Chapter 32 : COME ORIGINAL
Teh Neneng

Ustadzah Laila

Teh neneng mondar mandir di Klinik Haji Badri. Kulit tangannya yg putih pucat itu membuatnya terlihat cantik, meski sekarang, perasaannya tak karuhan. Ia melihat ada beberapa sekelompok orang yg sepertinya memantau keadaan suaminya. Seperti memata matai. Ia tahu itu bukan anak buah suaminya. Itu adalah orang asing, yg tak lain adalah anak Buah Ki Ideng yg sedang mencari info keadaan suaminya.
Kurang ajar, pikir Neneng...
Kapan hal seperti ini bisa selesai ?. Ia jengkel, Jengkel benci dan tak karuan. Jengkel dengan kejadian ini, Jengkel dengan keadaan ini, keadaan yg menimpa suaminya Dharma.
Luka Dharma memang cukup dalam. Hati Neneng bercampur aduk antara sedih dan benci. Ia tahu suaminya temprament dan Jawara yg cukup dikenal sampe Kota, tapi sebagai seorang istri, Neneng sebetulnya ingin suaminya berhenti dari dunia kejawaraan, dari dunia ilmu hitam.
Neneng ingat, sebetulnya ia sudah memperingatkan agar suaminya keluar dari jalur kejawaraannya awal tahun ini. Impian teh Neneng ingin keluarganya tenang, tak ingin Dharma main ilmu hitam lagi, mungkin bahasa Pak Kyainya, ingin suaminya bertobat.
Liat sekarang...
Suaminya berbaring tak mampu tergeletak menahan sakit, luka memar dimana mana akibat perkelahian kemarin, luka tusuknya cukup dalam. Teh Neneng mendengar dari anak buahnya, bila Royhan tidak ada disana, mungkin suaminya sudah bertubi tubi kena tusuk dadakan malam itu.
Ia benci dengan keadaan ini. Ia ingin Dharma menyudahi drama jawaranya, ia berpikir, sudahlah pak, meskipun masa lalu Dharma cukup hitam, ia terkenal dengan ajian ilmu hitamnya, perdukunan dan dunia bacok bacokan. Banyak orang yg sudah menjadi korban ditangannya, banyak orang yg takut. Memiliki istri yg cantik, dengan tinggi170, semok berkulit kilau sepertinya tapi tak ada satu pun yg berani menggodanya. Jangankan menggodanya, ada yg melihatnya dengan cara yg salah pun pasti akan berakhir dikuburan empang belakangnya.
Ya itulah Dharma.. Sang Jawara Ilmu Hitam.
Sebagai seorang istri, Neneng mendambakan Dharma hadir untuk bisa memberi ketenangan kepada anak dan dirinya, keluarganya. Ia mendambakan ketenangan.
Jauhi sudah dunia2 bahaya seperti ini, pikir Neneng. Ia ingat, Awal tahun ini Dharma berjanji akan meninggalkan dunia hitamnya. Tak meneruskan amalan amalan saktinya lagi, tapi janji tinggal janji. karena buktinya, meski sudah mengamalkan ilmu hitam. ia tetap tertusuk. Bisa diperkirakan orang yg menusuknya pun memiliki ilmu yg hitam yg sama. Karena biasanya Dharma tidak pernah terluka parah seperti ini bila berkelahi, jelas kampung preman itu isinya bukan orang sembarangan.
Tapi kejadian kali ini, sedikit ada rasa bangga. Bangga... karena kejadian itu untuk membela pesantren. Meski tetap hatinya Kecewa. Teh Neneng pun kaget saat mengetahui ustad Ujang adalah salah satu dalang dibalik penyerangan itu, ternyata seorang ustad pun tak menjadi jaminan bila sudah terkena nafsu dunia pikirnya.
"Udah lah pak, kata mamah juga apa, jangan main2 jago jagoan lagi, jangan maen jawara lagi, udah.. apalagi yg kita cari, anak buah kita banyak, usaha menyewakan kebun lancar, bahkan sukses pas Royhan yg urus sewaan ustad Fian. Tanah kita juga udah dijadikan guest House oleh Royhan.. istri cantik.. bapak mau cari apa lagi. "
Dalam sakit Dharma sedikit tersenyum mendengar suara istrinya.. terutama saat istri kesayangannya itu bilang ia cantik..
"Kenapa... emang cantik kan, tuhh" ucapnya sambil berdiri berbalik memperlihatkan tubuh tinggi semapai dan berbentuk itu. Indah , pantat yg seperi berbentuk pantat bebek segar dan matang itu, payudara yg nonjol tebal menopang tubuh tingginya, istrinya memng tahu dirinya sering jadi perhatian para pria. Namun tak ada satu pun yg berani ketika tahu ia istri seorang jawara berilmu hitam.
Tapi, ia berpikir, bila ucapan istrinya itu benar. Dengan keadaan yg masih terluka itu, ia menghadapkan wajahnya ke atas, menyadari Sudah saat nya ia meninggalkan dunia jawara seperti ini. Ia juga merasa harus memberi rasa aman kepada istri anak dan keluarganya.. "Ya sepulang dari sini" ucapnya berjanji.
Angin perubahan seketika dirasakan Neneng, memang itu hanya niat, tapi setidaknya, permulaan yg bagus. Mudah2an bukan janji palsu lagi seperti awal tahun kemarin.
Neneng tidak menceritakan ada orang mencurigakan yg mondar mandir seperti memata matai. Ia ingin Dharma tenang, karena anak buah Dharma juga ada yg berjaga jaga diluar.
"Pak, memangnya, Roy waktu itu narik bapak?" Tanya istrinya mengenai penyerangan malam itu.
Dharma pindah posisi tidur, ia merenyi menahan sakit "ughh iya, Roy udah nahan2 bapak aja supaya jangan menyerang, bapak mikirin anak buah bapak yg ditahan Barong, mangkanya bapak Nyerang, tapi Roy dibelakang Bapak nge back up sama jagain ustad Boim" ucap Dharma dengan suara kecil menahan sakit. "Waktu bapak ditusuk mendadak, Roy yg narik bapak"
"Roy juga kena tusuk?"
"Ughh.. Roy.... ketusuk ngelindungin ustad Boim.. tapi... bapak liat.. lukanya ga dalam.."
Inilan maksud ketidaktenangan yg dirasakan Neneng. Dalam dunia jago jagoan seperti ini, pasti ada saja yg terluka. Ada saja yg belum puas urusan dendam setelah maupun sebelum urusan selesei. Ditambah Ki ideng belum diketahui keberadaannya. Ia khawatir dendam akibat dari perlakuan suaminya itu mengenai dirinya ataupun anak2 nya nanti. Juga nasib Guest House yg dibangun Roy. Ia mau suaminya berhenti.
"Janji ya pak ga gini gini lagi"
"Ughh.. iyaaa" ucapnya menenangkan pikiran istrinya..
Assaalaamualaikum..
Terdengar suara salam begitu kencang... ketika teh neneng membalikan badannya, ternyata Rombongan pesantren datang.. buru2 teh Neneng mengambil jilbab untuk menutupi rambut dan kulit tangannya yg berkilau.
_-_______-_____
Roy sedang berjalan santai menuju bilik Klinik Haji Badri sambil mendengarkan Lagu Weezer kesukaannya..
Ia mendengarkan musik sambil menunggu kabar dari temannya Alex, yg hendak datang bersama bapaknya. Dengar dengar mereka membawa Kardi sebagai pengganti kontraktor yg sebelumnya dikeroyok itu. Roy baru bertemu Mang Kardi ketika ia ngobrol bersama Ryan dikantornya saat ia pulang. Dari hasil pengamatannya, Mang Kardi sepertinya berpengalaman dibidang bangun membangun. Ryan sudah banyak membantunya dalam pembangunan Guest House ini. Tak salah daddy nya Pak Suprapto menggandeg Developer itu dalam dunia usahanya.
Sambil menunggu kabar dari Alex, Ia ikut menjenguk Dharma malam ini. Bersama Pak Kyai, Bu Kyai, ustad Boim, ustad Fian, Arief, Hari, Ustad Juned, Ayni dan ustazah Anies.
Yg membuat Roy sedikit salah tingkah selama perjalanan dari pesantren menuju kemari, adalah ustad Fian. Ia melihat ustad Fian memakai kaos yg dijadikan lap bekas peju saat ia nge crot diwajah istrinya tadi. Ah Ayni, nakal sekali kau pikir Roy. Ayni berkai kali tersenyum melihat Roy yg salah tingkah. Berkali kali ia berdehem, sambil melihat kaos yg dipakai ustad Fian. Lelehan peju yg mendarat diwajah istrinya pasti sudah mengering di kaus itu. Saking gmasnya, Roy meremas pantat Ayni dengan memasukan tangannya kedalam celana panjangnya saat dimobil tadi. Roy memasukan jari telunjuknya ke lubang anusnya sebagai tanda "istri nakal".
Ustazah Ayni tersenyum, ia berharap Abah Haji tidak menggunakan ilmu Mukasyafahnya.
Saat arief mengucapkan salam, terlihat anak Buah Dharma berjaga jaga diluar Bilik Kamar perawatan Dharma. Klinik ini memang cukup besar untuk ukuran klinik diperkampungan. Haji Badri sebetulnya hanya perawat, tapi ia sangat berpengalaman menyembuhkan orang2 sakit sambil membuka klinik rawat inap disini. Klinik inilah yg menjadi tumpuan utama bila warga malas keluar kampungnya untuk berobat. Terdiri dari kamar inap 6 ruangan, ruang prakter para dokter dan ruang tunggu.
Teh Neneng begitu senang dengan kedatangan rombongan pesantren ini. Tanda bahwa pesantren peduli dengan keadaan Dharma. Mereka saling menyapa menanyakan keadaan dan menghibur suasana. Yg sakit pun serasa sudah sembuh bila ditengok seperti ini.
Abah Haji bisa melihat, aura Ilmu hitam yg awalnya terlihat begitu kental menyelimuti wajah Dharma kini sudah memudar. Seiring usia dan keinginan Dharma sendiri pikir pak Kyai. Terlihat oleh Kyai bila Teh Neneng ini juga seperti menyembunyikan rasa khawatir.
"Lukanya masih terasa pak" Tanya Kyai
"Masih kyai.. Cuma sedikit"
"Lukanya memang dalam Kyai, tapi yg penting terhindar dari infeksi, seiring waktu pasti pulih" Ucap haji Badri sang pemilik klinik yg tentunya hadir disaat Kyai ada disini.
"Teriamkasih pak dokter Badri, saya nitip aja lah supaya cepat sembuh.."
Meski bukan Dokter, dan berkali kali haji Badri bilang bahwa ia cuma perawat, tapi tetap ia dipanggil pak Dokter oleh Semua orang.
Semuanya saling menyapa satu sama lain. Bahkan Senyumnya Bu Kyai, mengalihkan perhatian Roy. Ada yg berbeda dari wanita itu, matang sekali Bu Kyai di mata Roy. Semenjak kejadian melihat diam2 dirumah abah Basri, pantat Bu Kyai yg Gede, membuat hubungan Roy dan Bu Kyai Berbeda, Seperti channel yg berusaha menemukan frekuensi terbaiknya.
Sebisa mungkin Bu Kyai menghindar frekuensi itu, Zinah mata zinah pikiran namanya, lagi pula ia menghindari Mukasyafah suaminya.
"Hey Roy... hey.. kalo luka antum gimana "..
Roy kaget, suara pak Kyai membuyarkan lamunannya saat ia memikirkan istrinya. Ah lagi berkali kali ia lolos dari Mukasyafah Kyai Besar itu, memikirkan hal yg nakal tentang istrinya.
"Ap'- apa abah haji.."
"Huuuuuhhhh" semua menyorakinya.
"Lukanya.. aduuh melamun apa antum ini".
"Iya nih .. wuuuhhh" semua meneriakinya, " Bujang Lapuk" ucap ustad Boim.
Ustad Juned menggeleng gelengkan kepalanya, kasian dia sama Roy, disebut bujang Lapuk seperti itu. Berkali kali ia nasehati agar menjadi Lelaki sejati, seperti dirinya sampai bisa mendapatkan ustazah ifah.. Ifah Cantik, hehee pikirnya.. tapi tetap panggilan Itok itu membuat pikirannya terganggu.
"Alhamdulillah Bah.. sudah enak sembuh" Jawabnya, Ayni melihatnya sambil tersenyum, Tentu ia sudah sembuh pikirnya.
Kemudain Abah Haji Basri melihat Dharma yg ingin mengungkapkan sesuatu,ditanya Kyai..
"Ada apa pak?"..
Hebatnya Kyai ini, pikir Dharma. bisa membaca pikirannya,
"Sangat ingin berhenti Kyai"
Semua terdiam..
"Apa?"
"Saya ingin berhenti, ga mau masuk dunia begin ini " ucap Dharma lagi.
Kyai tersenyum, Abah haji itu mengerti maksud Dharma. ", alhamdulillah.." Jawabnya singkat, ia seperti sudah bisa membaca pikiran Dharma sebagaimana kemampuannya.
" Yang penting Pak Dharma sehat dulu" Ucap Abah Haji.
Abah haji memang sudah melihat komitment besar dari jawara ini, sepertinya serius ia ingin meninggalkan dunia hitamnya. Tentu ada beberapa tahapan yg harus dilakukan agar ilmu hitam itu bisa dimusnahkan. akhirnya, hidayah selalu datang tiba2, bahkan ke seorang Jawara yg mempunyai catatan kelam seperti Dharma ini.
Sekitar setengah jam di Klinik..
Roy keluar menyalakan merokok, para ustad dan Kyai didalam masih mengobrol. ia bertemu para penjaga yg ada dibangku luar Klinik Haji Badri ini. Roy sempat menawarkan Rokok ke mereka, disamber Rokok itu tanpa disuruh suruh lagi. Menanyakan suasana kampung setelah penyerangan itu, para penjaga bilang semua aman terkendali.
Tak Lama.. Teh Neneng ikut keluar..
Ia melihat lihat sekeliling klinik seperti mencari cari sesuatu.. "Teh".. panggil Roy.
Teh Neneng mengangkat tangan dengan gesture menyuruh Roy menghampirinya. Roy berdiri dari bangku itu dan menghampiri teh Neneng di ujung Klinik yg sedikit gelap.
"Kenapa Teh?"..
"Rokok.. rokok.." ucapnya.
Roy sedikit kaget ternyata teh Neneng Nyigar juga, karena selama ia bertemu tak pernah melihat teh Neneng menghisap sebatang Rokok.
Saat Rokok itu sudah di apit bibirnya Roy menyalakan Korek, sekali sedotan Teh Neneng sudah membuat menghisap dua atau tiga kali batang Rokok itu. Ada sesuatu ketika melihat wanita secantik Teh Neneng merokok.. Seksi..
"Jangan bilang2 Pak Dharma Gw ngerokok... gw lagi khawatir.."
"Khawatir apa Teh.."
Sekali lagi ia menghisap batang Rokok itu.. "Tadi gw ngeliat ada yg tiga orang mondar mandir didepan klinik, satu ada yg nyamar jadi pasien, satu ada yg nyamar jenguk orang sakit, satu nya lagi berjaga jaga diluar.. gw tau ada yg salah, gw tau itu orang memata matai Dharma.." Lagi dia menghisap batang rokok itu "Kalo ga ada yg jaga.. Laki gw bisa dibunuh Roy.. gw punya insting" Ucap Teh Neneng.
"Sabar Teh.. sabar.. kapan orang2 itu ada"
"Tadi sore.. gw mau bilang Dharma takut dia khawatir. Begini Roy mangkanya gw benci jawara jawaraan begini.. benci... satu dendam ngelahirin dendam yg lain.. kapan selesainya" Ucap Teh Neneng.
Mereka sudah cukup dekat karena Teh Neneng yg mengurusi Legal Proyek Guest House itu, bersama Shelly yg sedang menurus pajak2nya.
"Nanti kalo orangnya datang lagi, hubungi Roy teh".
Teh Neneng diam, ia melihat Roy sambil menghisap batang rokonya, jilbabnya acak2an.. kulit lehernya terlihat. Juga kulit tangannya. Bahkan dari kegelapan Roy bisa melihat Kulit itu berkilau, putih, mulus. Teringat saat ia mandi dikali bersama suaminya, kulit tubuhnya memang berkilau, dan badan tinggi sambil menghisap batang rokok itu, seksi sekali istri jawara ini pikir Roy.
"Tadi si Bapak bilang, kamu yg back up saat ribut kemarin.. teteh makasih yah" ucapnya, rasa khawatirnya terlihat sedikit hilang, terutama saat Roy bilang seperti ingin ikut berjaga disini, hubungi aku saat orang itu datang lagi ucap Roy.. terbukti ia memanggil dirinya teteh Lagi, bukan Gw saat ia khawatir tadi.
"Sama2 teh" Ucapnya sambil melihat kulit lehernya. Karena tempat yg sedikit gelap, ditambah ada anak buah Dharma disana, Teh Neneng tak mau berlama lama bersama pria ini, menimbulkan Fitnah pikirnya..
"Nanti Teteh hubungin kalo orang itu datang lagi"
_-__________
"Gw kasih tahu yak.. gw bisa sebutin, dimana tempat titik yg aman buat buang Mayat disekitar sini".. Ucap Bathonk yg masih terpana dengan suasana on the way menuju pesantren. Jauh sekali. Melewati beberapa hutan yg gelap, berbagai macam medan jalan. Sampai2 ia berpikir, kalo seandainya ia tak sengaja membunuh seseorang, ini tempat yg paling aman untuk membuang mayat, pasti tak ada tahu pikirnya.
Secara harfiah, mereka memang benar benar berjalan "Sehari Semalaman". Berkali kali mereka beristirahat untuk makan dan ngopi sejenak. Bahkan mereka bertemu dengan Agus dijalan, sampai sampai mereka harus jalan konvoy.
Sebetulnya, Pagi tadi harusnya suprapto sudah datang ke pesantren, tapi malam Ditempat istirahat tadi, Suprapto diinfokan bahwa Kardi yg berangkat pagi, membawa mobil Ryan. Karena Kardi tak tahu jalan melewati perhutanan kesana, terpaksa Rombongan Suprapto menunggunya seharian dititik Rest area Terkenal tadi.
Tak masalah untuk Rombongan Suprapto, karena Agus pun yg berangkat lebih awal mau menunggu mereka. Sehingga sekarang, Agus berada diposisi paling Depan, disusul mobil pak Suprapto yg kedua, Alex yg ketiga dan Kardi yg keempat. Mereka berbaris layaknya marching melewati perhutanan yg jauh serta terkenal gelap ini. Baru kali ini Suprapto pergi sehari semalam untuk bisa sampai ke perhutanan ini. Suprapto Tahu, Ryan bersama supirnya dibelakang. Ia telat dua jam lebih di belakang.
Berkali kali Alex diam2 mengabarkan prihal kedatangannya Ke Roy tanpa memberi tahu teman2nya, bahkan ke Pak Suparpto pun ia tak memberi tahu.
"Lebay banget lu mikirnya, emang elu mau nge bunuh siapa ?" Tanya Alex.
"Ya mantan gw lah, juga cowoknya yg tengil, gw rela ngebunuh cowoknya ampe berkeping keping, gw buang dah kesini.. gw yakin kaga ketauan."
"Huahahaha".. Alex dan andre tertawa terbahak.
"Itu sih Sabotase.. mentang mantan lu udah ga cinta, elu jadi orang jelek... tapi elu masih cinta, ya derita elu.. jangan pake acara bunuh2an lah, nanti kaga bisa ngaceng kualat lo." Timpal Andre.
"Ahh masa bodo.."
"Lebay banget lu,.. kayak pelem2 india.. lu waktu pacaran joget2 muter bareng kan lu, hujan2an sambil muter muter di taman.. sekarang malah mau ngebunuh hahahaha "
"Akh, gw sih ga pernah hujan2an ditaman. Cuman ngewe2 ditaman,"
Plakkk.. kepalanya diklepak andree sambil tertawa.
"Pantes aja cewe lu ninggalin lu.. maennya bentar gw yakin lu"..
"Ahh.. kata adek lu kaga.."
"Bangsat.." mereka saling memukul satu sama lain.. "ehh udah.. ribut mulu lu buntelan krambol" ucap Alex..
"Jauh banget sih bangsat, ni gara2 si muka plastik (Kardi) itu sih, pake acara minta ditungguin.. untung istrinya cakep banget , kalo ga cakep gw toyor juga itu si Kardi..", ujar Batong lagi.
"Iya bener.., badannya kenceng banget, berotot... hmmm", ucap andre mengingat Lilis.
"Ah lu ampas kopi... kapan sih kaga pusing kalo liat cewek cakep, lagian dia mentor aerobik, ya wajar lah badannya kenceng gitu.",
"Oooohhh... instruktur obikk.. pantess.."
"Ya elu mah emang ada si Shelly ya Lex didepan, mangkanya males ngeliat Lilis". Ucap Bathonx
Alex tersenyum, ia memang senang dengan wanita muda yg dibawa Agus itu. Meski tak bisa dipungkiri ia seperti tak suka dengan Agus. Gaya bicaranya yg besar selalu membanggakan diri salah satunya, sifat orang yg paling dibenci Alex, meski ia anak pejabat yg jadi pejabat.
"Gw heran Roy pernah jadi temen deket tu orang" ucap Alex.
"Ah, lo tu ga suka Agus karena dia nikahin shelly jing" Ucap Andree.
"Serius, lo pada kaga dengerin dia ngomong sih gimana, Gede banget bacotnya, sok borjuis, padahal gw yakin, semua itu dari bapaknya harta dari bapak aja dibangga banggain.., ciba disuruh ngejual Cingcaw , gw yakin kaga becus tu anak.." Ucap Alex.
"Ya duit duit dia jing.. ngapain lu yg sewot.."
"Bukan gitu tonx... Beda kan sama si Roy, Biar sama2 anak orang kaya, Roy usaha punya pemikiran sendiri, usaha sendiri ga pure dari ortunya. Guest House juga nih, itu pemikiran dia sendri, ga pure dari orang tuanya... mangkanya gw demen.. ga mau tergantung sama bokapnya, pengen mandiri.. gw heran aja dulu tu anak pernah deket sama bocah ingus yg ngomongnya gede begitu " .
"Ya mungkin udah bawaan kali Lex.. emang anak orang kaya kebanyakan begitu.. belagu belagu kaya hasil sendiri aja.."
"Ehh.. lu inget ga cerita Roy yg nimpa Agus pake Batu wakti dipesantren.. jangan jangan gara2 si Agus gede bacot begitu lagi mangkanya tu anak ditimpa Roy" Tebak Bathonk.
"Hahaha.. bisa jadi.. Gw juga ga tau sih masalahnya apa... coba dulu direkam yah, pemandangan asik sih kayaknya.. gw pengen liat". Ucap Alex.
"Ah Modus juga sih lo, Kalo suka sama Ceweknya, bukan berarti ga suka sama cowoknya lah.. Basi lo".. Teriak Bathonk.
"Punya orang bree.. mikir gw juga.."
"Bacot" ucap Batonx lagi.
Sepanjang jalan mereka masih melihat hutan belantara dengan jalan yg cukup rusak..
"Bawa daun ijo (Ganja) kayaknya enak juga ya .. gw pengen mabok sama Roy dihutan hutan gini" Ucap Andree.
"Lo mau mabok, apa mau kemprut sama Babi,?, itu pesantren boo.. mikir yg aneh2 aja lu" Jawab Alex.
"Ah sayang banget si Roy.. diluar dipanggilnya si Dokter (penyedia Ganja).. mpe pasien2nya nanya ke gw.."
"Itu masa lalu.. sekarang udah beda nanti lu liat.." ucap Alex.
"Ehh..udah kebon kelapa sawit.." Ucap Bathonk.. "Kata Roy kalo udah ngelewatin perkebunan kelapa Sawit udah mau deket" Lanjutnya.
Matahari pagi sudah terlihat, secara Harfiah mereka melakukan perjalanan "Satu Hari, satu Malam" dan ketika mereka sampai di perkebunan kelapa Sawit, cahaya pagi sudah hampir menerangi sekitar.
"Gila, kalo naek pesawat udah sampe lah kita bulak balik , Jakarta - Swiss".
Brukk brukk brukkk..
Mobil mereka bergoyang ke kanan dan ke kiri, Pantas pak Suprapto menyuruh mereka memakai Mobil Tinggi, ternyata jalan pas kelapa sawit ini memang sangat terjal, rusak dan dalam.
"Kalo Emak gw nyekolahin gw disini, gw yakin emak gw nangis tiap hari" , Ucap Bathonk.
"Ah.. geer lu..., justru pesantren Roy serunya dilokasi eksotis begini.. lo belum liat gimana indahnya alam disana, gw aja kaget, ustazahnya juga cakep2 .. Air terjunnya keren.. mangkanya Roy buka House Guest disana". Terang Alex.
"Wah, kalo ustazahnya cakep2 boleh lah kalo ada yg jomblo suruh nikah sama gw, siapa tau gw bisa tobat",
"Iya elunya mau... ustazahnya ga ada yg mau" Jawab Alex.
Satu jam dari kebun kelapa sawit itu mereka sudah menemukan jalan beton yg bagus, matahari sudah menyinari lokasi menuju pesantren itu. mereka heboh saat melihat bedeng dan lokasi Proyek House guest yg akan dibangun Roy, ternyata sudah rapih, cuaca terasa sangat dingin.
Dan seperti mimpi,... mata mereka langsung tertuju ke seorang lelaki bertelanjang dada menenteng Handuk, nampaknya sepulang dari sungai. Badannya tinggi besar dan berotot, Lelaki itu memakai celana pendek berwarna Biru.
"Eh Si Roy!!!" Teriak Bathong.
"Iya bener.... badannya makin jadi aja tu anak.."
Saat mendekat, mereka semua menghentikan kendaran dan turun berbarengan, kompak mereka teriak mengagetkan pria itu.
"JABLAYYYY.!!!!"
Roy kaget, saat ia menoleh kebelakang handuknya jatuh,
"Batonx.. Andree"
"DADDY.." ucapnya juga saat melihat Suprapto.. mereka melepas Rindu sejenak disekitar kawasan Guest House itu.
-_------_---------
Rumah Kyai Abah Basri terlihat asri pagi itu. Roy, Batonx, Andre, Alex masih bersenda gurau sambil duduk santai dirumah abah haji yg berkarpetkan warna hijau itu.
Semua berkumpul...
Pak Suprapto sedari tadi mengobrol dengan ustad Fian. Sahabat lama itu meluapkan isi pikirannya masing2 di ruang berkumpul milik Kyai Basri ini. Pak Suprapto tenang, anaknya tidak kenapa napa setelah keributan di kampung preman itu. Tapi ia menanyakan kabar Pak Dharma yg masih berbaring. diklinik haji Badri, ustad Fian menjelaskan baru semalam keluarga mudir semuanya menengok Pak Dharma dan keadaannya sudah semakin baik baik saja.
Roy melihat Kardi,..
Yg herannya, Ryan tidak ikut... Roy tidak melihat Ryan sejak kedatangan mereka tadi. Roy menghampiri Kardi menyalaminya.. "Kemana Ka Ryan Pak, Koq Ga ikut?"..
Agak gagap Kardi menjawabnya, terutama saat mengingat yg dilakukan Ryan terhadap istrinya yg berotot kencang itu dirumahnya sendiri, mengingat saat istrinya mengangkat lengannya, ketiaknya dijilat Ryan, membuat perutnya mual, hatinya sakit, tapi anehnya, kenapa tititnya suka keras mengingatnya. Ini gila pikir Kardi. Kardi sebetulnya berusaha menghindari pembicaraan itu, tapi karena secara tidak langsung Roy adalah atasannya, terpaksa ia menjawab..
"Katanya nyusul Pak Roy, mungkin nanti malam datangnya"..
"Ooh" ucap Roy, ia mengambil hapenya,dan menanyakan langsung Ke Ryan tapi belum dibalas.
"Alhamdulillah semua kumpul disini".. ucap Kyai Basri yg keluar dari kamarnya menemui semua tamu2nya.
"Duh.. Aguss.. apa kabar?" Tanya Kyai ke Agus.
"Alhamdulillah Kyai baik"
"Walaahh, Shelly.. makin cantik aja ini, jodoh yah sama Agus" Ucap Abah haji saat disalami Shelly.. "Alhamdulillah abah Haji... Jadinya sama alumni Awwabin juga.. " Ucap Shelly.
Roy jadi ingat omongna Pak Dharma. Ia sempat curiga ke Agus saat mengobrol dipinggir sungai bersamanya. Saat tak sengaja melihat Teh Neneng mandi di Kali. Dharma bilang bisa jadi Agus dalang semua ini, tapi buktinya, tuduhan itu salah. Abah Haji tentu bisa melihat bila Agus merencanakan sesuatu yg jahat. Tapi Abah haji terlihat biasa saja dan senang dengan kedatangan Agus.
"Abah hanya senang.. akhirnya anak2 Murid Abah juga yg ikut ngembangin pesantren... Roy yg dulu nakal, swkarang mau ngebangun wisata disini, Shelly juga membantu urus2 pajak Guest House.. Agus yg dulu musuhan akhirnya bisa membantu Roy disini.. gimana jadi pejabat Gus, enak?"..
"Alhamdulillah Kyai.. tanpa doa Kyai, semua ini ga bisa saya dapatkan.."
Pretttt.... ucap Alex dalam Hati.. dapet dari bokap juga belagu banget lu ucapnya. Tapi matanya terlihat segar saat melihat shelly.
"Iya.. tapi ingat.. Jabatan itu amanat.. harus kamu jaga hati2" ucap Abah haji menasehati.
"Inshaallah Pak Kyai".
Abah haji melihat seperti ada lubang hitam dalam pandangan mukasyafahnya saat melihat Agus. Nampaknya, Agus memakai ilmu2 kurang baik saat meraih jabatannya, tapi itu tak terlalu dipikirkan abah haji.
"Saat ini.. keadaan pesantren Memang sedang sakit... saya... sama Nyai Laila.. sedang berusaha menyelesaikannya.. ini memang masa2 sulit... saya hanya bisa meminta maaf bila pesantren ini, kurang bisa begitu mensejahterkan guru2nya" Ucap Abah Haji lagi.
Semua terdiam, semua sudah tau, bila penyebab semua ini karena ustad Ujang yg merasa kurang sejahtera. Sampai mau disogok oleh Barong, hingga rusak lah kepercayaan pesantren.
"Kita sudah lebih dari cukup kyai... Kita semua ingin berterima kasih sama Kyai, berkahnya.. semuanya.. alhamdulillah kita semua senang mengajar disini" ucap Ustad Boim menghibur Abah haji.
Tapi tetap.. Bagi Nyai Laila.. masalah ini belum selesei. Bu Kyai itu menunduk, resah. Bila tak ada terobosan, ia takut kejadian seperti ustad Ujang Terjadi lagi. Ia bisa menangkap ke khawatiran suaminya, juga ucapan hiburan dari ustad Boim tadi. Tapi ia juga tidak bisa menutup rasa khawatirnya sendiri. Menyadari.... bahwa beginilah lunrahnya masalah orang2 yg berjuang mengembagkan pesantren seperti dirinya dan Abah Haji.
"Bah Haji... Boleh saya bicara sedikit.." Ucap Roy yg mengagetkan banyak orang yg hadir disana.
"Kenapa Roy..?"
"Kemarin sore.. saya ngobrol dengan ustad Hari... sebelumnya maaf Bah Haji... setelah ngobrol sama ustad Hari kemarin.. saya sudah tahu mengerti penyebab keuangan pesantren seperti ini... kalo menurut saya.. Skala prioritas dan manajemen keuangan pesantren masih tradisionalis, sehingga masih carut marut.. Abah haji sedang membangun, wajar kesejahteraan guru mengurang, kalo boleh berpendapat Kyai , sudah saatnya mengubah skala manajemen keuangan pesantren menjadi lebih fleksible.. tidak melulu membangun asrama dari keuangan pesantren, kenapa nggak dari sistem investasi dari developer yg sedang membangun Guest House.... abah haji punya tanah pesantren yg sangat luas.. juga hasil Guest House yg nanti juga berkembang.. biar developer kita yg membangun asrama Kyai tanpa harus mengorbankan keuangan pesantren.".
Semua terlihat kaget.. juga terlihat serius.. dari ucapan Roy tadi, terbukti bila anak ini peduli dengan keuangan pesantren dan memiliki jalan keluarnya.
Abah Haji terswnyum,mengerti maksud dan tujuan anak ini, dengan santai ia bilang.. "hmmm.. bayarnya pakai apa Roy?" Ucapnya tersenyum dibalas dengan senyuman yg hadir disana.
"Inilah maksud saya merubah skala keuangan management pesantren Kyai.. sudah saatnya memakai sistem lelang invest, biar kami yg ngebangun... Pak Kyai santrinya banyak.. Pesantren ini tiap tahun santrinya bertambah.. karena mereka percaya pak kyai, mereka percaya pesantren ini.. bisa dibayar bertahap seiring waktu bertambahya santri nanti.. juga Guest House nanti..saya sama Daddy sudah sepakat persentase buat pesantren "..
Boleh juga nih anak ucap Alex memandang usulan sahabatnya itu. Kesambet apa itu anak, 5 bulan dipesantren, mikirnya bisa canggih begitu. Sebetulnya, Alex tidak terlalu kaget saat Royhan mempunyai ide itu, ia memang mengenal Roy sebagai lelaki berotak encer. Buktinya ketika diluar, ia sukses dikenal sebagai Dokter.. maksud Dokter itu berarti sukses jadi bandar Ganja tanpa harus tertangkap polisi, otakny memang selalu menemukan jalan keluarnya
"Guest antum kan belum jadi Roy, bagaimana bisa antum ajak developer membangun asrama ." Ucap Abah Haji lagi.
Roy tersenyum, begitu juga Pak Suprapto.. "Ada hal yg belum diketahui Abah Haji... semenjak rencana pembangunan Guest house itu mencuat.. wali santri babyak yg langsung menghubungi saya dan daddy.. mereka ingin ikutan, daddy bahkan milih milih siapa yg boleh ikut.. ini kepercayaan, karena memang mereka menganggap ini punya pesantren, masa depannya juga cerah karena belum ada Guest House disini.."
"Benar pak Suprapto?" Tanya Kyai senang.
"Benar Kyai... Tuh Agus.. pejabat aja mau ikutan katanya" timpal Suprapto.
Agus tersipu malu, ia akui ia sempat mengobrol dengan Suparpto bila ia juga siap membantu Guest House itu. Semua tertawa..
"Bila Abah haji ma.. Saya bisa menghubungi Ryan Sekarang juga... biar developer yg membangun asrama.. jaminannya dari Guest House dan santri abah haji yg terus bertambah tiap tahun.. Jadi abah tidak perlu lagi memikirkan kesejahteraan guru tanpa harus berhenti membangun.. memakai sistem investasi seperti ini.."
Abah Haji senang, begitu pula Nyai Laila, bu Haji istri Kyai itu yg tadinya menunduk sekarang senang, seperti menemukan titik cerah. Tak di sangka anak ini cukup cerah pemikirannya. Memang ada alasannya kenapa ia mengizinkan Royhan tinggal dirumah ustad Fian saat pertama kali Roy sembunyi dari kejaran polisi waktu itu, ini salah satunya pikir Kyai. Sambil meraba dengan Mukasyafahnya tentang ide tadi, Pak Kyai bilang..
"Ya sudah Roy, Hubungi Ryan.. Dan Shelly, tolong urus surat2 dan perjanjiannya agar Legal... boleh dibantu nanti sama Neneng, sekaligus menyelesaikan Legal Guest House"..
"Baik Bah Haji.." Ucap Roy dan Shelly kompak.
-_--------_---------------
Alex andre dan Batonx sedang keliling pesantren, sedangkan Kardi, Suprapto dan Ustad Fian mengobrol di Lokasi Proyek. Pendopo milik Abah Haji sudah sepi, Agus dan istrinya menemui Teh Neneng membicarakan Legal sekaligus menengok Dharma,
Roy masih disini karena suruhan Kyainya, ada Nyai Laila Dibelakang sedang rapih rapih...
"Antum dapet ide original seperti itu... seperti itu dari mana Roy ?" Tanya abah haji.
Roy tersenyum.. abah haji mempertanyakan ide Come Original yg diutarakannya tadi.. "Dari Kopi kyai".. Candanya.
Abah haji pun tersenyum dan merubah wajahnya sedikit serius.. "Sekarang antum harus tahu, abah menaruh harapan dari rencana atum, abah capin terimakasih, " ucap abah haji.
Nyi Laila melirik, semenjak ide pemuda ini, Nyai Haji memandang Roy berbeda.. Nyai haji memandang Roy... bukan lelaki sembarangan. Terbukti suaminya mengucapkan terima kasih. Pemuda ini mungkin bisa mengurusi pesantren ini tanpa harus ada suaminya pikir Nyi haji lagi. Ah Ia menggelengkan kepala, tak pantas rasanya bila ia mulai meragukan kemampuan suaminya seorang Kyai besar itu dengan seorang pemuda yg sering mengintipnya diam diam. Mentang mentang ga bisa di Mukasyafah Kyai, malah ngintipin istrinya diam diam pikir nyai haji lagi yg ksekian kalinya.
"Semua ini karena ustad Hari Juga Bah haji, mangkanya saya tahu." Ucap Roy sambil melihat Nyai Laila.
"Abah haji sudah lelah dengan keadaan ini.. Nyai Haji juga.. beruntung ide antum tadi membuat titik cerah"..
"Semua demi pesantren Kyai.. tapi saya cuma remahan debu.. tidak tinggi ilmunya seperti abah haji.." ucap Roy merendah..
"Tidak begitu Roy.. abah yakin semua hal yg terjadi karena memang ada alasannya.. abah ga bisa nguasai dengan ilmu abah sendiri.. abah butuh bantuan... abah butuh bantuan antum"..
"Bukannya ilmu abah haji sudah sangat tinggi, kenapa butuh bantuan saya" tanya Roy lagi.
Nyai haji duduk dbelakang suaminya, dengan gaya khas ibu2 pengajian yg duduk secara lesehan, ditopang dengan tangan, abah haji tersenyum.. "Antum harus tahu.. sebagian orang didunia ini ada yg sudah dilahirkan dengan bakat tertentu... banyak orang berbakat itu Roy.. seperti abah miliki bakat karena dari amalan, ada juga yg dari lahir justru ia sudah berbakat.. memang begitu Roy lumrahnya didunia Mukasyafah.. tanpa disadari.. antum juga salah satu diantara anak yg punya Bakat .."
"Bakat apa Kyai?."..
"Antum emang tidak merasakannya, tapi buktinya.. abah tidak bisa membaca antum.. antum sulit dibaca sama abah" Ucapnya
Nyai Laila memperhatikannya dari belakang. Karena tangannya jadi penopang, Susunya bergelayut, pantat gedenya terasa terhimpit lantai berkarpet hijau itu, Roy melihat istri Kyai itu tepat saat abah haji bilang "antum tidak bisa abah baca".. dengan nakalnya kontol Roy bergeliat dibalik celananya.
"Itu artinya antum punya bakat yg ga dimiliki abah haji" Ucap Kyai Lagi.
Roy masih melihat Nyai Haji dibelakangnya dengan susu bergelayut itu.. ia juga sama memperhatikannya, seperti tantangan yg mengusik birahinya..
Damn.......