Chapter 3
Kini sudah tepat seminggu sejak aku mulai menjalani kehidupanku dikampung,aku sudah mulai terbiasa dengan keadaan kampung
Rencanaku untuk merambah usaha perkebunan teh kakek ku untuk memproduksi minuman dan kue-kue seperti bolu ataupun sebagainya yang berbahan greentea sudah kuberitahukan kepada orangtuaku dan tentu mereka menyetujui ideku termasuk mamahku yang terlihat senang aku membuka lapangan pekerjaan untuk warga kampung
Selain itu hari ini aku akan menjual sebagian hasil panen daun teh-ku ke pasar dan juga kepada pengusaha kecil yang sudah memesan kepadaku
Aku berusaha untuk memberikan daun teh dengan kualitas terbaik kepada pembeli agar mereka tak ragu untuk memesan kembali kepadaku
Dengan strategiku yang tak menjual seluruh hasil panen daun tehku kepasar dan hanya setengahnya saja yang kujual maka kupastikan harga daun teh ku dipasaran akan meninggi mengingat perkebunanku adalah pemasok besar daun teh dan dengan ini aku akan mendapatkan untung yang lebih banyak
Setengahnya lagi dari hasil panen daun tehku yang tak kujual akan digunakan untuk membuka usaha memproduksi minuman ataupun makanan bertema greentea dan dengan caraku ini aku akan membuka lapangan pekerjaan dikampungku
Dirumah aku juga sering membantu mamahku mengurus pekerjaan rumah bahkan aku terkadang menggantikan pekerjaan yang tak bisa dilakukan oleh ayahku
Dikampung ini aku sudah dikenal oleh para tetangga yang sebelumnya aku tak mengenal mereka karena mereka adalah orang pindahan yang pindah ke kampungku saat aku merantau ke jakarta
Diperkebunan aku mulai mengenal buruh teh satu persatu karena bagiku kedekatan atasan dengan bawahan itu mempengaruhi kinerja mereka dalam bekerja
Suasana perkebunan di pagi hari sangat sejuk dan banyak buruh teh yang sedang memetik daun teh.Saat ini ayahku sudah berangkat ke sekolah karena mengingat ia adalah guru Sd
Setelah puas mengecek perkebunan dipagi hari aku lalu kembali pulang ke rumahku
Setibanya dirumah kulihat mamahku sedang memasak
Mamahku terlihat cantik sekali dipagi ini dan ia wangi sekali sehabis mandi mungkin kalau ia bukan mamahku pasti sudah kugoda
Sesekali aku sempat berpikir kalau sebenarnya aku dan mamahku tak terlihat seperti Ibu dan anaknya karena mamahku masih begitu muda yaitu berusia 38 tahun sedangkan aku sudah 25 tahun
Aku saja tak habis pikir dengan usiaku dan mamah hanya terpaut 13 tahun karena mamah menikah diusia yang sangat muda yaitu saat lulus SD,Mungkin dijaman sekarang hal seperti itu sudah jarang terjadi tetapi kata mamahku dijaman dulu khususnya dikampungku banyak yang menikah diusia yang masih sangat muda sama seperti dirinya dan itu dianggap hal yang normal
Walaupun aku sangat menyayangi mamahku tetapi terkadang aku sempat bernafsu melihat mamah kandungku sendiri,sungguh gila memang sehingga aku langsung mengalihkan pikiranku bila hal itu terjadi
"Mah masih lama masaknya ?"ujarku
"Sebentar lagi ren tunggu yah"ujarnya dari dapur
Aku pun menunggu nya di kamarku hingga mamah memberitahukan kalau gas tiba-tiba habis dan aku disuruh untuk memasangnya
Aku lalu langsung memasang gas baru agar mamahku dapat melanjutkan memasaknya
"Kamu orangnya serba bisa yah ren"ujar mamah
"Yaampun mamah masang gas doang sih gampang"ujarku
"Ayah kamu gak berani loh masang gas"
"Lah kan gampang"
"Katanya gak berani"
"Ohhh yaudah kalo ada apa-apa suruh reno aja mah"
"Iya nanti mamah suruh kamu"
Sekilas kulihat mamah seperti tak mengenakan Bh dibalik kaos longgarnya yang dapat kuketahu ketika ia menunduk sedikit sontak membuat kontolku tiba-tiba ngaceng dibalik celana pendek ku dan aku pun langsung meninggalkan mamah didapur menuju kamarku
Sesampainya dikamar aku langsung memegang kontolku yang sudah sangat tegang
Sudah 2 minggu lebih aku tak merasakan nikmatnya tubuh seorang wanita karena terakhir kali aku bersetubuh saat aku masih berada dijakarta
Hingga tiba-tiba aku terbesit sebuh nama di kepalaku
Lena aku ingin menikmati memekmu, bathinku
Aku lalu menuju ke warung kang asep,aku tahu disana pasti hanya ada teh lena karena hari ini kang asep akan mengantar hasil panen daun teh ke pasar sehingga ia sudah kupastikan tidak ada disana
Setibanya disana sesuai dugaanku karena kulihat warung teh lena tampak sepi
"Teh lena kopi satu"ujarku
"Iya tunggu ya ren"
Karena aku males menunggu diluad maka aku pun memasuki rumahnya mengingat warung teh lena nyambung dengan rumah nya yang tepat berada dibelakang warungnya
Saat kumasuk teh lena sedang mencuci piring kotor
"Aduh kamu kirain siapa yang masuk"ujar teh lena yang kaget
Aku pun hanya tersenyum pada teh lena
Tak lama kopi ku sudah tiba
"Teh sini temenin aku"ujarku
Teh lena lalu duduk dilantai tepat disampingku
"Sepi nih ren dari pagi baru kamu yang dateng"ujar teh lena
"Iya teh anak-anak lagi pada sibuk dikebun"ujarku
"Iya suami teteh aja udah berangkat pagi-pagi paling pulangnya nanti sore"
Aku lalu meminum kopi ku kembali
"Kamu kok kesini ? Kan dikebun lagi sibuk"ujar teh lena
"Mau jagain istrinya anak buah aku teh"ujarku
"Duh dasar masa jagain teteh sih,emangnya teteh itu hasil panen kamu yang perlu kamu jagain ?"ujarnya sambil tertawa
Iya teteh hasil panen aku yang sebentar lagi aku panen,bathinku dalam hati
"Teh masih pengen tapi kopinya habis nih"ujarku
"Mau nambah ?"
"Iya tapi reno mau nya yang asin-asin kaya kemarin teh"
"ihh kamu mah dikasih sekali malah mau terus"
"Iya teh enak soalnya"
Tanpa permisi aku langsung menjilat leher teteh yang duduk disampingku
"ihh kamu jorok banget teteh belum mandi loh"ujar teh lena
"Biarin teh"
Teh lena sama sekali tak melarangku menjilati bahkan hampir semua bagian lehernya sudah kujilati tetapi tiba-tiba kami terkejut karena ada suara seperti ada yang beli diwarung teh lena
Aku menghentikan aksiku menjilati leher teh lena
Teh lena lalu keluar untuk melayani pembeli yang memesan membungkus makanan
Setelah itu teteh kembali masuk namun karena sudak tidak pas waktunya untuk melanjutkan aksiku maka kuputuskan akan pulang
"Teh nanti sore ke air terjun yuk yang di dalam perkebunan"ajak ku
"Tapi warung yang jaga siapa ?"ujarnya
"Kan kang asep sore udah pulang"
"Yaudah deh nanti teteh usahain"
"Pake baju yang seksi ya teh"
"Hustt"
Aku pun hanya tertawa dan setelah membayar kopi aku pulang ke rumah
Aku tak sabar melihat pakaian yang dikenakan teh lena sore nanti
.
.
.
.
.
Sorenya kulihat sudah jam 4 dan aku sudah berada di air terjun berendam bertelanjang dada dan hanya memakai celana pendek
Teh lena belum datang,aku pun penasaran apakah ia beneran datang atau tidak
Tetapi semuanya terjawab dari kejauhan kulihat teh lena mulai menuruni jalan
Kulihat teh lena hanya mengenakan tanktop dan celana pendek sepaha
Seksi sekali,bathinku
Sontak aku meremaskontolku yang mulai menegang sambil melihat teh lena yang sedang jalan kesini
"Maaf yah ren teteh agak lama soalnya nungguin kang asep dateng"ujarnya
"Iya teh gapapa"
Teh lena lalu meletakan plastik yang berisi baju ganti dibawah pohon, kemudian ia datang untuk duduk dan mulai berendam disampingku
Kami lalu mengobrol-ngobrol ringan sambil menikmati desiran angin sore
"Teh dingin yah"ujarku
Aku lalu menggeser posisi duduk ku hingga bahuku menyentuh bahu teh lena yang begitu mulus kurasakan
"Iya dingin tapi seru mandi sore-sore sama orang ganteng yang keren kaya kamu"ujarnya
"Teteh juga cantik terus masih muda"ujarku
Kulihat teh lena tersipu malu ketika kupuji
"Gombal ih padahal teteh cuma istrinya anak buah kamu doang loh"ujarnya
"Kang asep beruntung banget bisa nikahin teteh"
Kulihat teh lena tampak tersipu malu
Aku akan menunjukan kalau diriku menginginkan dirinya,aku akan membuatnya menyadari kalau aku tertarik dengan dirinya
Kulihat tanktop teh lena sudah basah oleh air dan dan bila kuterawang ia sedang mengenakan Bh berwarna biru dibalik tanktopnya
"Teteh sebenarnya sungkan loh sama kamu ren"ujarnya
"Sungkan kenapa teh ?"ujarku sambil kuberanikan meraba paha teh lena
"Teteh sungkan manggil kamu langsung nama padahal kamu itu boss nya suami teteh"
"Gapapa atuh teh justru reno juga sungkan kalo dipanggil boss sama orang yang lebih tua"
"Yaudah teteh kalo lagi berduaan sama kamu manggil kamu aa aja yah ren,boleh kan ?
"Terserah teteh aja deh"
Kurangkul teh lena sehingga ia kini bersandar dibahuku dan karena tubuhku lebih tinggi darinya aku dapat dengan mudah melihat belahan dadanya
Sementara kontolku sudah sangat ngaceng dan karena kami berendam di posisi duduk dengan kaki yang diluruskan maka aku dapat yakin kalo teh lena menyadari kondisi kontolku
Kontolku sudah mengeras,aku yakin teh lena mengetahuinya dan aku juga yakin kalau dada nya berdebar-debar diajak bos suaminya berendam di air terjun
Bahkan aku sangat yakin kalau teh lena mengetahui kalau aku menginginkan dirinya
Teh lena sesekali juga memperhatikan kontolku yang tercetak tegang dibalik celana pendek ku tetapi aku bertindak seolah tak mengetahui kalau dirinya melirik kontolku karena aku ingin membuatnya tahu kalau aku bernafsu padanya
"Tubuh aa bagus yah"ujarnya
Aku tak menyangka kalau teh lena beneran memanggilku aa,pasti ia sungkan kalau memanggil boss suaminya langsung nama sehingga ia lebih memilih memanggilku dengan sebutan aa
"Bagus gimana emangnya teh ?"ujarku
"Atletis gitu a"
"Yakan aku rajin olahraga teh"
"Lena boleh pegang gak a ?"
"Boleh kok teh"
Teh lena lalu memegang otot lenganku dan juga otot perutku
"Kekar banget a,kalo olahraga ajak lena atuh a"ujarnya
"Hahah iya teh nanti aku ajak deh"
Teh lena pun melepaskan rabaan nya setelah beberapa saat meraba tubuh atletisku
"Kalo aa boleh gak megang-megang teteh ?"ujarku
"Husst lena istri orang loh a"ujarnya
"Iya terus ?"
"Emangnya aa berani ? Kan lena istrinya anak buah aa"
"Berani lah kan aa boss nya teh"
"Tapi jangan lama-lama yah a"
Mendapati ucapan teh lena aku pun menganggapnya seperti lampu hijau maka aku langsung meraba toketnya dari luar tanktop dan benar saja tak ada penolakan dari teh lena
"Inget yah a jangan lama-lama"ujarnya mengingatkanku
Aku pun langsung menyumpal mulutnya dengan sebuah lumatan
Tanganku mulai masuk kedalam tanktopnya dan juga mulai menyelinap masuk ke dalam BH teh lena sehingga kini aku dapat meraba toketnya
Selama tanganku masuk kedalam tanktopnya dan meraba toketnya,aku juga tak melepaskan lumatanku dibibirnya
Saat sedang menikmat melumat bibir teh lena tiba-tiba teh lena menghentikan aksiku
"Udah a"ujarnya
Aku pun menuruti permintaan teh lena karena aku ingin membuatnya nyaman dan tidak memaksa dirinya untuk melakukan apa yang kumau
Biarlah semuanya mengalir sendiri,bathinku
"Udahan yuk a dingin"ujarnya
"Iya teh"
Teh lena lalu pamit untuk berganti baju dibalik batu besar sementara kulihat sudah jam 5,rupanya aku sudah menghabiskan banyak waktu dengan istri anak buahku ini
Aku tahu pasti saat ini teh lena sedang telanjang dibalik batu besar dihadapanku yang dimana merupakan kondisi yang sangat sempurna untuk langsung mengesksekusi teh lena
Tetapi Aku tidak ingin menunjukan serta merta kalau aku ini lelaki mesum yang terobsesi dengan tubuhnya karena aku saat ini hanya ingin dia tahu kalau aku menginginkan dirinya