Chapter 43 : Sometimes Love Is a Heartbreaker.. Sometimes Love Is A Life Taker... (Part I)
Selly

Ustadzah Shaipah

Ustadzah Ayni

( Royhan Agus 6 Tahun Yg lalu )
Bughhhh Bughh Bughhh
"Hei Roy.. Qiyam (Bangun) Qiyam, Qum, (Bangunlah), .. "
Bughh bughh bughh
Suara Agus terdengar menendang2 Kasur Roy yg sedang tidur di asrama dekat Ri'ayah . Asrama Santriwan memang tak jauh disekitar gedung Ri'ayah waktu itu. Ia membangunkan Roy yg tidur saat jam istirahan belajar.
"Hoaaammm... Gus.... Kaslan ane (males gw).."
"Shohn Shohn (Piring)" Ucap Agus yg memang ingin meminjam piring..
"Akhhhh sugus, ... khizanah (dalam lemari).."
Agus mengambil piring plastik yg ada didalam lemari kecil Roy yg ditempel striker Kurt Cobain, striker itu sudah lusuh, tapi tetap saja pancaran gambar itu terlihat hingar.
Saat dibuka, ada Foto Nike ardila tertempel dibalik pintu, Dulu Agus sempat bingung karena ia tahu temannya itu suka musik Rock, kenapa ada Foto Nike Ardila disini. Buat bacol mungkin pikirnya dulu. Tapi setelah dijelaskan bahwa itu ulah adiknya yg perempuan, saat ia ditengok ayahnya dulu, adiknya diam2 menempel poster artis favoritnya itu. Sambil bilang "Aa nanti Klo Punya pacar harus mirip teteh Nike Ardila yah." Ucapnya setelah menempel poster Nike dilemari kakaknya dulu.
Lemarinya acak - acakan, Khas lemari santri putra. Biasanya lemari itu rapih ketika hari jumat saja, karena memang hari itu hari liburnya mayoritas pesantren. Biasanya ketika Jumat mereka rapih - rapih.
Mereka berdua terlihat sangat kurus. Terlihat Kere karena tak ada yg urus. Makan seadanya meski disediakan, tapi disirulah letak serunya. Tinggi badan Roy sudah melebihi teman - teman seangkatannya waktu itu. Roy masih kelas 3 Smp, sedangkan Agus memang kakak kelasnya satu tahun diatasnya. Sejak berkenal dengan Roy, mereka dikenal sebagai teman satu Shohn (piring) , karena akrabnya kedua anak itu.
"Roy abis makan, ente temenin ane.. mau ada urusan sama si bangsat cadel," ..
"Kenapa lu ?"..
"Masa dia berani ngirim ngirim surat cinta ke sely,.. apa ga mandang gw tu anak, kurang ajar"...
Selly dari dulu memang obsesi Agus. Dan khasnya anak pesantren dulu bila pacaran pasti sekedar saling kirim surat satu sama lain.
"AKh elu, gara2 cewe aja masa Ribut, ogah lah gw, jangan malu2in napa.. kaya ga ada cewe lain aja.."..
"Bukan itu Roy.. tu anak udah ngelunjak ga mandang gw. Apa ga tau sely tu pacar gw... Tenang gw punya Alibi, kita jangan bilang tentang cewe, anaknya emang kaga sopan sama gw, pas didapur tadi... songong,"..
Begitulah Agus, Ia selalu ingin diangkat - angkat. Seperti sudah menjadi sifat dasarnya. Lama kelamaan memang Roy terbiasa dengan sifat temannya ini. Tapi sayang, karena pembawaan sifat ini.... justru mereka berkelahi hebat dikemudian harinya.
Bila ada urusan Ribut - Ribut pasti ajak Dia. Teman kabur bersama, teman merokok bersama. Roy yg sudah tahu sifat sahabatnya yg selalu ingin diangkat angkat itu menggeleng - gelengkan kepalanya, urusan ribut memang getol nih anak, ia menghela nafas "Hmmm.. iya hayuu.. Kalo ribut... ribut.. .. gw mau nerusin tidur dulu , makan dulu lu sono" ucap Roy santai.
'QObla ashar Roy, antazir imama Ri'ayah.. (Tunggu didepan Ri'ayah).. Biasanya tu anak sering nonkrong dipinggir situ.." Ucap Agus dengan bahasa seadanya.
"YAkhh.. gampang" ucap Roy yg malas -malasan.
Mereka Tos terlebih dahulu sebelum Agus berangkat menuju dapur. Mereka memang cukup Solid., mandi bareng, bahkan cari bacolan juga bareng. Juga bila ada masalah seperti ini, pasti Ribut bareng.
Sebelum ashar itu Agus sudah menunggu didepan gedung. Roy datang dari jam istirahat kelas sambil membawa buku. Tak banyak omong, mereka berdua pergi ke samping gedung Ri'ayah, terlihat Cadel dan Gengnya sedang nongkrong disana.
Royhan sudah dikenal Fearless ketika masih kecil. Karena ia sudah ikut beladiri PSTD (Pencak silat tenaga dasar ) yg diajarkan ustad Boim waktu itu. Roy memang sudah menyukai olah raga bela diri dari dulu. Ia memang senang sport sebenarnya.
Yang jelas, para santri pernah melihat Roy memecahkan 2 atau 4 batu bata yg ditumpuk, Roy pernah iseng menonjok dinding ubin begitu kerasnya ketika becanda, Wajar Agus berani menghampiri Cadel bila ada anak ini dibelakangnya. Meski ada gengnya disana.
"Sini lu".. panggil Agus..
"Napa.." Jawab cadel,
AGus menjambak baju cadel dan mendorongnya paksa ke tembok. Blughhh.. Teman2 cadel kaget, "apa apaan nih!!!"
"Jangan ikut campur lu!!" ANcam Agus,
Melihat Roy berdiri dibelakang, Agus tak ada rasa takut sedikitpun, padahal Roy hanya berdiri tenang dibelakang sambil menenteng buku. Gestur badannya seakan akan bilang, "selesin Ributnya , kaga bakal lama - lama.. yg penting tu anak ga berani macem2".. ia terlihat bermalas malasan namun menjaga bila gengnya itu menyerang, tapi tidak.
IA terlihat tenang, santai, berdiri menenteng buku, Agus menggampar anak itu
"PLakkk.. ehhh elu ngapain main sikut gw pas didapur tadi, hah.. ".. plakk plakk.. berkali kali Agus menggampar anak itu dengan alasan yg berbeda, padahal urusannya cemburu ceweknya dikirimi surat. Tapi ia beralibi, karena dilarang Royhan bila ketauan ributin masalah cewek.
Anak - anak teman gengnya mau membantu tapi takut. Agus dan Royhan terlihat solid bertindak, mereka hanya bisa melihat temannya si cadel digampar karena berani menyikut kaka kelasnya.
"Inget yak, gw bukan ngelakuin ini karena cewek.. tapi Lo harus sopan sama senior.. kalo lo ga sopan bgitu sama gw, gw abisin lu" ucap Agus.
Cadel tahu ini semacam warning karena mengirim surat ke pacarnya, kapok dia sekarang, bahkan tak mau berpikir sedikitpun tentang Sely.
Roy bersikap biasa sambil melihat ke kiri dan kekanan. Ia menunggu temannya karena sebentar lagi harus bersiap ke surau untuk ashar.
Itu adalah salah satu kenangan yg diingat Roy saat nyantri bersama Agus...
Saat sebelum.....
Pertengkaran Hebat itu terjadi....
-@@-----------_---------------
Malam Rapat (Sebelum hari Viral).....
"Dulu pernah ada seorang pemimpin yg tak menghukum seorang pencuri , Karena alasan yg tak terduga " Ucap Abah Haji ketika rapat dengan beberapa ustad dan ustazah senior dirapat malam itu, malam sebelum didatangi orang2 yg hendak melihat kyai karena video yg viral itu. disana ada Ustad Boim, ujang, Arief, Fian, Juned, ustad Hari dan ustad Novri. Hadir ustazah - ustazah istri mereka. Tak ketinggal Pak Dharma dan Mang Ghani sebagai perwakilan orang proyek. Mereka rapat ingin membicarakan rencana selanjutnya, apakah mendatangi Barong?, atau cukup menunggu hasil penyelidikan polisi.
"Kenapa Bah Haji?" Tanya Dharma..
"Pemimpin itu tak menghukum seorang pencuri tersebut karena mengetahui, keluarga pencuri itu dalam keadaan kelaparan.. sehingga dilepas.".. Ucap Abah Haji lagi.
Mereka semua yg hadir hampir kompak membuka mulut mereka dengan bersuara Oohh" Tanda memahami penjelasan.
"Jadi.. Kalo kita menemukan sesuatu yg jahat yg dianggap oleh kita jahat.. bersikap bijak.. jangan grasa grusu, jangan nafsu.. jangan main hajar.. jangan langsung main bakar.. jangan langsung main tendang sampe terbakar emosi... Lihat dahulu behind the scenenya seperti apa... simpan energi kalian baik - baik.. bersikap bijak.. ketenangan tidak bisa dibeli dengan uang.. maka beruntung bagi orang2 tenang" Jelas Abah Haji lagi..
Seperti biasa, selalu saja bisa membuka sisi yg positif dibalik rentetetan kejadian gelap di pesantren ini, memang begitulah ciri orang yg berilmu. Selalu terasa pas perkataannya, sejuk dan bermuatan positif. Mereka diajak berfikir bijak tanpa harus terbawa emosi.
"Saya melihat.... semangat antum Hilang karena kejadian ini, yg ada koq kaya gelap harapan.. antum lupa.. tujuan orang yg melakukan ini..justru itu... agar kita merasa hilang harapan.. putus asa.. merasa hilang... merasa... apapun yg kita lakukan kaya sia - sia.. memang itu tujuan mereka.. Dan saya katakan, jangan2 sekali - kali kita beri mereka itu.. jangan grasa grusu.." Lanjut Kyai lagi..
"Haters Gonna Hate " Ucap Abah haji yg spontan membuat heboh seluruh ruangan..
"Wiiihhh" Ucap mereka yg hadir kompak sambil tertawa santai. Karena jarang2 dan hampir tidak pernah abah haji memberikan Lecture dalam bahasa inggris seperti itu. Wajar bila para ustad ustazah yg hadir tertawa.
"Bener kan?, Antum tahu apa yg harus kita lakukan ke pembenci.?"
"Senyumin Kyai" Jawab ustad Arief..
"Cucok...!!" Ucap Abah Haji..
"HAhahaha" Kompak mereka tertawa.
"Jadi... jangan biarkan pembenci itu merasa tercapai tujuan mereka.. buktikan mereka tidak melukai apa - apa.. kita teliti dulu maksud mereka apa sebelum melakukan penindakan... sudah lah, kita dijahati bukan berarti harus ikut jahat.. pencuri saja tadi dilepas oleh seorang pemimpin karena alasan keluarganya kelaparan, . kita lihat keadaan, jangan langsung main tendang.. Pakai ini" Ucap bah Haji tegas menunjuk dahinya sendiri yg berarti dipakai pikirannya.
Pak Kyai tahu, rata2 muridnya ini masih muda. Tentu beda darah bila masih muda, banyak dari mereka yg masih terbawa emosi. Penting baginya untuk menggembleng semacam ini.
"Pertama... lakukan pengintaian.. saya mau harus ada diantara kita yg datang kesana diam2, untuk cari info, dimana tinggalnya?, siapa teman - temannya, bahkan cari tahu makannya apa, meja makannya dimana, yg mana ?, kalo bisa cari tahu merokok apa dia. dimana dia naruh rokoknya.." Ucap Abah haji detail merencanakan Rencana pertama.
Dharma mengangkat Tangan...
Maksudnya, ada ingin yg ia bicarakan. Tapi malah di beri senyum oleh pak Kyai "Antum kaya santri teladan aja, pake ngacung ke atas!!".. ucap pak Kyai mengangkat tangannya juga ke atas mengikuti gerakan Dharma. Seketika mereka tertawa kembali..
"Canda pak Dharma iya kenapa ?"
"Anak buah saya sudah ada satu orang kekampung itu pak Kyai.. mungkin besok kita sudah dapat infonya" Ucap Dharma yg mengerjakan pekerjaan rumahnya sebagai keamanan pesantren. "Feeling saya mereka bukan cuma mau menghajar Tatang tadi pagi, tapi mau ngerusak alat proyek juga, tapi untung solihin ada, solihin menyebut nama saya mereka langsung kabur bisa disimpulkan mereka kaget masyarakat sini sudah kembali menjaga pesantren.."
Abah haji tersenyum bangga menganggukan wajahnya ,.. Lucu memang hidup ini ?.. Siapa sangka lama sekali Dharma memusuhi pesantren tapi sekarang berada dibarisan pesantren pikir Pak Kyai. Dan siapa sangka anak yg dulu dibacok itu yg menariknya kembali. Bahkan anak itu hanya anak pemudanya Pak Suprapto. Wajar ia sekarang yakin ketika Muksyafahnya mengizinkan anak itu menginap dirumah ustad Fian dulu. Hal yg tak disangka selalu terjadi.
"Bagus, tapi ingat.. diantara kita saja infonya jangan disebar dulu ke orang2 yg lain.."
"Iya Bah haji.."
"Ustad Boim .. bukannya antum hafal sama daerah yg disebut Pelaku tadi, wilayahnya..?"..
"Sayaa disana tiga tahun Kyai, mengajar majLis padepokan silat, ya pasti saya punya banyak teman, memang tidak aneh, disana rata2 orang perantau semua, kampung sarang narkoba dan pencuri.."
Mirip Gotham City ucap Roy dalam hati yg sedari tadi duduk disamping ustad Boim, ia memperhatikan rapat ini dengan serius. Memang Dasar anak milenial, selalu saja dihubungkan dengan culture komik.
"Tapi kita harus hati - hati, disana banyak kelompok - kelompoknya.. kelompok yg berbahaya, saya tahu...Tato ga bakal hidup kalo misalnya ribut, ga peduli, mau tatonya gambar pocong, kalo dibacok ya berdarah.. cuman teman - teman saya bilang kalo mau kesana kita harus satu tim, jangan sampe ada yg berpencar. biasanya mereka mabuk sebelum menyerang.. tujuan kita satu, cari Barong ada dimana... " Jelas ustad Boim..
"Betul stad. Pertahanan yg terbaik adalah menyerang .." Timpal Roy.
"Eits.. inget.." Ucap Kyai eling dengan nasehat awal tadi.. "Pelan - pelan.. harus terencana.." Lanjutnya lagi.
"Sekarang kita menunggu info dari orangnya pak Dharma dulu," ucap ustad Juned.
"Betul stad, kalo kita kesana tanpa info barong bakal sia2... eh tapi itu nama kerennya kan?, saya ga yakin nama aslinya Barong"..Tanya Ustad fian.
"Saya juga baru dengar stad , yg jelas itu bukan jagoan.. kalo jagoan pasti saya kenal ,seantero daerah depan sana saya kenal jagoan2 sesungguhnya disana, tapi sudah pada dagang semua, sudah berkeluarga " Timpal Dharma.
"Saya perkirakan gurunya ada disana". UcaP abah haji mengusap jenggot putihnya.
Seluruh isi ruangan mengerti apa maksud dari Guru . Dia pasti yg menyerang Abah Haji ketika doa diproyek Roy waktu itu. Ilmunya pasti tinggi, mengingat ia bisa menutup penglihatan mukasyafah Kyai Basri, sampai tak tahu siapa pelaku sebenarnya.
" Tapi guru itu disuruh oleh pelaku sebenarnya, pelaku tahu kemampuan saya, mangkanya dia memakai guru itu, sebagai tirai yg menutupi saya" ucap abah haji sambil melihat Roy. Karena sama, Roy mempunyai Tirai yg menutupi Mukasyfahnya. Ia termasuk satu dari sejuta orang yg memiliki bakat seperti itu.
Awalnya, Pak Kyai menduga karena dulu ketika kecil sering diberi air oleh banyak guru atas permintaan Ayahnya. Namun, ternyata bukan itu. Ternyata tanpa ia sadari, Ada dari keturunan kakek buyutnya yg memang memiliki bakat seperti itu. Tanpa disadari Roy, tapi memang itu kenyataannya, The Great great great Grand Dad mungkin disebutnya.
Darah memang tak pernah salah..
Kadang Bila ada yg salah dengan anak anjingnya pasti karena ada yg salah dari ibu anjingnya, begitu mungkin istilahnya. Sebaliknya, jika baik anak anjingnya, maka bisa dilihat seperti apa moyangnya. Istilahnya memang terdengar kasar, tapi itu istilah yg tepat untuk menggambarkan bila keturunan itu memang sangat - sangat berpengaruh.
Kadang orang yg menjadi hebat, karena pernah ada dulu kakek buyutnya ada jadi orang yg hebat. Meski itu semua bukanlah jaminan. Kadang ada juga orang menjadi Gila karena faktor keturunan pernah ada dahulu dari silsilah keluarganya gila. Karena kita semua diwarisi darah, sifat bahkan kecemasan dari para orang tua. Meski kadang pula itu tidak menjadi jaminan.
Pak Kyai tahu, Roy tidak sadar memiliki bakat itu. Dia adalah pria yg mngedepankan Logika. Sebetulnya, Bila Bakat anak itu dilatih, ia bisa membantu gurunya membuka tirai orang yg ber ilmu hitam itu. Tapi pak kyai adalah tipe orang yg tak ingin memaksa pilihan jaman hidup seseorang, seperti yg akan dijelaskan ke para tamu yg akan datang besok. Pak Kyai pernah membicarakan ini ke Nyi Haji istrinya sepulang Reuni itu. Nyi haji hanya tersenyum, diliputi penasaran kenapa ilmu tinggi mukasyafah suaminya tak bisa menembus pria itu.
"Cuma ada satu lagi.." Ucap Kyai.. "Ada yg nanya ke saya apa ada pelaku orang dalam pesantren ?.. saya bisa jawab.. Ada".. Ucap Pak Kyai yg membuat diam seluruh hadirin diruangan itu.
"Siapa Kyai ?, Kenapa ga dibuka aja, tunjuk mana orangnya, nanti biar Roy yg urus.." ucap Roy berapi - api..
"Ingat nasehat saya tentang pemimpin yg melepas pencuri itu?, suatu saat antum pasti mengerti, sekarang ada hal yg lebih penting lagi, fokus mencari Barong, cari tahu gurunya siapa, nanti antum tahu jawabannya"..
Ucapan inilah yg membuat kuping Roy terngiang - ngiang sampai keesokan harinya saat bertemu banyak tamu yg ingin menanyakan keadaan Abah Haji karena video yg viral itu.
Roy dan Ustad Boim saling melihat satu sama lain, . Selalu ada rahasia didalam Rahasia disetiap ucapan pak Kyai. Mereka semua menyelesaikan rapat itu sampai sekitar pukul 8 malam.
-_--@@@----------
Setelah Rapat....
Para ustad dan ustazah senior pulang kerumahnya masing - masing...
Terlihat para santri Awwabin masih ramai karena sedang belajar malam. Ada yg melakukan muwajjahah (Kelas malam), ada yg bermain disekitar pesantren bersama teman -temannya. Ada juga yg makan malam. Mereka semua berkegiatan seperti biasanya.
Juga ada para ustad junior yg membimbing mereka belajar tak tahu menahu tentang isi rapat itu, mereka hanya berharap masalah ini segera diselesaikan dengan baik. Mereka menjalankan tugas mereka disini membimbing para santrinya seperti biasa.
Malam ini jadwal ustad juned keliling mengontrol asrama para santrinya...
Biasanya para santri dilarang belajar didalam asrama bila malam tapi harus keluar asrama. Biasanya pula ia keliling sambil membawa senter yg besar menyisir dari asrama ke asrama dan bale ke bale tempat biasa santri belajar dan bermain bebas setiap malamnya.
Saat disedang kontrol salah satu bale ia melihat ustad Ujang... ia bahkan mengarahkan senternya ke orang itu untuk memastikan bahwa benar itu ustad ujang.
Ia Seperti sedang bersedih...
Duduk disalah satu saung gubuk yg hanya diterangi oleh pencahayaan bolham kuning menghadap ke Gedung Ri'ayah.
Ia terlihat seperti menyesali sesuatu..
Ia melihat mata ustad Ujang memerah sambil sesekali menyeka air matanya dan menutup wajahnya, kenapa beliau? Tanya ustad Juned penasaran. Padahal baru saja sama - sama ikut rapat bersama Kyai tadi.
"Limadza (Kenapa) Tadz"? Ucap ust Juned melihat Ujang duduk ditepi Bale itu, seperti ada beban yg berat yg tak bisa diungkapkan.
Ia kaget,....
Ia rapihkan dirinya dengan menyeka wajahnya dari tetesan air mata, juga merapihkan kemejanya, sambil tersenyum ia jawab, "Ga apa - apa tadz.." Ucapnya sambil tersenyum.
Ustad Juned duduk menaruh senter besarnya disamping. Ia tahu ada yg salah dari ustad Veterannya ini. Ustad Ujang memang dikenal ustad paling lelah dalam menjalankan pengabdiannya dipesantren ini. Tugasnya amat sangat banyak, ia juga dikenal Rajin. Dari mulai membangunkan subuh para santri sampai meng iqob (menghukum) santri yg nakal. Bisa dibilang, ustad ujang adalah ustad yg paling cape dipesantren ini.
"Jangan begitu tadz, cerita aja" Ucap ustad Juned.
"Gpp tadz.. cuma ibu lagi sakit.. harus Cuci ginjal.. cuma bisa bingung meski gimana, biaya pengobatannya bukan perkara yg murah, sakitnya sudah lama, "Ucapnya menyeka air mata itu..
Ustad juned kaget dengan kabar ustad pejuangnya ini. ", Antum sudah bilang ke Abah Haji ?.. Antum pernah bilang ke Abah haji.."..
Ujang tersenyum "Duh.. ana mana tega ngeliat abah haji tadz , lagi banyak masalah begitu...surau kotor masih bisa dibersihkan.. Mang Tatang dikeroyok, masih bisa diobati.. tapi ana ogah nambah beban lagi buat abah haji " Ucap Ujang bijak
"Tapi ini ummi antum Jang.. Abah haji harus tahu.. .." Ucap Ustad Juned mengusap pundaknya.
Ujang terdiam, karena ia tahu ekonomi pesantren sedang banyak kesibukan, sambil tersenyum ia bilang.
"Tenang tadz, ana punya simpanan, kan ana jualan Risol dikantin, " Ucapnya, membuat Juned tersenyum.
Memang begitulah sisi para ustad yg mengabdi disini dalam mencari uang sampingan. Mereka berlomba membuat makanan yg bisa dikonsumsi dan difavoritkan santri dan ditaruh dikantin secara kolektif agar bisa mendapatkan uang tambahan. Risol misalnya yg dilakukan ustad Ujang ini.
"Ana doakan umminya cepat sembuh tadz, pengobatan kan hanya ikhtiar, kapan antum pulang ke ummi?"..
"Belum tadz.. atau kalo ga memungkinkan, ane transfer saja biar adik ana yg ngurus " Ucap Ustad Ujang.
"Ya sudah.. saya mau nerusin kontrol anak2 dulu.. main kerumah atas.. nanti ana mampir ke kantin mau kirim kopi kesini"..
"Ahh Ga usah repot repot tadz, sama cemilannya sekalian.."
"HAha.."
Juned beranjak meninggalkan temannya itu. Ia kembali keliling menyenter tiap gedung dan Bale yg ada disekitar itu. Ia juga mampir ke kantin dan menyuruh beberapa santri agar mengantarkan kopi dan cemilan ke ustad ujang yg sedang nongkrong sendirian di bale depan gedung Ria'ayah.
Istrinya, ustazah ifah, mengadakan muwajjahah bersama santrinya malam ini. Ia langsung kesana setelah rapat tadi, karena ada tugas yg harus dia ambil.
Ustad Juned berkeliling kembali dengan senter besarnya melanjutkan patrolinya...
-@------@@@--------------
Banyak sekali yg menahan Juned ketika ia berpatroli......
Rata - rata ia bertemu para ustad juniornya yg menanyakan perkembangan kasus itu, ia jawab seadanya tanpa harus membuka beberapa rahasia termasuk surat ancaman itu.
"Bukan berarti kita harus takut, nanti banyak dari orang Pak Dharma juga orang proyek yg kesana mencari pelaku" Ucap Juned menjelaskan.
Lama sekali yg dipotong oleh para ustad juniornya itu, sampai sekitar pukul 9 ia pulang kerumah.
Di atas.. Ada anak - anak santri berkumpul didepan Rumahnya. Mereka semua adalah santri muwajjahah istrinya yg baru saja pulang dari muwajjahahnya. Mereka semua tertawa senang, karena telah selesei menulis tugas karya sastra dalam bahasa arab disebuah kaca yg telah disediakan. Seharusnya dibawa kedalam, tapi malah ditaruh diteras. Sedangkan sebagian santrinya sudah pulang, dan Tumpukan kaca itu sangat banyak, tak mungkin bisa terbawa oleh santrinya yg ada disana.
"(kemana) ustazah?" Tanya Juned menanyakan istrinya.
"Taht (dibawah) stad" jawab santrinya.
Ustazah ipah masih dibawah, Juned melihat Roy dan Ghani sedang nongkrong diteras rumah ustazah Ayni. Mereka sedang santai ngopi bersama setelah rapat dengan Abah haji tadi, membunuh waktu membicarakan banyak hal mengenai perkembangan Proyek itu. Juga tentang Rencana sepupu Tatang, Kardi, yg akan menggantikan sepupunya dalam waktu yg tidak lama.
Ustaz Fian dan Ustazah Ayni nampaknya sudah istirahat didalam. Tak terlihat ada aktifitas lagi disana, juga mereka tak bersama Roy dan Ghani diteras. Memang ustad Fian ini begitu memperhatikan istri bumilnya. Maklum, anak pertama ucap Juned, jadi worrynya berlebihan.
"Mang Ghani, .. bisa bawain kaca - kaca ini ga kedalam?, kasian anak santri ga ke angkat.."
Ghani yg menengok terlihat kaget namanya dipanggil. Juned hanya berani menyuruh Ghani, tapi ia tak berani menyuruh Roy. Karena posisi pemuda itu sudah terlihat seperti apa dipesantren ini. Bahkan ustad Fian pun hormat ke pemuda itu sekarang.
"Ana aja tadz.." Ucap Roy sigap langsung berdiri. Ia menaruh Rokoknya dan berjalan santai menuju pipir rumah samping.
Juned terlihat sungkan dan tidak enak, ustazah ipah tersenyum melihatnya, ia baru datang dari bawah menenteng kitab sambil memakai baju syar'i motif bunga khas berwarna hijau. ia menyaksikan semuanya, menyaksikan suaminya tak berani menyuruh nyuruh Roy, menyaksikan suaminya menghormati Roy sekarang, membuat ustazah menggigit bibir bawahnya.
"Assalamua'laikum" ucap ustazah datang,
"Wa'alaikumsalam.. tadi santri udah disini ummi masih dibawah.."
Ustazh masuk melepas sendalnya "Ngobrol dulu sebentar sama Nyi Haji" ucap Ipah mencium tangan suaminya.
Ustazah melihat Roy. Superiornya pemuda itu membawa tumpukan kaca dimasukan kedalam Gudang. Sekilas ustazah teringat kejadian tadi siang, masih terasa bekas sodokan kontol superior pemuda nakal itu Sambil mencium tangan suaminya.
Heran pikir Roy, udah memakai baju syar'i kaya gitu, masih aja ada yg Nonjol ucapnya dalam hati, berpikir yg sama, Roy pun teringat tadi siang
"Bagus bagus karyanya anak - anak ya mi, tadi abi liat sekilas, kayanya Banyak yg punya bakat seniman" Ucap Juned sambil membuka pecinya.
"Masa sih bi, nanti umi liat " Ucapnya melirik tatapan pria yg sudah memuntahkan peju kentalnya ke daster pembelian suaminya itu.
"Duh jadi ga enak saya" ucap suaminya sungkan melihat Roy membawa tumpukan kaca itu, terdengar dari nada suaminya ia menghormati pria itu. Hmmm tidak ucap ustazah , tidak ke pria yg udah ngecrotin memek istrimu.
Ustazah menaruh kitabnya, dan membuka kaos kakinya dan ditaruhnya ke samping meja. Roy bisa melihat putih telapak kakinya.
Seolah Tahu Roy melihat, ustazah usap - lembut telapak kaki mulus itu seolah terlihat nikmat bila menjepit kontol 8 inchi nya.
"Udah beres urusan tadi siang Roy" Ucap pak ustad duduk disofa, mengganggu konsentrasi Roy melihat telapak mulus istrinya.
"Beres" Jawab Roy membuat ustazah tersenyum saat masuk kamar, karena tentu yg dimaksud dari beres urusan adalah ngecrotin memeknya tadi, nakal sekali pemuda itu. Saat dikamar, ustazah melihat Daster yg penuh dengan bekas ludah dan peju Roy tadi, daster itu tergantung di pintu. Ustazah juga teringat bila pak ustad sempat mencium bau bekas peju itu.
Membuat ia berpikir, menerima crot kental dimasa subur apa bisa membuatnya hamil?" ustazah masih mengusap usap Rahimnya mengingat kejadian tadi..
Ia membuka kancing baju syar'i yg bermotif bunga itu, didalamnya ada kaos singlet mungil berwarna hitam. Menunjukan cetakan susu yg sangat besar.
"Ummi bikinin kopi" Teriak suaminya dari luar.
Baru saja ia mau membuka jilbabnya tapi tidak jadi. Dengan santai ia keluar tanpa sadar belum mengancingi kembali baju syarinya itu, karena mungkin ia merasa ada dirumahnya.
Terdengar suaminya masih mengobrol dengan Roy, suaminya terdengar menghormati pria itu, dari nadanya ia terlihat sungkan. Ustazah membuat kopi disekitar dispenser tak jauh dari tempat mereka mengobrol.
Ustazah berjalan berdiri dengan cetakan susu terlihat yg begitu gede dikaos singlet hitam itu, Roy kaget melihat tonjolan itoknya .
"Kopi"
"Hmmmmm" Jawab Roy yg duduk bareng dengan ustad Juned. Terdengar suaminya mengobrol dengan pemuda itu dengan nada menghormati. Keadaannya sudah kebalik sekarang ucap ustazah.
Saat menunduk menaruh kopi itu terlihat jelas cetakan gede begitu berontak dari singlet hitam itu, karena menghormati Roy, pak ustad tak berani langsung menegur istrinya karena ada Roy disini. Roy ngaceng melihat itok gede itu.
Pak ustad tersenyum sambil sungkan ke arah Roy bilang pamit bilang ingin ke kamar mandi, saat dipintu menyusul ustazah ia menyentuh baju syar'i itu dan berbisik "Tutup"..
Roy mengerti ke khawatiran pak ustad karena takut itok gede istrinya itu dilihat pria lain. Ustazah menutup singlet hitam itu secara langsung tapi tak ia kancingi.
Setelah selesai membuat kopi unt Roy, ustazah berjalan kembali ke sofa dan memperatikan suaminya masuk ke kamar mandi.
Ustazah membuka kembali baju syari itu tak mengancinginya saat hendak menaruh kopi itu unt Roy, membuat Dua gadis nakal yg gede itu terlihat berontak ingin keluar ingin keluar dari singlet hitam itu, ustazah mendengar Roy mendesah.
"Shhh" Ucapnya melihat itok itu sambil meremas kontolnya.
"ihh.". ucap ustazah manja menutup kedua toketnya, "pak ustad lagi kencing dikamar mandi" Ucap ustazah melihat Roy memijat mijat kontol kejantanannya.
Tapi karena tadi melihat suaminya menghormati pria ini ,ustazah buka kembali baju syarinya agar Dilihat Roy, kembali ia berdesah.
Kemudian sambil melihat ke arah kamar mandi, ustazah mengangkat ke atas singlet ketat itu, dimulai dari perutnya yg langsing putih mulus itu terlihat, namun saat singlet itu ditarik sampai atas payudaranya, pemandangan berbeda terlihat, sepasang susu montok putih berurat terlihat ingin keluar dari bra hitam itu dan bilang
"Ini yg dia khawatirin" ucapnya menunjukan toket itu. Toket yg ditakutkan suaminya dilihat pria lain.
"Aahh ustazah" Ucap Roy berdiri membuka sleting celananya dan mengeluarkan kontolnya. Ia langsung menarik tangan ustazah dan membimbingnya agar menyentuh batang kontol itu juga membuka cup bra nya sebelah kiri, Shhhh
Desah ustazah terdengar saat Roy dengan mencaplok toket montoknya itu, juga saat tangannya menggenggam batang panas 8 inchi, jari kelingking ustazah tak bertemu jari jempolnya saat menggenggam diameter batang panas itu.
Ckleekkk..
Suara pintu kamar mandi terdengar. Ustazah menurunkan singletnya ke bawah, dan sempat memencet hidung Roy agar menyudahi kegiatannya. Ia rapihkan segera bajunya dan pergi menuju kamar.
Roy ngaceng sampai merasa merobek celananya itu, karena tak ingin dilihat pak ustad, ia langsung pergi ke pintu dan bilang.
"Stad.. ada urusan ngedadak, saya harus pergi dulu"
"Loh, kopinya ga diminum"
"Dilanjut besok aja tadz" Ucap Roy pergi meninggalkan ustad Juned dengan menyembunyikan Panjang Ngacengnya.
Ustad Juned menggeleng gelengkan kepalanya tanda ia kasian ke Roy. Dasar pemuda tanggung bujangan, pasti galau asmara gara2 urusan tadi siang, ucap ustad juned.
Kadang ustad juned mulai berpikir harus mencari pasangan hidup untuk Roy agar hidupnya ga galau. Sudah dibilang harus jadi lelaki sejati, kalo mau dapetin wantita sejati. Ini masih galau aja keliatannya, pikir ustad Juned lagi.
Kasian anak itu, ucapnya lagi mengambil kopi itu ke dalam kamar.
---@@---------------
Didalam Kamar, ustazah berdiri melihat cerminnya sendiri sambil mengingat kejadian tadi....
Ia masih memakai baju syar'i mengajar tadi masih terbuka belum menutup singlet hitam kecil yg mencetak kedua susunya. Ia merasa seksi melihat bayangannya sendiri. Saat pak ustad Masuk, ustazah memegang badannya sendiri, entah kenapa ia merasa seksi. sambil merasa kan Ludah Royhan masih basah dibalik singlet ini. Ia bahkan mencium telapak tangannya dari bekas genggaman tadi.
Pak ustad bergumam dan bilang harus hati2 berpakaian bila sedang ada tamu dirumah. Namun Ustazah tak mendengar gumaman itu. Saat ini, naluri kewanitaannya, hanya ingin seorang Pria. Pria yg bisa memenuhi sisi wanitanya.
Percis seperti yg selalu dijelaskan suaminya... "Wanita sejati, untuk pria sejati".. nalurinya terarah untuk berkata kesana.
Usatazah menutup baju syar'i itu dan merapihkan jilbabnya, ia beralasan ingin bertemu Nyi Haji dirumahnya. Saat pak ustad bertanya ada apa?, ia tak menjawab, ia langsung keluar kamar memakai sendalnya menuju rumah samping.
Saat didepan rumah ustad Fian,..
tak ada kegiatan disana. Begitu juga didepan rumah Nyi Haji. Hanya suara malam yg hening disertai angin dingin yg menusuk tulang.
Ustazah melihat Kamar Roy masih menyala, ia berjalan ke pinggir Rumah ustad Fian sambil melihat - lihat kedalam ternyata ustad Fian tertidur. Ustazah membuka pintu dapur tak ada orang disana.
Roy yg didalam mendengar ada orang yg membuka pintu dapur, karena pintu dapur itu bersebelahan dengan pintu kamarnya. Ia kaget saat ustazah ipah masuk membuka pintu kedalam kamarnya, sambil bilang pelan " Udah pada tidur yaa?"
Ia melihat ustazah masih memakai baju yg belum terkancing tadi. Saat ustazah masuk, ia tutup pintu itu, ia kunci. Roy mulai merasakan kontolnya ngaceng sambil duduk ditepi kasur.
Ustazah membalikan badannya, ia melepas pegangan baju syarinya hingga terbelah menjadi dua memperlihatkan kembali cetakan toket montok yg tadi disedot itu..
"MAsih ngaceng ya" bisiknya pelan dan seksi, ia hampiri Roy yg duduk ditepi kasur dan mendorongnya sampai ia terlentang,
Kemudian dengan pelan ustazah lebih membusungkan tampilan Toket gedenya dengan diapit kedua lengannya, ia turunkan tangannya meraba cetakan gunung kontol itu dengan perlahan, dia membuka sletingnya, shhhh desahnya terdengar saat mengeluarkan kontol gede panjang ngacung keras itu ke atas.
Ustazah berdiri melihat kontol itu sambil menggigit bibirnya dan lebih membusungkan toket gedenya dengam sayu dan seksinya..
ia angkat kaki kanannya ke atas, ..
ia arahkan unguk menggesek-gesek kontol 8 inchi itu. ia gesek - gesekan telapak kaki mulus itu memijat batang kontol gede itu..
"Tadi kenapa nafsu banget liat ini.. hmmmm" ucap ustazah melihat telapak kaki yg tadi sengaja ia usap saat suaminya sedang duduk.
"Suka ya.. suka kalo udah gesek dzakar antum yg Gede , hmmm?" Godanya buat Roy mendesah
Ahhh shhhhh..
Roy meringis, merasakan telapak kaki yg mulus itu menggesek gesek kontol beruratnya..
Ustazah duduk disamping Roy tanpa melepaskan pijakannya dibatang kontol yg membuatnya ketagihan itu, dengan manja ia angkat singlet itu keatas menelanjangi toket montoknya agar dilihat Royhan,
Kemudian ia angkat kaki yg satunya lagi menjepit batang kontol itu.... dengan kedua telapak kaki mulusnya, ia pijit batang kontol gede itu dengan kedua telapak kakinya yg mulus.
Ahhh enak shhhh" ucap Roy memejamkan mata, , ustazah pun mulai sayu wajahnya, ia mendesah memijat batang kontol itu dengan kedua telapak kakinya. Sangat seksi ustazah dilihat Roy terlihat sayu dengan jilbab hijau dikepalanya, singlet hitam yg sudah ia tarik keatas menampilkan sepasang susu montoknya, juga celana bahannya.
Srekk srek srek srekk.. ahhh Roy meremas nakal toket montoknya itu. Kemudian ustazah mengehentikan jepitannya, ia condongkan kepala berjilbabnya maju kedepan sampai sejajar diatas kontol Roy, sambil toketnya masih diremas. Ustzaha ludahi kontol itu turun kebawah membasahi kontolnya. Sekali, dua kali, tiga kali ludahnya membanjiri kontol itu, dan memijatnya kembali dengan kedua telapak kakinya..
Ahhh shhhhh shhh shhh
Kadang ustazah memijat belakang helmnya dengan jempolnya, dengan penuh nafsu ia naik turunkan jepitan telapak kakinya dikontol yg basah itu..
Slekk slekk slekkk slekkkk
Ahh....
"Enak ya Roy" Ucap Ustazah manja menggigit jarinya dengan wajah sayu terus mengapit dan mengocok batang kontol itu "mulus kan kakinya .. enak klo udah gesek kontol antum, hmmm"..
Akhhhh.. Roy meringis.. slek slekk slekk slekkk...
Roy balas semakin keras ia meremas toketnya, kemudian ustazah melepas kocokan kaki itu..
Ia berdiri....
membuka celana bahannya dan membuka cangcut hijaunya. Ia menaiki badan Roy yg masih terlentang itu ke atas. Ustazah menaruh kedua toketnya dimulut Roy agar disedot, kemudian ia pegang batang kontol itu dan mulai memasukannya kedalam..
Ooooooooooohhhhhhhh..
Terasa panjang kontol itu masuk kedalam, sampai ustazah harus menggigit jilbab hijaunya agar tidak berteriak kencang, ditambah tekanan mulut Roy yg sangat bernafsu menyedot nyedot susu itu.
Ia goyangkan batang kontol itu naik turun secara perlahan, Hmmmmffftttt hmmmfftttt hmmmffttttttt..
Semakin keras ustazah menggigit jilbab hijaunya saat batang keras itu menggesek - gesek dinding memeknya sampai terasa ke ubun - ubun menyentuh rahimnya.
Plok plok plokk plokk plokk
Plokk plokk plokk plokk plokkkkkkk.
Ia memejamkan matanya, merasakan enak di entot kontol gede ini, pikirannya mabuk seperti melayang, ia merasa nikmat yg amat dalam saat Roy semakin cepat menyodokan kontolnya dan mencoba memasukan toket gedenya masuk seluruhnya kedalam mulutnya, tentu ia tak bisa..
Hmmmmfftttttt hmmmffttt hmmmffttyyyy
Hmmmffftttt hmmmffttt hmmffttttyy
Plok plok plok plokk.... "shhhhhh bangsatt ."
Brrttt brrttttt brrttttt
" Badan ustazah bergetar - getar diatas tubuh Roy tanda ia meraih orgasme pertamanya, ia memejamkan matanya sambil ambruk diatas tubuh Roy, pantatnya bergetar hebat tanpa melepas sodokan kontol itu. "Uuuhhhhh.."..
Setelah beberapa saat dari Orgasme itu, Ustazah membalikan badannya tanpa turun dari atas tubuh Roy, Ia sanggahkan tubuhnya dengan kedua tanggannya kebelakang sambil mengangkangi kontol Roy, Ia turunkan lagi badannya kebawah, merasakan kontol 8 inchi itu masuk kedalam.
Bleeeesshhhhhhhhhh
Ia memejamkan matanya. Giliran Roy yg menyodok penuh semangat dari bawah sambil meremas toketnya, dari posisi itu, ustazah bisa melihat batang Gede dzakar itu dengan marahnya mengentot memek mungilnya, lagi ia menadahkan wajahnya ke atas, merasa terbang dengan sodokan itu.
Semakin keras ia menyumpal mulutnya sendiri dengan jilbab hijaunya itu, karena kali ini, Roy lebih Liar kasar mengentot memeknya, kemudian dengan insting birahinya, ustazah serang balik sodokan kontol itu. Ia pijit - pijit kontol itu dengan sedikit kegel, Dan mengulek ulek batang kontol itu menggerak gerakan pantatnya,
Roy tahan jeritannya dengan menggigit punggung ustazah, Hmmmffttttttt sshhhh HAHHHHHHHHHHHHHHHHH..
Terus ustazah mengulek batang panjang itu, insting liarnya keluar, kemudian Roy banting ustazah kesamping, dan menyodok ustazah menyamling dari belakang, ustazah merasa nikmat yg teramat lebih saat diposisi itu, dengan cepat Roy mengujamkan kontol itu tanpa jeda selama lima menit berturut turut, plok plok plok plook plokk plokk..
Saking cepatnya bertubi tubi di sodok kontol gede itu dalam waktu yg lama,, membuat ustazah bergetar .. "brrtttttty brrttttt brrtttttttt" Bangsatttt.. shhhhhhhhh" ucapnya sange merasakan badannya bergetar getar kembali.
Roy membuka pahanya, ia posisikan badannya diatas ustazah, dan memasukan kembali kontol Itu ke dalam.. "Anjing.akhhhh ...." Jerit ustazah saat kontol itu dengan kasar dilesakan lebih dalam ..
"Kuat amat sih ".. shhhh.. ustazah menjilat - jilat wajah pemuda ini karena gemas masih saja kuat dan keras batangnya, padahal ia sudah mencapai orgasme keduanya..
"Jgn dilepas jgn dilepas jgn dilepas jgn dilepas jgn dilepas"..
Plok plok plokk plokk plok plok..
Jgn dilepas jgn dilepas jgn dilepas jgn dilepas"
Plok plok plok plokkkkkkkk
Jgn dilepas jgn dilepas jgn dilepas' Ucapnya manja, merasakan bertubi tubi kontol itu masuk kedalam..
Plok plok plok plok plokk plok plok plokk..
"Shhhhh... antum tahu" ucapnya berbisik dikuping Roy, "Pak Ustad cium baju daster bekas peju antum shhhhhhhh" plok plok plok plok plokk "shhhhhhhh nanti harus cium lagi nggaa ahhhhh shhhhhhhh" plok plok plok plok plok..
"Ahhhh cium ustazah.. ciumm.. SURUH Cium lagi AKHHHHHHHHH FFFFFFFffucckkkkk SPLASHH
CROTT CROTTT.TTTTTT.
Usatazah merasa batang kontol Roy berkedut kedut mengosongkan spermanya kedalam, Roy sambut ngecrotnya itu dengan menyedot toketnya. Saat tetesan terakhirnya itu habis, ustazah pencet hidung Roy dengan manjanya.
Ustazah bahkan tidak yakin bisa berjalan dengan normal setelah diewe pria ini. Pasti kencingnya sakit lagi ucapnya dalam hati.
IA duduk dan merapihkan baju syarinya lagi, Roy sempat meremas toge berkeringat itu sambil bilang "okhh".. namun ustazah hanya tersenyum sambil memencet lagi hidungnya.
Ia berdiri membiarkan Roy sedang memejamkan mata karena orgasmenya. Ia mengusap - usap Rahimnya sambil berjalan terhuyung kerumah suaminya. Ia merasa sperma Roy begitu banyak.
Membuat Ustazah berpikir..
"Apa Benar bakal hamil nanti"?