javascript hit counter

Kembali Ke Pesantren Sebagai Lelaki Sejati

EPS :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55

Chapter 45 : The Lights





Ustadzah Sahla


Ustadzah Sahla.jpg





"Bapak harus sabar dan yakin, saya dengar Roy baik-baik aja disana, meski ribut kemarin".. Ucap Ryan saat ia ditelepon Pak Suprapto perihal kabar anaknya.

"Iya betul De Ryan, tapi tetap saja bapak ga enak sama kamu, gara2 kasus Roy itu proyek jadi ada gangguan"

"Ga masalah pak Sup, hal biasa mangkrak ketika proses pembangunan, bukan barang yg aneh lagi, saya sudah menyuruh Kardi untuk gantikan mang Tatang"..

"Boleh saya minta nomor Kardi De Ryan, saya mau konfirmasi beberapa hal terkait proyek supaya sesuai target, malam ini saya berangkat kesana, ingin tahu keadaan anak saya, kalo bisa bareng De Ryan.."..

"Oh ngga pak, saya berangkat besok pagi, Kardi juga udah saya konfirm buat berangkat besok pagi, saya mau ke rumah ustad Ali dulu ingin tanya satu dua hal, kebetulan dipanggil beliau".. ucap Ryan.

"Ya sudah, saya mau nelepon Kardi nanti malam, jujur saya sama ibu ga bisa tidur setelah ustad Fian menelepon tentang Ribut pesantren itu, tapi setelah tahu Roy baik2 saja, agak tenang saya, tapi tetap nanti malam saya kesana"..

"Iya pak Sup, tentang kontrak House Guest itu pak Sup ga mesti khawatir, yg penting kondusif dahulu, maaf yah pak Sup Kardi harus berangkat besok pagi, ga bisa ikut pak sup"..

"Ga masalah, yg penting De Ryan nyusul kami secepatnya
".. Ucap Suprapto..

"OKe pak"..

SEketika itu Suprapto menutup teleponya..

"Gimana pak?" Tanya Alex yg duduk bersama Andre dan Bathong, ketiga teman Roy ini sama kagetnya dengan pak suprapto mendengar kabar sahabatnya disana, mereka berniat untuk ikut ke pesantren karena tidak tenang melihat sahabatnya sedang mengalami kesulitan itu. Dan memastikan semua baik baik saja.

"Ryan mengerti proyeknya ada gangguan, untung developer bapak itu ngerti, sekarang kita fokus cari tahu kabar Royhan disana, kalian ga usah ikut, bapak ramean koq dari sini".. Ucap Suprapto.

"MAna bisa kami bisa tenang disini pak, kami harus nemani Roy disana, tadinya bukan cuma kami pak tapi satu kampung teman2 biasa kami nongkrong mau ikut kesana, tapi kami tahan". Ucap Alex..

Pak suprapto mengerti bagaimana perasaan sahabat anaknya itu. ALex memang sahabat Roy yg paling dekat di antara yg lain, bahkan ke Alex lah pak Suparto mau membocorkan alamat pesantren sampai ia datang kesana, "ya sudah, kalian siap2, kita berangkat malam"..

Mereka semua pamit pulang untuk bersiap, sejujurnya, mereka panas mendengar kejadian Ribut2 sahabatnya itu. Bukan hanya panas, tapi merasa tidak menjadi sahabat yg baik , karena tak bisa mem - back up saat kejadian itu. Disamping kabar itu memang dadakan yg datang dari Pak Sup, dan pak suprapto sendiri mendengar kabar itu dari ustad Fian, tapi juga karena jarak yg sangat jauh ke pesantren membuat mereka sulit menghubungi Roy. Semenjak kemarin, tak terhitung Alex menghubungi sahabatnya itu, tapi tetap saja tak aktif. Kali ni, tiga sahabat itu ikut ayahnya kesana.

"Jangan lupa, bawa kendaraan tinggi", Ucap Suprapto lebih kencang supaya terdengar mereka yg sudah ada diluar pintu.



-@-----------------



"Sebentar, ustad mau ambil wudhu dulu, ashar dulu".. Ucap Ustad Ali yg terlihat antusias saat murid pengajiannya itu datang.

Bukan tanpa Alasan ustad Ali antusias, karena mendengar kabar tak enak dari pesantren yg menimpa Kyai Basri itu adalah almamaternya. Ryan sudah datang 15 menit yg lalu, dia duduk santai di belakang rumah pa ustad. Ketika datang dia sudah dibredeli berbagai macam pertanyaan, terutama tentang keseriusan kelanjutan Guest House itu setelah datangnya gangguan,

"Ana yakin, selama ada Kyai Basri, pesantren itu baik - baik aja Ry.. jadi kalo hemat ana, antum jangan mundur Ry, terus saja lanjut, ana dapet kabar, ada orang yg iri dengan kemajuan pesantren, mangkanya terjadi gangguan".. Begitu ucapan Ustad Ali yg diingat Ryan tadi.

Ustazah Sahla terlihat merapihkan bekas masakannya di Hau dapur dadakannya di halaman belakang itu. Satu persatu ia rapihkan kayu bakar sambil Sedari tadi ia bersama suaminya mengobrol serius mengenai pesantren bersama Ryan. Ustazah pun sama halnya dengan ustad Ali, agar murid pengajian rutin suaminya itu tidak mundur mengembangkan proyek disana.

Ustazah Sahla mendapat semua informasi kejadian kemarin dari ustazah Anies via telepon, dan ia benar - benar tak percaya saat mendengar ustad Ujang yg ikut ber komplot dengan orang - orang yg mengganggu itu.

"Kamu inget kan ustad ujang, kamu sempet ngobrol bedua didepan gedung Ri'ayah aku liat, orangnya yg kurus, kecil berjenggot bewok dan berkumis.. dia ustad tipe "Yg tak mungkin melakukan kejahatan" dimana pun, ustad ramah ke setiap orang, paling rajin, bahkan mau ngosrek wc santri, aku sempat mengomeli Anies waktu bilang dia berkomplot, aku ga percaya, tapi ternyata.. itu kenyataannya".. ucap ustazah Sahla..

Karena terlihat repot merapihkan kayu bakar, Ryan akhirnya berdiri dari duduknya dan menghampiri istrinya ustad Ali itu untuk membantu merapihkan kayu bakar, "Oh iya, aku ingat" ucap Ryan mulai memunguti kayu bakar itu "orangnya lembut, bicaranya enak, aku sempet ngira dia keluarga mudir (Kyai) loh ustazah", ucap Ryan , ia ditahan oleh ustazah,

"Ehh, Ryan, ga usah, biar ustazah aja yg rapihin" ucap ustazah Sahla menahan kayu bakar yg dipegang murid suaminya itu, " Gpp ustazah, sekalian" ucap Ryan memaksa menaruh kayu bakar itu, ia melihat suaminya lagi asyik berwudhu dikeran yg menempel disamping mushola majlis itu.. "Kenapa liat liat?" Ucap ustazah tersenyum, dijawab oleh Ryan dengan melihat pantat gedenya yg nonggeng dibalik terusan warna hitam itu, ustazah merubah senyumnya, sambil melihat suaminya masih berwudhu hendak melaksanakan ashar dimushola majlis rumahnya.

"IYa, memang ia sangat disayang keluarga mudir, sudah dianggap anak sama abah Basri", ucap ustazah mengalihkan pembicaran tatapan nakal mata itu.

Setelah kejadian di kebun kelapa sawit saat mereka ke pesantren, Ryan melihat beda cetakan pantat gede dan nonggeng itu, tahu bagaimana rasanya saat dijepit lubang bool istri ustad Ali itu, membuat pikiran liarnya datang tiba2, teringat nikmatnya dan mulai ngaceng kontolnya,tak peduli suaminya yg sedang berwudhu di majlis musholla untuk ashar itu.

"YAng bener ustazah?" Terusan hitam itu ada semacam berenda motif garis putih menghiasi area pantatnya, membuat pantat yg nonggeng itu terlihat lebih nonggeng, saat ustazah melihat tatapan itu, dia mengeluarkan gestur "Dasar mesum" ke arah Ryan, dan dengan sarkasnya dia bilang pelan " Dasar Murid sholeh "..

UStazah melihat cetakan KOntolnya yg mulai ngaceng menggelembung seperti tenda, dan memang sulit menyembunyikan barang sebesar. Ustazah tak menggubris, dia berjalan membelakangi Ryan dan berjalan menuju samping rumah dengan goyangan pantat yg entah disengaja atau tidak, terlihat semok montok gelembungan pipi pantat mengundang itu bergoyang ke kiri dan ke kanan,

'Ummi ga ashar dulu" ucap pak ustad sehabis wudhu membetulkan sarungnya terlihat basah wajahnya, "Nanti bii, ummi lagi... ko -tor" ucap ustazah yg ia sendiri yakin ucapan sebetulnya "ummi lagi nakal" saat ingat sudah melihat cetakan tenda kontol selain milik suaminya. SEharusnya ia menggampar pria itu, tatapan pria itu sungguh tak bermoral, tapi saat ingat kejadian dkebun kelapa sawit itu ustazah jadi sedikit bandel, tak lazim sebetulnya, tapi pikiran nakal didikan pria itu tiba2 datang,..

"LAgi asyik ngomongin ustad Ujang ya.. jangankan ustazah, ustad juga kaget.." ucap Ali yg sedang me Roll sarungnya kebawah.. " istrinya sudah tak terlihat pandangannya karena mengambil beberapa kayu bakar samping rumah, "emang kejadian tu suka ga disangka tadz, mangkanya, besok pagi mau kesana ustad, memastikan". UCap Roy sambil menaruh kayu bakar itu disamping hau dan berj, ia berharap pak ustad tak melihat tenda kontolnya karena sudah melihat pantat nonggeng istrinya tadi..

"Sama siapa kamu kesana?"

"Sama Kardi tadz, pak ustad mau ikut?" RYan sudah berada disamping rumah, terhindar dari pandangan ustad Ali, hanya suaranya saja terdengar

"Ngga, ustad lagi banyak undangan panggilan pengajian minggu ini "..

"Uhmmm".. ucapnya hanya terdengar suaranya

Mendengar pak ustad harus mengisi pengajian minggu ini, dan melihat istrinya dengan bool nonggeng seksi mengambil kayu bakar disamping rumah, Ryan terlanjur nafsu, dengan nakal tangan Ryan mengusap cetakan bool montok itu dan meremasnya keras. "AH"

Ustazah kaget betapa nekatnya anak ini, sekaligus putingnya mengeras tiba2. UStazah berusaha menahan remasan tangan itu tapi tentu itu usaha sia sia,

"Waktu ustad ngabbdi disana, ustad ujang menjodohkan saya sama ustazah",

Mendengar itu, ia mengangkat terusan Roknya itu ke atas, Ryan meremas pantat gede putih mulus nonggeng telanjangnya itu "Yg bener tadz" ucapnya merasakan cangcut kecil berwwarna pink yg tak cukup membungkus gelembungan pantatnya..

"Jangan".. ucap ustazah berbiisik

"Kangen dijepit disini" jawabny, ingat betapa nikmatnya pantat gede putih montok ini, ia memilin milin gelembungan pantat itu, seperti mengacak acak, dan membawa tangan ustazah kebawah untuk memegang cetakan kontolnya, saat menyentuh, dengan refleks ia remas, cukup buat Ryan berdesah, ustazah melepas remasan cetakan kontol itu, selalu merinding ustazah merasakan ukurannya, kontol itu yg pernah memerawani lubang analnya.

Sementara wajah pak ustad masih basah karena air wudhunya, ia belum juga beranjak ashar kedalam majlis, masih ingin berbicara satu dua hal berdiri tak jauh dari kran tempatnya berwudhu.. sesekali ia sedikit menyeka wajah basahnya memakai kaos.

"Waktu dikenalkan ustad ujang, ustad langsung jatuh hati sama ustazah..", ".. ucap ustad ali, ia berdiri sambil senyum,

"Masa tadz?".. Jari tengah Ryan membuka celana dalam pink mungil itu kesamping, ia mencolok colok lubang anal ustazah, terasa dalam colokan itu karena saking gede pantatnya, dan menyelusupkan jari tengah itu kedalam bool, ustazah menahan tangannya agar tak lebih jauh kedalam jari itu menyolok.

"Be-runtung yah.. pak.. us-tad", Ucap Ryan terlohat Sayu, menyolok lubang anal bool istrinya yg GEDE.

Sambil mendesah Ustazah pasrah.. pria ini seperti mempermalukan suaminya, mempermalukan guru ngajinya, mencolok colok lubang pantat istrinya yg gede, ustazah jadi gemas, ia jewer kuping Ryan dari depan, kemudian ia turunkan kebawah meremas tenda kontol itu lebih keras.. SHHHH.

"Mangkanya semua sayang ke ustad Ujang, pak ustad juga sayang, tapi kecewa ustad dengar kabar itu, bener2 diluar dugaan" Ucap Ali

"Tapi ha-rus ber-sy-ukur ba-nget ta-d b-isa ni-kahi usta-zah.." Semakin dalam ia menelusupkan jari tengah itu kelubang anal.. Clok clok clokkk.., terlihat Kayu bakar itu masih acak -acakan dan berserakan disamping rumah, letaknya tak berurutan dibawah jendela,

"Oohh iya Dong... ustad senang waktu dijodohkan ustad Ujang, ustazah sahla termasuk yg populer di pesantren awwabin, ustad ngerasa beruntung"..

Ryan membuka sleting celananya, dan mengeluarkan kontolnya. Ia sudah nafsu kesetanan dengan membiarkan tangan ustazah menggenggam kontol telanjangnya, mengusap usapnya meremas..

"Iya ga ummi?"..

"I-ya a-bi".. jawb ustazah yg sedang repot menahan serangan pria ini..

"Pak ustad ashar dulu.. ikut ga?"..

"Duluan.. pak ustad".. ryan menjilat pipi ustazah, ia arahkan kontol telanjang itu mengusap usap, menggampar kecil pantat putih gede milik ustazah, setelah mengolesi keseluruhan gelembung pantat oleh kontol itu, Ryan berusama memasukannya ke lubang anal, sampai ustazah seperti berhenti bernafas, Hmmfttt...

"'Udah selesei belum kayu bakarnya", terdengar suara langkah mendekat, Ryan mencabut kontolnya, begitu pula ustazah merapihkan terusannya,

"MAsih.. ehmm.. masih acak2an bi" ucap ustazah mengontrol nada suaranya, nafasnya masih ngos ngosan, masih terasa dilubang analnya kepala kontol yg sedikit masuk itu, "ya sudah kalo udah rapih nyusul abi", ucap pak ustad kembali masuk ke musholla rumahnya,

Ustazah melihat kebelakang, melihat Ryan yg matanya sange karena abis mengerjai istri ustadnya, ustazah merapihkan terusannya, ia taruh kayu bakar yg ia ambil itu dan beranjak perlahan kebelakang melewati musholla suaminya yg sedang ashar itu, berjalan perlahan kedalam melewati dapur,

Ryan mengikutinya, Ustazah masuk ke kamarnya sambil melihat kebelakang, tenda kontol itu terlihat masih keras, ustazah menarik nafasnya dalam2 dan melepasnya kemudian masuk kedalam kamar, anak itu sudah nongol didepan pintu, ia melihat ustazah berdiri diatas cermin lemari dan melihat ke arahnya,

Baru saja ustazah mau buka mulut namun ditahan oleh suara hush dari dengan gerakan jari telunjuk didepan bibir, ustazah diam saja saat murid suaminya itu menghampiri.

Saat dibelakang ustazah, Ryan angkat kembali terusan itu ke atas. Ketatnya terusan itu di area bokong gede ustazah membuat Ryan sempat kesulitan mengangkatnya sampai ke pinggang. Setelah keangkat, kontolnya sangat ngaceng. Betapa semok montok bool istri ustadnya ini, diperindah dengan cangcut kecil warna pink.

'Izin in dulu ke pak ustad kalo mau ngeliat ini".. ucap Ustazah memperlihatkan bokong montoknya sambil melihat Ryan mengeluarkan kontolnya.

Ryan Remas remas pipi bokong Gede itu sambil mengocok ngocok kontolnya, kemudian dengan nakal ia pindahkan cangcut kecil pink itu kesamping, ia tusuk tusukan kembali jari tengahnya ke anal bokong Gede itu... "Shhhh ahhhh Ryan Shhh ahhh".. ustazah kepedesan, badannya bergelinjang, tangannya meraba raba kebelakang sampai ia berhasil menggenggam kontolnya. Ia kocok kocok kontol itu.. "Shhhh ahhh ustad asharnya sebentar..".. ucap ustazah melihat ke arah jendela kamar lngsung menuju musholla.

"Tapi ngajinya pasti lama kan..? ".. SLEEEB, AHHH.. lebih dalam ia tusukan jari tengah itu kedalam lubang analnya, membuat kepala ustazah menadah ke atas memejamkan mata, kepala berjilbab itu menengok kebelakang, dan disambar ciuman ganas dibibirnya, hmmmm cpokk cpokk hmmmm..

"Su-ka bener kalo ngo-mong
" balas ustazah ditengah ciuman itu..

"Kangen ustazah, cpokk cpokk"

"Kangen apa?"..

"Kangen bool, kangen dijepit
".. Jawabnya.. pak ustad terlihat masih ashar dimusholla.. ia terlihat hampir selesei

"Yang sopan kalo ngomong,, SLEEBBB AHHH".. Jari tengah Ryan lebih dalam mencolok lubang anal itu, seksinya istri udtad ini menahan nikmat, matanya sayu, bibirnya manyun, pantat gedenya bergoyang ke kanan ke kiri melawan nakalnya jari tengah itu. Jengah dengan kelakuan pria ini, ustazah membasahi telapak tangannya, dan ia arahkan kebelakang,
Kemudian dengan gerakan cepat, ia basahi batang kontol itu keseluruhan dengan air ludah basah ditelapak tangannya,

Shhhhh


"AKu ga mau kedengeran".. ucap ustazah, langsung melepas kocokannya, ia melihat sang ustad selesai, dan terlihat duduk unt membaca bacaan sunah. Tentu maksud ga mau kedengaran ini tak mungkin ia tak teriak di ekse disini. Ia juga menurunkan terusan hitamnya.

"Sore ini ada yg sunah.." ucapnya merapihkan terusannya " Ada juga yg zinah", ucap ustazah lagi mengusap pantat Gedenya, kontol lelaki itu semakin keras.

"Seharusnya Pak ustad ngizinin kita, biar berisik ga masalah", ucap Ryan mengocok kontolnya melihat pantat gede itu.

Ustazah pergi ke sebuah pintu yg ada disamping kamarnya, itu adalah ruang santai tempat pak ustad dan keluarga berkumpul, ada bantal bantal kecil, tivi, kasur lipat. Ada juga permainan permainan keluarga.

"Antum lah bilang ke pak ustad" ucap ustazah menjawab pernyataan gila tadi, ia membuka pintu itu sambil melihat ke arah Pria yg nafsu sedang mengocok kontolnya karena cetakan pantat Gedenya, ustazah angkat kembali terusan itu ke atas, agar pria itu bisa lebih jelas lagi melihat pantat Gede telanjangnya yg dibungkus cangcut pink yg kecil, tak mampu membungkus cetakan bool Gede ..

"Bilang, mau zinahin pantat istrinya.. biar kalo berisik ga ngomel ngomel" ucap ustazah lagi kedalam ruang itu.

Melihat Bool Gede itu semok montok, Mata Ryan sayu, kontolnya makin maju ia kocok. Ia melihat pak ustad zikir sehabis shalat yg terkenal lama bila sudah sila seperti itu. Ia ikut masuk ke ruang, menemukan ustazah sudah menonggeng mengangkat terusannya di dekat jendela ruangan itu.

"Tutup pintunya"... Bisik ustazah. "Antum Ga mau ganggu pak ustad zikir kan?".. bisiknya lagi pelan sambil melihat kontol keras itu.

Ryan menutup pintu perlahan, ia menghampiri, dan memegang kedua pipi pantat ustazah yg sedang menonggeng berdiri dekat jendela "Tentu ngga ustazah" bisik Ryan Pelan membasahi kepala kontolnya dan mulai masuk ke lubang analnya..

"Harus yah pak ustad lagi dimusholla kamu mau zinahin ustazah disini AHH!!".. Mata ustazah terpejam, nafasnya seperti berhenti, secara refleks ia memegang tangan Ryan kebelakang, ia pegang sekeras kerasnya, karena merasakan kepala kontol masuk kedalam, lebih tepatnya, lubang analnya.. tak peduli dengan jeritan itu, lebih dalam Ryan memasukan batang kontol tebal itu ke lubang analnya..

UUUUUUUUUUUUUUUHHHHHHHHHH..... Lenguhnya panjang..

Hanya kontol berukuran Gede panjang yg bisa menembus daging pantatnya yg tebal itu pikir ustazah, tak mungkin kontol berukuran kecil milik suaminya bisa, dan jahatnya, kontol itu berusaha masuk lebih dalam lagi ke lubang analnya, membuat ustazah semakin kencang cengkramannya, ia tak bisa menahan jeritnya.. ... Setengah kontol itu masuk ke lubang analnya, Ryan ewe lebih dalam sambil meremas gelembungan pipi pantat gede itu..

"Akkhhhhhhhh ustazaahhh enaaaakkkh"..

Akhirnya ustazah pasrah menerima sodokan bertubi tubi, sodokan itu maju mundur dilubang analnya, pria ini sangat bernafsu menyodok lubang analnya, seperti wanita binal ustazah membimbing tangan pria ini untuk mengacak acak jilbab lebarnya disekitar dada, Ryan sodok pantat itu sambil meremas remas toketnya... "Goodness Sahla, enak banget ini",

"Sopan ya kamu panggil aku nama shhhhh... Kamu si-hh na-kaall".. desah ustazah..

Kemudian dengan sekali dorongan lebih dalam Ryan memasukan batang itu, ustazah seperti berjalan di atas awan, ia seperti pingsan sebentar, namun entah kenapa gairahnya meledak ledak, membuat ia klimaks seketika, karena hmpir seluruhnya batang kontol itu masuk ke lubang analnya yg sempit membuat Pria itu kewalahan, ia cabut kontol itu dan ngecrot di pipi pantat ustazah bertubi - tubi seiring klimaknya ustazah..

HASSHHH HASHHH HASHHH..

ucap Ryan melihat spermanya banyak tumpah dipipi pantat montoknya... ustazah usap sperma itu dengan tangannya, kemudian ia naikan cangcut itu ke atas dan menurunkan terusannya, namun saat ia hendak pergi ustazah berjalan seperti orang mabuk, sempoyongan, sampai akhirnya ia berhenti sejenak diatas kursi memulihkan keadaannya, karena ditembus benda tumpul sebesar itu dilubang analnya,

"Cepet.. nanti anaku datang.." Ucap Ustazah. Ryan cabut sambil berjalan keluar ruangan merapihkan celananya.

Beberapa saat kemudian, ustazah rapih rapih didalam. Masih terasa bagaimana rasanya berbuat nakal tadi, ia bahkan berkali kali memejamkan mata mengingatnya, akan kan ini berakhir?, ucapnya dalam hati. Meski ustazah, ia juga seorang wanita yg butuh kenikmatan. Dilema memang ia hanya menjalani dan menganggap ini semua tak terjadi sambil merapihkan bajunya dan mengantarkan air minum untuk suaminya, mengaggap semua tak terjadi maksudnya tak pernah ditiduri Ryan pikirnya.

"Tapi pak ustad Yakin, meski suasana pesantren sedang gelap.. pasti pak Kyai dan santri menemukan cahayanya".. Ucap Ali melihat istrinya memakai terusan sama membawa dua gelas air teh manis untuk tamu dan dirinya. 15 menit sudah dari kejadian tadi, pak ustad sudah selesei urusan di dimushollanya. Ia sedang mengobrol bersama Ryan dihalaman belakang.

"Tapi saya agak kecewa aja tad, ngedengerin comblang ustad dan ustazah ikut ikutan ngerusak pesantren, apalagi denger ustad Ujang itu termasuk yg disayang keluarga pesantren karena paling rajin".. Ucap Ryan melihat ustazah menaruh minuman itu. "Anget ga ?".. Tanya pak ustad..

"ANget".. jawab ustazah.

Mereka sempat saling lirik sebentar.
"Ambil hikmahnya saja Yan, pak ustad juga masih belum mengerti, baru dapat kabar dari ustazah anies yg cerita, untungnya Royhan ga parah Lukanya" ucap ustad, kemudian ia menghela nafas panjang,

"Kadang saat kamu ada dilubang yg gelap, kamu selalu saja bisa menemukan cahaya keluar, asal kamu terus bisa bernafas", ucap Ustad meneguk teh hangat itu...

"Betul tadz" Jawab Ryan mencoba melupakan kejadian gila tadi tapi tak bisa.

Sambil ikut meneguk teh hangat itu ia setuju dengan pendapat pak ustad, Kadang dari kegelapan lah yg menunjukan dan menjelaskan dimana cahaya itu berada,

Sometimes Darkness Will Show You THE LIGHTS.. ucapnya dalam hati..

Kadang kegelapan menunjukan dimana cahaya...

Dalam keadaan gelap, mereka berharap pesantren bisa menemukan jalan cahayanya sendiri dan keadaan bisa membaik dari sebelumnya.

EPS :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55