javascript hit counter

Kembali Ke Pesantren Sebagai Lelaki Sejati

EPS :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55

Chapter 38 : The Gathering, part 3 (Reunion Day)





Ustadzah Laila


Ustadzah Laila.jpg


Ustadzah Shaipah


Ustadzah Sahipah.jpg




( Reunion Day )


Kyai Basri mengusap wajahnya setelah melaksanakan Qiyam Lail Malam ini..........

Disamping ingin melakukan persiapan jasmani, Rohani Dan keilmuan untuk menghadiri acara Reuni hari ini, ia juga mengumpulkan Mental, atau juga disebut penguatan mental melalui metode peningkatan ubudiyahnya.

Sebagai seorang yg berilmu tinggi, ia sedang mencari tahu ada tabir apa dibalik serangkaian kejadian - demi kejadian yg menimpa pesantrennya akhir - akhir ini. Cobaan demi cobaan yg hadapi dengan tenang walau bertubi - tubi.

Suara Hatinya memberitahu dengan yakin dan lantang, bahwa pelaku penyerangan itu adalah seorang pendengki. Benar - benar dengki, benar - benar benci dengan pesantren, pendengki yg sesungguhnya. Beruntung ilmunya cukup tinggi. Mampu membuat pertahanan selayaknya pagar doa agar menangkis dari serangan negatif seperti kejadian 3 malam yg lalu itu.

Tabir yg hendak ingin dia cari tahu kebenarannya adalah rentang mantan muridnya yg nakal itu. Ada tabir apa sebetulnya dibalik munculnya Rayhan yg hadir dibalik keilmua mukasyafahnya ?.

Ini pasti berkaitan satu dan yg lainnya..

Karena saat Beliau memutuskan untuk mengizinkan Royhan tinggal di rumah Pengajar seniornya ketika ia dibacok itu,

Ada semacam dorongan.. Seperti dorongan hati, bisa juga disebut bisikan, bahwa ia harus mengizinkan anak nakal yg pernah merubah system pesantren itu tinggal disini.

Keilmuan mukasyafahnya memberi tahu dengan yakin, bahwa anak itu akan membantu kesulitan pengajar seniornya, dan ternyata terbukti benar. Dan dengan sedikit dorongan, Dan Abah Haji berharap mukasyafahnya tidak salah, bahwa anak itu juga bisa mengeluarkan pesantren dari kesulitan ekonomi yg diresahkan istrinya.

Itulah alasan Awal, kenapa Kyai Basri mengizinkan anak buron itu bersembunyi dipesantren. Dan tanpa disadari, anak ini pula yg mempersatukan kembali antara tokoh masyarakat yg dulu memusuhinya, dan mau bergabung dengan pesantren melalui wasilah pembangunan Guest House Awwabin itu. Dharma.

Terlihat oleh pak Kyai, Dharma sudah ada diluar rumahnya, bersama ustd Arif dan ujang, mempersiapkan kendaraan berangkat ke Reuni jam tiga subuh nanti.

Tabir - tabir itu semua dan penyerangan yg terjadi beberapa hari ini, tentu bukan kebetulan. Tentu ini ada kaitannya. Setelah Kyai Basri menguatkan mentalnya melalui peningkatan Ubudiah lewat Tahajjud Qiyam Lailnya ini, Pak Kyai Berkesimpulan, Ada yg tak senang bila anak nakal mengharumkan nama pesantren, tak senang bila Royhan yg ternyata tak disangka - sangka itu, menjadi bagian besar dari keluarga pesantren ini.

Meski sebetulnya kasus nakalnya itu sudah menjadi bagian dari pesantren. Gara - gara kasus nekat pemukulan ke santri bernama Agus itu ia dikeluarkan dan pesantren MERUBAH system Pendidikannya. Perubahan sangat major waktu itu.

Dan sekarang..

Sebagian tabir sudah dibuka.. Sebagiannya lagi masih tertutup. Dan dalam penglihatan muksyafahnya kali ini, ia melihat ujungnya ada di Reuni ini. Entah ini semacam kunci, isyarat atau pemberitahuan Warning.

Apa penjahatnya ada disana? Atau memang jangan - jangan akan ada terjadi kejahatan disana ?. Dari situ lah Kyai Basri mencoba meningkatkan ubudiyahnya mencari tahu tabir itu, sengaja ia ingin mengajak Dharma. Agar pendengki itu tahu, bahwa Awwabin sudah tidak punya musuh lagi.

Ia ingin mencari jarum dalam tumpukan jerami itu. Hatinya berkata, apa benar pelakunya ada di Reuni itu ?. Namun tabir itu masih belum bisa dibuka oleh keilmuan Mukasyafahnya. Karena pendengki ini tidak sendiri, banyak sekali Pionnya, bahkan pion yg memiliki keilmuan negatif yg begitu besar setara dengannya.

Tapi ia selalu memberi warning ke seluruh jajaran ustadnya, untuk berhati - hati dan tidak mengedepankan Curiga buruk. Karena curiga buruk itu tidak boleh , ia menghimbau berhati hati selama ia datang ke Reuni itu.

Selama ia Concerns dengan pesantrennya yg sudah ia bangun 15 Tahun lamanya ini. Selama itu juga ia teringat Jamal, salah satu pendiri pesantren ini. Teringat bagaimana amarahnya berkaitan dengan kaburnya para ustad Waktu dulu. Saat itu juga, ia memutus tali silaturhm sampai sekarang. Namun mendengar kabar bahwa, waktu ia akan datang di acara Reuni ini, karena panitia mengundangnya untuk datang.

Semua tabir - tabir itu ada yg tertutup, ada juga yg sudah terbuka.. Namun Kyai Sendiri belum yakin siapa pendengki yg sesungguhnya ini ?

Yang jelas.. Tabir - tabir itu berkaitan satu sama Lain... Dimulai dari Datangnya anak nakal itu ke Pesantren ini...



_-______________________





"Abah sayang.. Pake Jas Ini yah"

Ucap Istrinya Nyi Laila yh sudah terlihat cantik di jam 3 pagi itu. Wanitanya itu satu - satunya keindahan yg bisa memberi dia ketenangan. Sebagaimana yg dilakukan wanita Sholehah lainnya. Selalu menghilangkan rasa Khawatir suaminya.

Nyi Laila Tahu, Suami nya sedang mengalami masa - masa sulit seperti sekarng. Ia harus terlihat ceria, harus terlihat tegar, meringankan beban suami tentu merupakan kebaikan yg akan dicatat amalnya. Ciri wanita sholehah yg sudah memberi senyum pagi ini, berdandan cantik dan memberinya Jass untuk persiapan acara Reuni itu.

"Ummi selalu seneng sama Jass Pemberian Royhan ini... Pass sekali dilakai Abah, Gagah" Ucapnya yg kesekian kalinya itu.

Ia sangat suka Jas dari Royhan Itu. Bahannya berkualitas sangat bagus, modelnya pun sangat kekinian. Terlihat gagah bila ditempel di tubuh suaminya. Ia memang sudah terlihat tua, tapi dengan memakai jas itu, seakan - akan terlihat dua puluh tahun lebih muda.

"Anaknya ada disana kan nanti ?" Tanya Nyi Laila yg penasaran dengan keberadaan anak nakal itu.. ia merasa sedikit Kangen dengan kehadiran anak itu. Juga ustazah2 yg tinggal dikomplek itu, oadahal baru 4 hari ia diluar.

"Pasti Ada, sudah abah pesan dari kmarin"

"Jangan Lupa Bah, acara tasyakuran kehamilan ustazah Ayni Royhan harus hadir, katanya Ayni ga ada yg bantu - bantu dirumah, ga ada yg diandelin" ucap Nyi Laila lagi. Sebetulnya bisa saja bila Nyi Laila yg ngomong langsung Dengan Royhan nanti. Karena pada dasarnya ia ikut nanti, namun ia tak enak bila harus ia sendiri yg bicara, mengingat tatapan Royhan akhir - akhir ini, terlihat berani.

"Iya nanti abah kasih tahu" ucap abah haji, ia pakai jas itu dan sorban putihnya untuk segera berangkat keluar.

"Ummi keluar duluan yah, mau liat Si Cantik (Ustazah Ipah), Dia ikut ga yah" Ucap Nyi Laila yg buru - buru keluar kamar. Ia sudah pesan agar si cantik itu ikut suaminya ke acara Reuni, tapi nampaknya ia harus kuliah hari ini.




_--_--------_______________



Ketika diluar...


Ustad Ujang dan ustad Arief sibuk mempersiapkan barang yg perlu dibawa pagi itu....

Waktu sudah menunjukan pukul tiga, pesantren terlihat sangat sepi. Dingin menyelimuti tubuh mereka.

Segaja mereka berangkat pagi ini, agar sampai dijakarta ketempat pukul 10 pagi.

Sudah ada Pak Dharma disana bersama istrinya Nyai Neneng. Meski diberi tahu secara mendadak oleh Kyai, namun Pak Dharma menghormati Undangan itu. Ia sudah datang dari jam dua belas tadi, sekalian mengontrol anak - anak proyek sebagaimana kebiasaannya.

Ditambah ketika ia mendengar ada penyerangan sirumah Fian, ia semakin ekstra mengamankan pesantren dan Guest House itu. Ia merasa bersalah sebenarnya, sudah dua kali kecolongan yg di awali sabitase dan penyerangan di rumah Fian Itu. Dari situ ia meminta semua anak buahnya agar tidak kecolongan lagi.

Saat hendak ikut ke acar Reuni, Dharma juga masih khawatir dengan pria yg pernah menggoda istrinya itu, pria yg hampir dibacok potong tangannya. karena kampungnya, satu arah searah ia berjalan menuju pesantren ini. Nyai Neneng menutup mulutnya, melihat tingkah suaminya yg over curiga ini.

"Awas, selama bapak keluar, kalo lelaki itu berani ngegoda istri bapak lagi, suruh si bambang (anak Buahnya) buat menggali kuburan dipinggir empang, nanti bapak masukin orang itu kelubang" ancam Dharma,

Nyai Neneng tidak takut bahkan tidak merasa seram, malah ia tersenyum.karena ia yakin lelaki yg dibacok suaminya itu tak mungkin berani sekarang. Bahkan menatap matanya pun tidak mungkin ia berani.

Duh, Si Overprotektif.. Ungkap neneng membicarakan suaminya. Ia memang paling paling proyektif terhadao dirinya, Karena Neneng tahu, ia adalah wanita paling bohai dikampung, tapi Jika Ada pria yg berani menatapnya salah, pria itu akan berakhir dikubur empang dekat tanahnya. Sehingga diam - diam, Teh Neneg tidak merasa bebas bila berteman dengan lelaki manapun.

Ada istilah hebat...

semakin di kekang maka semakin liar tanduknya, semakin ditekan.. Ia malah semakin bringas ingin bebas..

Mungkin hal itu terjadi dengan Teh Neneng..

Dari sikap over protektif suaminya itulah, mulai tersimpan semacam Fantasi pribadai yg Teh Neneng pendam, ia senang bila melihat pria yg mempunya nyali. Senang melihat pria pemberani. Tahu bahwa suaminya galak, namun diam - diam ia senang bila pria itu tetap nekat ingin berteman dengannya.

Entah ini disebut rahasia yg dipendam, atau memang senang kegilaan bila melihat banyak pria g mendekatinya dan di Bacok oleh suaminya hahaaa.. Kadang ia suka tertawa bila berpikir seperti itu. Hanya ibu - ibu arisan dikampung yg dekat dengannya tahu dengan rahasianya ini.

Namun nampaknya, memang tidak ada lelaki yg berani melakukan itu. Tak ada lelaki yg berani melihatnya macam - macam. Karena takut dengan galaknya ia punya suami.

"Mamah mau urus surat2 legal House guest punya Roy aja Paak.. Ga ada waktu buat itu, lagian mana berani lagi orang itu ." ucap Nyai Neneng menenangkan Suami nya.

"Bagus kalo gitu," ucapnya sedikit hilang khawatirnya.

"Sudah siap ?" Ustad Juned dan istrinya terlihat datang menghampiri, belum juga dijawab oleh Dharma dan Para ustad yg berdiri disamping mobil sudah dipotong juga oleh Nyi Laila..

"Eh Cantik, ayok Ikut", Ajaknya ke ustazah Ipah.

" Mau banget Nyi Laila, tapi ipah ga bisa ninggalin kuliah hari ini, Bunda Ayni juga ga mau ditinggal" ucap Ipah.

"Hmmm, aku cantik sendirian dong, yg lain ganteng semua"..

" Nyi Laila mah emang paling cantik biar ngumpul sama ustazah yg lain juga" Jawab istri ustad Juned yg Manja itu.

",Hmm.. Mulai deh si cantik mah.. Sengaja yah.. Biar ga dipundungin kalo ga ikut"

"Hehee.. Salam yg lain ya Nyi Haji, jangan lupa ..." Ipah melirik suaminya yg ikut mengobrol dimobil " sama anak nakal juga"..

"Husshh udah ga nakal kali.."..

Iya, cuma super nakal, ucap ipah dalam hati.

" Hehee.. Iya Nyii.. Hati2 dijalan Nyi Haji"..

Memang semenjak pulang haji kemarin bersama Suaminya itu ia dipanggil Nyi Haji sekarang. Panggilan itu meluas, hampir semua penghuni pesantren memanggilnya Nyi Haji, istri Kyai yg masih muda dari suaminya itu merasa ga nyaman sebetulnya, tapi begitulah sekarang orang memanggilnya.

Kyia Basri mengumpulkan semua orang yg juga dihadiri oleh para Bulis malam. Abah Haji menitip pesantren selama ia tak ada, Ustad Fian Yg beranggung jawab selama ia pergi dari sini.

Setelah membaca doa safar sama - sama, mereka pergi menggunakan M.p.v yg terdiri dari Nyi Laila, pak Kyiai, Dharma, ustad Ujang, ustad Juned , dan ustad Boim. Mereka melambaikan tangan ke istri mereka masing - masing. Tak lupa Dharama membawa semua peralatan goloknya ditas slempang yg ia bawa. Tak elok rasanya bila menaruh golok diluar bersama Kyai.

Saat diperjalanan sampai menuju kelapa Sawit, Pak Kyai berpersan..

"Ingat.. Saya pesan ke kalian semua.. Jangan ada satu pun yg menceritakan kejadian di pesantren hari - hari ini.. Tunjukan kita kuat dan baik - baik saja.. Karena bila kita terlihat sedih, mereka pasti bertepuk tangan " Ucap Kyai..

"Karena ciri khas pendengki, tidak senang melihat kita senang, mereka senang melihat kita lemah, jangan tunjukan kelemahan itu " Lanjut Kyiai lagi..

"Siap Yai".. Jawab mereka semua kompak.

Selama dalam perjalanan itu pula mereka membicarakan kasus itu, dan sampai detik ini juga, mereka belum menemukan petunjuk siapa pendengki yg sebenarnya disini.

Ustad Ujang duduk dipojok sambil mendengarkan tausyiah abah haji selama dimobil, mengingat penyerangan itu, ia teringat omongan Royhan. Ada benarnya ketika Royhan Bilang...

" Ngapain pake acara dukun segala sih, kenapa ga langsung aja nantang saya.. Nih Royhan.. Langsung datang ke saya Face To Face.. Emang manusia sekarang emang kebanyakan Gimmick, tapi nyali ga punya.."..




_-_____________





"Gus... Acara Reuni mulai jam berapa?"

Tanya Royhan yg pagi itu via telepon setelah ia sudah rapih bersiap menuju acara kangenan alumni Awwabin.

"Pak Kyai datangnya sekitar jam 9 Sob, mungkin jam 10 pagi kita berangkat".

" Walah, ane Kirain jam 7 udah mulai?"..

"Ente mau ikut Reuni apa mau makan uduk Roroy, ada2 aja antum nih"..

" ane udah ga sabar, itu anak - anak kaya si Deni, Dharmin, Kecap, Letoy, Batong udah pada gede gede kali yah"..

"Kalao si Batong mah bukan gede lagi, tapi banyak.. Dia berangkat nih bareng ane mau kerumah ane dulu berangkat dari sini.."..

" Ya udah, ketemu disana aja yak, Gw mau Cardio dulu, masih lama kalo jam sepuluh"..

"Eh nanti dulu.. Bini ane gimana, udah ngabarin antum belom?"..

" Ohh iya si Selly ane ampir lupa hahahaa... Wah ane seneng banget Gus, akhirnya ane punya orang berpengalan ditim Ane.. Ente emang permen Sugus Gus Bisa aja nyari istri secantik Gitu"..

"Sugus dilawan.. Ga bisa lah" Ucapnya Membanggakan diri..

See.. Betapa pentingnya ungkapan kesohoran nama baik juga gengsi buat Agus. Royhan sudah sangat hafal, ternyata sifat aslinya tidak berubah, Baginya, Agus adalah tipe Orang yg sangat membutuhkan panggung. Ia ingin semua orang melihatnya, memujanya. Ingin dilihat baik. Memang begitu pembawaannya dari kecil.

Ingin bisa dilihat Orang adalah sudah seperti menjadi KEBUTUHAN untuk Hidupnya.

Mangkanya wajar bila sekarang ia meraih agar menjadi calon legislatif diusia muda via bantuan orang tuanya yg memang pejabat.

Royhan hafal sifat itu, dan karena sifat itulah yg menjadi salah satu penyebab kenapa akhirnya ia berkelahi dengan temannya itu.

"Sugus mah emang dari dulu ga bisa dilawan" Ucap Royhan sambil tersenyum membanggakan temannya itu, karena ia tahu bahwa Agus - sugus emang tipe orang yg harus di angkat orangnya. Entah ucapan "Ga bisa dilawan itu" menyinggung perasaannya, mengingat dulu ia tahu betul bagaimana perkelahian besar itu terjadi, sampai Agus Koma dirumah sakit 6 bukan lamanya.

"Iyah.. Gw gitu Roroy"... Ucapnya lagi.

'Eh Iya Gus, kalo gitu setelah Reuni nanti ane anterin Selly ke pesantren buat nemuin Teh Neneng disana, Rapat progres kerapihan Legal perusahaan" Ucap Roy.

"Ga mesti.. Tar sama ane aja ke sana.. Lagian kan ane emang mau ngobrol langsung sama Kyai, ane kan deket sama Kyai (Deg Kenapa Agus mengungkit itu ucap Hati Royhan).. Jadi Kyai Bisa tau, kalo ane juga berkontribusi besar buat pesantren".. Ucapnya lagi.

Fix.. Bila agus ini sama dengan orang yg dijelaskan oleh Ustad Boim.. Ustad Jamal.. yg mengalami Waham Kebesaran. Jadi malas sebenarnya Royhan mendengarkan ini, Bibit sifat ini pula yg menyebabkan mereka dulu berkelahi. Namun karena mengerti dan sudah Hafal teman Satu Shohnun nya Roy mengalah sambil melirik matanya ke atas diujung telepon dan menggeleng gelengkan kepalanya..

", Bagus itu Gus.. Maksudnya kalo bukan kita.. Siapa lagi yg mengharumkan pesantren" Ucap Royhan..

"Hehee.. Ya udah nanti kita bicarain lagi, hari apa Selly bisa kesana?"..

" Sipp.. Antum kan pengantin Baru.. Sekalian Bulan Madunya di pesantren napa, siapa tahu kalo dipesantren jadi anak".. Sindir Royhan.

",Wah kalo itu sih ga usah di ajarin, Agus siap menvetak kalo ia mau, emang dasar gwnya ga mau" Ucap Agus yg khas dengan waham kebesarannya.

Roy menutup telepon sambil tertawa dan menggelengkan kepalanya. "Si Semprul Masih kaga berubah, heran" Ucap Roy mendengar pembicaraan orang besar yg "butuh panggung" itu. Mengingatkan Roy kembali tentang penyebab ia berkelahi.. Enam tahun yg lalu.




_-_________




Kyai Basri sudah turun dari mobil digedung pertemuan acara Reuni itu.

Sambutan kalung Bunga dan riuhan meriah dari anak2 Reuni tak bisa tertahankan lagi..

Kyai mereka datang....

Saat masuk kedalam gedung pertemuan itu, Riuh tepuk tangan tetdengar sangat keras. Begitu pula denga Istrinya, Nyi Haji yg terlihat sangat cantik disuraki gembira oleh para teman - teman Alumni.

"Ya ampun.. Itu Nyi Laila cantik banget.." ucap Alumni putri..

Ada juga yg berkomentar mesum "Gila, bodynya makin melekuk nih istri Kyai". Ucap alumni angkatan Lama.

Royhan juga bertepuk tangan, awalnya ia mengira Ipah Ikut, setelah dilirik - lirik ternyata tidak. Hanya Nyi Laila yg menjadi bahan khayalannya akhir2 ini datang, ustad Ujang memanggilnya dengan sebutan Nyi Haji, ahh pantas sekali nama itu disematkan untuknya.

Tapi pas Kyai Masuk beserta Rombongannya,

Agus tak ada disampingnya...

Kemana Orang itu?. Harusnya ia ikut menyambut dibarisan depan ini sesuai dengan amanat gurunya dan panitia. Harusnya ia duduk didepan bersama Royhan. Apa orang itu ke Toilet ?, Atau mungkin sedang mendokumentasikan hari bersejarah ini, mungkin ia sibuk berfoto foto pikir Royhan.

Saat duduk Nyi Laila tersenyum melihat Royhan, anak yg dititip salam dari si Cantik itu ternyata ada. Ia hanya melihat dan memberi salam dari jauh.

Awalnya, Nyi Laila sempat sedikit tegang sesaat ia mulai masuk ke gedung pertemuan ini.

Karena Abah haji memegang tangannya lebih erat. Kyai itu berbisik..

" Ummi.. Abah ngeliat ada Cacing yg diantara diperkumpulan Alumni.. Kayaknya ada di sini "..

Nyi Laila kaget.. Cacing ?.. Cacing apa?

Yang awalnya Nyi tidak mengerti, akhirnya seketika itu juga ia paham, mungkin ia melihat dengan mata Mukasyfahnya. Dan jangan - jangan suaminya sudah menemukan siapa pelakunya dan benar ada diperkumpulan Alumni itu.

Nyi Laila tahu memang kemampuan Suaminya yg beeilmu tinggi itu. Ia bisa mudah menebak orang itu siapa dengan hanya melihat pancaran auranya saja. Bahkan pernah suatu ketika, ketika ia dan Pak Kyai beretemu orang yg paling masa dikampungnya Pak tidak melihatnya seperti manusia, Pak Kyai melihatnya seperti Kerbau berjalan. Bahkan pernah juga sekali.kali Pak Kyai Memegang tangan istrinya begitu keras, memejamkan matanya, dan melihat ke arahnya sambil bilang berkali kali..

" Ya Allah ummi itu orang jahat bangt.. Jahat banget Ummi, Abah Ga bisa ngeliat.. Jahat... Jahattt.. "..

Padahal bila dilihat oleh kasat mata , orang itu terlihat baik - baik saja, terlihat seperti biasa, namun Mungkin penglihatan Pak Kyai berbeda, mungkin ia melihat aura yg sangat jahat diorang itu, sampai2 begitu keras ia memegang tangannya.

Juga sekarang...

Ketika turun dari mobil tadi Abah hai melihat Cacing di antara kumpulan Alumni itu. Ia menegang tangannya begitu keras tadi. Tapi merenggang ketika sudah masuk ke Aula. Seakan akan penglihatan Cacing itu hilang. Baru Ketika melihat Royhan tadi, pikiran Nyi Laila teralihkan, dan ia duduk sambil melihat Royhan untuk melupakan penglihatan Abah Haji itu.





_-___________________





Saat Pak Kyai memberi sambutan.. Semua alumni santri itu terdiam...

Kata - katanya yg bijak dalam bertausyiah selalu menjadi Ciri Khas Abah Haji disetiap ceramahnya. Di awali salam, menanyakan kabar Alumni,

mengucapkan terima kasih dan memberi tausiah. Sejuk menyegarkan Hati. Intinya ia memberi semangat dan tidak patah arang, karena hidup tidak ada yg tau, siapa tau nanti bisa merubah keadaan bila ternyata ada kemauan.

"Royhan contohnya.. Dulu ngacak - ngacak pesantren.. Kini membangun penginapan .. pengennya pake nama pesantren"..

Alumni tertawa dan menyuraki, mereka juga bertepuk tangan.. " Emang dulu Bolang Gembel itu pak kyiai " ucap salah satu teman angkatannya dulu yg membuat seisi aula tertawa...

Sambil tertawa, Abah Haji bingung, kemana penglihatan Cacing itu pergi. Ia tidak tahu apa itu penghasud yg datang ada disini, atau memang perusak acara ini. Namun ketika penglihatan cacing itu tidak ada, Kyai Basri enjoy menikmati acara ini dengan mantan murid2 nya.

"Sugus.. Elu dimana.. Kenapa da Kyai lu ga duduk dsini....."..

" Sorry Roy.. Ane abis Foto - Foto tadi, mau kesana ditahan Batong duduk dibelakang" Jawabnya..

"Cepetan Lu kesini, ketua alumninya kan elu dodol..

" Iya.. Sambutannya kan tdi ane udah Roroy.. Biarin tinggal Pak Kyai yg ngasih sambutan.. Santai aja dulu" Balas Agus.

Roy menyisir setiap tempat duduk di Aula itu. Tidak batong tidak agus tidak terlihat olehnya. Hanya sekitar belakang yg tak terlihat Royhan, mungkin ia ada disana.

"Saya sebagai Kyaimu merasa bangga kalian ada disini , saya Ucapkan, semoga Reuni ini bisa memper erat tali silaturhm kalian seperti masa kalian nyantri dulu, dan mampu kuat dalam mengadapi arus dunia"..

" Aaamin".. Ucap Anak - anak Aula.

Roy bisa melihat Pak Kyai begitu lelah, ia sudah memesan hotel untuk tempat istirahat Kyai sejenak. Sengaja ia memesan hotel itu tanpa pemberi tahuan Agus sebagai ketua Alumni. Ia melakukan itu hanya spontan, saat sitanay Aula ini tidak menyediakan kamar yg istirahat yg nyaman.

Selesei sambutan Kyai ,anak - anak mulai Riuh dengan acara Reuni ini. Di adakan acara permainan tiap angkatan dengan tujuan mempererat tali silaturaihm.

Roy mengobrol dengan ustad Ujang Dan Pak Dharma. Mereka semua terlihat kelelahan setelah mungkin hampir 6-7 jam dijalan. Namun sesuai dengan perintah Kyai Tadi, mereka harus tetap terlihat Kuat. Jangan menunjukab sikap lemah dan lelah.

Selama mengobrol itu pula mereka membicarakan kasus itu. Tapi dengan cara berbisik - bisik. Bahkan Roy ingin pulang ke Pesantren hari ini juga. Ketika Kyai ingin pamit Pulang, Roy menahannya sambil Bilang..

"Abah Haji Istirahat Dulu, saya udah nyediain kamar hotel di depan Gedung pertemuan"..

Abah Haji terlihat Ragu, namun ustad Juned yg disampingnya bilang ", Betul Bah Haji, tiduran dulu di sana sebentar, abis itu kita start lagi malam"..

" Dimana Royhan tempatnya" ucap Nyi Haji tersenyum, karena sweang anak muridnya ini mau memikirkan hal kecil seperti ini..

"Tepat disebarang sebelah kiri Nyi, Roy sudah booking tiga kamar" ucapnya karena tahu yg lainnya pasti merasa tak enak bila harus sekamar dengan Pak Yai.

How Thoughtful.. Ucap nyi Laila...

Pak Kyai Pamit ke anak2 Alumni, karena Alasan kesehatan tidak bisa menemani acara ini sampai selesai. Mereka mempersilahkan Pak Kyai keluar dan pamit.

Roy mengarahkan Rombongan Kyai menuju hotel untuk istirahat sementara. Sampai disana, kamar satu diisi oleh pak Kyai dan Nyi Laila, yg kedua ustad ujang dan Dharama, sedang satu lagi, ustad Boim dan Juned. Mereka menumpahkan tubuh mereka di atas kasur sambil tiduran.




_-______________





Menuju Jam Siang, mereka masih santai berkumpul di Kamar ustad Juned.

Membicarakan acara alumni hari ini dan juga keadaan pesantren. Roy berniat untuk pergi ke Pesantren Siang ini juga, karena ia ingin melihat progres proyek setelah hampir 5 hari ia tinggal.

"Aman sih Roy... Saya semenjak kabar penyerangan itu makin ketat dijaganya", Ucap Dharma..

" Sebentar doang koq Pak Dharma, cuma mau liat sebentar... mungkin besok saya kesini lagi.." Jawab Roy..

"Antum ga cape Roy.. Abis ada acara begini?" Tanya ustad Juned.

"Ah.. Saya malah seneng Tadz, seru liat anak2 kerja.. gimana kabar Ustazah Ipah Tadz" Tanya Pemuda itu.

Ia baru ingat tentang mimpi kemarin itu, dengan gelisah ia memberanikan diri bertanya..

"Antum ngusir ai Andi Itu?", Tanya Ustad Juned.

" ngusir gimana maksudnya tadz, emang saya yg ngusir kan".. Ngusir supaya jangan ngedeketin istri cantik lu , ucap Roy lagi dalam Hati mengingat istrinya itu.

"Sini deh ikut ke kamar sebelah ?" Ucap Pak Ustad Juned. Baik Dharma Istad Boim dan Arif yg sedang tiduran merasa bingung. Bagai kerbau dicocok hidungnya, Roy ikut kemar sebelah yg sedang kosong itu.

"Tapi Antum.. Waktu ngusir Andi datang kerumah ?".. Entah kenapa ustadnya ini terlihat penasaran..

" Iya.. Kan disuruh ustazah buat dateng, katanya pak ustad yg ngizinin"..

"Hmm iya - iya" ucapnya ragu menanyakan apa benar Roy melihat istrinya hanya memakai Tanktop ketika masuk.

"Tapi Andi udah ga berani ganggu kan?" ucapnya, yg sebetulnya, pak ustad sedikit tidak khawatir lagi dengan Andi, namun ia khawatir dengan Royhan. Terutama setelah mimpi itu

"Ada saya Tadz, ga bakal berani ganggu, sijamin dia gabakal nekat lagi maen ke pesantren, ",

" itu anak sekarang yah, nekat"

Ustad Yg mulai , ucap Hati Roy lagi mengingat ia membakas chat pemuda itu sewaktu Abah Haji masih dimekah.

"Tenang tadz... Andi ga bakal berani ganggu ustazah"..

" iya, dia lagi dikampus nih, tetap aja ada perasaan takut dia ganggu ustazah terus" jawab ustad Khawatir.

Roy berpikir sejenak tentang ke khawatiran ustadnya itu. "Kalo gitu, nanti Roy kepesantren mampir dulu ke kampus ustazah, Roy cek stad bener ga anak ingusan itu masih ganggu ustazah" ucap Roy ingin meringankan rasa khawatir ustadnya.

"Ah jangan repot - repot Roy"

"Gpp tadz, cuma "ngeliat".. Ustazah ga bakal tahu"..

" Tapi Antum jangan pulang bareng ustazah, nanti dia curiga" jawab juned beralasan, sebetulnya, ia merasa takut bila istrinya malah pulang dengan pemuda ini.

Royhan tersenyum.. Suami nya terlihat cemburu bila istrinya pulang dengannya..

"Tenang tadz.. Aman sama Royhan "..

Saat hendak menyudahi pembicaraan, ustad Juned menahannya dan bilang sedikit ragu dan takut..

" Roy.. Uhmmm.. Waktu antum ke rumah ana.. Antum.. Uh.... ngeliat ustazah cuma Tangtopan doang?"

Seketika, kejantanan Roy sedikit ngaceng. Suaminya terlihat khawatir bila aurat istrinya yg sangat montok itu dilihat Royhan, andai pak ustad tau, Roy tidak hanya melihat aurat istrinya itu, tapi menyedotnya nafsu digudang Rumahnya. Namun kali ini Roy memberi tahu Pak ustad sedikit..

"Iya tadz.. Tangtopan"..

Hati pak ustad bergetar, Royhan sudah melihat Aurat istrinya..

" Bearti antum ngeliat dong?"

" Tapi sebentar tadz, dalam hukum juga boleh kan, kalo ga disengaja begitu.. Disebutnya.. Sodakoh"

Ia memang betul, tapi beruntung sekali anak ini, bisa melihat dalaman istrinya. Pak Ustad tertawa ketika mendengar Royhan mengucap Sodakoh

"Sodakoh semprul itu, sodakoh udah ngusir Andi yg nakasir dia gitu?" Ucap Pak Ustad.

Semacamnya tadz.. Ucapnya yg tentu hanya dalam hatinya..

"Lagian, wanita secantik ustazah Ipah, wajar bila ada yg naksir tadz.. Pak Ustad harus ekstra ngejaganya.."

Pikirannya menerawang memikirkan istrinya sedang dikampus, ada sedikit khawatir sebenarnya setelah Royhan mengucapkan itu "Ya sudah, nanti antum sekalian Lewat coba liat, Anak ingusan itu masih nekat deketin ga" Ucap Juned lagi.

"Siap Tadz.."..

" Awas jangan maauk rumah lagi , kecuali saya Nyahut" Ucapnya lagi mewajarkan kejadian "Tidak di sengajan itu", walau hatinya berdebar - debar saat ingat bilang wanita secantik istrinya, berarti ia sudah tahu dalamnya.. Astajimm, ucap ustad lagi,




_-___________





" Ngobrolin apaan sih.." Tanya Nyi Laila yg masuk melalui pintu konekting hotel dari kamarnya, mengganggu Royhan dan ustad Juned terlihat serius mengobrol ustazah ipah..

"Ehh hehee.. . Ini Nyi haji.. Royhan mau pulang kepesantren katanya sebentar.." Jawab ustad Juned.

"Loh.. Bukannya masih nanti ke pesantren nya?" Tanya Nyi Laila..

"Iya nyi.. Cuma penasaran sama kerjanya anak2 seperti apa.. Nanti besok kayaknya balik lagi.."..

Nyi Kyai itu tersenyum, salut dengan kegigihan dan kemauan anak ini terhadap pekerjaannya. Padahal jarak dari tempat ini sampai kesana memang jauh.

" Jangan dulu pulang, Abah Haji mau ngomong dulu sebentar" Ucapnya.

",Dimana ustazah?"..

" Dikamarnya sekarang.. " ia membalikan badannya dan pergi menuju kamar via pintu kontekting itu.

Saat didalam Abah Haji sedang santai di atas kasur. Roy mengucapkan salam, Kyai itu langsung duduk di kursi. "Masuk Roy.."..

" Antum Mau ke pesantren yah?" Tanya Kyai Langsung karena mendengar desas desus disamling kamarnya.

"Iya Kyai, mungkin besok kesini lagi"..

" Hmmm.. Kenapa ga sama aja sama kita?"..

"Wah.. Pak Kyai Istirahat aja dulu, saya juga bawa mobilnya biasa ngebut, ngejar waktu cuma ingin liat kerja anak2"..

" Ya sudah hati2.. Abah haji cuma mau ngasih tahu kamu, jangan ada rasa khawatir, bersikap tenang, Abah tahu kamu udah dapat info penyerangan itu dari ustad Ujang. Abah cuma mau bilang, hati - hati, tahan emosi, kita sudah seujung kuku lagi buat mengetahui siapa pendengki itu, jangan gegabah". Jelas Kyai lagi panjang.

"Inshaallah Yai". Jawab Royhan.

" Antum berangkat kapan?", tanya Laila

"Sekarang ini juga Nyi Kyai.. Sudah rencana dari tadi pagi, abis Reuni mau nengok proyek sebentar" Baju gombrang Nyi Haji terlihat sedikit ketat sekarang. jilbab lebarnya sudah diganti dengan jilbab yg lebih kecil karena ingin istirahat di hotel ini, oh nonjol toketnya gede.

Royhan tak takut saat menyebut "Toket', karena tau suaminya tak bisa membaca pikirannya. Saat melihat pak kyai tak mengomelinya menyebut toket itu dalam hatinya, Roy bebas memperhatikan baju ketat itu.

" Ada salam dari ustazah Ipah Cantk, katanya nanti pas syukuran pesta kehamilan ustazah Ayni antum harus datang.. Ga ada yg bantu - bantu.." ucap Nyi Haji. Seharusnya suaminya yg berkata itu sebagaimana pesannya sendiri tadi pagi, tapi entah kenapa Nyi Laila berani mengatakannya langsung..

"Heheee.. Inshallah Nyai"..

" Bentar abah mau ke toilet dulu, jangan dulu pulang " ucap Abah Haji..

Saat masuk ke kamar Mandi, Nyi haki memanggil Royhan agar lebih mendekat

"Sini.." ucapnya.

Roy mendekatkan tubuhnya ingin tahu apa yg hendak dikatakannya, dari sini semakin jelas terlihat Toket istri Abah Haji itu.

"Kayaknya pelakunya ada si Reuni tadi"

Roy kaget..

"Ssttt.." ucap Nyi laila menutup mulutnya dengan satu jari itu..

"Hati - hati.. Jangan kasih tahu siapa dulu.. PAK kyai kayaknya ngeliat pelaku itu"..

" Darimana Nyi Haji tahu" Tanya Royhan.

"Dia melihat cacing si kumpulan Alumni itu, cacing itu...... Ah udah antum ga bakal ngerti, yg jelas.. tahu kalo Abah Haji ngeliat pelaku itu, abah memegang tangan ustazah tadi."

Wangi tubuh Nyi haji tercium jelas oleh Roy, ia menghirupnya dalam2, Kontolnya ngaceng, toketnya keliat Gede dari sini..

"Tapi antum jangan bilang siapa2 dul..' Bu Kyai sadar, pria ini sedang melihat tonjolan toketnya " Jangan dekat - dekat Roy" ucap Bu Kyai pelan, Roy menjauh "Iya Nyi Haji" ucapnya pelan juga.

Nyi haji menutup tonjolan itu dengan jilbab kecilnya, Roy masih ingat wangi tubuh istri Kyai itu membuat ngaceng kontolnya.

"Mentang - mentang ga bisa diterawang " Ucap Nyi laila tahu bahwa ilmu suaminya tak bisa menembus pemuda ini. Bahkan malah dengan nakal melihat tonjolan toketnya. Ustazah menundukan wajahnya menarik jilbab kecil menutupi tonjolan yg dilihatnya tadi ..

"Susah Kalo udah deket Nyi Haji...... Cantik..' ucap Roy mulai berani

" Hmmm.. Mentang2 ga bisa diterawang suami makin berani antum...." ucapnya tanpa melihat matanya, ustazah mengucapkan itu sengaja, karena semenjak tahu abah haji tak Bisa membaca pikirannya, Roy mulai bebas melihat lekuk tubuh dirinya. "Inget sama pesen Tadi.. Jangan kasih tahu siapa 2 dulu" Ucap Nyi Laila selanjutnya, ia mengingatkan Royhan tentang Penglihatan suaminya itu

Saat pintu kamar mandi terbuka, Roy menjaga jarak. Sebetulnya ada rasa khawatir dengan Suaminya bila tahu tentang insiden tadi, terutama saat Roy Melihat tonjolan toketnya. Roy juga nerasa khawatir.

"Ana berangkat Pak Kyai," ucap Roy sambil berdiri, dan salaman dengannya, Nyi Laila melihat tangan suaminya bersalamn dengan Roy, namun ia tak mengucapkan patah kata yg mencurigakan sekalipun. Mereka tersenyum dan menasehati Roy agar berhati- hati..

Memang benar.. Anak itu memang tak bisa dibaca oleh suaminya....

Punya ilmu apa anak itu, Kadang Ustazah merasa bingung... bahkan Ustazah diam - diam pernah menjuluki pemuda itu dengan istilah pendekar.. Konyol memang terdengarnya.. Tapi memang itu yg ia lihat.. Dasar pendekar.... Pendekar nakal.. Ucapnya dalam hati, merasa sedikit lega kejadian tadi tak diketahui suaminya.


Sedangkan saat dimobil...

Roy mengocok kontolnya begitu keras siang itu.. Ia masih ingat wangi tubuh istri Kyai itu... Sambil mengingat ia mengucap pelan.. "Mentang - mentang gak bisa diterawang" oleh suaminya, bebas melihat tonjolan toket gede milik istri Kyai tadi..



Okhhhh lailaaaa shhhhh
(*kocok.kocok.kocok)





_-__________________





Ketika dijalan, meski Royhan masih belum bisa melupakan kejadian dengan istri Kyai nya tadi, ia tetap mengingat serius tentang ucapan Bu Kyai mengenai penglihatan mukasyafah suaminya itu.

Bahwa ia melihat cacing, mungkin maksudnya melihat ada yg salah dengan salah satu alumni yg ikut Reuni tadi. Tapi siapa?.

Sambil berpikir - pikir Roy mengingat juga ucapan ustazah Laila untuk tidak memberi tahu siapa - siapa terlebih dahulu.

Sebelum kesini ia pamit ke orang tuanya, dan juga pamit ke teman2 seangkatannya terlebih dahulu, begitu juga ke Agus. Ia minta maaf tidak bisa ikut nongkrong lebih lama karena ingin melihat keadaan proyeknya. Ia berangkat sekitar pukul 11 pagi tadi,

mungkin sampai disana sekitar jam lima atau magribh. Dengan kebiasaan Roy selalu ngebut dijalan mungkin bisa diperpendek waktu sampainya..

Sedangkan Dihotel..

Ustazah Laila sudah mengganti baju reuni tadi dengan kaos santai. Suaminya bilang mereka akan berangkat ke Awwabin malam nanti. Kemudian saat berdiri di depan lemari pak Kyai bilang..

"Apa abah harus menyuruh Royhan meningkatkan Bakatnya supaya bisa ngebantu Abah Yah" Ucap Kyai.

Nyi laila tersenyum "Bakat apa sih Bah?" Tanya Laila lagi memastikan yg dimiliki anak itu..

"Bakat tertentu, Abah ga bisa ngebaca pikirannya, kalo dilatih, dia bisa lebih hebat dari abah..

" Hmmmm" ucap Laila pelan sambil melihat kaos ketatnya itu.. Ia melihat ada tonjolan toketnya..., yg tadi bebas di lihat Royhan...





_-___________________







Sampai dikampus Ustazah ipah sudah sangat sore, waktu sudah menunjukan pukul Lima sore. Namun tanpa sepengetahuan ustad Juned. Royhan menghubungi ustazah ipah bahwa ia akan datang ke kampusnya nanti.

Ia menyuruh Royhan agar parkir sedikit jauh dari kampus. Royhan juga memberi tahu, bahwa datangnya ia kesini juga karena suruhan suaminya, melihat, takut2 istri cantik nya masih di dekati bocah gemblung itu.

Ustazah ipah kaget sebetulnya. Kaget juga sedikit lucu. Padahal Andi sudah sedikit kapok mendekatinya.

Setelah sampai dimobil, dan tersenyum tertawa karena tahu bahwa Pemuda ini disuruh oleh suaminya, ipah mengirim pesan untuk Pak Ustad..

"Abi.. Ummi ada tugas sampe jam lima nih, baru selesai"..

" Ya udah ummi.. Hati - hati dijalan pulangnya.. Sama siapa.."..

Ustazah mengetik "Tau nggak, karena udah sore, tadi malah Andi yg mau anterin Ummi, bilangnya ga tega ngeliat ummi pulang sendirian, soalnya ustazah anies udah pulang duluan.. berani Dia Bii.." ia kirim pesan itu..

Buru - buru suaminya menelepon karena merasa khawatir..

"Astajim ummi, gimana, ummi ama siapa.. Masih ada Andinya"..

Ustazah Ipah mengangkat jari telunjuknya ditempelkan ke bibirnya sambil tersenyum ke arah Royhan yg juga tersenyum, ia seperti sedang bermain - main, dengan suaminya.

" Itu Kan Tadi bii.. Sekarang ada Royhan yg dateng... Untung ada Royhan, Pas dia ngeliat langsung kabur"..

"Huff untung.. Sukur " Ucap Suaminya melepas rasa khawatir "Masih berani aja anak itu.. Sekarang Royhan nya ada?"..

" Nih Ada"..

"Ummi sama Royhan Sekarang ?" Ucap Royhan sekarang, ucapnya terdengar mulai khawatir lagi, tapi dengan jenis yg berbeda.

"Loh, bukannya Royhan ke sini disuruh Abi juga.."..

" Iya sih, tapi ummi jangan pulang sama Royhan "..

" Tapi Abi katanya yg nyuruh Royhan nemuin Ummi,?. Royhan sama ummi sekarang"..

"Iya.. Tapi jangan pulang sama Royhan.."

"Hallo hallo.. abi hape nya Lobatt sinyalnya putus.. Halo haloo.."

Padahal ia mematikan hapenya tak menjawab pernyataan suaminya yg terakhir dan putus..

Ustazah tersenyum ke arah Royhan saat hape itu mati.. ",Beres " ucapnya..

"Dia tahu, Roy cuma liat ustazah cuma pake Tangtopan.."

"Iya.. Ustazah juga tahu.."..

" hmm.. Ditambah ini.. Dia pasti khawatir.. "

"Biarin.. Hihihii.." ucapnya cuek cekikikan sambil liat hape.

Ia menaruh hape nya.. Dan melingkarkan tangannya dileher Roy dan mengusap dada Roy..

"Dia Pasti Khawatir Roy, Kalo istrinya pulang sama lelaki ini atau ngga" ucapnya Manja dan senyum..

Sambil mendekatkan tubuhnya, ia berbisik

"Soalnya belahan nenen Istrinya udah diliat lelaki ini... Sebagai suami khawatir kan kalo pulang sama lelaki yg udah ngeliat belahan nenen nya"..

Fuck.. Roy ngceng...

Roa meremas cetakan toketnya dan mencium bibirnya. Tembakan ciuman itu terlihat sangat ganas. Bibir mereka langsung bertukar lidah, mulut saling menjepit, lidah saling melilit. Saat lidah itu bersentuhan, semakin Keras Roy meremas cetakan susunya, dan dengan refleks ustazah menurunkan tangannya meremas kontolnya. Terdengar hape Roy bunyi, terlihat dari layar ternyata ustad juned menelepon menanyakan istrinya, namun istrinya cuek meremas cetakan kontol 8 inchi ini, dan terus melanjutkan ciuman.

Ustazah memakai kemeja berwarna abu - abu kopi. Ia melepas ciumannya. Kaca double cabin ini sangat gelap ,dan parkirnya jauh dari kampus. Masih Terdengar suara panggilan suaminya, namun Roy cuek, dan membuka kancing kemeja ustazah..

" Gimana Reuninya ?" Tanya ustazah..

"Seru"..

" Koq bilang serunya sambil ngebuka kancing ustazah sih, hmmm.. sopan " ucapnya pelan sambil mencubit tonjolan kontol itu, sambil melihat Royhan membuka kancing baju ustazah berbisik "Pasti banyak alumni yg cantik" ucapnya..

"Mahalan ini" ucap Royhan membuka kemeja itu ke kiri ke kanan, terlihat belahan toket milik bini ustad nya yg gede montok putih berurat biru dibungkus beha warna merah.. Ohhh shhhh.. Royhan berdesis meremas toket itok itu..

"Kalau menurut antum , dia khawatir ngga kalo belahan nenen ini udah diliat Pemuda kaya Antum ?".. Ucapnya sambil melihat toketnya sering yg diidamkan para pria dikampus itu. Sampai menjulukinya " Itok" . . Ustazah membuka sleting celana Roy dan mengeluarkan kontol telanjangnya, mulai mengocoknya.. Dhh

"Ga peduli ustazah, kalo bisa sekali - kali kita harus ngentot didepan dia".

Ustazah menarik kontol itu " Kalo berani" Ucapnya sayu..

Roy melepas beha merahnya dengan kasar, ia pegang kedua toket itu ke atas. tak tergenggam oleh kedua telapak tangannya "Shhh INI yg mahal" Ucap Roy..

Ia sapukan lidah itu diputingnya, ahhh, bergantian sebelah kiri kudian lama menggigit kecil puting itu ia caplok keseluruhan Toket itu.. "Akhhhh.. Shhhh.. Ustazah merinding Roy akhhhj shhhhh."

Slrupp slrupp slruppp

Roy sedot - sedot.. Ia kenyot - kenyot.. Bahkan meninggalkan ludahnya sangat banyak sampai air ludah itu mengalir ke perut ustazah.

Okhhhh enakkk"..

Sambil mengenyot itu Roy merasakan Kontol nya semakin keras. Saat ustazah mengocok - ngocok Manja. Roy lepaskan sedotannya, ia tidurkan sandaran kursi mobilnya sambil tiduran dan melihat ustazah masih mengocok kontol nya.

Kontol 8 inchi itu Terlihat sangat panjang batangnya, bahkan untuk menutupi keseluruhan batangnya, ustazah harus memakai kedua telapak tangannya itu pun masih menyisakan kepalanya, Bukan hanya panjang, Kontol ini sangat gemuk, urat2nya nonjol, Diameternya tebal, setiap kali masuk kedalam memeknya ia merasakan ekstasi yg nikmat, Masuk ke titik yg jauh dari jangkauan suaminya,

Toketnya sudah berlumuran ludah Roy, wajar bila suaminya tadi khawatir melihat belahan nenen ini samlai dilihat Roy, karena sangat nakal dilihat saat dilumuri ludah pejantan ini.

Ustazah menundukan wajah ke kontol ini, kepalnya yg berjilbab sedikit deminsedilit turun kebawah, pertama ia jilaa kepala kontol itu, ia jilat panjangan batang kontol itu, kemudian perlahan ia memasukan kepalanya, ia harus membuka mulutnya lebar - lebar memasukan kontol itu ke dalam..

Oh.. Fuck" Ucap Roy merasakan nikmat saat kontol nya masuk kedalam mulut mungil ustazah nya ini.

Shhhhhhhhhhhhhhhhhh

Ustazah berusaha memasukan lebih kedalam, karena ia tahu, semakin dalam semakin senang pria, meski mustahil ia bisa memasukan semuanya.

Ustazah merasa seksi saat setengah kontol itu masuk kedalam mulut, ustazah merasa liar, ia menjadi betina bagi pejantan ini, tak pernah ia melakukan sepongan sejauh ini untuk suaminya.. Karena ukuran pensilnya.

Okhhhhhhjhhh shhhhhhhhhh

Royhan menahan nikmat.. Saat ujung kontol itu menekan tenggorokannya..

Akhhh... Uhukk uhukkkk..

Ustazah terbatuk saat kontol itu dilepasnya, matanya memerah.. Ludahnya masih terikat dengan batang Kontol Roy.. Benang ludah itu membuatnya terlihat seksi..

Ia Masih terikat dengan benang ludah itu, ia terlihat seksi, ustazah berbisik sayu "Antum jahat, bilang dzakar Pak Ustad cuma segede cacing" ucap ustazah sambil memegang kontol 8 inchi itu, ia mengingat insiden membinceng pak ustad itu.. "Beda sama kontol antum" ucapnya sayu mengocok basah batang itu.

Ustazah menurunkan lagi kepalanya, ia sepong lagi kontol pejantan ini, naik turun sambil Royhan meremas remas toketnya, sepngan itu semakin liar..

Lebih liar.. Lebih liar.. Sampai ustazah mencaplok kedua pelir pejantan ini. Ia ingin menyenangkan pria yg melindunginya ini, pria yg bisa memberinya keamanan, atau lebih sering disebut pria sejati oleh suaminya.

Akhh akhh akhhh shhhh

Ustazah melepas sepongannya, ia beranjak menuju kursi belakang dan tiduran diatasnya, dengan manja ia bilang..

"Antum mau numpakin ustazah Roy, antum mau nidurin itok "

Shhhh .. Roy ikut kebelakang, ia lebarkan kedua kaki ustazah manja itu untuk dimasuki kontolnya, selalu enak ngentoti memek ini pikir Roy..

Saat kontol itu masuk kedalam, ustazah menjerit sekeras - kerasnya, karena bebas tak ada orang yg mendengar dari luar..

OHHHH GEDE BANGET!!!...SHHHHH OOHHH... DALEMM!!! Jerit ustazah.. melihat kontol itu seperti membelah dirinya menjadi dua, sepertinya, punya pak ustad Tak sama Lagi pikir ustazah..

"Tumpakin Roy, tumpakin Ustazah"

Ahhhhhhh

Saat kontol itu mulai bergerak "Sakit - sakit enak" jeritnya manja..

Oohh ohhh ohh ohhhh ohhhhh
Ohh
Ohhhhhhhhhh shhhh

Ohhhhh ohhhh ohhhhh ohhhhhh ohhhhhhh ohhhhhhh ohhhhhhhhh ohhhhhhhhh

Ohhhhh ohhhhhhh ohhhhhhh

"Ennnakkkk.. Akhhhhh enak dalem bangsat.. Akhhhhhh ahhhhh

Plok plok plok plok plok plokk plokk plok plokk plokkk plokk...

Plokk plokk plokk plokk plokk plokkk plokkk...

Plok plok plokkk.. AKHHHHHHHH

jerit ustazah saat Roy mencabut kontol nya, Roy menyuruh ustazah menungging,

Sambil menungging ustazah yakin bila suaminya merasa khawatir sekarang, bila istrinya pulang dengan pemuda yg sudah melihat belahan nenen istrinya, ia pasti pusing memikirkan apa yg terjadi..

AKHHHH!!!ucapnya saat kontol gede itu memasukinya dari belakang,

Plok.plok plok plokkk

OHHHHH ROYYYY ENAK.. ENAAAK AHHHH daleeemmmm... AHHH AHHH..

Nikmat sekali Roy ngentotin istri ustadnya ini, kepalanya terbang ke awang, awang..

Plokk plokkk plokk plokkkk plokk

Plokk plokk plokkk..

" Pak Ustad pasri khawatir Royy.. Antum udah ngintip nenen ustazah.. Jangan2 antum ngewein ustazah begini.. AKHHHHHHHHHHHHHHH" semakin cepat tempo itu

PLOK PLOK PLOK PLOKK PLOKK PLOKK

NGECROTT USTAZAH..
AKHHHHHHH..

CROTT CROTTT CROTTTTT!!! FFFFFUCKKKK!!!!


_-____________&_________





Ustad Juned sudah pulang bersama rombongan Kyai sekitar pukul sebelas malam, karena mereka memutuskan untuk pulang sore itu, ia terlihat lelah, namun setelah melihat istrinya akhirnya ia merasa lega. Usyazah Ipah memakaii Baby doll malam itu. Setelah saling menanyakan, Akhirnya pak ustad ingin meminta jawaban, tentang dia dengan Roy itu..

"Ummi pulang sama Roy"..

" Iya, tapi sama temen ummi semobil " Ucapnya pelan beralasan. "Untung ada Roy, kalo ga ada ummi udah di ajak Andi" ucapnya lagi.

Tak lama mereka langsung tidur karena capek,

Bahkan buat ustazah, ia sangat lelah sekali hari ini, karena setelah pulang tadi, ia masih dihajar Roy habis - habisan.

Rindu.. Katanya..




_-___________________




Malam itu juga setelah pulang dari Rumah ustazah Ipah, Roy menyisir halaman Rumah Ustad Fian. Ia memang berniat ingin tidur dikamar ini sambil melepas Rindu dengan ustad Fian Dan Ustazah Ayni sebelumnya. Roy merasa bahagia bumil cantik itu tak ada masalah apa2..

Tapi tetap..

Malam itu Roy bergerak menyisir Rumah Ustad Fian.. Menemukan benda - benda yg mencurigakan sebagaimana yg diceritakan ustad Ujang.

Namun.. Tak ada.. Ia hanya menemukan bekas benda yg dibakar kemarin oleh Abah Basri.

Saat ia masuk ke kamar, Royhan mencerna baik - baik apa yg diucapkan Bu Kyai Tadi siang. Bahwa Kyai Basri sempat melihat pelakunya ada disana, ditempat alumni itu. Bahkan abah Basri menyuruhnya untuk menahan emosi, sambil bilang

"Kita sudah seujung kuku ini, menemukan pendengkinya Roy"..

Ucapnya, Roy tiduran dikasur mengingat pembicaraan itu,

Tapi yg paling Roy Ingat, adalah tonjolan toket istri Kyai itu, juga wangi tubuhnya, yg membuatnya Roy ngocok dimobil tadi,

sambil tiduran ia kembali meremas kontolnya mendengar suara lembutnya yg bilang..

" Mentang - mentang ga bisa diterawang suami, makin berani Antum."

Sambil mengocok kontol nya.. Roy bilang "Akhh Lailaa.."

EPS :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55