javascript hit counter

Kembali Ke Pesantren Sebagai Lelaki Sejati

EPS :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55

Chapter 36 : Old Spark





Ustadzah Shaipah


Ustadzah Sahipah.jpg


Ustadzah Laila


Ustadzah Laila.jpg


Ustadzah Ayni


Ustadzah Ayni.jpg


Selly


Sely.jpg




(Satu Hari sebelum Reuni)


Suara klakson Mobil yg begitu kencang terdengar didepan Rumah. Suara itu membangunkan keluarga pak Suparapto dari tidurnya.

Adiknya Royhan Seperti tidak memperdulikan suara itu, ia menutup kupingnya dengan bantal dan cuek untuk meneruskan tidurnya kembali.

Waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi, Pak Suprapto merasa heran siapa yg membunyikan klakson begitu kencangnya sepagi ini.

Ia bangkit dari tidurnya, terlihat ibu Royhan masih melihat ceramah subuh di tv karena beliau tak tidur lagi setelah subuh tadi. Berbeda dengan suaminya yg tidur kembali dan dibangunkan sekarang oleh suara klakson itu.

"Siapa Itu ?"..

" Ga tau, kayaknya ada yg ke rumah kita pak, coba liat"

Pak Suprapto berjalan menuju Jendela mengintip, Mang Qomar yg menjadi security dirumahnya itu sedang membukakan pagar, terlihat mobil mungil Mini Cooper berwarna merah masuk kedalam rumahnya.

Rasa - rasanya.. ia tahu itu mobil siapa.. Bergegas ia memberi tahu istrinya yg sedang menonton itu..

"Ada Tamu Lama".. Ucap Suprapto. Ia bergegas menuju kamar Mandi.

Meski Royhan Sudah ada tiga hari disini, namun pikiran Pak Suprapto tidak pernah lepas dari kasusnya dipesantren.

Ia berniat ingin menghubungi Ustad Fian, karena berpikir ustad Itulah yg menjadi pembimbingnya dipesantren. Meski Ustazah Ayni pernah bilang berbisik sambil senyum saat ia datang bersama Ryan waktu itu...

" Ssttt.. Royhan justru yg ngasuh kami pak, bukan sebaliknya..".

Ada rasa bangga dihatinya, perasaannya tak bisa digambarkan. Ia hanya senang anaknya mau mengikuti perintahnya, sesuai yg diucapkannya ketika Royhan pertama kali datang ke rumah ustad Fiad dengan luka bacok itu,

"Ingat.. Kamu harus bantu - bantu disini.. Harus mau disuruh apapun oleh Pak ustad.."

Tapi siapa sangka, pemuda itu malah seperti balik mengasuh ustad ustazahnya.. Lucu sebenarnya bila mengingat kejadian itu. ia juga tetap ingin mengucapkan terima kasih karena sudah mau menyembunyikan anaknya yg menjadi kriminal waktu itu.

Disamping itu juga, ia ingin mencari tahu lebih jelas, tentang siapa dan kenapa Proyek anaknya itu pernah dirusak dan disabotase.

Ada rasa khawatir sebetulnya ketika seorang daddy melihat kasus anaknya itu, tapi Pak Suprapto Yakin anaknya bisa menyelesaikan itu, ia yakin.. Royhan sudah menjadi Pria sekarang. Terbukti ketika hari kedua dirumahny.. anak ini tidak betah diam. Ada saja pekerjaan rumah yg di atasi oleh tangannya sendiri.

Pak Suprapto merasa bahagia, karena walau dirinya sukses menjalani hidupnya dengan bergelimangan Harta, namun ternyata anaknya bisa mandiri. Bisa berpikir maju kedepan. Tanggungannya adalah sekarang hanya Tinggal anaknya cewek yg bungsu itu. Royhan sudah dianggap seperti teman oleh ayahnya. Teman seperti relasi - relasi bisnisnya. Seperti... Sudah pantas ditempatkan bersama orang - orang dewasa yg dikenalnya itu.

"Mah, bapak mau cuci muka dulu, mamah temuin dulu tamu kita" ucap Pak Suprapto.

Royhan sendiri mengangkat kedua tangannya ke atas saat mendengar klakson itu. Matanya terbuka.

Saat itu juga, ia sadar ia masih ada dirumah, ia tidak ada di pesantren.

Suara gemuruh kendaran orang yg hendak bekerja didepan rumahnya itu menjadi salah satunya. Karena Rumah "Humongous" dua lantai ITU berdiri dipinggir Jalanan paling sibuk dikota.

Meski luasnya hampir 2000 meter namun tetap bila dijam sibuk sepagi ini pasti sudah terdengar. Ditambah suara klakson mobil yg sangat dekat sekali dengan kupingnya.

Saat menyadari ia masih tidak dipesantren, ia kebablasan untuk subuh. Biasanya, sekitar pukul setengah lima ia sudah dibangunkan oleh suara pengajian yg indah dan azan subuh merdu di surau pesantren. Ia teringat dengan pesantren itu. Hidup memang kadang seperti ada didunia yg berbeda pikirnya.

Ia memegang hapenya, ada beberapa pesan yg masuk terutama pesan Mang Ghani yg melaporkan beberapa progress proyek itu. Menerima pesan itu, ia jadi teringat pesantren. Ia Juga teringat ustazah - ustazah cantiknya. Hmm sedang apa ustazah - ustazah cantik itu disana Pikir Roy . ia mengusap batang kontolnya yg pagi itu "Morning Erection" kangen dengan semoknya Ayni Dan itok.

Dengar - dengar ustazah Laila juga datang ke acara Reunian besok. Roy cukup lama menghayali bini Kyainya itu. Karena sesungguhnya ketika Roy pertama kali Nyi Laila sepulang munggah haji, Roy memang terkesima. Desir kelakiannya bangkit.

Istri Kyai itu seperti magnet bagi siapa saja yg melihatnya. Suaminya yg merupakan Kyai besar berilmu tinggi yg memimpin sebuah pesantren itu, Entah kenapa Roy senag melihat istrinya itu. Pesona istri Kyai itu bukan hanya cantik, tapi juga pembawaannya begitu dewasa dan menyenangkan. menyenangkan banyak orang. Dan pesonanya bukan juga menyenangkan, tapi ia juga ciri khas wanita berilmu tinggi.

Membuat Nyi Laila sangat besar pesonanya dimata Roy. Sering pemuda itu akhir - akhir ini melihat lekuk Tubuh istri Kyainya. Kulit putihnya, payudara montoknya, pantat gedenya yg terlihat nonggeng itu, Ah Roy berkali - kali ngecrot bebas menghayali istri Kyainya. Karena ia tahu suaminya yg berilmu tinggi itu tak bisa membaca pikirannya. Membuat Roy cuek menghayalinya.

"Bisa ngga yah gw nidurin istrinya abah Haji?" sambil mengocok kontolnya. Ahh terlalu jauh sepertinya ia menghayal, mana mungkin istri Kyai yg berilmu tinggi itu sepikiran dengan dia, dasar gila, ucap hatinya mengomel sambil mengocok gunungan kontolnya berpikir jorok memikirkan istri Kyai itu.

"Bzzttttt"...

Terdengar hapenya bergetar, ada yg meneleponnya sepagi ini, ternyata ustad Ujang. Tumben gurunya itu meneleponnya sepagi ini, terlintas cepat dipikiran Royhan mengenai acara Reuni besok. Mungkin ia ingin membicarakan tentang kedatangan Kyai.

Roy angkat telepon itu..



_-______________



Raut wajah Roy berubah seketika. Matanya tajam, emosinya meledak. Kesalnya minta ampun saat Ustad Ujang akhirnya memberitahukan tentang penyerangan via klenik itu.

Dalam waktu lima menit kedepan, kuping ustad Ujang terpaksa mendengar suara orang kesal di ujung telepon itu. Awalnya, ia hanya ingin memberitahukan tentang Rencana Kyai yg akan hadir ketempat Reuni besok. Ia juga bertanya apa Agus sang ketua alumni yg pernah ditimpa batu kali oleh Roy itu sudah menghubunginya. Karena sang ketua alumni itu sudah berkali kali menghubungi sang Kyai untuk mengetahui konfirm pimpinan Mudir Awwabin itu. Namun sampai sekarang, Royhan belum ada yg menghubungi. Hanya saja, ia teringat dengan ucapan ustad Boim se waktu Halaqoh pengajian dipesantren itu. Bahwa ia diundang, karena menurut pak ustad. Ia harus datang, karena dirinya bisa disebut contoh santri yg sangat nakal dulu sampai dikeluarkan, namun sekarang bisa ber kontribusi mengharumkan nama pesantren. Ia membaca chat whassap Agus bersama Ustad Boim waktu itu, bahwa dirinya diundang.

Namun setelah membicarakan banyak hal tentang acara Reuni itu, karena ustad Ujang pada dasarnya khawatir dengan keselamatan Roy selama ia diluar.

Akhirnya ia melanggar perintah Abah Haji. Ia memberitahukan perihal serangan itu.

Ada sekitar lima menit kuping ustad ujang menerima kekesalan Roy..

"Lagian stad.. Pengecut macam apa lagi musuhin orang seperti itu bisanya main dukun, main klenik, main ilmu hitam.. ga jelas .. Itu tim Avenger saja sudah mau memasuki episode mengalahkan Thanos,.. Apa jiwanya ketinggalan.. masa hari gini masih pake dukun - dukun".. Ucap Roy kesal.

Ustad ujang sedikit tertawa sebetulnya, saat Royhan memberi referensi film itu, ia mengerti maksudnya dan terus mendengarkan kekesalan pemuda ini.

" Kenapa ga langsung nantang saya aja stadz.. Nihh Royhan disini, langsung datang ke saya.. Face to face.. Ahh Orang sekarang memang banyak gimmik, tapi ga ada nyali" Ucap Royhan lagi masih kesal

Ustad Ujang mengerti, sangat mengerti bila pemuda ini pasti masih tinggi tempernya. Pertama kali ia diberitahu berita ini hal yg paling awal yg ia tanya adalah kabar Bunda Ayni. Yg ternyata baik - baik saja. Ia dirumah Nyi Laila sekarang.

"Mungkin ia tahu Roy Kyai Basri itu siapa, dimana, dan bagaimana, ia bukan orang lain, ia orang dekat yg tahu pesantren, tahu kelemahan abah haji, kelemahan antum, dan tahu juga mungkin antum ga dipesantren, mungkin itu juga dia nyerang, jadi orang ini orang kenal kita Roy, jadi harus hati - hati. Musuh yg paling berbahaya adalah musuh yg kita tidak tahu asal usulnya, tapi ia malah tahu betul siapa kita, mangkanya ane khawatir Roy, sebenernya ga boleh bilang begini suruh Kyai tapi ane khawatir, ane harus ngasih antum warning"..

" Malah ane yg khawatir tadz, ane jadi pengen cepet kepesantren.."..

"Ahh.. Jangan.. Antum disitu aja dulu, nanti Abah Haji Curigation loh, lagipula besok kan kita ketemu dijakarta, Kalem aja Roy".

"Ya Tadz, makasih buat infonya, ustad Juga hati - hati dipesantren".

"Oke sampai ketemu besok Roy.. Assalamua'alaikum" ucap Ustad Ujang.

"Wa'laikumsalam"

Setelah ditutup teleponnya, Roy tak bisa membohongi dirinya bahwa ia memang khawatir. Tadinya, ia ada janji dengan mantan Pelatih MMA nya hari ini. Ia ingin berlatih, karena olah raga sudah jadi bagian hidupnya. Disamping ia merasa kangen dengan suasana tanding itu, ia juga ingin Show Off Beberapa gerakan yg di ajarkan Ustad Boim sewaktu dipesantren. Namun semenjak kedatangan berita tadi, ia kehilangan gairah.

Tapi nampaknya ia tetap ingin bersilaturhmi hari ini untuk datang ketempat latihan, banyak teman2 yg menanyakannya setelah tiga bulan ia bersembunyi.

Ia melihat jendela, mobil dan motor berlalu lalang dari lantai dua rumahnya. Suara klakson mobil siapa tadi begitu besarnya, sampai ia terbangun. Ia melakukan gerakan pemanasan Ringan rutin setiap bangun dan segera ber subuh walau kesiangan.

Selesai shalat ada yg memanggilnya dari luar, seperti suara daddynya yg memastikan apa ia sudah bangun atau masih berselimut.

Tanpa pikir panjang, ia buka kaosnya dan hanya melilitkan handuk dipinggangnya untuk sekalian mandi, ia siapkan sikat gigi ala santri, yakni sikat gigi yg sudah diberi odol terlebih dahulu kemudian ia simpan batang sikat gigit itu dimulutnya untuk di gigit dan dibawa keluar.

"Iya dad!!!!" Ucap Royhan menyahut dan keluar kamar..

Ketika baru sudah menuruni tangga dan maju dua langkah menuju tengah rumah ada yg memanggil dengan suara merdu..

"Hei Cowok !!!" ucap suara wanita itu..

Royhan kaget.. Ternyata ada cewek cantik duduk ditengah rumah..

Putri... !!!!

Mantan pacarnya...




_-_______________




Putri tertawa, mungkin ia tidak tertawa menertawakan dalam arti negatif, namun tertawa senang melihat wajah kaget pria itu yg diam seperti tidak percaya mantan pacarnya tiba2 duduk ditengah rumahnya.

Ia juga bukan saja menertawakan wajah kagetnya, tapi sikat gigi yg di apit oleh mulutnya menambah lengkap "Busted" Lucunya pria itu dimata Putri.

Ternyata suara mobil tadi adalah mobilnya. Pantas suara klaksonnya kencang sekali. Daddynya yg keluar dari dapur itu tersenyum. Roy merasa telanjang didepan wanita ini. Ia malu setengah mati.

Namun bagi putri, matanya ia sipitkan sedikit, mantan pacarnya terlihat lebih dewasa dari biasanya. Entah wanita ini masih disebut mantan atau bukan. Karena bila disebut mantan, tak ada kata putus yg terucap, tapi bila disebut masih pacar, rasanya tidak pantas buat Royhan untuk masih mengakui status itu, karena menghilang selama tiga bulan lamanya.

"Aduh maaf.. Dikirain siapa".. Ucap Roy yg serba salah mengusap handuk yg melilit pinggangnya..

" Suprise.. Gimana kabarnya?" Tanya putri.

Roy tak menjawab, ia langsung naik ke atas untuk memakai kaosnya lagi. Putri tertawa tanpa suara dengan menutup mulutnya ke arah pak Suprapto dan Bu Euis. Sambil mendengar langkah Roy yg gedebak - gedebuk ditangga menuju ke atas.

"Akhh.. Tu cewek.. Ngasih kabar kek kalo mau kesini, bikin mati gaya gw aja" Ucap Roy menahan malu masuk kekamarnya.

Sambil memakai kaos, ia melihat ke arah jendela. ia baru sadar ada mobil mini berwarna merah sedikit bersembunyi dibalik pot bunga. Pantas tak terlihat sebelumnya. Itu memang mobil Kesayangannya dari dulu.

Saat sudah turun lagi ke bawah, ia melihat putri duduk sendiri di tengah Rumah. Seperti sengaja daddy dan mommy nya meninggalkan Ruang tengah ini. Karena mungkin mereka ingin membiarkan dua insan yg dulu dekat ini bebas membicarakan "Urusan" yg belum selesai tanpa ada rasa canggung sedikit pun.

Sebetulnya memang sengaja putri datang sepagi ini. Karena semalaman ia tak bisa tidur, tepat ketika teman dekatnnya Cokil memberi tahu kalo Roy sudah pulang. Ia ingin segera bertemu Roy semalam. Pria ini seperti "Wanted Die or alive" buat putri. Pria ini yg paling ia cari setelah menghilang tanpa ada kabar. Dan demi kebaikannya juga, pak Suprapto terpaksa menutup info keberadaan Royhan itu. Hanya kepada Alex Pak Suprapto mau terbuka. Karena Alex teman yg paling gigih yg paling ingin tahu keberadaan sahabatnya.

Putri sudah dianggap anak sendri oleh Suprapto. Dahulu ia sering kesini. Putri adalah Pacar Masa kenakalan Roy. Tato di payudara sebelah kirinya yg menjadi saksi masa kenakalan itu. Sekarang tato itu tertutup itu oleh kemeja merahnya, dipadu dengan jilbab hitam dan celana jeansnya, ia sudah memakai jilbab sekarang. Biasanya, selalu berani memakai pakaian terbuka.

Rasa bersalah menyelimuti Royhan ketika mereka sama - sama diam, setelah ditinggalkan pak Suprapto, wajah putri berubah menjadi murung. Sambil terus melihat Royhan.

Pria ini berhutang penjelasan kepadanya. Hanya pria ini yg membuat sakit hatinya sat ditinggalkan tanpa kabar itu. Bila rasa rindu datang, itu adalah masa - masa sulitnya. Namun disamping kecewa, putri juga mengerti, bahwa menghilangnya selama ini adalah untuk kebaikan semuanya.

"Udah lama disini?"..

Putri terdiam..

" Gimana kabarnya?"

Masih terdiam, mungkin perasaan sakitnya yg ditinggal tanpa kabar itu hadir seketika, tepat ketika melihat pria ini turun kembali kebawah untuk yg kedua kalinya.

"Kirain udah mati !!! ternyata masih idup",

Here we Go, Ucap Royhan saat mendengar Putri bicara sedikit ketus. Ah memang begitulah Wanita, biarkan wanita mengungkapkan kekesalannya, karena Sadar bahwa ini salah dirinya juga.

" Iya.. Maaf".. Begitu ucap Roy singkat sambil duduk disamping.

Ia tidak tahu, bahwa wanita disamping nya ini tidak tidur semalaman. Bukan tidak tidur, Tapi Tidak BISA tidur semalaman. Memikirkan untuk bisa hadir secepatnya ditempat ini.

Old Spark ini... hadir kembali dalam hidupnya..

Seperti percikan api yg sempat padam sekarang menyala lagi.

"Jangan dsini ah, gw ga nyaman Roy" Ucap Putri yg nampaknya ingin mengajaknya ngobrol diluar.

"Gw belum mandi" Jawab Roy.

"Emang sejak kapan Lo rajin Mandi, sejak dapet pacar ustazah disono yah?"

Here we go Again, ucap Roy lagi dalam hati. Ia tak menjawab. Nampaknya, apapun yg dikatakan dan dilakukan wanita ini kepadanya ia terima dan pasrah.

"Ya udah gw ga Mandi, bentar gw pake celana dulu" Ucapnya lagi sambil berdiri.

Di perjalanan dalam mobil,....

suasana sedikit canggung. Sebetulnya Roy tipe yg bisa mencairkan suasana. Namun ia bingung harus bertanya apa. Takut disemprot pikirnya. Sedikit - sedikit pertanyaan Roy dijawab Oleh Putri. ia seperti batu es.

"Sekarang masih di **** kan?"

Putri menghela nafas.. Ia akhirnya jawab "Elu tau gw lah, gw selalu mencoba"..

" Hmm Put denger... Gw tau elu marah.. Gw ngerti itu.. Gw harap hubungan kita baik - baik aja.. Soalnya gw ga da pilihan waktu itu put"..

"Iyaaa.. Gw ngerti !!!"..

Hmmm dasar cewek, bilangnya iya, tapi nadanya masih terdengar ketus, tanda masih ada api Volcano dikepalanya..

" Gw bukan ga pernah mikirin elu put, gw jatoh ke titik terendah waktu itu, gw ga mau elu punya pacar yg kerjanya tawuran masa depannya ga jelas, tapi untung gw bisa bangkit put, ayolah lu harus ngerti"..

Putri terdiam, nampaknya es nya mulai mencair, mulai mengerti posisi Roy waktu itu.

"Lu tau ga, pas denger kabar elu dibacok sama si iwan, gw stress Roy, was - was.. Gw kurang tidur, kurang makan, lu kira gampang ngelewatin masa - masa itu.. Masa2 elu ngehilang, Ngga Roy, pokoknya elu harus ngerti.."

"Iya.. Sorry.. Sorry put gw ngerti, tapi gw harap hubungan kita baik - baik aja"..

Putri terdiam, ia melihat Roy tajam.. " Gw sekarang udah baik2 aja Roy, tapi kenapa gw masih suka sedih aja kalo inget ke situ, gw ke inget soalnya"..

"Oke kita move on, kita lupain masa lalu, jangan diinget - inget lagi. Gw salut sama keberanian elu buat datang langsung kesini, elu tu bukan sekedar pacar gw Put, elu temen deket gw.."..

" yeee.. Enak aja pacar.. Gw yg mutusin elu Roy.. Gw yg mutusin.. Bukan elu.. Paham!!" Ucap Putri yg sangat sensitif dengan status hubungan ini. Mungkin ia masih marah, sudah berapa banyak air mata yg ia keluarkan karena sakit ditinggal tanpa kabar. Sangat susah Sebetulnya buat putri untuk move on dan melupakan hal ini. Ia benci dengan keadaan itu, benci dengan perasaan itu. Tapi sisi ego wanitanya yg biasanya mempertahankan gengsi itu keluar.

Roy mengangkat kedua tangannya, berusaha menenangkannya... "Oke. Oke.. Iya .. Iya.. sorry sorry put... Sorry sorry.. Iya Lu yg mutusin put.. Lu yg mutusin.. Gw emg ga pantes bilang begitu"..

Seketika putri menangis kencang......



_-___________________



Mobil sudah terparkir di halaman tempat Dia berlatih MMA, dari tangisan dan teriakan putus tadi, malah sekarang wanita itu dekat dengan Roy.

Tadinya ia mau mengajak putri makan disuatu tempat kenang2an mereka biasa makan. Tapi putri ingin melihat Roy berlatih. Ia kangen untuk melihat Roy berlatih, memang biasanya setiap kali berlatih, wanita ini yg menemani. Suasana sudah sedikit cair setelah pecah tangis itu. Mereka memutuskan makan terlebih dahulu disekitar halaman tempat berlatih itu.

" Terus, sekarang, elu lagi deket sama orang? ", Tanya Roy yg mulai berani menanyakan hal pribadi ke mantan wanitanya itu.

Putri tersenyum ' Ngapain nanya nanya begituan?" ucapnya.

"Ada gw aja banyak banget yg godain, gimana ga ada gw" Tanya Royhan.

Putri tertawa terbahak,

"Iya.. Ada elu berani godain cuman kaga jelas, pada ga berani kalo tau cowoknya elu"

"Sekarang?",

" Elu tau Roy.. Tiga bulan bukan waktu lama.. Gw belum bisa".. Ucapnya..

Makanan mereka datang, saat pelayan itu pergi, Putri berucap lagi ",Addaa siihh.. Satu orang, baru2 juga.. Dikenalin bokap.. Karena ga tega ngeliat gw murung terus bokap mau gw move on, gw dikenalin sama pegawai pemda.. Ngajakin serius".. Lanjutnya lagi..

" Waduh.. Gw ngeganggu nih kalo ngajak makan elu kaya gini"..

",Elu emang harus ngasih kejelasan ke gw Roy, maen kabur aja.. Lagian lu kepo amat sama urusan orang.. Elu sendiri gimana, jangan - jangan naksir ustazah yah lo "..

Brukakk.. Roy tertawa sampai keselek kentang goreng. Uhukk uhukkk..

" Syukurin"..

" Kepo aja sama urusan Orang napa"

"Bodo"

"Ustazah mana bisa dipacarin Put.. Tapi bahasanya Ta'aruf".. Ucap Roy pake bahasa gaya lembut sebagaimana suara ikhwan.

" Huekk.. Koq perut gw mual yah" Ucap Putri meledek.

"Azab itu.. Azab wanita yg suka kepo urusan orang.. Harusnya ada di episode indo****",

Ia dilempar kentang goreng. Memang dasar pernah dekat, tidak membutuhkan waktu lama buat mereka untuk cair kembali. Setelah merasa canggung karena urusan yg belum jelas tadi. Mereka sudah sama2 mengerti. Meski putri masih sakit dengan keadaan itu, tapi dengan penjelasan Royhan tadi ia mengerti.

Sambil makan mereka menceritakan kehidupannya masing - masing. Royhan bercerita tentang proyek Guest Housenya, karena pesantren tempatnya pernah nyantri dan bersembunyi itu terletak di daerah eksotis. Putri terkesima dengan rencana mantan pacarnya itu. Tak disangka, ia berbeda sekarang.

Lebih dewasa, lebih pria dari sebelumnya. Andai ia tidak menerima cintanya pegawai pemda itu, mungkin putri masih ingin membangun asmara lagi dengannya. Tapi sudah sulit ia move on. Meski masih ada rindu itu, ia tak ingin sakit lagi. Putri juga membuat kaget Royhan bila pacarnya itu ingin segera mengajaknya menikah.

" Udah seserius itu kah?" Tanya Royhan.

",Gw ga tau Roy, asal lu tau aja, gw kaya terbang, kaya ga napak bumi awal2 berhubungan , tapi gw juga ga mau ambil pusing, gw jalanin aja, ternyata dia serius, gw masih belum tau harus bilang apa.. Dia.. Gigihh.. Apa - apanya mentingin gw banget" Jelas putri lagi.

"Alhamdulillah kalo gitu.. Serahin hati elu aja put.. Pelan - pelan" Ucap Roy.

Putri memencet hidung Roy "Koq lu beda banget sih sekarang.. Lebih arief sepulang ngumpet di pesantren.. Apa jangan2 lu lagi kesurupan Jin bijak" Ucap Putri, memang, sebagaimana orang yg pernah dekat, putri merasakan perubahan itu. Roy hanya merasa kesakitan saat hidungnya dipencet begitu keras..

"Adaawww... Bukannya seneng lo ngeliat temen bijak, jangan dipencet hidungnya"..

" Males" ucapnya lagi.


Mereka melanjutkan makan.


_-_____________


Setelah selesai makan. Mereka saling tatap. Putri menyalakan Rokoknya dan dibagikan Ke Royhan, "Dari kapan lu pake Jilbab?" Tanya Roy.

Putri menghisap Rokoknya dan mengeluarkan asapnya sambil bilang "Semenjak disuruh pacar gw" Ucapnya lagi..

"Bae banget pacar lu"..

Putri tersenyum, " Lagian dia kayak serius, ya udah gw ikutin aja, siapa tau gw bisa ngelupain lu.." Jawab putri lagi.

Roy melihat kemeja merah atinya lagi, kemudian sambil berbisik putri bilang

"Tapi Tenang.. Kalo elu mau ngajakin gw minum, gw masih bisa".

Shit.. Bisikannya seksi sekali, setan memangg pintar membawa manusia melakukan hal yg diinginkan.

No way.. terlalu cepat.. Ga bisa.. Tak tega rasanya Roy bila ia merasa bersalah dengan wanita ini, meninggalkannya berbulan - bulan, langsung mengajaknya minum - minum,

Lagipula.. pikirannya sedang bercabang sekarang.. Too soon.. Terlalu cepat.

Lagi pula, ia memiliki pacar yg sangat serius dan cinta seperti nya. Roy tidak mau merusak masa depannya, dengan mematik api lebih besar.

" Easy Woman.. Baru jam 10 pagi.. Cuman manusia ancur akut yg mau mabuk pagi2.."..

Lagi putri menghisap Rokoknya, "Jiwa gw ancur lagi semenjak ketemu sama elu sekarang Roy", Roy menelan ludahnya, seksi sekali cara merokoknya.

" Yuk ah.. Pulang .. Nanti aja latihannya " Ucap Roy tidak mau berlama - lama disini..

"Ihh orang gw pengen liat elu latihan.. Udah lama banget.."

"Gw masih malu sama luka bacok gw" Ucap Roy beralasan.

Putri tersenyum dan ikut masuk kedalam mobil.

Didalam baru saja Roy menyalakan mini coopernya, tangan putri sudah parkir didekat selangkangannya. Roy tangkap tangan itu dan menciumnya serta mencium keningnya, tapi wajah putri menadah ke atas menempelkan bibir tipisnya ke bibir Roy yg tadi sedang mencium keningnya..

"Seperti yg gw bilang.. Ancur.." Ucap Putri.. Menaruh lagi tangannya diselangkangan Roy. Mereka sangat merindukan satu sama lain sebetulnya.

Tapi tidak secepat ini.. Roy merasa seperti asshole paling bejat bila ia bablas disini. Ia sedang Recovery, begitu juga putri. Tahu bila wanita ini sudah sedikit sembuh, ia tak mau merusaknya..baru saja ia menyakiti wanita ini, tak elok rasanya bila langsung seperti ini.

Too soon too soon.. Ucap Roy dalam hati..

"Put.." Ucap Roy mengangkat tangan itu lagi dan menciumnya sayang.. "Jangan hancur lagi" bisiknya.

Ia cium telapak tangan itu penuh kasih sayang, karena walau bagaimana pun, pernah menemaninya dimasa nakalnya dulu.

"I'm already Fucked up" Ucap Putri lagi.

"Don't.." ucap Roy " You're Not Fucked Up Anymore unless we do this.. ..".. Ucapnya lagi "C'mon.." ucapnya lagi ia mencium sayang tangannya

Putri mengerti, sejujurnya ia sudah bisa move on.. Memang begitulah bahayanya bila kita mencoba menyalakan api lagi dengan kekasih lama. Terjadi begitu saja.

Ia lepaskan tangannya dan mengatur nafasnya.

"Gw ngerti Roy.. Cium gw aja bentar, gw cuma kangen ", Ucap Putri.

Mereka berciuman dengan mesranya. Entah ini disebut the last Kiss atau bukan.. Atau jangan - jangan.. The Kiss Of Death.

_-_____________




Sampai Rumah, Putri pamit dengan Pak Suprapto. Ia bilang bahwa sekali - kali ingin melihat proyeknya Royhan dipesantren. Putri sedikit ceria sekarang. Setidaknya, ceria yg tidak dibuat - buat ketika ia datang kesini tadi pagi. Kali ini, ceria dengan sebenar - benarnya ceria.

Seperti merasa lepas, seperti sudah tenang karena sudah mendapatkan penjelasan dari mantan kekasihnya. Sehingga merasa tenang bila benar2 melepas. Dicium tangan sayangnya tadi itu menjelaskan segalanya. Mereka ingin sama - sama sembuh dari masa lalu yg cukup kelam. Kini, Putri bisa tenang menjalankan kehidupannya sendiri tanpa harus bermusuhan dengan mantan pacarnya itu.

Saat ia sudah pergi...

Bahu Roy dipukul oleh bahunya Pak Suprapto, "Gimana Boy.. Beres?"..

Roy tersenyum "Kalo anak daddy masih hidup sekarang, berarti beres dad"..

Ia tertawa, ada benarnya juga. Bisa saja wanita yg sudah dianggap anaknya itu menyewa pembunuh bayaran, dan bila Roy tidak bisa menjelaskan, tinggal telepon dan ditembak dari jarak jauh. Cukup ngeri memang bila sampai berpikir ke situ.

" Ya sudah.. Yg penting hubungan kalian baik - baik saja". Ucap Suprapto.

Roy tidak yakin kalimat baik - baik itu akan seperti apa nantinya, karena butuh waktu lama ia menurunkan ereksinya saat disentuh putri sampai ia datang ke rumahnya.. Terutama saat putri bilang dia sudah memakai jilbab disuruh pacarnya namun mau di ajak minum.

Hell of Work...



_-__________________--------





Pak Suprapto sedang mengecat dinding Rumahnya. Memasuki musim hujan, ia ingin rumahnya tidak pudar.

Biasanya ia menyuruh tukang untuk mengerjakan ini. Tapi tidak sekarang. Ada anak sulungnya disini. Pak Suprapto ingin melakukan "Father-Son Time" dirumahnya. Ia ingin menghabiskan waktu bersama Royhan sepuasnya.

Ia bahkan sengaja tidak pergi ke kantornya. Ia tinggalkan semua pekerjaannya dan melakukan ",Bonding Time" bersama anaknya hari ini.

Semua kata - kata bijak, nasihat serta masukan mengenai proyek itu menggema selama mereka mengecat. Ia besyukur anak sulungnya bisa di andalkan sekarang. Menjadi anak lelaki yg seharusnya. Kadang mereka saling tertawa bila teringat masa - Masa Roy nyantri dulu. Kejadian - kejadian konyol tak luput dari pembicaraan siang ini.

Roy berencana untuk membeli rumah untuknya sendiri nanti, Ayahnya tentu senang mendengar kabar ini, tapi ia juga merasa sedih. Senang karena tahu anaknya memang sudah mandiri, namun sedih bila ia nanti berpisahnya ditempat yg jauh.

'Nanti aja kalo kamu udah nikah nak" Jawab ayahnya.

"Iya dad.. Baru rencana impian.. Tapi ga bakal jauh jauh koq dad" ucap Royhan yg bisa merasa keinginan ayahnya.

"Yang penting kamu sehat.. Yg dipesantren lan..."

"Assalaamua'laikum"...

Terdengar suara salam dari luar, Suara salam itu begitu keras terdengar sampai ke samping rumah..

" Waalaikumsalamm" jawab Suprapto ..

"Cepet.. Cuci tangan siapa yg datang" perintah ayahnya.

Roy meletakan painternya dan membuka sarung tangannya. Dengan perlahan ia buka sarung tangannya, dan mencuci tangannya.

Sambil ia membuka perlak tubuhnya, Roy berjalan ketengah rumah sambil menjawab kembali salam Itu "Wa'laikum salam"..

Terlihat sepasang suami istri sedang berdiri didepan pintu tepat disamping garasi mobil wranglernya. Saat beberapa saat Roy melihat, ia mulai sadar siapa yg datang.. Ia kaget

Astajim..

Itu Agus dan Selly.......

My Goodness..


EPS :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55