Sekitar jam 9-10an"
"Ya udah keburu koq.. Nanti habis dari sana kita liat sidang"
"Trus kemana lagi".
" hehee kemana dong enaknya"
"Hmmm.. Modus"..
Langsung aku tutup teleponku....
Yah, aku Sarah.....
istrinya mas tono.......
Awal tahu kejadian yg menimpa suamiku ini, terkadang tidak merasa kaget dan menganggapnya biasa.
Karena memang mas tono sangat suka berbuat onar, itu bahkan sudah terjadi saat kami pacaran.
Dia memang biang kerok..
Mungkin itu pula yang menjadi salah satu alasan kenapa ia diterima menjadi security di proyeknya Ryan dipinggiran kota bogor ini. Belum lama ia bekerja sebagai Satpam, mungkin sekitar dua tahun.
Antara tono dan hendra.. masing - masing punya kesamaan sifat yg sering membuat mbak wati dan aku kewalahan.
Sifat yg tak bisa tertelan, begitu kata mbak wati bila sedang mengobrol denganku.
Mereka tipe lelaki yg tidak mau ribet, apa - apanya harus saja kami para istrinya yg menghadapi.
Mungkin sifat ini pula yg membuat mereka sangat ceroboh, tidak hati hati, sehingga dengan bodohnya mereka tersangkut kasus penganiayaan semacam ini.
Mereka kurang tanggung jawab, ke kanak kanakan dan ceroboh.
Itulah sifat kesamaan antara mas tono dan pak hendra. Yg membuat kami tak bisa menelannya..
Bahkan bukan tidak mungkin...
bila mbak wati tidak dekat dengan ryan, bisa bisa banyak hukuman mereka. Kebetulan mbak wati bilang kepadaku kalo Ryan pada dasarnya sudah tidak terlalu memikrkan kasus penipuan proyek itu. Ia hanya menuntut mas hendra dan mas tono kasus penganiayaan saja, tidak lebih.
Dan seperti biasa, kamilah sebagai istri yg harus merapihkan perbuatan - perbuatan mereka. Kami pun mulai jengah.
Siapa apa yg tidak bingung....
ketika mas tono mampu membeli rumah serta mobil bahkan seperti kebetulan ia membeli rumahnya berbarengan dengan mas hendra.
Awalnya... Aku dan mbak wati bingung...
Mereka punya kegiatan apa sampai bisa seperti ini. Bisa dihitung berapa gajih suamiku sebagai satpam dan gajih pak hendra sebagai kepala gudang.
Namun... karena kami pun tak ingin ambil pusing.. Tugas kami sebagai istri hanya melayani mereka dengan baik.
Dan ternyata dugaan kami benar. Saat mas tono dan mas hendra ditangkap, beruntung Ryan hanya menuntut mereka pasal penganiayaan, karena mengeroyok satu orang pelapor.
Sehingga tadi di awal aku berbicara dengan pengacaraku mengenai sidang vonis esok
Aku wanita asli sunda. Tinggi 171 cm, yg merupakan ukuran tinggi untuk wanita indonesia.
Pernah suatu saat suamiku melihat video tentang review - review mobil melalui youtube, ia melihat ada wanita yg mereview dan berteriak kepadaku
"Mah.. Ini mirip mamah nih".
Aku kaget sampe aku menghentikan masakanku. Segera aku melihat ke layar laptop yg sedang ditonton suamiku.
Ada wanita cantik tinggi semapai rambut hitam dan bergaya tomboy. Suaranya manja dan terdengar sedkit serak. Sangat cantik youtuber itu. Setelah kuselidiki, namanya adalah diandra.
Yah.. Aku memang mirip dengan diandra, youtuber otomotif mobil, hanya saja aku lebih berisi dibagian pantat dan dada.
Tentu aku mencubit pipi suamiku dengan bilang " lebay". Karena merasa konyol aku disamakan dengan wanita cantik itu. Tapi ia bersikukuh bahwa aku memang mirip dengannya..
Dan Dari situ....
Suamiku bercerita ke orang2 bahwa aku mirip dengan diandra...
Dan anehnya hampir semua mereka tidak mengoreksi ucapan suamiku. Apa aku secantik itu ?
Aku hanya merasa bangga bila dipuji. Wanita mana yg tidak bangga bila dipuji. Namun rasanya konyol bila harus dibandingkan dengannya.
Sempat banyak yg menawarkan aku ingin menjadi model. Namun aku berpikiran, tidak akan mengais rezeki dengan membuka bra ku, tidak aku tidak bisa serendah itu.
Meskipun tinggi, tapi badanku berisi, dua gadis nakal yg menempel di dadaku bangga dengan ukuran 34 c nya, pantat ku pun terlihat curve dengan shape lovenya yg yg membuat para lelaki menelan ludahya. Kadang aku hanya kesal melihat mata tidak sopan mereka.
Aku dan mbak wati Sering menjadi pusat perhatian lelaki bila aku lewat dikeramaian dengan pakaian sedikit ketat.
Pertama kali aku kenal anton, diperkenalkan oleh sodaraku yg bekerja di kepolisian. Aku tidak tahu ia asli mana, namun waktu itu aku hanya ingin suamiku segera keluar bahkan bisa bebas segala tuntutan.
Dan ada yg merekomendasikan anton agar bisa menjadi pengacaraku.
Pertama kali aku melihatnya, ia memang lelaki yg terlihat tinggi, dada bidang dan terlihat masih muda. Ia asli Bandung dan sangat ramah bila berbicara denganku.
Detail per detail, cara per cara, rencana per rencana yg ia jelaskan kepadaku membuat aku yakin nyaman bila berbicara dengannya. Aku yakin dengan cepat suamiku bisa keluar dari hukuman itu.
Kulitnya coklat maskulin sama dengan suaranya, yg terdengar begitu cowok. Peetama kali aku melihatnya sudah mulai mengganggu pikiranku. Ia ramah, ia lucu, ia pun sering sedikit nakal menggodaku.
Seringnya frekuensi pertemuan kami, untuk membicarakan kasus Suami ku, membuat kami amat menjadi dekat. Entah kenapa ia pintar membuaiku. Sampai2 suatu waktu aku pernah memberitahukan ukuran braku dengan cuma cuma.
"Duh gede banget yah kayaknya"
"Gede gede banget" ucapku nakal disuatu pesan chat malam itu.
Suami ku dipenjara, pengacaraku terlihat hot.. Siapa yg bisa disalahkan ?.
Sampai - sampai mbak wati mencium adanya ketertarikan antara aku dan pengacaraku. Mbak wati tak menghakimiku. Dia hanya tersenyum sambil bilang cukup hati - hati.
Sifatnya anton yg ramah, pengertian, bahkan mau mendengar keluh kesahku, membuat kami dekat ke arah zona yg berbahaya. Hmmm apa yg harus aku lakukan ?.
Hari ini aku memakai kebaya putih, karena memang disamping ingin datang ke sidang vonis suamiku, aku juga ingin menghadiri pesta pernikahan temanku. Rambut ku biarkan terurai panjang kebawah. Sampai sampai anton memujiku matanya tak berkedip.
"Ga pernah ngeliat cewe setinggi sarah yg berisi badannya".
"" gombal.. Banyak juga cewe cewe cakep yg gawe dipengadilan"
Kami memang sudah dekat,
"Tapi ga ada yg kaya kamu sar"
"Hmmm...emang apanya yg beda".
" biasanya kalo cewe tinggi itu kutilang, kamu ngga.."
Karena sudah sama sama dekat sudah hal bila kami koment sedikit menjurus seperti ini.
Mata anton terus menerus ke arah belahan dadaku, karena ketika dimobil ini, aku lepas syal yg menutup belahan dadaku.
"Aku yakin.. Suamimu divonis sebentar" ucap anton sambil melihatku.
"Aamiin"..
" kalo udah ngeliat vonis suamimu kita main yuk"
"Kemana"
"Ketempat nyaman"
"Hmmm.. Ngapain.."
"Ngerayain.."
Aku terdiam dan bilang "ngerayainnya ga ngajak saya mabok kan"
Anton tertawa sambil bilang "mungkin".
Matanya tak henti melihat belahan dadaku
"Terserah kamu.." ucapku cuek sambil melihat keluar.
( Saat Sidang vonis Hakim).
Disana sudah banyak kerumunan orang2. Aku melihat mbak wati jalan bersama Ryan masuk menuju Ruang pengadilan itu. Kami saling menyapa, disana ada mang kardi, kang ujang, serta kang yayan yang nampaknya sudah terlihat sembuh dari insiden pengeroyokan itu.
Aku duduk bersama mbak wati sambil pasrah menunggu hasil vonis ini. Kami sudah berusaha semampu mungkin agar hukumannya dipersingkat. Sudah tidak terhitung berapa pengeluaran yg kami habiskan agar tujuan itu tercapai.
Ketika hakim masuk, aku dan mbak wati saling perpegangan tangan. Hakim mulai membacakan sidang putusan itu. Bahkan terdengar sangat panjang lebar. Kami masih menebak nebak keputusan hakim bahkan samlai menit ke 15 hakim belum selesai mengakhiri putusan vonis itu.
"Dengan ini, hakim....... Memutuskan, memberikan hukuman kepafa sodara hendra dan tono dengan hukuman maksimal dua bulan penjara"
Semua seisi ruangan riuh tak terkira. Aku dan mbak wati bersorak gembira karena bersyukur, hasil kerja keras kami dibayar dengan putusan ini. Berarti, bila dikurangi masa tahanan maka waktu mas hendra dan mas tono tinggal satu bulan lagi. Setelah selesai aku melihat mbak wati memeluk Ryan. Aku tak percaya melihatnya padahal mbak wati sedang memakai jilbab syar'i yg besar. Mungkin karena euphoria saking senangnya mendengar putusan itu, tak terasa ia memeluk ryan.
Setelah hakim keluar dari ruang sidang, aku menghampiri mas tono, dan memeluknya. Ia terlihat senang karena tak akan lama ia berada dipenjara. Terlihat mbak wati pun berbicara bahagia dengan suaminya. Begitu pula Ryan dan teman temannya. Namun hanya mang Kardi yg terlihat tidak senang, ia diam duduk dikursi sambil langsung beranjak keluar.
"Hebat kan mas, mas anton" ucapku ke suamiku.
"Iyah hebat.. Alhamdulillah, udah ga sabar pengen cepet keluar"
"Ya udah deh.. Mas yg sabar yah disana, nanti mamah jemput pas tanggal mas keluar"
"Iya mah" Suami ku pun menciumku. Sudah tak bisa kusebut lagi baunya apa, aku bahkan hampir muntah menciumnya. Namun kutahan kerana aku tak ingin dia berpikir macam macam.
Karena tak boleh lama - lama, aku langsung disambut Anton saat sudah kembali ke mobilku, "yeeeeyyy berhasil" ucapku meloncat loncat seperti anak kecil merayakan Suami ku. Namun sepertinya anton pun merayakan dengan melihat payudaraku bergoyang naik turun ke atas dan kebawah. Aku cuek sambil masuk kedalam mobil.
Aku melihat mbak wati pulang dengan ryan.. Aku bisa melihat mereka dekat, namun mbak wati adalah tipe wanita yg tidak mudah ditebak.
"Yuk kita rayain" ucap anton disampingku. Aku terdiam, dan bilang "anter aku kondangan dulu" ucapku. Mobilnya berangkat sambil membicarakan kemenangan suamiku tadi.
Ditempat kondangan Anton setia menemaniku. Bahkan kami foto berdua sampai teman temanku bertanya kalo aku berganti pasangan. Aku hanya tertawa, beruntung Anton adalah orang yg supel. Ia selalu bisa saja menemukan cara untuk mencairkan suasana. Kami hanya merasa senang bahwa Suami ku sebentar lagi keluar. Aku jelaskan semuanya ke teman temanku.
Setelah selesai, kami beranjak pergi, Anton tak henti hentinya membuatku tersipu, membuatku tertawa. Sampai ia bilang.
"Tadi kamu nyiumin suami kamu yah?"
"Emang kenapa?"
"Apa ga bau macem macem tuh"?
Aku pukul dada bidangnya dengan syal kebayaku sambil tertawa " enak aja, itu kan Suami aku".
Karena syalnya kulepas, belahan payudaraku kembali terlihat, namun dengan nakalnya aku tak menutupnya kembali dengan syalku ini.
"Kalo nyium yg enak dong" ucap anton melihat gelembung kuning langsat payudaraku ini.
"Kaya apa ?'
" yuk rayain ketempat yg nyaman"
Entah kenapa seharusnya aku marah dengan ajajan terang@annya ini, namun aku hanya tersenyum.
"Aku bukan janda anton aku istrinya orang" ucapku.
Ia melihat payudaraku bergetar getar karena jalanan tidak rata ini.
Mendengarku bilang seperti itu, tidak memundurkan langkahnya ia malah semakin menjadi jadi.
"Pengen ngerasain yg gede gede" ucap anton kemudian ia berhenti, tepat didekat penginapan yg nyaman.
Oh, berani sekali dia
Aku hanya terdiam, tak menjawab pertanyaannya, sambil melihat hape, Anton menyentuh pipiku dengan satu jarinya, namun aku terus diam sambil melihat hapeku, melihat ku diam membiarkannya, anton mengusap belahan payudaraku yg membuatku bergerak mengapit lengannya dengan tanganku, namun aku tetap diam, tak memindahkan tangannya dari belahan payudaraku. Kembali aku melihat hape. Anton mulai menggerak gerakkan tangannya, menggetar getarkan payudaraku sampai aku berdesis shhh, namun masih sambil melihat hapeku.
Anton menghampiri wajahku dan mencium pipiku, pinggiran bibirku dan dengan nafsu ia bekap satu payudaraku dikebaya putih ini, sampai aku mendesis tak tertahan.
Ia memang ingin merayakan, merayakan kemenangan suamiku, dengan berusaha meniduriku. Sampai akhirnya ia bawa tanganku menuju benda panas keras dan terasa gemuk. Aku hanya mengucap
"Oh my God"
Aku merasakan benda keras itu, nampaknya lebih gemuk dari suamiku. Sambil melihat hape aku mengintip sedikit ke arah benda panas itu, terasa sangat gemuk ditanganku.
Aku mulai lemas tak berdaya, merasakan penis yg bukan milik suamiku, penis itu lebih gemuk, dan sedikit lebih panjang dari suamiku. Melihatku diam saja, akhirnya anton membawaku masuk ke penginapan itu.
Aku ditelanjangi olehnya,.berkali kali anton menggeram ketika melihat tubuh bugilku duduk diatas kasur, aku terlihat tinggi besar kuning langsat ketika aku melihat ke cermin dengan nipple pink, bahkan bulu vaginaku dilihat nafsu ku oleh matanya, terlihat dari penisnya yg gemuk itu sangat keras ke arahku.
Ia berjongkok dihadapanku, melihat payudara kuning langsat ini membuat matanya terlihat horny.
"Hmm.. Mari rayakan kemenangan Suamimu" bisiknya sambil melahap satu payudaraku "sroooottt ahhhh"
Aku menggelinjang tak tertahan, ia menyusu seperti bayi yg kelaparan, sambil menyolok nyolok vaginaku, aku sudah basah total, entah kenapa aku malah merasa gemas dengan penis gemuk itu, aku ingin merasakan penis itu seperti apa bila masuk vaginaku.
Aku raih penis itu, aku remas remas, aku kocok kocok, anton menggelinjang keenakan. Anton membaringkanku, ia taruh penisnya itu digerbang memekku dan mulai mencoba masuk.
Aku berdesis tak tertahan saat kontol laki2 lain mulai memasukiku ahhh.. Gemuk batang itu kurasa menembus dinding vaginaku.
Ahhh.. Ahhhh. Ahhhhhh...
Aku tak percaya aku melakukan ini. Begitu nafsu anton memompa batang gemuknya berkali kali ke vaginaku. Sudah lama aku tak merasakan hal seperti ini kecuali dengan mantanku dulu sewaktu sekolah, bahkan mas tono terasa hambar kurasa bila dibandingkan genjotan Anton ini.
Ia seperti tak memberi ampun kepadaku. Begitu nafsunya sampai keringatnya bercucuran dibadanku.
Ahh ahh ahh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
Jeritan panjang anton menandakan ia sudah keluar, namun aku kaget karena sebelum mencabut, ada sebagian spermanya yang yg masuk kedalam vegi ku. Sebagian keluar diperutku. Kami tidur bersama di kamar hotel ini sampai aku pulang menjemput anakku.
___-_________________________
Sidang sudah diketuk, dan hakim memutuskan vonis mereka hanya dua bulan.
Damn... Unbelievable...
Tak kusangka ternyata tidak sia sia usaha mbak wati dan kawan kawan selama ini. Sontak ia tadi bersujud syukur langsung dan yg membuatku kaget ia memelukku.
Ahh.. Ia memelukku sambil dilihat suaminya. Dengan memakai jilbab syar'i yg besar mbak wati memelukku entah karena kegirangan atau karena ingin meluapkan kesenangan denganku. Ketika suaminya melihat ku, dengan sendirinya tanpa sadar mulai muncul dejavu. Sekilas aku Teringat kejadian dulu.
Merasakan empuknya badanku itu mbak wati memelukku, dan ketika selesai dan Berbalik, pantat gedenya menempel dengan selangkanganku, otomatis bergesek gesek dan merasakan batangku bangun seketika.
Semua berbahagia kecuali Kardi. Ia begitu terpukul dengan keputusan hakim itu. Aku melihat ia begitu lemas, duduk sebentar dan keluar. Aku hanya menyikapinya dengan ignorance Dan tak memperdulikannya.
"Yuk.. Ketemu dulu sama suamiku.." ucap mbak wati mengajakku. Aku tak mau bersalaman dengannya, aku hanya berdiri melihat pantat gedenya menghampiri suaminya. Aku hanya melambaikan tangan dan bilang selamat. Mungkin sekitar satu bulan lagi ia baru bebas dari penjara itu.
Semua nampak berjalan seperti biasa ketika sidang selesai. Satu per satu tamu pulang kecuali mbak wati yg terlihat serius berbicara dengan suaminya. Aku menyapa sarah dan pengacaranya hendak pulang dan merayakan kemenangan suaminya.
Namun dimana Kardi....
Sebelum sidang vonis ini dimulai, aku memang merasakan ada yg berubah dari Kardi. Perubahan itu sulit ku jelas kan, namun pasti, bahwa segalanya sedikit berbeda, terutama pasca kencan dengan istrinya itu. Dua hari kebelakang ini, Lilis sering memberitahuku bahwa Kardi bertanya, apa aku akan mengajaknya kencan istrinya lagi ?. Ia bahkan terus mengorek ngorek informasi tentang kencan dengan ku waktu itu.
Aneh.. Namun selalu membuatku horny bila mengingatnya..
Tiap Kardi melihat ku, ia seperti senyum ssnyum canggung. Namun tak berani sedikitpun bertanya kepadaku tentang detail kencan dengan istrinya itu.
"Dia pengen gw dikencani elu lagi kali yan" ucap lilis semakam sambil menjelaskan perubahan suaminya. Entah kenapa tiap kali aku mengingat kata2 itu kontolku selalu keras. Terutama bila melihat kardi yg tak berani bertanya tentang kencan istrinya denganku. Aku bahkan ingin mengajak istrinya lagi dan menciumnya terang2an didepan suaminya.
"Iya.. Tar gw kencani lagi elu, gw ewein elu didepan dia" uucapku gila ke lilis, namun itu adalah janji, yg harus aku selesaikan.
Semenjak kejadian dengan lilis. Aku mulai menyukai tantangan. Terutama ketika melihat mbak wati. Harus aku akui, dengan mbak watilah aku merasakan sensasi pertama kali itu. Jauh sebelum mbak wati memakai jilbab besar itu, ataw bilang kalo ia sudah tidak akan melakukannya, apa ia kembali mau meng - cuckold suaminya seperti waktu itu.
Setelah merasakan gesekan lagi pantat gede itu, aku ingin men- cuckold suaminya lagi. Aku ingin merasakan pantat gede istrinya lagi. Bahkan mungkin mencicip tubuh barunya yg sering dilulur itu.
Ah gawd.. Please help me.....
Aku bisa melihat tatapan suaminya saat mbak wati kegirangan memelukku.