Chapter 34 : IBROH
Ustadzah Laila

Ustadzah Shaipah

Sebuah kitab ta'lim muta'lim terlihat Lusuh sedang ditiup oleh Ustad Juned untuk menghilangkan debu yg menempel di atasnya.
Ia selesai Mandi...
Ya.. Selesai Mandi dirumah ustad Fian, karena ketika ia ingin mandi di kamar mandinya, sedang di pakai istrinya tadi. Setelah Mimpi yg "tidak pantas" itu, ada seribu kemungkinan yg berputar di otaknya.
Kini ia tau lelaki dibalik mimpi itu. Sebenarnya, ustad Juned ingin menanyakan tentang kejadian sebenarnya ketika ia tidur tadi.
Tapi ia mendengar istrinya begitu asik mandi tadi. Bahkan sampai mendengar ia "mengeluh" begitu kerasnya. Entah apa yg membuat istrinya mengeluh lebih keras ketika mandi tadi.
Namun ketika ia tidur tadi. Seperti ada suara yg mengganggu, tapi ia tidak yakin. Mungkinkah itu Royhan ?. Apa mungkin anak asuh Ayni itu mulai nakal terhadap istrinya sebagaimana mimpinya tadi ?.
Bukan Andi. Bukan.. Itu jelas adalah Royhan. Dan yg lebih membingungkan lagi, Penis pak ustad malah sedikit keras melihat kemungkinan - kemungkinan itu. Kenapa ini ?. Padahal jelas - jelas hatinya pak ustad merasa sangat sakit setelah mimpi tadi. Pemuda yg sering dinasehati untuk menjadi "Lelaki sejati" itulah yg muncul di mimpinya itu.
Apa ini isyarat ?. Atau apa ini hanya mimpi yg lewat saja karena terbawa tidur ?.
Karena Bukan kali ini ia diberi isyarat yg sampai - sampai membuatnya tak percaya seperti ini. Berupa mimpi. Juga seperti biasa mimpi yg Ia rasakan begitu nyata, istrinya membuka tangtopnya untuk memperlihatkan Toket montoknya didepan Royhan. Tentunya dadanya sangat sesak, tapi penisnya kenapa berdri sedari dia mandi di rumah ustad Fian tadi. Membayangkan Kesayangan nya "Show" Toket montok telanjangnya itu untuk Royhan.
Perasaan campur aduk. Ia bahkan pingsan dimimpi itu. Pingsan yg membangunkan tidurnya saat melihat adegan yg memluatnya spot jantung itu. Nafasnya memburu seperti biasa. Kejadian erotik yg pernah ia alami meski dalam mimpi, namun Terasa nyata.
Di awal mimpi, ia tak bisa melihat siapa lelaki berotot yg menggenjot ipah didapur Kesayangannya itu. Namun sekarang, ia bisa melihat pemuda tinggi besar yg tinggal di rumah Ayni itu yg meminta ipah membuka Tangtopnya dimimpi itu. Dadanya terasa sesak bila itu nyata. Bahkan ia mondar - mandir setelah mandi dirumah ustad Fian tadi.
Kini ia tidak khawatir dengan Andi. Namun Ia khawatir Dengan Royhan. Karena lelaki itu, sudah menjadi lelaki dominant di pesantren ini. Lelaki yg diperhitungkan. Badannya pun terlihat Fit sering latihan silat bersama Boim. Semua orang menghormatinya dipesantren ini. Bahkan sang Kyai mempercayai dan mengakui pemuda itu. Membuat orang pesantren segan terhadapnya. Dalam lubuk hati ustad Juned mulai bersuara, bila ada seseoarng yg disebutnya lelaki sejati, mungkin Royhan mulai menjadi Orang itu. ia mulai diam - diam menilainya.
Tentu ia khawatir, bila lelaki yg menggoda istrinya itu ternyata Royhan. Karena ia tahu istrinya adalah tipe wanita yg sangat "wanita", sedangkan Royhan adalah tipe lelaki yg sangat "lelaki". Membuat pak ustad mulai menyadari bila mereka bersama terlihat serasi.
Bodoh memang, bodoh dan konyol bila berpikir seperti itu, tapi memang itu kenyataan yg dirasakannya.
Apa ini?, perasaan apa?, seakan akan pak ustad memasuki dunia baru yg asing yg tak dikenalnya. Ia juga merasa dadanya sakit saat merasakan kecurigaann itu. Karena satu sisi dia percaya dia hanya curiga saja. Tidak mungkin anak didik ustad Fian itu berani macam2, dan tidak mungkin oula, jauh pikir pak ustad bila istrinya melakukan itu.
Tid..ak.. Tidak itu cuma mimpi.. Bantahan hatinya berucap
jangan sampai... Kenapa ia sempat - sempatnya mengucap " serasi" di pikirannya tadi. Ia tidak mau itu terjadi. Hiii dadanya terasa sesak. Ia berharap hanya istilah "kebawa - bawa mimpi. Karena ketika ia dikerik tadi, ia dan ustazah ipah sempat membicarakan Royhan agar mau mengusir Andi ?, Pak ustad sendiri yg tak berani mengusir Andi yg terang2an naksir dengan istrinya itu. Sehingga ia menyuruh istrinya agar menyuruh Royhan mengusirnya. Mungkin gara2 itu sampai terbawa mimpi.
Itu hanya kebawa mimpi, karena sebelumnya mereka memang membicarakan Royhan, ucapnya lagi dalam hati.
Tapi tetap, perasaan aneh itu menyelimutinya. zakar pak Ustad sedikit keras ketika mandi dirumah ustad Fian tadi, meski dadanya sesak.. Sangat sesak..
Semenjak ia pulang dari Mandi itu, ustad juned belum bertemu istrinya. Terdengar anak - anak santri yg ingin mengaji dirumahnya bercanda diluar Rumahnya. Suara ashar di surau memang sudah tak terdengar lagi.
Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore. Biasanya anak2 santri makan sekitar pukul lima sore. Dan lanjut melaksanakan magriban pengajian menuju halaqoh. Namun sekarang para santri harus menyisihkan waktu istirahat mereka untuk melakukan pengajian sore ini.
Ia sudah memakai kokok merah peci haji sarung hijau dan sorban putihnya. Masih meniup - niup kitab Ta'lim Muta'limnya sebagai referensi mengajar ngajinya di sore hari yg cerah itu.
Meski mimpinya tadi malah terasa gelap, tidak cerah. Biasanya, para santri yg datang kerumahnya untuk pengajian sore ini langsung masuk kerumah, namun mereka merasa segan bila belum disuruh masuk oleh ustadnya.
"Abi udah siap?",
Suara wanita milik istrinya itu terdengar membuatnya terkejut dari kegiatan dirinya yg sedang membersihkan debu dari kitab ta'lim muta'lim itu.
Istrinya terlihat cantik, wajahnya terlihat bersinar. Pak Ustad menangkap semacam signal aura seksi yg ia tangkap di istrinya. Melihatnya memakai gaun indah bermotif bunga merah yg kecil - kecil dipadu dengan hitamnya gaun itu, jilbabnya yg pink selaras dengan bibir merahnya.
Padahal gaunnya lebar, kenapa auranya seksi sekali....
" Ummi kemana aja?",
Istrinya tak menjawab, ia tersenyum melihat cermin. Entah kenapa, dengan pancaran seksual ketika ia bercermin itu, ia terlihat indah saat melihat cermin. Ia usap tubuh dan pahanya kebawah juga mengecek busungan dadanya yg "Itok" dan menutupnya dengan jilbab lebarnya. Ia mengambil lipstik dan memoles dibibirnya.
"Dari Rumah Nyi Laila" Ucap Ipah.
"Koq lama ?".
Ustazah ipah melihat suaminya dari kaca, ia baru sadar terlihat raut khawatir di suaminya itu. Kenapa ada raut khawatir diwajahnya?.. Setelah memoles bibirnya, dengan tenang ia bertanya ke suaminya sambil melihat
" Emang kenapa Bi?".
"Ga apa - apa".
" Koq kaya ada yg dipikirin?", tanya istrinya yg cantik itu.
"Tadi Ummi ngobrol sama Royhan?".
Ustazah terswnyum, ia masih memoles bibirnya..
" Ketemu"..
"Ngobrol ?".
Kali ini ustazah membalikan wajahnya melihat langsung suaminya dan tersenyum.. " Kenapa?, koq nanyain Royhan".
"Ngobrol ngga?".
"Iyah "..
Degggh.. Dada pak ustad berdegub kencang. Oh tidak.. Jangan.. Jangan .. Jangan.. Begitu suara hatinya takut dengan mimpi tadi.
Ustazah Ipah melihat suaminya sedikit aneh sore ini..
"Ngobrolnya lama ngga? Ngobrol apa?"
"Loh.. Kan abi yg mau Royhan ngusir Andi, dia mau ketemu ummi ngebicarain itu.. Abi juga yg ngizinin ummi ketemu Royhan. Emang kenapa sih, koq nanyain Royhan".
" Tadi abi ngimpi serem".
Lagi ustazah membalikan wajahnya, apa suaminya mimpi jorok lagi pikirnya ?.
" Ihh Abi, mimpi jorok lagi yah?".
"Bukan abi yg jorok.. Tapi mimpi ngeliat umi yg berbuat jorok " Ucap pak ustad agak ragu dan pelan... " sama Royhan "... Ucapnya lagi.
" Hihihiiiii..".
Memang tak seharusnya ustazah malah tertawa mendengar mimpi jorok suaminya itu. Tapi tetap ia tertawa. Goodness kenapa mimpinya seperti mendekati dunia nyatanya. " Mangkanya baca doa sebelum tidur bii, ada2 aja, tadi ummi cuma bilang "makasih" udah berani ngusir Andi, lagian abi juga yg ga berani, terus ngizinin ummi ketemu Royhan, padahal abi tau, Royhan ngeliat ummi ga pake jilbab pagi ini kan ?.". Ucap istrinya.
Jawaban istrinya itu menenangkan, sekaligus membuat khawatir dirinya, kenaoa kalimatnya dobel begitu pikir pak ustad.
Pak ustad malah semakin khawatir " Terus, tadi ummi pake jilbab kan ketemu Royhan?",
"Ngga" jawab istrinya sambil tersenyum.
"Serius Mi?"
Ustazah menggeleng gelengkan kepalanya, ia tak menjawab suaminya yg curiga itu. " Abi udah mandi junub belum?.. Mandi dulu sana".
"Udah, dirumah ustad Fian, tdinya abi mau joint sama Ummi mandi"
"Kenapa ga dibuka kamar mandinya?" ucap ustazah nakal yg sebenarnya ddanya berdebar menanyakan ini.
"Abi ga berani, kayaknya ummi asik bener mandinya".
Ahh lelaki itu (Royhan) pikir ustazah, lagi didalam kamar mandi pun suaminya tak berani membuka pintu kamar mandi itu, padahal kontol panjangnya sedang menggesek belahan pantatnya tadi, apa aura lelaki itu sebegitu besarnya sampai2 suaminya tak berani membuka pintu kamar mandi..
" emang asik banget mandinya' ucap ustazah pelan. Ia bahkan mulai kangen ke lelaki besar ber-kontol gede itu.
"Tapi ummi udah berpakaian rapih kan pas Royhan kesini?" tanya ke suaminya lagi memastikan semua baik - baik saja, dan memastikan mimpi itu salah.
"Ngga, kebetulan pas Royhan masuk Ummi masih pake Tangtop" Ucap Istrinya tersenyum,
Entah kenapa ia malah ingin bermain - main..
"HAH, YG BENAR UMMI!!?",
" Hihiiii"
Ustazah tersenyum dan tak tega melihat suaminya kaget . Ustazah seperti ingin bermain - main dengan suaminya. Ingin melihat reaksi suaminya. Atau bahkan ustazah mulai berpikir, jangan2 suaminya malah swnang mendengar ini?,
"Ummi serius cuma pake tangtop doang?"
"Ga sengaja bii, ummi langsung masuk kekamar.. Lagian Dia udah ngeliat rambut ummi tadi pagi, ga sengaja dia juga ngeliat ummi pake tangtop tadi siang".
" Astagfirullah, ummi?",
"Ga sengaja bi, ummi langsung buru2 masuk kamar" ucap istrinya , ia ingin melihat reaksi suaminya setelah beberapa hari ini suaminya terlihat aneh dengan chat Andi itu, sampai2 Andi berani mendekat dan datang tadi. Mungkin ustazah sedikit jengah,
Pak ustad langsung duduk ditepian kasur, ia terlihat takut dan khawatir, seperti benar mimpi tadi.
"Kan secara hukum bila kasusnya ga disengaja seperti kan Ma'fu anhu bi (Dimaafkan), asal tidak dua kali saja ngelihatnya." Jelas ipah lagi sambil tersenyum dibenarkan oleh pak ustad.
Memang benar bila kasus seperti itu tidak ada yg disalahkan, cuman pak ustad berpikir, beruntung sekali Rezekinya Royhan Hari ini, kurang asem anak itu, apa jangan2 sekarang ia ikut terkesima melihat belahan dada montok milik istrinya itu walau sebentar.
"Terus ummi tetep nemuin?",
" Ya ummi ke kamar dulu salin terus balik lagi ngedengerin Royhan bilang ga bakal lagi Andi gangguin, udah Royhan bilangin, udah gitu Royhan pulang",
"Bener udah di ancem,?,.. itu aja?",
" Hmmm.. Jadi Abi ga usah.. Khawatir lagi". Ucap ustazah pelan, karena ia mengingat kejadian yg sebenarnya ketika mandi tadi.
Dua jam yg lalu...
Setelah selesai Royhan membuatnya menjerit dikamar mandi itu, mereka keluar satu persatu dari kamar mandi itu.
Ustazah memakai handuk yg dilipatkan ditubuh semoknya, ia melihat suaminya sudah tidak ada, Royhan yg melihat sekeliling menghampiri ustazah yg masuk menuju kamar suaminya.
Royhan mencium bibir istrinya dan membuka handuk itu kebawah.. Hmmm. Susu montoknya yg putih segar itu terlihat.
"Ustazah tahu ngga, Tadi Andi ngomong apa?" ucap Royhan yg mencupang toket itu "ahh ".
" Apa?"
"Klo ngedeketin cewe lain biasa Roy, tapi klo bisa ngedapetin ngedeketin ustazah cantik begitu baru luar biasa",
" Lelaki sebul" Ucap ustazah tersenyum yg melihat andi berani nekat ngedeketin bini orang yg seorang ustazah pula, "Terus kamu bilang apa?".
" Saya bilang jangan macem2, itu ustazah saya.. Jangan macem2 disini.. Dia langsung kabur" ucapnya sambil mencupang toketnya.
Ustazah membuka anduk Royhan dan mulai mengocok kontolnya yg setengah ngaceng itu "lagian .. Cuma lelaki sejati yg bisa nidurin aku Roy" ucapnya nakal mengusap Kontol yg sudah terasa besar itu, "inget omongan pak ustad". Ucapnya lagi.
Royhan memangku dirinya, dan mendudukinya di atas meja pak ustad..
" Shhh uhhh ngaceng lagi Roy.. Gede lagi" ucap ustazah manja melihat kejantanan pria yg memuasinya itu.
Di atas meja suaminya itu, Roy memasukan kembali kontol nya kedalam, memeknya masih basah dari persetubuhan dikamar mandi tadi..
"Akhhhhhh anjing... Shhhhh"... Ucapnya nakal saat kontol 8 inchi itu masuk kedalam memek sempitnya lagi.
Shhhh okhhhhhh.. Jangan lama2 sayang shhhh....
Plok plok plok plok plkokk...
Plok plokk plokkkk..
Meja kerja kayu milik pak ustad mengeluarkan suara berdenyit seiring genjotan kontolnya ke dalam memek itu..
Okhhh okhhh okhhh okhhh shhhhh anjingg.. Shhhhh anjing enak ahhhh...
Roy mnggenjotnya di atas meja belajar kayu milik pak ustad itu ampai ia orgasme..
_-_________
" umii.. Mii.. Koq ngelamun",
Terdengar suara suaminya yg membuyarkan lamunannya dimasa sekarang, setelah mengingat kejadian dua jam yg lalu.
"Uhmm.. Ngga.. Ummi mau ketemu nyi Laila lagi.. Mau ada.. Acara tasyakuran buat kehamilan Ayni" Jawab ustazah terbata - bata namun jelas itu.
"Ya khalas (Sudah), Abi mau mulai pengajian dulu." Jawab suaminya.
Sebetulnya ddanya masih terasa sesak, namun ia paham, kadang seperti itulah hidup..
Kadang dalam hidup.. kita harus menerima kejadian2 tak terduga, seperti kejadian tak terduga Roy melihat istrinya hanya memakai tangtop itu. Ia harus bisa memaafkan karena kejadiannya tak disengaja.
Namun memang, dalam hidup ini seakan akan harus menerima ketika diperkosa oleh keadaan.
Tentu ia tak mau belahan dada indah milik istrinya itu dilihat Royhan. Ia merasa sesak. Namun ketidak sengajaan dan ketidak terdugaan itu harus bisa membuat pak ustad menerimanya.
Kadang memang hidup itu adalah tentang menerima sesuatu yg terjadi diluar dugaan.
_-____________
Rumah ustad Boim terlihat ramai sore itu. Karena banyak santri silat yg berkumpul dirumahnya.
Royhan juga ikut melakukan latihan sore itu. Ia ingin menyempurnakan gerakan MMA nya yg memang mixing atau campuran dari berbagai seni bela diri melalui pematangan gerakan silat di pesantren itu.
Ia juga sudah tak sabar ingin cepat pulang dan membuktikan ke pelatihnya dirumah bahwa ia sudah menyempurnakan gerakan gerakannya.
Ia bahkan tak sabar ingin menantang di atas Ring para atlet MMA di kotanya sebagaimana yg ia lakukan sebelum datang ke pesantren ini. Practice makes perfect.
Royhan sedang melihat foto - foto lama pesantren. Ia melihat ada foto yg sangat tua melihat Kyai Basri sedang berdiri bersama seseorang yg tidak ia kenal.
Foto itu begitu lusuh karena jadulnya, dengan lantang ia bertanya ke ustd Boim..
"Ini siapa tadz?",
Ustad Boim menghampiri dan melihat
" Oh Itu Ustad Jamal.. Salah satu pendiri pesantren ini dulu",
"Ustad Jamal?",
" Ya.. Dulu waktu antum belum masuk nyantri kesini ustad Jamal yg ikut andil mendirikan bersama kyai basri, cuman sayang ada masalah internal keluarga katanya jadinya beliau keluar".
Internal keluarga?, masalah?, tanpa basa basi pikiran Royhan tertuju pada ucapan Nyi Laila, "bahwa darah lebih kental daripada air", mengisyratkan ada masalah internal keluarga yg menyerang Kyainya itu. Apa ini yg dimaksud Nyi Laila?, masalah seperti apa?.
" Tahun berapa tadz?",
"Sekitar tahun **** sampai tahun ****, " ucap ustad Boim dufuk menjelaskan. "tiga tahunan sebelum antum nyantri kesini, itu lumayan kelam kejadiannya Roy, salah satu cobaan terbesar pesantren.",
Kemudian sambil duduk ustad Boim menceritakan keingin tahuan murid silatnya itu. "
"Dulu, waktu awal pesantren ini dibangun, awwabin seperti punya dua matahari, seperti punya dua pemimpin yg sama, seperti kyai Basri, dan ustad Jamal, karena jamal adalah sepupu beliau, karena ia juga merasa termasuk yg merintis pesantren ini, namun tingkah lakunya tidak sopan, seperti kejam kepada para ustad yg mengajar, seperti menyalah gunakan kuasa, bahkan ustad sendiri pernah dibentak bentak ustad Jamal didepan santri, ustad2 yg lain juga, begitu malu rasanya dibentak didepan santri, ia seperti sok kuasa dipesantren ini, mungkin bahasa penyakit jiwanya seperti terkena Waham, megalomaniac, paham kebesaran, merasa besar hingga banyak ustad yg tidak betah mengajar disini, sering dibentak bentak dia, sering dikucilkan dia" Ucap Boim menjelaskan.
Royhan mulai teralih perhatiannya, ternyata benar dugaan Nyi Laila ketika mondar mandir didepan rumah suaminya itu, juga dugaan Royhan tentang internal keluarga itu
"Terus, Kyai Basri bertindak ?" Tanya Royhan.
Agak ragu pak ustad meneruskan salah satu aib pesantren ini, namun karena kepalng tanggung, ia bilang
"Antum jangan sampai cerita ke yg lain, ustad masih inget, ustad Juga salah satu yg ikut kabur bareng ustad2 yg lain karena merasa sakit hati dan tidak betah disini sering dibentak - bentak ustad Jamal, satu mobil kabur bahkan pesantren tak mungkin ada yg mengurus karena hamlir 70 persen ustad kabur dari sini, dan kagetnya.......
" Abah Haji menyetop mobil kami..." ucapnya mulai mengeluarkan air mata mengingat kejadian kelam itu
"Ustad masih ingat raut wajah kiyai kita Roy, memelas, meminta tolong agar jangan sampai kita meninggalkan pesantren ini, beliau bilang " Tolonglah Ustad, jangan seperti ini, tolonglah dimaafkan bila saya punya salah".. Kami yg tak tega melihat pak Kyai memelas akhirnya turun semua dari mobil dan bersimpuh dikaki abah haji," Ucapnya menjelaskan.
" Karena kami yg harusnya minta maaf, pak Kyai tahu apa masalahnya, ia berjanji bicara ke ustad Jamal...... Tapi.... Kami dengar desas desus ustad Jamal tak terima dengan ucapan Abah Haji dan pergi kabur dari pesantren.. ",
Saya masih ingat Roy, Jamal marah2 didepan gedung Ri'ayah..
" Antum - antum semua bukan orang soleh,!! Antum semua kurang ajarr!!! Tidak tahu terima kasih, apa antum tidak tahu saya adalah pemilik pesantren ini, saya adalah keluarga utama dipesantren ini, saya yg menanam benih dipesantren ini, antum malah tidak ada nerimanya diomeli dibentak saya, antum bakal menerima bala... Bakal menerima Musibah.. Camkan ucapan saya!!!!!!" Ucap Ustad Boim mengingat dan menirukan ucapan Ustad Jamal yg waktu itu sedang marah2 ditengah pesantren, ia menunjuk nunjuk ustad yg berbaris digedung Ri'ayah.
"Ustad masih ingat gedung Ri'ayah masih sederhana waktu itu, ustad Juga ingat ustazah Laila menangis tersedu sedu melihat ustad Jamal teriak teriak tanpa malu. sepertinya kejadian itu begitu membekas buat Nyi Laila, karena mungkin beliau yg paling tahu seperti apa pembicaraan ustad Jamal dengan abah haji didalam, sampai membuatnya teriak teriak seperti orang gila"
Oh that is Fucked Up... Ucap Royhan dalam hati...
Membayangkan kejadian itu. Pantas saja Nyi Laila merasa khawatir mondar mandir didepan Rumahnya saat suaminya diserang dilokasi Guest Housenya itu.
"Terus ustad, karena kejadian ini apa mungkin ustad Jamal pelakunya?, tanya Royhan..
Ustad Boim tak menjwab pertanyaannya, ia meneruskan ceritanya lagi
"Dari situ, dari kejadian itu, abah haji mengajak ustad2 yg lain berdoa untuk membuat pagar disekeliling pesantren, maksudnya bukan pagar biasa, semacam pagar perisai doa2 agar tidak ada kejahatan yg bisa masuk ke dalam pesantren, tidak ada sihir atau apapun yg bisa menembus pagar itu Roy, ustad Tahu itu, kalo antum perhatikan, abah haji diserang ketika di luar pesantren, bukan didalam pesantren, bila didalam pesantren, tidak ada kejahatan yg bisa menembusnya, ".
yaa.. Royhan juga mengingat dan menyadari bila kejadian itu terjadi dilokasi Guest House, di luar lokasi pesantren.
" Terus, apa ustad sudah menyangka siapa yg menyerang Kyai?, ia juga kayaknya yg ngelakuin sabotase diproyek kita tadz, tidak senang bila kita maju",
"Hmmm.. Ustad belum yakin kalo ustad Jamal pelakunya, setelah belasan tahun tak ada kabar.. Masa tiba2 muncul.. kita jangan gegabah Roy, " Ucap Boim yg tahu dengan pikiran muridnya itu siapa yg ia curigai. "Nanti kita cari pelakunya pelan2 dengan Dharma"..
Royhan mengusap wajahnya, keringat hasil latihannya sudah mengering mendengar salah satu sejarah pesantren ini.
"Antum bukannya mau pulang",
" Malam ini tadz",
"Kenapa harus malam?"..
" Suprise buat keluarga kalo pulang malam datang subuh.. " ucap Royhan tersenyum " Roy juga ditemani mang tatang nanti ikut" Jawab Royhan meringankan rasa khawatir gurunya.
"Ya sudah hati - hati.. Antum istirahat saja dulu.. Salam buat keluarga..".
_-_________________
Sementara dirumah atas, Abah haji sedang duduk beristirahat sambil memanjatkan doa.
Ada semacam film pendek dimukasyafahnya yg menggambarkan kecurigaan istrinya dan penghuni pesantren ke sepupunya yg pernah ikut membangun awal pesantren ini.
Jamal...
Nama itu terlintas di mukasyafahnya, karena pesantren menyebut nyebut namanya, bahkan oleh istrinya.
Sepupunya Seorang yg memang memiliki sifat yg amat keras dan watak yg amat jelek. Berkali - kali abah haji menembus penglihatan melalui mukasyafahnya apa benar Jamal pelakunya.
Namun setelah diteliti, bukan.. Ini bukan jamal. Ini kekuatan yg lebih besar yg diperkirakannya.
Namun anehnya, difilm pendek itu, Abah melihat Royhan didalamnya juga seorang lelaki tinggi gelap yg berusaha mendekatinya.
Pertanyaan besarnya, kenapa harus ada Royhan di penglihatan mukasyafahnya?, apa ini bisa membahayakan muridnya?.
Memang sulit dijelaskan hal2 seperti ini bagi kebanyakan orang. Karena orang2 biasanya senang dengan hal2 yg rasional saja sebagaimana yg ia jelaskan ke Royhan dan guru seniornya digedung Ri'ayah sepulang penyerangan itu.
Oleh karena itu, abah haji selalu menyembunyikan kemampuannya dari kebanyakan orang. Ia tak ingin orang lain tahu bahwa ia bisa menembus seseorang melalui penglihatan mukasyafahnya. Wajar bila seisi pesantren sekarang curiga ke Jamal, karena sejarah kelamnya, mungkin bagi kebanyakan orang berpikir rasionalnya dalah jamal pelakunya, namun ia juga harus hati - hati. memastikan siapa yg sebenarnya mengganggu ketika di guest house itu. Jelas kekuatan ini tidak senang melihat pesantren maju.
Bahkan sabotase yg dilakukan pagi ini adalah orang yg sama, Pak Kyai Tahu itu, tapi seperti ada tirai yg menutup siapa pelaku utamanya.
Sebetulnya, Pak Kyai sedikit khawatir dengan muridnya itu, ketika Royhan muncul di preview pendek mukasyafahnya. Apa memang Royhan terlibat bagi si pendengki ini. Yg jelas bagi pendengki ini bukan saja ia tidak senang kepada pesantren, tapi juga ia menunjukan tidak senang kepada Royhan. Ingin Royhan celaka mungkin itu pikirnya. Namun abah Haji tidak khawatir, karena pada dasarnya, tanpa sepengetahuan Royhan, anak itu punya bakat yg tak terduga duga. Bakat itu yg membuatnya tidak bisa membacanya melalui penglihatan mukasyafahnya. Mungkin bakat itu berasa dari kakek moyangnya dulu yg diturunkan Ke Royhan.
Kyai Tahu, bahwa Royhan adalah tipe Pria yg rasional. Padahal bila mau, ia bisa mengasah bakat itu menjadi lebih baik. Ingin sebetulnya ia mendidik anak itu agar mengasah bakat kanuragannya. Namun biar saja Royhan menemukan jalan hidupnya sendiri. Nanti juga cepat atau lambat ia akan tahu juga.
Begitu pula dengan istrinya...
Istrinya juga sudah tahu perihal bakat muridnya itu. Bahkan membuat Nyi Laila penasaran dengan anak itu. Karena bila ia cerita terbuka lebih detail lagi, serangan di guest house itu bukan cuma untuk dirinya sebenarnya, tapi untuk Royhan juga. Namun yg tumbang adalah dirinya tidak dengan Royhan. Mungkin bakat itu yg menyelamatkan muridnya. Namun Kyai tak mau terbuka. Ia tetap menjaga agar Royhan tidak tahu dan membuat sedikit dari penghuni pesantren yg merasa khawatir.
Dengan mengetahui bakat itu, pak Kyai tak terlalu khawatir bila suatu saat orang itu menyerang Royhan. Justru dirinya lah yg harus dikawatirkan.
",Pletakkk!!!",
Tiba - tiba Ketika sedang santai istirahat tasbihnya bergetar dan bergerak jatuh kebawah.
Tasbih itu seperti benda penjaganya. Karena berilmu tinggi, biasanya tasbihnya yg terlebih dahulu bergetar bila ada orang yg ingin berbuat jahat kepadanya. Dan itu benar. Beruntung Kyai berada dlingkungan pesantren, karena bila ia keluar mungkin ia tumbang lagi.
Majnun.. Orang ini memang benar2 majnun berniat ingin menyakitinya dengan niat menyerangnya juga menyakiti Royhan....
Beruntung Kyai memperkuat amalannya, swhingga ia bisa menjaga pesantren dari marabahaya yg datang.
Cepat atau Lambat, ia harus berbicara dengan Royhan..
_-________
" Aduhh.. Duhh.. Duhh.. Sini cium dd utun dulu"
ucap Nyi Laila menghampiri Ayni dan mencium perutnya. Para ustazah sedang berbahagia dengan kabar kehamilan ini. Mereka membicarakan acara tasyakuran yg akan diselenggarakan beberapa hari kedepan ini.
"Aloo anti Lailaaa, makacih udah ciumin aku" Ucap Ayni yg melalukan suara mimik anak kecil saat perutnya di cium ayni, mereka tersenyum karena hampir 8 tahun menunggu kehamilan ustazah seniornya itu.
"Cewek apa cowok yah?" ucap Ustazah ipah yg ikut senang dengan dirumah bundanya itu.
"Ayahnya pengen cowok" Ucap Ayni yg menunduk malu, ia bersuara pelan, tentu itu adalah permintaan ayahnya dari anak ini, "Lelaki yah ". Ucap Roy sambil mengusap perutnya. Sayang ia tak bisa disetubuhi dulu diusia kehamilan muda ini, kepala Rumah tangga itu hanya mencium bibir nya beberapa kali bila bertemu.
" Hmmm.. Pasti lucu yahh"..
"Pasti dong antiii"
"Udah lepas stress sekarang yah Bund, baru hamil sekarang" Tanya Laila..
"Iyah Nyai, ada yg ngebantu dirumah , ngelepas beban ngelepas stress juga" Ucap Ayni membicarakan Royhan.
"Royhannya kemana sekarang" Tanya ustazah Neneng.
"Katanya kerumah Ka Boim.. Abis isya mau pulang dia kerumah", Ucap Ayni
" Siapa?" Tanya ustazah Ipah.
"Royhan, pulang kerumahnya nanti" Jawab Ayni lagi.
"Hmmm.. Sepi dong ditinggal yg nge hilangin stressnya" Ucap neneng yg tersenyum.
Ustazah ipah lumayan kaget dengan kabar kepulangan Royhan, karena ia tidak membicarakan pulang tadi.
Waktu sudah memasuki waktu isya. Para ustazah masih proyeknya kumpul membicarakan kehamilan Ayni. Para santri sedang melakukan halaqoh. Bahkan santri yg tadi sore belajar ta'lim mut'alim dirumah ustad Juned masih serius belajar kembali setelah melakukan magrib berjama'ah tadi.
Para ustazah juga membicarakan tentang sabotase tadi pagi, dan membicarakan Royhan yg terus meneruskan proyeknya.
Ustad Fian datang menguping pembicaraan para ustazah dan ia juga sudah mengetahui desas desus siapa yg dicurigai pelakunya. Sebagai orang yg dekat dengan abah haji, tentu Fian ingin membicarakan ini. Namun Fian melihat akhir2 ini kyai lebih senang membicarakan hal ini dengan Royhan ketimbang dirinya.
Royhan bukan saja menguasai rumahnya, namun ia juga dekat dengan kyainya. Ia melihat istrinya yg mulai membengkak sambil mengingat Royhan yg menguasai rumah ini.
Waktu sudah menunjukan pukul delapan malam. Pak Kyai baru pulang dari surau dari jama'ah isyanya. Ketika ia naik ke atas Rumah ia melihat ustad Ujang dan Royhan sedang berdiri didepan Rumahnya.
"Jadi pulangnya Roy?", tanya Kyai.
"Inshaallah abah Haji.. Udah saya siapin semuanya.."
"Ya sudah, antum hati2 dijalan, liat2 kiri kanan belakang".
Royhan tidak yakin dengan ucapan kyainya itu. Namun nampaknya, abah Haji ingin agar Royhan berhati - hati
" Insaallah Kyai"..
"Jangan lupa salam ke ayahnya.. Dan satu lagi .." ucap Pak Kyai mendekati.. "Itu belum tentu Roy... Belum tentu Jamal pelakunya.. Antum harus denger omongan Boim.. Jangan gegabah'". Ucap Kyai yg membuat Royhan kaget. Seakan - akan abah haji melihatnya melalu cctv apa-apa saja yg dibicarakan ustad Boim tadi.
Holy Shit!! Mudah2an kejadian dengan ipah ia tidak tahu, ucap Royhan sedikit tersenyum...
Tapi nampaknya, abah haji memang tak tahu. Bila tahu, ia sudah di omeli tentunya. Ia teringat ucapan Nyi Laila bahwa suaminya tak bisa membaca dirinya. Mungkin hanya rahasia yg ingin Royhan mau abah haji harus tahu, namun bila rahasia yg Royhan mau abah haji tahu tak bisa abah haji tahu melalui mukasyafahnya itu. Begitu lah Royhan menyimpulkann akhirnya.
" ia Bah haji, nanti sepulang dari rumah, kita cari tahu siapa pelakunya.. Saya mengobrol dengan Dharma juga".
Abah haji tersenyum, ia merasa tenang karena tahu bakat anak ini. Mungkin bila ia datang kesini lagi akan di ajarkan amalan untuk mengasah bakatnya. Mungkin Bisa juga menolong beliau untuk menghadapi kekuatan aneh ini.
"Antum jangan terlalu dipikirkan.. Oh yaa.. Antum pulang kapan, ada undangan dari asosiasi alumni awwabin tentang reuni di jakarta akhir pekan ini, abah haji bakal datang ke undangan sama nyai inshaallah"..
" Ohh.. Mengenai itu, saya sudah diberi tahu ustad Boim tadz, inshaallah saya juga datang kesana.."
"Ya sudah.. Kita ketemu di reuni saja yah.. Nanti ustad Boim juga datang" Ucap Kyai.
Roy pamitan bersama Kyai dan juga ustad Ujang yg berdiri disana, memang ia berencana pulang malam sehingga datang kerumah subuh nanti. Semua sudah ia persiapkan di double kabinnya itu.
_-_________
"Dalam ta'lim muta'lim ini dijelaskan, bahwa adab murid kepada seorang guru harus dijaga, agar ilmunya bisa diserap dengan baik dan menghormati guru memberikannya yg terbaik adalah kewajiban adab seorang santri"
Ucap Ustad Juned yg masih sibuk meneruskan ajaran kitabnya dari karya az zanurji itu ke anak santrinya ba'da isya ini.
"Coba kalian perhatikan, anak2 zaman sekarang sangat sedikit sekali yg menjaga adab dengan gurunya, berjalan seenaknya didepan gurunya, tidak membantu gurunya, kalian harus sopan kepada guru bila ilmu kalian ingin barokah dan pintar" Ucapnya lagi.
Royhan yg datang ketempat pengajian itu terlihat sedikit lelah.
Setelah serangkaian kejadian tadi pagi juga ucapan kyainya Ia baru saja pulang dari rumah Ayni setelah mengobrol dengan sang mudir tadi.
ia juga mengobrol dengan ustazah dan ustad yg lain dirumah Ayni, tentang proyek itu, orang yg dicurigai dan menyampaikan pesan sang Kyai agar berhati - hati. Mereka juga sedang membicarakan acara tasyakuran kehamilan Ayni yg membuat Royhan senang, dan akan diselenggarakan setelah pulang nanti. Ustazah Ayni beralasan kenapa harus menunggu Royhan, karena merasa nyaman bila ada yg bisa bantu - bantu nanti. Karena memang anak itu yg di andalkan disini.
Berkali kali Ayni melirik pria yg membuatnya bunting itu menghamilinya saat mengobrol dengan ustazah - ustazah yg lain.
Royhan datang kesini untuk pamit dengan ustad Juned, karena dari tadi sore, ia sibuk menyampaikan materi ta'lim muata'limnya bergantian dari ashar, magrib dan isya.
Ada beberapa isi materi itu yg membuat Royhan tersenyum, karena disamping mendengar ustad Juned mengajar. Ustazah Ipah juga datang dengan membawa sepiring makanan, dan kopi untuk suaminya. Cantik sekali ia karena masih memakai gaun bermotif bunga tadi.
Beberapa santri sempat tadi melihat Ustazah Ipah dan Royhan berdiri beriringan,, Royhan membantu didapur sebagaimana yg disuruh ustazahnya. mereka tahu ustazah nya sangat cantik, tapi entah kenapa dasar anak - anak berpikir ustazahnya itu pantas bila beriringan dengan Royhan, serasi pikir mereka.
Ustad Juned juga dalam beberapa kesempatan melirik keserasian itu. Tentu muncul rasa khawatir dihatinya, ia ingin menyuruh istrinya agar jangan terlalu banyak meminta bantuan Royhan.
ah, siapa yg tak khawatir..
Yg membuatnya lebih khawatir, pernah suatu ketika mereka sangat dekat berjalan beriringan, setelah selesai ia menyampaikan materinya, ustad Juned melihat ustazah ipah mengodok kantong celana Royhan untuk mengambil kunci motor dikantong itu. Santri sebagian sudah pulang, ada beberapa santri yg masih diluar, ustazah ipah meminta Royhan memberikan kunci motornya, namun Royhan sedang mengangkat dua alat boiler ketika itu,
"Dikantong.." ucap Roy..
Ustazah bukan tidak tahu Suami melihat, entah kenapa ia tidak takut sama sekali dan mengodok kantong celana Royhan, begitu dalam kantong itu sambil dilihat suaminya, "ihh mana sihh"..
" didalam ustazah "
"Ihh" ucap ustazah saat lebih dalam ia merogoh kantong itu "nihh' ucapnya saat menemukan kunci itu sambil diam - diam meremas batang kontolnya,
" owh fuck" Royhan berdesis hatinya..
memakai gaun bermotif bunga seperti itu terasa harum badannya, juga lipstik merahnya, Royhan mendapatkan instann ngaceng saat itu juga, entah kenapa suaminya hanya bisa melihat ia jauh jauhkan pikiran curiga karena itu dilakukan didepan matanya.
" Jam berapa berangkatnya Roy?",
"Sebentar lagi tadz"..
" Ya sudah, hati - hati dijalan, salam buat keluarga, udah ummi jangan ngerepotin Royhan terus" tegur halus suaminya agar menjauh dari Royhan,
Ustazah tersenyum, toh ia sudah meremas kontolnya dibalik kantong celana tadi, ustazah tahu Royhan ngaceng sekarang,
"Jangan lupa, kalo bisa diluar nanti antum bawa calon kesini, yg seumuran antum ustad cuma heran antum kayak belum dekat dengan akhwat disini" ucap Juned yg penasaran bahwa jangan sampai ia berpikiran macan2 tentang istrinya, padahal ia tahu anis juga dekat dengannya.
"Hehee.. Saya seleranya emang beda tadz" Ucap Royhan mengingat ucapan Andi, seleranya memacari istri ustad nya yg cantik semok itu. Ustazah bereaksi, ia sengaja seakan akan berjalan dekat Royhan namun . menempelinya dan menggesek pantatnya dari belakang.
Ustad Juned sedikit kaget istrinya sempat melihat sedikit menempel itu, ia tahu istrinya sangat wangi sekarang, jangan2 Royhan mencium wangi menyegarkan itu dan ahh.. Jangan.. Jangan.. Jangan berpikiran suuzon seperti itu lagi, ucapnya dalam hati, ingin ia menegurnya namun sudah hilang istrinya memasuki kamarnya
Datang beberapa santri yg masuk lagi, mereka ingin menanyakan beberapa materi yg tidak mereka mengerti tentang adab murid ke gurunya itu, sambil sibuk menerjemahkan bahasa kitab itu ustad Juned mulai menjelaskan lebih lanjut. Namun stad juned juga tidak bisa menghilangkan pikiran bahwa Royhan sudah melihat rambut istrinya, lengan putihnya dan penampakan memakai tangtop sebagaimana yg diceritakan istrinya.
Sulit ia menghilangkan kenyataan "Tak disengaja" itu walau sedang menjelaskan materi ke muridnya. Bahka ia melihat ustazah merogoh kantong Royhan tadi , yg kejadiaannya juga "tetap tak disengaja". Pikirannya campur aduk sekarang, antara khawatir dan... Dan semacam perasaan takut atau yg ustad sendiri belum tahu .
Karena mungkin tahu bahwa istrinya adalah tipe wanita yg selalu mengerjakan apa yg ia inginkan. Prasangka terdalamnya berpikir.. Jangan - jangan istrinya memang suka..
Deghjj.. Pikiran itu seperti tusukan ke jantung hatinya, ia ber istigfar.. terlalu jauh ia berpikir, ia merasa konyol. mana mungkin itu terjadi. Tapi bahaya juga kalo itu terjadi pikir ustad. Bahaya karena tahu betapa semoknya dan cantiknya istrinya itu bila disukai Royhan.
Melihat ustad Juned sibuk mengajarkan materi ke santrinya, Royhan yg memang ngaceng setelah merasakan tangan ustazah mengusap kontolnya saat merogoh kantong tadi didepan suaminya perlahan pergi ke kamar ustazah.
Ia melihat ustazah sedang mengaca, terlihat cantik sekali istri ustad itu, primadona kampus. nakalnya tadi mengusap batang kontolnya dan ustazah tersenyum saat melihat Royhan masuk ke kamarnya. Ustazah menghampirinya
" Ini artinya seorang murid harus memulyakan keluarga gurunya seperti istrinya dan saudaranya" ucap ustad Juned menjelaskan diluar.
Dengan nakal lidah Royhan menjilat wajah wajah ustazah dan mulai membuka kancing gaunnya "memulyakan berarti menempatkan istri gurunya dan keluarganya ditempat yg mulia" ucap ustad juned, sementara wajah ustazah berubah menjadi sange karena lidah Royhan terus menyerang menjilat jilati wajah mulusnya.
Sambil melihat Royhan membuka kancing gaunnya, ustazah juga meremas remas kontolnya "Murid kurang ajar" bisiknya. Setelah trrbuka belahan toket itu Royhan jilat jilati putih mulus montoknya.
"Ini yg mahal" Bisik Royhan melihat toket itu, sambil mengingat ucapan gurunya bahwa ia harus calon yg seumuran dengannya tadi. Ustazah tersenyum, "Sebul" ucapnya sambil mendengar suara suaminya menggema itu, Royhan nakal meremas toketnya, dan merasakan tangan ustazah terus mengocok dan mengocok kontol telanjangnya dibalik pintu, karena situasi ini, Buru2 ustazah jongkok melahap kontol Royhan,
Slrupp happp shhhh ahh shhh ahhh
Setengah kontolnya langsung basah, Royhan terpaksa mencambak jilbab pink ustazah agar lebih dalam ia menyepong kontolnya.
Ustazah sendiri bingung dengan stamina anak ini, sudah tiga ronde ia dihajar habis namun masih saja anak ini sangat keras ereksinya. Sebegitu nafsukah anak ini ke istri gurunya?. Ahh sebul sekali pemuda ini, ia oral kontol 8 inchi itu lebih dalam dan dalam melalui mulutnya, lubah kencingnya ia jilati, urat kontolnya ia sapu - sapu, menyenangkan pemuda yg sudah memberinya kepuasan itu,
"Seorang murid harus memberikan yg terbaik untuk gurunya, itu adabnya seorang murid" ucap ustad Juned.
Sementara dibelakang pintu kamarnyanya Royhan meremas toket ustazah dan memberikan kontol panjang 8 inchi itu untuk mulut ustazahnya, sampai ia tercekok berkali kali namun suaranya ditahan oleh Royhan dengan ganjelan kontolnya..
Kloq kloq kloq kloqq
Kloqq kloqq kloqq kloqqq shhhhh ahhhhh, nakal.." Ucap ustazah,
"Memberikan yg terbaik juga bisa di artikan menyenangkan gurunya, menyenangkan keluarga dan istrinya, MEMBERI yg terbaik'.
" Shhhh ahhh.. Anjingg!!! Gede banget kontol antum Roy shhhhhhh
Kocok kocok kocok kocok..
Ia masukan lagi kontol itu dalam dan menbiarkannya menghajar tenggorokannyanya...
Kloq kloq kloqq kloqq kloqq kloqqq
" ahh ngecrot ustazah," ucap Royhan yg pasrah dengan blow job istri ustadnya yg semakin pintar itu Akhhhhhhh
Crottt crotttt shhhh akhhhhhhhhhhhhhh...
Tumpah banyak peju Royhan diwajah cantiknya
"Mengerti ?",
" Mengerti" jawab muridnya,
Peju Royhan tumpah begitu banyak di wajah ipah, ia sampai harus memejamkan matanya, nampaknya ini adalah ucapan perpisahan sementara karena Sebentar lagi pria ini Pulang.
Ustazah berdiri, mengusap pejunya dengan jilbabnya yg acak2an itu.. "Hati - hati dijalan",
ucapnya singkat sambil mengusap kontol Royhan. Badannya yg putih mulus dan toketnya yg montok itu tercecer peju Royhan dari wajahnya, Royhan bersih2 merapihkan celananya, dan melihat ustazah sambil bilang di hatinya " ahh itok, seksi banget lu" Ucapnya dalam hati melihat susu putih mulus montok tercecer peju itu dimasukan kembali ke gaunnya.
Ia pergi keluar menghampiri pak ustad baru saja disalami pamit oleh santrinya,
"Ane pulang sekarang stad" Ucap Royhan ikut pamit,
"Yaa salam.. Cepet juga yah saya ngajar, jangan lupa salam buat keluarga, inget pesen saya" Ucap ustad Juned tersenyum agar Royhan mengambil pedamping hidup seumuran dengannya dan dibawa kesini. Entah itu becanda atau tidak. Karena setidaknya, perintahnya itu sedikit menghilangkan rasa khawatir nya tentang mimpi itu..
Ia melihat ustazah keluar dan mendekat suaminya melihat dirinya pulang, mereka melambaikan tangan mengucapkan salam, Roy berharap wajah lengket ustazahnya itu di sentuh suaminya.
_-____________
Bulis malam sedang mempersiapkan untuk memasak nasi Goreng malam itu. Para santri yg menjadi Bulis biasanya terdiri dari 12 orang. Dan tugas mereka berpencar - pencar ada yg berkeliling melihat kamar2 satri yg sedang tidur. Ada yg berkeliling kerumah ustad ustad. Ada juga yg ditugaskan untuk datang ke proyek Guest House sebagaimana yg diperintahkan ustad Ujang melihat situasi proyek pesantren itu.
Nampaknya.. Swmua baik2 saja..
Saat selsesai merak berkeliling.. Biasanya mereka berkumpul pukul satu malam disuatu tempat disamping Ri'ayah untuk memasak nasi goreng bersama.
Cuaca sangat dingin malam itu, kompornya hanyalah susunan batu bata yg disusun sedwmikian rupa agar bisa menahan beban kekenceng yg hendak dipakai untuk memasak.
Dan bara apinya...
Seperti biasa bara apinya adalah dari swndal jepit hasil peninggalan ghasab (curi) dari surau, atau sendal jepit yg swngaja tak dipakai lagi oleh pemiliknya.
Sambil memasak merasa merasa hangat karena merakan bara api dari kompor "jadi - jadian itu" sambil membicarakan banyak hal. Mereka juga saling mengabarkan bahwa Ustad Royhan sudah pulang kerumahnya sementara.
Ada Ari dan udin, santri kelas empat yg ikut menjadi bulis malam itu..
Saat mereka sedamg asyik mengobrol.. Tiba2 mereka sekelaba melihat seperti cahaya api yg datang dari langit kebawah. Cahaya itu turun kebawah tepat di atas rumah sebrang, TEPAT DI ATAS RUMAH USTAD FIAN!!..
"Astagfirullah.. Api apii.. Hei antum Liat, ada cahaya api jatuh ke rumah ustad Fian"..
Santri lain yg sedang asyik mengobrol langsung melihat ke arah rumah ustad Fian.
Namun anehnya, cahaya api itu tidak membakar genteng ustad Fian, melainkan menembus masuk kedalam..
Apa itu yg disebut - sebut sihir jahat? Ucap Ari dan Udin. Karena seumur - umur mereka baru sekarang melihat cahaya api yg begitu cepat masuk ke atap rumah ustadnya malam itu..
" astagfirullah.. Astagfirullah.. Cepat bangunkan ustad Boim.. Bangunkan juga Kyai Basri... Cepet ke rumah ustad Fian.." Ucap kk senior yg sedang memegang spatula kekenceng itu. Ia juga sekilas melihat sekelebat cahaya itu..
Segera beberapa orang santri ada yg pergi kerumah boim ada juga yg pergi menghampiri rumah ustad Fian langsung dan memastikan semua baik baik saja. Mereka juga berniat membangunkan kyai basri.
Apa pesantren sedang diserang ? Ucap hati Mereka dalam hati.. Dengan penuh pertanyaan para santri itu membangunkan ustad2 seniornya.