Chapter 2 : Confrontation
May

Aku mulai bisa bergembira kembali setelah satu bulan berlalu Ryan berhasil melakukannya operasinya. Dari hasil rontgennya itu ia mengalami kemajuan yg cukup signifikan. Ternyata ia semakin membaik dan membaik dan lebih baik lagi. Kabar itu benar - benar merupakan kabar yg baik buat semua yg orang yg mencintainya.
Sebelum ryan ditindak dulu, aku dan may sempat beragumentasi agar Ryan dibawa ke Singapore dengan harapan mendapatkan perawatan yg lebih baik disana. Namun berkali - Kali may menolaknya, karena ia tak ingin suaminya curiga, dia juga meyakinkan aku bila operasi drumah sakit itu merupakan terbaik se-indonesia. Akhirnya setelah jalan satu bulan lebih operasi berjalan lancar, dan ryan sudah beraktifitas seperti biasa.
May sering mengirim foto Ryan yg kembali bermain dan memakan makanan favoritnya , dab Ketika ia pulang, aku menyempatkan diri untuk mampir ke rumah may, swpulang Dari tambang pasir until melihat Ryan yg sudah sembuh.
Tawa dan Canda terdengar lagi. Kebahagiaan kembali menyelimuti kami.
Karena kami semua kawan lama..
Aku masih bercanda layaknya dulu, baik dengan a nden, bahkan dengan may percis ketika kami masih bareng becanda dibengkel itu. Guyonan - demi guyonan garing terdengar lagi.
Kami sama tahu, ini adalah Alasan utama kenapa kami memutuskan untuk tidak saling bertemu satu sama lain, chemistry kami begitu kuat. Dengan sendirinya kami seperti dulu, merasakan masa - masanya sebagaimana kami berhubungan dulu.
Ketika aku duduk di sofa dirumahnya sambil bermain dengan Ryan, may memperhatikan aku dengan perhatian yg bernada curiga.
Ia melihatku terus menerus menatap seperti curiga, A nden sedang belanja sesuatu di luar, ryan sibuk dengan lego transformernya, bahkan tak memperdulikan obrolan kami. Aku menatapnya yg sedang mengangkat alisnya ke atas itu sambil bilang..
",Apa"? Tanyaku bernada bingung.
" May penasaran, aa masih nakal kaya dulu lagi ngga "?
" hahahahaha"
Aku tertawa tertawa terbahak bahak mendengarnya, tentu aku tak mungkin menceritakan akhir - akhir ini setelah menikah itu. Aku merasa, pertanyaannya itu lebih ke Arah "pernyataan" penuh kecurigaan, ketimbang pertanyaan dari orang yg ingin sekedar ingin tahu. Tentu aku semakin keras tertawa bila berpikir me sana.
Ia sangat mengenalku. Itulah alasannya kenapa ia bertanya seperti itu. Aku memakai jurus "mengeles" seperti biasa sambil berkata :
"Ngga laaahh... Kepo aja luu"
May menjulurkan lidahnya ke arahku, ia mengambil kertas Koran di atas mejanya, mulai melipat kertas Koran itu Dan memukulkan ke bahuku. Plakk
""Boong" ucapnya curiga. Karena ia teman lama, tentu bisa melihat kebohonganku Dari sorot mataku.
"Beneraann"
"Hmmm.. Pasti badung lagi" plak plakk.. Ucapnya sambil terus memukulkan kertas Koran itu ke arahku.
"Hahahaha"
"Jangan nakal lagi..awaas" ancamnya.
Tentu aku tak Mungkin menceritakan tentang kejadian - kejadian akhir - akhir ini, bisa habis aku dipukulnya tanpa ampun. Kami membicarakan hal yg lain tentang Ryan, dan entah kenapa, tak terjadi apa - apa hari itu, Kami sama - sama saling mengerti...
"What's done is done.. And you have to leave it alone... don't regret it.."
____-________
Setelah pulang dari rumah may siang itu, aku bermaksud ingin langsung pulang ke proyek terlebih dahulu. Siang itu terlihat sangat mendung, dan sebelum masuk ke proyek ada keributan yg aku lihat, tepat di dekat pos satpam yg di jaga tono siang itu.
Aku melihat dengan seksama, ternyata itu adalah yayan, si jangkung yg melaporkan pencurian hendra Dan Tono beberapa waktu lalu, Dan yg membuat aku kaget...
Ia dikeroyok oleh hendra dan Tono...
Hendra berusaha memeluk leher yayan, dan kulihat tono bertubi - tubi menghujamkan tongkat satpamnya ke arah kepala dan tubuh yayan. Kulihat darah mengucur dimana - mana terutama di kepala dan wajah yayan yg sudah bengap.
SHIT.. WHAT THE FUCK..!!. jeritku langsung berhenti dan langsung turun keluar dari mobilku.
Kulihat masih ada sedikit orang yg ada disana, yg Ku kenal hanya Mang ujang, dan mbak Wati, istri hendra itu menjerit kencang melihat suaminya yg kalap. Mang ujang nampaknya sama denganku yg baru datang ke tempat, ketika melihatku, ia berteriak ke arahku dan pergi mengajakku sambil bilang..
"Gawat boss... Mereka tau.. Mereka tau... Yayan yg nge-bocorin kasus itu, mereka langsung nge- hajar Yayan boss."
Suasana mendadak mencekam di siang hari yg mendung itu, ditambah pemandangan darah yg keluar dari kepala Yayan itu, mereka mengeroyoknya seperti orang yg kesetanan tanpa Henti, hendra masih mencekik leher yayan dengan lengannya, sedangkan Tono bertubi - tubi memukul tanpa henti dengan tongkatnya terus menerus. Aku teriak ke arah mereka untuk berhenti, namun tak mereka gubris.
Anehnya, aku melihat mbak Wati berdiri disana, ia berteriak menangis agar suaminya berhenti, namun tak pula ia gubris.
Aku mehampiri hendra seketika itu juga, mang ujang dan teman yg hadir disitu menarik tono, aku menghampui hendra dari belakang,
"UDAAHHHH" teriakku keras, namun tetap tak ia gubris, ia masih mencekik yayan yg sudah berdarah - darah itu.
Karena tak di gubris, emosiku memuncak, dengan sigap aku jambak rambutnya keras dan aku tarik kebelakang, ia terhuyung kebelakang karena kehilangan keseimbangan, lengannya terlepas dari dari leher yayan, terus aku jambak rambutnya keras, ketika ia melihatku, ia kaget dan diam sejenak, Namun ia mulai memukulku, karena badannya pendek dan gemuk, dengan mudah aku tangkis pukulannya dan menghajarnya Tanpa ampun, aku tidak tahu, Namun gerakanku Percis seperti adegan ala film IP MAN, yg terus memukul wajahnya dengan kepalan keras tanganku bertubi - tubi ke Arah wajahnya dan juga lehernya. Wajahnya mulai memar, aku pegang bajunya, kemudian aku robek sampai ke bawah menelanjangi badanya kemudia ia jatuh tersungkur ke bawah, Aku mendengar istrinya berhenti berteriak ketika suaminya berhasil kujatuhkan. Karena masih emosi, aku injak injak punggungnya dan kakinya sampai Ia tak berkutik, Aku dipisahkan oleh Mang kardi yg kebetulan langsung datang ke tempat kejadian, kemudian beberapa saat kedepan sudah banyak orang - orang yg datang kesana, otomatis hendra dan tono di amankan oleh mereka semua.
Semua ucapan Kotor, kasar bahkan kebun binatang pun terdengar Dari mulut mereka, semua nama binatang di sebut oleh mereka. Aku melihat mbak wati yg justru terlihat tenang ketika suaminya sudah dijatuhkan, mungkin ia pun merasa kesal dan takut dengan suaminya yg gegabah ingin mencekik yayan.
Mungkin bila beberapa detik saja aku dan mang ujang tak bertindak, mungkin yayan sudah tewas. Mengingat darahnya yg banuak keluar dari kepalanya.
Aku menenangkan diriku dengan duduk di atas batu, aku melihat masyarakat sudah makin ramai yg datang, di antara mereka ada yg langsung teriak untuk dibawa ke polisi, ada oula di antara mereka yg ingin menghajar habis hendra dan tono itu. Karena yayan orang yg dikeroyoknya iti adalah asli pemuda sini. Namun beruntung bagi hendra dan tono karena pak lurah pun sedang lewat ke sini. Sehingga bisa meredam emosi warga yg hendak main sendiri.
Orang - orang kantor mulai berdatangan dan berkumpul di sekelilingku, mereka saling berbicara tentang alasan mengapa tono dan hendra senekat itu, jelas bahwa mereka tahu bahwa yayan yg melaporkan korupsi itu, jelas itu satu satunya alasan dia dikeroyok kedua orang pengecut itu.
Setelah agak lama aku duduk, datang mbak wati yg membawa minuman air mineral untuk aku minum, ia menanyakan keadaanku dan berterima kasih karena menghentikan suaminya sambil memberikan air minuman itu. Nampaknya ia baru selesai pulang mengajar. Karena ia masih memakai pakaian dinasnya saat mulai berbicara denganku.
Ia pulang ngajar siang INI karena merasa was was dengan suaminya yg dari semalam mabuk - mabukan dan terus menerus bicara ingin menghajar orang yg melaporkan perbuatannya diproyek ini.
Ternyata dugaannya benar...
Pantas dari tadi ia menjerit terus menerus dan merasa tenang ketika suaminya berhasil jatuh ke bawah olehku.
Memang beberapa akhir ini, aku sering bertemu dengan mbak Wati, ia terlihat seperti ingin bicara denganku, karena mungkin ia sudah curiga bila suaminya melakukan penipuan disini, dan terlihat dari raut wajahnya bahwa ia berharap agar aku tak menghukum suaminya bila memang 'benar' melakukan penipuan di proyekku.
Terakhir kami bertemu beberapa bulan yg lalu di pesta ulang tahunku, begitu pula dengan Sarah. Mereka mengobrol membicarakan suaminya masing - masking.
Awalnya, aku memang sudah berubah pikiran, bila hendra dan Toni sudah kembali dan bekerja dengan sungguh - sungguh, aku berniat untuk tidak melaporkan penipuan ini ke polisi. Meski aku dan Tim terus memantau mereka lewat CCTV yg Sudah disiapkan. Namun mereka malah seperti melaporkan diri mereka sendiri. Mereka menganiaya yayan. Seharusnya mereka tak gegabah apalagi berani mengeroyoknya ditempat publik seperti ini.
Aku melihat yayan yg terluka parah di bagian kepalanya karena mungkin hantaman tongkat, aku mulai berpikir kalo tono merasa dirinya seperi "Harley queen" versi pengecutnya. Kalo seandainya tak segera aku menyambak rambut hendra saat itu dan menjatuhkannya, mungkin seketika itu pula yayan tewas tercekik oleh lengan hendra dan juga pukulan tongkat tono. mungkin akan terus memukul yayan sampai mati.
"Kita harus segera ke kantor polisi boss.. Supaya cepet selesei.."
Ucap Mang Mardi yg sedang duduk dengan mbak wati yg berdiri didepanku, aku sudah mengumpulkan kesadaranku karena kejadian tadi. Kulihat mulai sangat ramai orang - orang datang ke sini karena penasaran atas apa yg terjadi. Aku memerintahkan Mang ujang agar yayan segera dibawa ke rumah sakit dan membawa hendra dan tono ke kantor polisi.
"Boss ga kenapa - Napa"? Tanya Mang kardi menanyakan keadaanku.
" enggak apa - apa.. Cuma tadi mikir aja.. Kalo tadi telat sedikit aja sama mang ujang bisa tewas si yayan dipukulin"
"Ckckck.. Katanya mereka tahunya dari orang dalem juga boss, mangkanya langsung ngeroyok, Mereka mabuk dulu sebelum ngeroyok, Tuh ada beberapa botol minuman di pos si tono"
Cuma orang stress dan ingin bunuh diri bila jam segini sudah mabuk, aku menggeleng - gelengkan kepala dan memberi tahu mang kardi agar mulai sekarang harus berhati - hati bila mencari pegawai.
Aku masih duduk di atas batu didekat bedeng, kulihat mobil yg siap sudah mengangkut yayan ke rumah sakit dan melihat hendra Serta tono dibekuk untuk di bawa ke kantor polisi. Mbak wati pun pamit kepadaku untuk ikut ke sana.
"Kita harus hadir bos, jadi wawancara saksi di B.A.P," ucap Mang ujang yg berjalan menghampiriku. Sebenarnya, aku malas bila harus menjadi saksi seperti ini, namun karena hanya aku dan mang ujang yg memisahkan mereka, terpaksa aku beranjak ikut ke sana.
Ini adalah pertama kalinya aku ikut B.A.P.
Mimpi apa aku semalam...
Yg tadinya aku sedang bersantai - santai melihat ryan, namun siangnya aku menjadi saksi dikantor polisi.
Life could be fragile.
Aku berniat ingin sekalian melaporkan pencurian digudang itu. Begitu pula dengan teman - teman yg hadir di sana.
Namun...
Aku memutuskan agar mereka diperkarakan pasal penganiayaan saja terlebih dahulu. Karena kami tak mempunyai bukti yg cukup bila menyertakan tuduhan penipuan itu, meskipun aku dan tim sedang berusaha memantau mereka sebelum kejadian penganiayaan ini.
Di kantor polisi, bergantian aku diwawancarai oleh polisi yg ada di sana. Sebagian aku sudah mengenal polisi - polisi di sana. Sehingga disamping wawancara, sering kami ngobro layaknya teman ke teman sambil menyeruput kopi yg sudah disediakan.
Baru Kali ini aku ikut B.A.P dikepolisian, ternyata prosesnya sangat lama, dan benar - benar harus detail. Karena menceritakan kejadian dari awal sampai akhir.
Waktu sudah menunjukkan pukul tiga Sore, namun belum selesai kami semua diperiksa.
Orang dirumah sangat khawatir namun aku mengabarkan bahwa aku baik - baik saja. Sampai ketika aku selesai dengan proses wawancara B.A.P Ku, giliran mang ujang dan mang kardi yg masih diperiksa.
Mbak wati kembali meghampiriku, dan kembali meminta maaf karena sudah merepotkan dari ulah suaminya itu.
Kantor polisi ini begitu luas, selesai B.A.P itu aku sedang berdiri di salah satu gubuk Warung yg sudah tak terpakai ini. Gerimis mulai turun, mbak Wati menghampiriku maaih dengan baju seragam khas pegawai negri sipilnya.
" Untung ada mas Ryan dateng mas, kalo ngga, aku bisa pingsan ngeliat tingkah suamiku itu"
"Ga apa - apa.. Senang urusan ini sudah selesai.." ucapku sambil melihatnya.
Dadanya begitu membusung penuh kedepan dari balik baju pegawai Negri itu, seperti pernah kubilang, ia memang little bbw. Padat berisi walau terlihat tak gemuk. Tonjolan tubuhnya penuh berisi dibebagai titik, terutama di sekitar dada dan pantatnya yg menonjol kebelakang. Meskipun setelah kejadian yg melelahkan ini, ia tetap terlihat enak dilihat walau dengan baju yg sudah terlihat lecek disana sini. Tonjolan tubuhnya yg little bbw Itu terlihat seksi dipakaian gurunya.
Ia memang menangis tadi, namun wajahnya tetap terlihat manis. Aku ingat terakhir ketika ia datang ke pesta ulang taunku memang terlihat menawan. Ia menghampiriku dan bercerita sedikit tentang suaminya. Ada ke khawatiran bahwa aku hendak melaporkannya ke polisi.
Begitu pula Sekarang...
Raut ke ke khawatir an itu masih ada ia berbicara kepadaku tentang kasus suaminya itu..
"Mohon mas ryan, kalo ada kasus yg lain jangan dilaporkan dulu, biar kasus ini aja dulu, dia pasti bisa mengambil pelajarN" ucapnya pelan.
Memang bila sekedar kasus penganiayaan, mungkin hukumannya hanya setahun, dua tahun. Namun bila ditambah dengan tuntutan kasus penipuan, hukumannya bisa ditambah sampai 5 tahun. Aku memang sudah berniat untuk menghentikan kasus ini dan tidak melaporkannya bila mereka kembali dan tak macam - macam lagi.
Namun irony...
Hendra dan tono yg menghajar habis yayan karena melaporkan perbuatannya, namun hendra Sekarang ditangkap bukan karena perbuatan penipuannnya itu. Ia ditangkap justru karena penganiayaan dengan menghajar yayan. Aku yg awalnya sudah mau melupakan kasus ini, Malah Sekarang tak disangka - sangka aku tetap mem B.A.P mereka karena kasus penganiayaan.
See...
This is how life's works...
Sesuatu yg tak disangka - sangka, Selalu terjadi. Kejadian yg tak terpikirkan sebelumnya, malah terjadi sekarang.
Beberapa bulan belakangan Ini merupakan bulan yg campur aduk buatku. Dimulai dari ryan, sampai dengan kasus proyek ini. Namun Perlahan - lahan menemukan titik penyeselaiannya.
This is it..
Confrontation... Finally over..
-----_---------
Hari sudah mulai sore, namun Mang kardi dan Mang ujang masih B.A.P didalam, mbak Wati sudah pamit untuk pulang ke rumahnya, dan sekali - Kali ia ingin mengundangku untuk bisa main ke rumahnya, sekedar bertemu dan mengucapkan terima kasih secara properly kepadaku .
Setelah berdiri diwarung kosong itu, Aku duduk dteras bersama teman - teman yg Ku kenal, saling menceritakan tentang kejadian detail yg sesungguhnya. Datang Teh lilis dengan bungkusan makanan yg disediakan untuk suaminya.
Aku menceritakan kejadian detail ke teh lilis. Namun Berkali - Kali Teh lilis keluar masuk kantor polisi untuk sekedar bertemu memenuhi permintaan suaminya lewat sms untuk memberinya makanan dan minuman selama B.A.P itu. Ia nampak lelah dan berkeringat dengan Baju terusan warna coklatnya dan tas kuning gadingnya beserta jilbab silvernya yg ia Pasang seadanya.
Setiap kami bercerita tentang kejadian itu, selalu terhenti dengan telepon suaminya yg minta dibawakan makanan dan minuman untuknya. Lama kami menunggu dan mengobrol sehingga teman - teman yg lain pamit pulang. Aku menghitung sudah sekitar Lima Kali Teh lilis bulak balik menemui suaminya didalam.
"Masih lama"?
Karena mungkin kelelahan, terusan warna coklat itu mulai terlihat basah oleh keringat disekitar Bahu dan samping perutnya. Susunya yg montok menonjol kedepan, tercetak dari terusan coklat yg tertutup itu. tampilannya terlihat sangat ayu walau ia berkeringat dan kelelahan. Malah menampilkan wanita yg menggairahkan dengan jilbab silver yg ia pakai seadanya itu.
"Masih.. Soalnya masih cerita bab pemukulan gitu " ucapnya duduk di sebrang meja, karena kami sama - sama kembali ke Warung kosong in.
"Ohh.. Sebentar lagi"ucapku.
"Udah beres donk masalahnya"?
Tanya teh lilis setelah dari tadi mendengarkan panjang cerita detailku meski harus bulak balik menemui suaminya.
"Kayaknya .. Ga tau deh Mang kardi, masih mau memperkarakan perihal penipuan atau ngga..' ucapku.
"gimana boss lah, mending udahin aja ... Cape tau B.A.P kaya gini".
"Bener.. Kasian teteh.. Dari tadi disuruh bulak balik terus.." Ucapku senyum.
"Heeuhhh beneran, gempor aku dari tadi.."
Aku dari tadi tak memikirkan hal yg aneh - aneh, namun setelah melihat teh lilis membuka lubang atasan bajunya, kemudian ia meniup - niup sendiri tubuhnya lewat lubang terusan dan wangi tubuhnya sehingga tercium olehku.
Hmmm.. Aku menciumnya sambil merasakan ada yg mulai bergerak di bawah perutku.
"Emang teteh abis dari mana tadi.."?
"Keringetan banget, tadi sebelum kesini aku nge - gym dulu.."
"Tadi.. ?"
"Iya.. Bareng ibu - ibu tadi.."
"Pantesan basah" ucapku melihat terusan yg basah oleh keringat itu. Ia berhenti meniupi tubuhnya. Baju terusan gamis coklat itu terlihat "lecek" dan tanpa sengaja gamis yg 'lecek' itu malah mencetak Payudaranya menonjol kedepan, besar dan montok. Dihalangi jilbab silver yg acak - acakan itu. Terusan gamis coklat itu itu sudah terlihat titik basah dimana - mana. Otomatis tonjolan toketnya lebih jelas terlihat, ditambah basah oleh keringat. ia masih mengipas - ngipasi lehernya dengan telapak tangannya.
Aku mulai hilang konsentrasi.
Entah teh lilis sedang cuek, atau memang diam, karena mataku mulai terang terangan melihat tonjolan indah itu.
"Demi Suami Teh.. Harus mau berkorban.. Harus keringetan buat suami"
ucapku mengingatkan suaminya yg sedang B.A.P didalam.
"Hihihiii.." Ucap Teh lilis mencubit lenganku, "Pinter kamu"..
"Teteh kan abis nge-gym" ucapku sambil melihat telapak tangannya yg masuh mengipasi lehernya.
"Teruss.."? Ucapnya pelan Dan senyum.
"Koq ga keliatan sih"?. Tanyaku.
" apanya?"
"Ototnya..."
Mendengar pertanyaanku itu, Teh lilis malah menyempitkan kain terusannya disekitar lengan, sehingga Dari balik kain ITU terlihat otot lengan yg terlihat sangat kencang, alur otot seksi itu lebih jelas terlihat karena basah oleh keringat.
"Adaa lahh, tuh liat... Ada kan ototnya?" Ucapnya pelan Dan Kontolku mulai kencang melihat cetakan otot seksi itu dibalik kain lengan gamisnya. Aku mulai mendesah pelan, lilis tersenyum, aku mulai tak perduli dengan suaminya yg sedang B.A.P didalam sambil bilang.
"kalo ga dibuka, boong, pasti teteh udah jarang latihan"
"Hmmm.. Aku udah lelah - lelah ngurus suamiku, nge -gym , ngebantu suamiku, pasti lah makin kebentuk... Nihh"
Lilis meyingkap kain lengannya ke atas, menelanjangi lengannya yg berotot itu dan terlihat berkeringat, oh.. Ternyata makin kencang, tak kuasa aku melihatnya Dan mulai meremas kontol kerasku.
"Making kenceng kaan " ucapnya pelan sambil mulai menurunkan kain lengan itu kebawah.
"Ahh Bener.. Ga sia - sia ngebantu suami.. Ototnya makin kenceng" ucapku nakal
Teh lilis melihat hapenya, dan melihat ke arahku "kan demi Kesayangan.. Kamu yg bilang kan?"
Ia berdiri sambil melihat hapenya dan bilang " tuuhh.. Dia bilang butuh minuman lagi.."
"Harus keringetan buat suami kan" ?ucapnya lagi sambil mengangkat kembali kain lengannya lagi keatas, menampilkan lengan telanjang berototnya yg hot itu
"Biar makin kenceng" bisiknya pelan
Ia turunkan lagi kain lengan itu dan hendak pergi meninggalkanku menuju Suaminya, namun sebelum ia pergi, ia nampak kaget karena melihatku meremas remas kontol dibalik celana ini. "Ihh" ucapnya pelan Dan pergi ke dalam.
_-_________
Aku senang karena karena teh lilis keluar dari kantor itu berdua dengan mang kardi, menandakan bahwa ia sudah kemudian B.A.P.
Hari sudah menunjukkan pukul lima sore, mang kardi terlihat kelelahan, bahkan ketika aku tanya bagaimana pemeriksaannya, ia mengajakku agar mengobrol di rumah saja. Karena jarak kantor polisi ini sangat dekat dengan rumahnya yg hanya beberapa blok saja dari sini.
Kebetulan ketika kesini aku memakai mobil milik mang kardi, kemudian aku ikut bersama dia dan istrinya ke rumah untuk beristirahat.
Sampai disana..
Ia memesan makanan. Ia bertanya kepadaku terlebih dahulu tentang menu yg ingin aku makan. Namun aku menyerahkan sepenuhnya ke tuan rumah. Setelah sampai sana Kami mulai duduk diterasnya sambil mulai membicarakan pemeriksaannya tadi. Teh lilis naik ke atas untuk beristirahat.
Mang kardi menyalakan rokok sambil duduk ngobrol denganku sampai - sampai is bertanya.
"Boss Yakin, Ga mau memperkarakan penipuan itu,?.."
Tanyanya sambil menghisap rokok dalam - dalam. Matanya terlihat celong seperti orang yg kurang tidur. Aku yg sama - sama sedang menghisap rokokku langsung menaruh abunya di asbak, belum bisa menjawab pertanyaannya karena belum yakin dengan jawaban yg pasti ku lontarkan. Mang kardi meneruskan obrolannya.
" Soalnya tadi polisi nanya ke saya.. motif pemukulannya itu apa"
" Terus jawabnya apa?.." Tanyaku
"Aku bilang aja mungkin dendam pribadi.. Kan boss yg bilang supaya jangan dibuka terlebih dahulu"
"Bener.. Soalnya disamping bukti belum kuat.. Saya dititip istrinya tadi,." Ucapku
"Itu sih sih saya terserah boss," ucapnya sambil membuka jaketnya dan mulai membuka kancing kemejanya ke samping.
"Yang jelas.. Polisi masih mengorek ngorek motif pemukulan itu, kayanya mereka curiga deh boss, kalo mereka meninvestigasi gimana".
" Kita atur rencana nanti, Sekarang kita siap - siap sidang aja nanti"
"Kapan boss Katanya?"
"Belom ditentukan.. Kalo uangnya kenceng biasanya cepet ngurus laporannya."
Mang kardi tertawa kecil sambil pergi kebelakang untuk menaruh pakaian kotornya dan ia terlihat pergi ke kamar mandi hendak mencuci wajahnya.
"Usaha pasirnya gimana boss"? tanyanya Dari belakang.
" lancarr.." Masih tahap pengembangan.
"Paah.. mesen makan apaa"?
Terdengar suara teh lilis Dari lantai atas, aku melihat ke atas dan melihat Teh lilis sedang berdiri di railing besi tepian lantai atas. yg melihat kebawah, tepatnya mengarah ke arahku yg duduk diteras, namun is tak melihat Suaminya, karena sedang kebelakang mambasuh wajahnya. Aku bisa melihat belahan toketnya yg besar Dari sini. Karena gamis yg ia pakai tadi, terbuka keseluruhan kancing atasnya, ia berdiri menampakkan belahan susunya yg besar, aku bahkan bisa melihat kalo belahan toket itu basah karena keringat.
" lagi mesen, nanti di anterin"
ucap suaminya Dari belakang, Teh lilis masih berdiri dilantai dua melihatku, Baju terusan yg tertutup itu benar - benar "tidak" tertutup lagi. Menampakkan sebagai besar Dada besarnya yg hampir telanjang, nafsuku memuncak, teh lilis hanya terdiam ketika tanganku mulai meremas kontol ini.
Ia terdiam melihatku namun tak melarangku, Karena mungkin pikirnya, percuma bila ia melarangku, Aku tetap meremas kontolku melihat toketnya meski ada suami di sampingnya.
Teh lilis masuk kedalam. Aku melihat Mang kardi masih dibelakang, dengan perlahan Aku mulai bangkit berdiri dan beranjak naik ke tangga ingin melihat toket montok Teh lilis itu.
"Nanti Kalo boss ngebatalin, kita ga usah diperiksa lagi"
Ucap Mang kardi yg suaranya menggema di bawah, namun aku sudah berdiri di atas, dilantai dua kamarnya, atau lebih tepatnya, dekat dengan kamar nikahnnya, aku yakin teh lilis ada di kamar itu.
"atur aja mang, biar ga usah diperiksa lagi cape" ucapku yg masih sadar dengan menjawab pembicaraannya.
"Loh.. Boss di atas.?."
Tanyanya dari bawah, aku mengintipnya dari atas dan melihatnya kebawah melihat dia mengusap rambutnya yg basah itu dengan handuk dikepalanya.
"Iya mang.. Mau liat - liat dibalkon dulu di sini.. " ucapku.
Aku melihat kedalam kamar, aku bisa melihat ke dalam kamar, pintunya terbuka, namun terlihat gelap di kamar itu. Beruntung ada sinar matahari yg sedikit menyinari kamar itu dari jendela atas, Aku berjalan lebih mendekati kamar itu dan berdiri di pintu dan melihat kedalam, oh my....
Lilis sedang telanjang didepan cermin Di ruangan kamar yg agak gelap itu, namun sinar matahari yg menyinari kamar ITU dengan jelas aku bisa melihat bentuk pantat "shape love" nya yg montok besar itu menantang ke arahku.
Lilis melihatku yg melihat telanjang pantat montoknya meski Suaminya masih terdengar bla - bla - bla dibawah, namun ia diam, Dan membiarkan mataku menikmati pemandangan boolnya yg besar Dan montok itu, bahkan terlihat berkeringat.
Seharusnya lilis memakai kembali gamis coklat itu ketika mendengar suaraku tadi. Tidak pantas sebagai seorang istri membiarkan bool montok telanjangnya itu itu dilihat boss suaminya bukan ?.
Apalagi disusul suara suaminya yg jelas memggema dari bawah, namun sikao diamnya, membuat kontolku tersiksa dibalik celana ini, ia membiarkan mataku menikmati tubuh telanjangnya di depan kaca itu. Oh my..
Suaminya terus menggema dibawah, ia mentapku lewat cermin, mata itu seakan - akan berkata " percuma aku melarang boss suamiku ini.. Toh dia tetap ngaceng melihatku dan tak perduli meski suamiku sedang bersuara dibawah."
Teh lilis memakai branya dengan bra yg berwarna hijau toska, dengan gerakan pelan membungkus toket besar itu, dan ber-tahi lalat kecil dengan perlahan ia melihatku.
Oh my... Do not try this at home "
ucapku senyum dalam hati dalam hati.
"Boss.. Makan nih.. Udah dateng "
Aku beranjak pergi dari pintu kamar itu menyusul suara yg memanggilku. Masih dari lantai atas, aku melihat ke bawah ada suaminya yg mulai membuka bungkusan makanan. "Duluan.. Mssih santai disini..". Ucapku.
AKu beranjak kembali ke pintu kamar itu, namun teh lilis sudah tidak ada didepan cermin, ia tiduran di atas kasur, hanya memakai bra hijau toskanya tadi dan bawahin yg tertutup kain tipis. Dia diam saja dengan kehadiranku. Suasan sepi dikamar itu dengan cahaya matahari yg sedikit menyinari kamar itu sehingga masih jelas aku melihat tubuh kencang nya yg berkeringat itu terlihat seksi dan kencang. Aku langsung membuka sletingku Dan tanpa basi - basi mengeluarkan kontolku dan Ku kocok - kocok melihatnya,
Kontolku sudah sangat besar dan keras mengacung ke arahnya.
Melihat aku mengeluarkan kontolku, lilis malah mengangkat kedua lengannya ke atas, menampakkan otot lengannya yg seksi itu, membuat Aku Semakin cepat mengocok kontolku disampingnya.
Dengan posisi itu, otomatis ketiaknya terlihat, ah ketiak itu dihiasi bulu - bulu keriting yg pendek. Nampaknya lilis mencukur ketiaknya agar tidak terlalu lebat. Namun tetap terlihat sangat seksi membuat Aku mendesis dalam melihat keseksiannya, begitu terlihat rimbunan ketiak pendek itu itu membuat Aku mendesah lebih dalam sambil mengocok kontolku.
Akhhh ahhhshhhhh
Tak perduli dengan suaminya yg sedang menyajikan hidangan di bawah, aku lebih suka dengan hidangan di atas.
"Boss.. Kalo udah mau makan kebawah yaa.."
",yaaa"
Ucapku sambil menghampiri lilis yg sedang tiduran dengan posisi itu, aku masih mengocok ngocok kontolku ketika menghampirinya dari arah samping,
Sampai di sana, lilis terdiam ketika kontolku sudah mengacung kerasa diatas wajahnya. Perlahan ia menjulurkan lidahnya untuk menjilat kepala kontolku.
Ahh shhhh, Aku merasa ada benda lunak yg basah menyapu bawah kontolku.
Terlihat Begitu seksi dia dengan tangan yg masih di atas, memperlihatkan ketiaknya yg rimbun dengan lengan ototnya yg seksi, serta lidahnya menyapu -nyapu bawah kontolku. Ahh shhhh.
Aku tempelkan kontolku di atas lengan berototnya itu, sangat basah aku merasa karena keringatnya, aku gesek gesek ketiaknya yg rimbun dengan keseluruhan batangku, Dengan ujung kontolku yg memaksa masuk kedalam mulutnya.
Lilis membiarkan kontolku yg di jejalkan me mulutnya, aku merasakan lidah yg lembut, dan ludah yg hangat, Dan kenikmatan mulai menjalar di seluruh kontolku.
Ahhhhhh shhhhhhh.
Lilis mulai memaju mundurkan kepalanya miring mem - blow dengan posisi tangan masih di atas kepalanya. tanpa tangan, ia hanya me - maju mundur kan kepala, mencaplok kepala kontolku, sambil melihat pemandangan otot seksi kencang milik istri kardi ini, dan juga ketiaknya yg rimbun,
Ohh, langsung aku raba toket besarnya itu Dari balik bra hijau toska itu. Ruangan kamar nikahnya ini, mulai dipenuhi oleh desahan - desahan nakal kami.
hmmm.. Mmhhhh
akhhhh shhhh,..
Ada sekitar dua menit kami melakukan hal ini, aku mendengar suara kardi yg memanggil Dari bawah, bury - bury Aku melepaskan sepongan kontolku dimulutnya, " Plopp".
Matanya terlihat sayu, mulutnya penuh dengan ludah Dari blow job terlarang itu.
"Boosss.. Hayuu.. Turuun" ucap suaminya Dari bawah.
Aku menjilat lengan berotot itu. aku jilat erotis sampai sampai ke ketiaknya, ahhhh shhhhh. Aku raba gunungan toket besar ITU Aku meremasnya gemas, lilis mendesah "ahhhh" kemudian meninggalkanku pergi meninggalkannya.
Dibawah Mang kardi Sudah menyediakan bakmi ayam khas daerah sini, sempaT aku tak nafsu dengan hidangan ini , karena sudah hilang fokus dengan hidangan yg di atas. Namun aku mulai nimbrung dengan Mang kardi sesudah aku merapihkan diriku terlebih dahulu sebelum Aku turun.
Man kardi Dan Aku ngobrol - ngobrol sebentar sambil mulai menyantap bakmi ini, take terasa sampai bakmi kami habis Teh lilis belum turun kebawah, karena lama ia di atas, suaminya mulai memanggilnya.
"Maahh.. Turunn.. Hayu makaan " ajak suaminya.
Ada Beberapa saat kemudian akhirnya terdengar suara orang yg mulai turun kebawah, Teh lilis datang dengan kaos Hiram seksi tanpa lengan berdada rendah menghampiri kami, bawahnya hanya memakai handuk ungu yg menutupi sampai setengah paha atasnya, tubuh milfinya jelas terlihat, dengan otot lengan seksi itu, mataku jelalatan melihan lengan istri kardi yg kujilat tadi
"Papah beli apa"?
" bakmi.."
Teh lilis terlihat kurang senang dengan pesanan Suami nya itu.. Ia menaruh m
Kedia tangan diatas pinggangnya sambil bilang..
"Mamah belum makan nasi looh pahh.. Takut sakit perut.. Beli nasi dulu giih.."
Mang kardi terlihat sedikit menggerutu sambil bilang.
"Kan sama aja maah.. Makan berat juga sama.."
"Ngga mau.. Mau makan nasi aja" ucap istrinya cuek.
Mang kardi kembali menggerutu Karena istrinya ingin nasi itu. Ia langsung memanggil anak buahnya namun beberapa memanggil, tak kunjung datang. Terpaksa mang kardi berdiri hendak beli nasi sambil bilang..
"Dasar ibu - ibu.. Repot lah.. mau makan apa menunya?"
Teh lilis menyebut salah satu jenis menu favorit yg hendak ingin dibeli oleh suaminya, untung kami sudah selesai makan bakmi ini.
Namun tanpa Sadar, mang kardi ternyata seperti melotot ke arah istrinya, yg memakai pakaian seksi itu di depanku, ia seperti memberi isyarat agar menutup lengan telanjangnya itu. Teh lilis tersenyum sambil mencium pipi Suami nya , dan segera ia mengambil sarung di atas sofa untuk menutupi tubuh istrinya yg seksi itu.
"Tinggal dulu ya boss.. , ibu - ibu biasa.. Repot.." Ucap nya
"Santai Mang.." Ucapku.
_-__________
Mang kardi beranjak keluar menuju motornya, istrinya duduk di atas sandaran sofa sambil melihat tivi, setelah melihat kardi pergi.
Teh lilis menatapku yg sedang duduk disofa memakai kaos basket yg pretty much memperlihatkan biceps hasil latihan selama INI.
"Enak aja ibu - ibu.."
Ucap Lilis memprotes ucapan suaminya tadi.
"Masih kenceng gini dibilang ibu - ibu"
Lanjutnya sambil membuka sarung yg menutupi lengannya, ia buka sarung suruhan suaminya itu menelanjangi lengan mulusnya berotot kencangnya, melihatnya nakal seperti itu, kontolku ngaceng seketika, jarang aku melihat lengan sekencang itu..
"Iya kan Ryan"?
Tanyanya sambil berpose mengusap - usapkan lengan mulus kencang dan berotot itu..
" iya tehh" ucapku sambil mulai memegang batangku dan meremasnya,
Ia angkat lengannya Keatas, ketiak seksinya seketika membuat aku mendesah dalam, ia melihatku sambil tertawa nakal ,"hihihii'
"Kalo nggak, mana mungkin kamu ngeremes remes itu"
Pose seksi dengan memperlihatkan lengan telanjang dan ketiaknya itu seakan - akan berbisik "Gw enak di ewe"
"Aku ga ngaceng koq Teh?" Ucapku sambil menggodanya mengeluarkan kontolku keluar dari celanaku yg sudah terlihat panjang dan sangat keras mengacung ke atas.
"Masa sih?"ucapnya manja Dan sayu masih memperlihatkan ketiak telanjangnya
"itu apa yg gede banget ?". Sayunya.
"INI buat bikin teteh ngejerit"
"Hihihihii.. Masa sih" ucapnya tertawa nakal.
Teh lilis menghampiriku, ia turunkan lengannya menyentuh lenganku, ia mulai mengusap bisepku dan tersenyum sambil melihat kontolku yg ngacung ke atas Dan melihat Tanganku naik Turun mengocoknya.
Sambil melihat kontolku dan masih mengusap bicep ku, teh lilis dengan perlahan ia mulai membuka bagian handuk yg menutupi bagian bawah tubuhnya sehingga jatuh kebawah. ohh.. Aku melihat cangcut kecil disana, Cangcut kecil yg berwarna hitam yg membungkus bagian memeknya. Cangcut itu bermotif menerawang sampai - sampai aku mendesah keras melihatnya. "Okhhh"
Teh lilis tersenyum melihatku yg sange melihat bawah tubuhnya, ia raba kontolku Dan mulai mengocoknya sambil mendesah "uhh keras banget".
Ia mulai membicarakan suaminya sambil menarik kaosnya kebawah sambil bilang
"berarti dia salah yah, ngatain aku ibu - ibu"
Sambil bilang itu Ia tarik perlahan kaos tak berlengan itu kebawah memperlihatkan belahan susu montoknya yg dibungkus bra hijau toska yg dia pakai didepan cermin tadi, serta membiarkan mataku jelalatan nafsu melihat toket montok milik kesayangannya itu.
"Iya Teh"
"Dasar orang tua, susah" lanjutnya pelan.
Teh lilis mengocok ngocok kontolku Dan mulai menempelkan lengan nya yg berotot ke lenganku sambil berdesis "uhh".
Aku melihat lengannya yg berotot itu pelan - pelan di gesek - gesekan dengan lenganku, aku merasakan nuansa yg amat erotis, betapa serasinya lengan berotot istri kardi ini bergesek - gesek dengan lenganku, serta tangannya tak berhenti mengocok - ngocok batangku naik turun , belahan toketnya yg besar itu sangat dekat dengan wajahku, aku mulai bisa mencium aroma tubuhnya yg berasal dari toket itu, aroma yg membuat batang kontolku nge -twicht setiap kali dikocok tangannya. Belahan toket montok itu dekat sekali dengan wajahku, dengan nakal aku mulai menjulurkan lidahku, menyapu toge besarnya yg sebelah kiri sambil membasahinya, dibalas dengan desahan 'ah' manjanya yg sangat indah dikupingku.
"Aku enak di ewe, Kalo ga, ngga mungkin kamu gaceng segede gini.." Bisiknya pelan.
"Ahhhh, iya Teh" ucapku sambil terus menyapu nyapu lidahku disekitar Dada montoknya. Aku angkat lengan Ku ke atas merogoh toketnya itu ke luar, Dari belahan bungkus bra hijau toskanya itu, langsung kulihat puttingnya yg kecoklatan, aku julurkan lidahku menyapu - nyapu putting coklat itu, dan menyapu - nyapunya ke atas susunya sampai leher.
Uuhhh...
Uuuhh...
Uuhhh..
Uuhhh..
Istri kardi itu kelojotan tak terkira, semakin kencangnya dia membalas kerasnya kontolku dengan semakin keras ia mencengkram batangku dengan kepalan tangannya.
" kamu ga bakal puas" ucapnya perlahan sambil tangannya bermain disekitar panjang kontolku.
"Aps Teh"?
"Kamu ga bakal puas," ucapnya lagi sambil melihatku yg melanjutkan sapuan lidah ditoketnya" shhh dia ga bakal pergi lama.. Bentar lagi dateng" lanjutnya.
"Masih ada waktu" bisikku.
"Kamu mainnya lama.. di tengah - tengah main.. Dia dateng.. ngeliat bininya di ewein kamu.. Gitu?"
"Okhhh shhhhhh" ucapku mendengar omongan nakalnya sambil merasakan kocokan tangannya semakin keras lagi ditengah - tengah batangku.
"Slrupp" biarin dia ngeliat "slrupp" ucapku mencaplok susu montoknya. Lilis bukannya takut ia Malah menerima tantanganku dengan mendesis lebih kencangnya diruangan tengahnya INI.
UUHHH UHHHHH UHHHHHHH
lilis langsung menciumku, bibir dan lidah Kami langsung saling membetot dengan keras Dan liar diruangan INI, tangannya tak Henti - hentinya mengocok kontolku.
"Buka ketiaknya beb" bisikku pelan ditengah - tengah ciuman panas itu.
"Baunya enak yaa?" Godanya pelan sambil ngocok - ngocok kontolku.
"Iya beb"
Lilis menganngkat tangan kanannya ke atas perlahan memperlihatkan ketiaknya "ohh.. Ototnya seksi banget beb". Teh lilis tersenyum melihat wajahku yg sange melihat ketiaknya dan pemandangan lengan kencangnya yg berotot.
Langsung Aku jilat ketiak itu merasakan aroma istri kardi ini sambil mendengar desisnya yg seperti orang yg benar - benar kepedesan " OOHH SHHH OHHH SHHH".. " nafsu banget kamuu yaa" lanjutnya gemas.
Masih merasakan aroma ketiaknya, kubetot Cangcut kecil hitam itu ke bawah sangat keras dan liar sampai - sampai ia menjerit "EUWW' . Dengan keras dan kasar kutampar pantat istri kardi ini
PLAKKKK
" AHHHH.. lbhss shhhkrshhh" racaunya tak jelas karena ketika kugampar wajahnya menempel dileherku.
"Maaf sayang? Coba yg jelas"
Lilis perlahan berdiri, mengangkat lengannya kembali memperlihatkan ketiak panasnya
"Lebih keraass" jawabnya jelas.
PLAKKKKKKKKK
"AHHHH LAGII"
"PLAKKKKKKKK
"AHHH"
Tamparan itu seperti bahan bakar untuk birahinya, ia langsung berjongkok meludahi batang kontolku banyak - banyak Dan menggesek - gesek bibirnya disana, setelah membasahi batangnya ia angkat lengan kanannya ke atas dan meng-uwel uwelkan kepala kontolku yg basah di seluruh ketiaknya dan langsung ke atas menuju keseluruhan lengan berototnya yg kencang dan ia pukul - pukulkan batangku kontolku itu disana. "Tuk tuk tuk".
"Ahhh SHHH shhhhh"
Sambil melihat mataku lilis masukan kepala kontolku itu masuk ke dalam mulutnya, Tanpa basa - basi, ia jejalkan batang kontolku masuk sampai ke dalam tenggorokannya. "Glup Glup Glup Gluppp". Oh suara deep throat nya percis seperti film bokep yg pernah Ku tonton saat muda, terlihat sangat liar dan ditambah matanya yg tak lepas dari pandangan mataku saat ia menjejalkan batangku itu dalam - dalam ke dalam tenggorokannya.
" uhuk uhukk Khooookhhh shhhhhh uuuuhhhhhh" ia ludahi kembali saat kontol itu dikeluarkan dari dalam mulutnya, ia lepaskan tatapannya dari mataku menuju batang kontolku yg ia kocok dengan kedua tangannya, bahkan sebagian ludahnya jatuh ke sekitar toketnya yg montok itu. Mulutnya basah oleh ludahnya sendiri, dahaknya yg membasahi kontolku begitu nikmat menjalar diseluruh tubuhku.
"Ngewe ditempat kamar kardi aja yuk" ajaknya nakal sambil mengocok - ngocok kontolku.
"Ditempat teteh tidur sama kardi ?"
"Hmmm - mmm "
"Tapi kan itu kamar nikah teteh"
"Biarin... Dia ga pernah bisa bikin aku keringetan.. Kontol kamu pasti bisa.." Ucapnya liar sambil perlahan kepalanya Turin tepat disekitar pelirku ia jilat jilat ia masukan satu pelirku dan menghisapnya sambil meremas kontolku dan melepasnya " plopp
"Lagipula.... Dia ga bakal nyangka , Kalo bininya di ewein dikamarnya sendiri, iya kan? Ucapnya nakal
" di ewe bossnya "ucapku menyempurnakan kalimat.
" hihihihiiii"
Ia memperlihatkan ketiaknya lagi dan ia jejalkan dikeseluruhan batang kontolku.
"Kamu seneng kan ngeliat ototku Ryan. Kamu pangen ngentotin cewe kenceng kaya Aku ngga hmmm" godanya
"Ahhhh" balasku penuh gairah dengan meremas toketnya.
"Elu ngaceng ngeliat bini anak Buah elu ya, elu gacengin pake kontol gede lu, elu ngaceng ngeliat otot kenceng gw, iya kan ?
Lilis berdiri membelakangiku, ia berjalan ketangga dengan goyangan pantat montoknya ke kiri dan ke kanan memenuhi mataku menikmatinya book montoknya.
"Mau ikut ngga" ucapnya godanya sambil tersenyum. Aku mengikutinya sampai ke atas.
Di atas kulihat lilis duduk di atas kasur suaminya sambil bersandar dengan kedua tangannya yg berotot, is telanjang bulat. Nampaknya ia sudah membuka bra warna hijau toska itu selama berjalan ke atas tadi. Dibawah cahaya lampu kamar ia sedikit remang itu ia sudah terlihat sedikit basah.
"Belum apa - apa udah keringetan gitu?" tanyaku sambil membuka celanaku dengan memperlihatkan kontolku yg ngacung keras ke arahnya.
"Gara - gara kontol kamu" ucapnya pelan.
Aku hampiri ia yg duduk diatas kasur itu, kedua tangannya yg ia jadikan sanggahan.
"Lagian suami teteh ngapain ngatain teteh ibu - ibu " ucapku dan aku mulai meng-uwel toket montoknya dengan batang kontolku hingga ku usap - usapkan batang kontolku merasakan lembutnya toket itu. Aku uwel - uwel toket itu dengan berbicara terpisah - pisah " toket - kenceng - gini - koq - dibilang ibu - ibu" ucapku nakal.
Teh Lilis tersenyum "maklum udah tua" ucap lilis nakal sambil mulai mengangkat lengannya dan menempatkan kontolku ditengah - tengah togenya, ia apit dengan kedua toket itu dan mengeluarkan ludah, membasahi batangku
' lagian.. Kontolnya ga segede kamu shhhhhh" .
ucapnya binal, dengan itu, aku naik turunkan kontolku yg dijepit ditengah kedua toketnya itu.
ahhhh ahhh ahhh ahhh shhhh
ahhhh ahhh ahhh shhhh shhhhh
Terus aku entot toketnya yg montok itu sampai - sampai ranjang nikah itu bergoyang.
Teh lilis melepaskan jepitannya, dengan seksi ia membelakangiku memperlihatkan pantat montoknya sambil bilang ",mau ngerasain ngga". Ucapnya manja sambil tersenyum membelakangiku, aku usap pantat berkeringat, aku tabok dengan kedua tanganku menghantam kedua pipi pantat itu sangat kerass..
" PLAAAKKKK" SHHHH uhhhhhh
Aku posisikan kontolku didepan gerbang memeknya, "ahhh.. Pelan sayang" ucapnya saat kepala kontolku mulai masuk ke dalam, aku benamkan keseluruhan kontolku memasuki memek yg terasa sempit basah itu.
Aku bisa melihat lilis memejamkan matanya dalam - dalam saat keseluruhan kontolku masuk jauuhh kedalam memeknya dari belakang ini, disertai lenguhan panjang dan ia benamkan wajahnya di atas kasur suaminya sambil berteriak.. "UUUUUUUUUHHHH udah berbulan - bulann AHHHHHHH pusingku hilaaang ".
Kamar itu dipenuhi lenguhan dan jeritan manjanya saat ke entot ber - tubi tubi dari belakang. Disertai pemandangan pantat semoknya yg bergoyang - goyang. Ada bekas tamparan merah dipipi pantat itu, yah.. Tamparan birahi yg sangat keras ku hujami bertubi - tubi dipantat montok itu seiring bergoyangnya pipi itu saat ku ewe
"Ahhh gilaa.. Daleemm" jeritnya manja
Ahhh ahhhhhh ahhhhh ahhhhh
Ooohh fffuckkk, aku merasakan nikmat ketika pantatnya balik mengentotiku.
Hampir sepuluh menit diposisi itu, aku mendengar suara motor yg datang dari bawah di sekitar halaman rumah, "ohh suaminya pulang" ucapku nakal dalam hati, aku masih enak menghujami memek istrinya ini bertubi - tubi, memek yg masih sempit untuk ukuran kontolku,
Mendengar suara motor itu, teh lilis melihatku ke belakang, ia berdiri membelakangiku dengan batang kontol yg masih menancap didalam memeknya. Aku jilati lehernya dan meremas toketnya tanpa memberhentikan goyanganku "Tuuuh kaan benerrr.. Kamu belum keluar, dia udah dateng shhhh." ucapnya
Shhhh shhhh shhhhhh shhhhhh
Shhhhh shhhh shhhhh shhhhhhh shhhh
"Kamu lama banget sih sayaang mainnya" ucapnya lagi sambil ku terus aduk - aduk memeknya bertubi - tubi tanpa henti dan lebih cepat..
Plok plok plok plok plok plok plok plokkkk..
Saat mendengar suara suaminya diluar, aku segera keluarkan dan tumpahkan pejuku dalam - dalam kedalam memeknya, akhhhh akhhhh SPLASSSHH crottt,
Kontolku berkedut kedut didalam memeknya "AKHHHH GAAWWDDD".
Masih berkedut, lilis mencium pipiku dari belakang, dan kucabut kontolku saat kedutannya berhenti, pelan tapi pasti, spermaku mengalir membasahi pahanya, tubuh kami bermandikan keringat, aku tersenyum sambil memakai celanaku, dan lilis tersenyum kesal sambil melihatku dan melemparkan selimut tidyr ke arahku sambil bilang " liat perlakuan kamu nih" Ucapnya, sambil menunjukan lelehan sperma yg mengalir di pahanya. "Apa yg harus di jelasin kalo dia ngeliat ini". Omelnya sambil memakai lagi kaos tanpa lengannya dan cangcut kecilnya, aku beralih ke jendela balkon kamarnya melihat ke halaman rumahnya, kulihat mang kardi sedang mengobrol dengan seseorang dihalaman bawah rumahnya, kami bisa mendengar suaranya dari atas.
" suruh dia icip pejuku teh kalo dia ngajak main" ucapku nakal, sontak teh lilis melempar lagi dengan gesper yg ada di kasurnya. "Sanaaa" usirnya agar aku segera turun, aku beranjak keluar kamar reh lilis beranjak menuju kamar mandinya.
Saat perjalanan menuju bawah, aku bisa mendengar suara mang kardi dengan orang yg tak aku kenal itu masih mengobrol diluar, aku merapihkan diriku dan menyeka keringatku, namun saat aku hendak keluar , aku mendengar dengan keras ucapan yg membuatku kaget..
"Pokoknya.. Gw ga mau tau kar.. Kalo boss ryan ga ngelapor pencurian si hendra .. Gw acak - acak tuh proyeknya.. Atau kalo da kesempatan, gw langsung bunuh si hendra langsung.. Nanti pas di kehakiman"
Itu adalah orang yg berbicara dengan mang kardi sore itu. Dia sangat terdengar begitu marah dan emosi terhadap hendra, namun yg membuatku kaget, kenapa dia menyebut - nyebut proyekku, bahkan bilang ingin meng-acak - acak?.
"Stttttt dieem.. Jangan keras - kerass, boss ryannya di dalem" ucap mang kardi pelan. Tadinya aku igin keluar untuk menemui mereka, namun aku memutuskan untuk bersembunyi dibelakang pintu mendengar percakapan mereka berdua.
"Dia di dalem" nadanya berubah menjadi pelan.
"Iyaa.. Pkoknya lu sabar aja, jangan terlalu emosi tar rencana elu berantakan" ucap kardi.
Aku merasa seperti ada yg mual diperutku, apa yg kardi dan orang ini rahasiakan,
"Gw udah nyuruh si yayan bongkar rahasia, waktu elu jalan - jalan mandi air panas itu.. tapi hendra sama tono langsung tau, langsung nyerang lagi, kalo gw lagi ama siyayan.. Langsung lewat tuh si hendra ama si tono gw yakin.." ucapannya pelan dan berapi - api.
Loh, orang ini tau kasus hendra dan tono, bahkan dia sendiri yg nyuruh sms yayan ketika aku dan mang kardi jalan - jalan di pemandian air panas ketika anaknya ulang tahun itu.
"Pokoknya tugas elu, elu tambah tuh hukuman si hendra, dia udah ngacak - ngacak hidup gw.. Mau gw acak - acak balik dia"
Aku penasaran ingin melihat wajah jelasnya, saat ku melihat celah lewat lubang pintu, aku tak mengenalnya, tingginya hampir setinggi dengan yayan, namun perawakannya kurus ceking, rambutnya dicukur belah tengah khas tahun 90an, nampaknya ia datang pas ketika mang kardi pulang beli makanan.
"Kalo ngga, mau gw acak - acak tuh proyek tempat hendra kerja, mau gw musnahin satu - satu pegawenya, termasuk elu kar, itu resiko kenapa bossmu itu ga ngebantu gw ngacak - ngacak hidupnya hendra".
This guy.. Ucapku dalam hati, berani sekali dia bicara seperti itu, tadinya aku ingin keluar dan melabrak, namun aku tahan ingin mendengar lebih lanjut.
" ryan kan ga tau apa - apa. Proyeknya juga ga salah, elu jangan nambah - nambah masalah lah"
"Abisnya gw benci kar, rencana gw udah mateng - mateng pengen ngejebak hendra, minimal dia bui 10 tahun penjara lah, tapi malah kena kasus penganiayan doang, hancurr dah rencana gw, kalo kasus begini paling di bui 1 tahun, ga puas gw kar".
" ssttt.. Proyek kali ini ga berjalan mulus semenjak kasus ini.. Urusan internal proyek jangan sampai orang tau kalo elu tau, nanti gw usahain biar si hendra sama si tono ditambah hukumannya" ucap kardi.
"Harus itu, kalo ngga, rahasia elu juga gw bongkar" ancamnya.
Semakin mual aku mendengar omongan mereka, ternyata mang kardi pun merahasiakan sesuatu kepadaku,
"Heh, ini urusan elu, hendra sama istrinya, jangan bawa bawa gw lah, tolong".
Istrinya?, ada apa dengan istrinya hendra dan juga orang ini,?,
Speak of the devil, ketika aku asik mendengar percakapan mereka, hpku berbunyi, otomatis suara hpeku menghentikan obrolan mereka, aku buka ternyata sms dari mbak wati itu sendiri, Aku baca :
" Kapan bisa ketemu"?
I'll be damn, ucapku dalam hati, aku harus mencari tau apa yg sebenarnya terjadi.
Next Chapter : DISCOVERY