javascript hit counter

Kembali Ke Pesantren Sebagai Lelaki Sejati

EPS :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55

Chapter 50 : Taubatnya Sang Jawara




Teh Neneng





Ustadzah Shaipah







Pagi datang disambut suara hiruk pikuk perdesaan yg asri membangunkan Dharma, suara ayam berkokok, kicauan burung dan suara puji pujian di Masjid terdekat membuat Dharma Membuka matanya. Cuaca sangat dingin, di sini memang selalu dingin, apalagi dipagi hati seperti ini.

Ia melihat istrinya, memakai Gaun Warna Putih yg sedikit transparan. Saking lelahnya ia semalam tertidur sampai tidak sadar bila istrinya berganti pakaian se seksi ini. Lukanya memang masih sakit, tapi seiring waktu, pagi ini ia terasa segar. Ia sudah terhindar dari inpeksi karena dirawat dengan Baik Oleh Haji badri, ia bangun dan berdiri, ternyata bisa, waktu sudah menunjukan pukul setengah enam Pagi, Dharma bertayamum dan melakukan shalat subuh semampunya.

Saat sedang tidur, Teh Neneng bangun karena mendengar suara bacaan orang yg sedang doa, ketika membuka mata, ia tak percaya, Suaminya melaksanakan shalat Subuh, ternyata suaminya komitmen ingin Hijrah dan bertaubat sebagaimana keinginananya. Neneng senang, karena hampir Tidak pernah ia melihat suaminya melakukan shalat subuh seperti ini, meski ia masih ngantuk namun ia berusaha bangun menikmati pemandangan ini.

"Bapak" Panggilnya saat melihat Dharma selesai subuh. Ia tersenyum, terlihat cantik dengan gaun putih yg sedikit transparan, "Koq ga bangunin mamah" Ucapnya.

"Takut masih ngantuk" Jawab Dharma.. "Mamah udah subuh Belum?"

Neneng tersenyum, ia menggelengkan kepalanya, saat berniat subuh ia ingat ia harus mandi besar, terngat dengan Royhan dikamar sebelah semalam, pantas ia masih merasa lelah. duh, ia merasa sedikit bersalah dengan Dharma, apalagi Dharma terlihat komitment dengan pertaubatannya. ia masih sangat lelah setelah dipakai habis habisan oleh pemuda dikamar sebelah.

"Nanti aja.. masih ngantuk.." Kilah neneng menutupi rasa bersalahnya,

Suaminya kembali berdoa, kemudian ia berdiri duduk di atas kasur. "Hari ini, Bapak mau nemui Kyai Basri, supaya bisa membimbing Bapak untuk Hijrah".

Neneng sedikit kaget mendengarnya, ternyata komitmennya tidak main main.. "Bapak serius?"

"Serius.. kan maunya mamah juga.. supaya kita bisa menemukan ketenangan..." Ucapnya sambil senyum " Abah haji kemarin seperti udah bisa membaca pikiran Bapak, seperti mengerti bapak, kalo bapak ingin catatan hitam masa lalu dihapus, ingin ilmu hitam yg bapak tuntut ini hilang, Abah Haji tahu caranya" Ucapnya lagi..

"Hari ini bapak kesana" Ucapnya menambah

"Tapi kan bapak, belum pulih betul, nunggu pulih dulu"

Dharma berdiri.. "Tuh.. udah pulih kan, udah seger. Haji Badri memang sakti, tau kenapa bapak diizinin pulang semalam" Ucapnya lagi.

Ia pergi keluar kamar "Bapak Mau Kemanaa?" Tanya Neneng yg matanya masih menahan ngantuk dan lelah itu diatas kasur,

"Bapak mau jalan2 dulu keliling kampung, kerumah tetangga, ngabarain kalo bapak udah pulih.. biar ga usah nengok mereka.. sekalian cari angin.."

"Hmmmm" Ucap neneng sedikit mengeluh dan tiduran kembali memejamkan matanya.

"Loh.. Roy nginep disini?" Kata Dharma melihat anak muda itu tidur disebelahnya.

"Ia... katanya... Capek.. mangkanya mau nginep aja bilang semalem" Ucap Neneng bersuara se normal mungkin sambil menutupi rasa bersalahnya..

"Ohh.. sediakan sarapan atuh.. buat bapak juga.. bapak cuma sebentar keliling" Ucap Dharma lagi.

"Hmmmm" Ucap Neneng memejamkan matanya,..

Saat Dharma sudah pergi keluar, Neneng bangun, ia merapihkan gaunnya bercermin dikaca kamar, mihat dirinya masih cantik meski baru bangun tidur, meski wajahnya terlihat lelah setelah semalam.

Memastikan suaminya sudah pergi, Neneng pergi ke kamar sebelah, masih memakai gaun transparan sambil melihat Roy. Pemuda itu masih tidur, Teh Neneng menggigit bibir bawahnya mengingat kejadian semalam. Sampai sekarang masih terasa terganjal seperti apa rasanya disodok pemuda ini, pagi ini ia Horny kembali melihat badan Roy yg bertelanjang dada itu tidur, ia hampiri pemuda itu, menyentuh dada bidangnya, turun meremas Kontolnya.

Ahh dasar bujang gagah pagi2 pasti keras pikir neneng, ia duduk disamping kasur meremas mengeluarkan Kontol itu, shhhhh masih tak percaya kontol sebesar itu memenuhi memeknya semalam sampai ia masih merasa lelah sekarang

Merasa enak kontolnya ada yg meremas, Roy bangun dan kaget melihat wanita cantik memakai gaun transparan mengocok kontolnya.. "Teh." Ucapnya "ahhh hhh ngapain" Tangan itu terasa halus dikontolnya..

"Kesini lah," Ucap menunduk memperlihatkan toketnya "Pagi pagi...... mending kesini" Ucapnya membuka mulutnya dan mmasukan kepala kontol itu kedalam..

Plop

"Ahhhh shhhhh kemhanahhh dharmaaa shhhhh"

"Keluar.." Ucapnya sayu kembali memasukan kontol itu kedalam

Shhhh ahhh

Mengulumnya dan mengocoknya, ia sepong kontol "itu, dengan lembut ia sedot kedua pelirnya bergantian "shhh ahhh shhh ahhhh "

Neneng berdiri, ia mengangkat gaunnya "Kamu tahu Roy.." ucapnya, ia angkat gaun itu ke atas sampai memeknya terlihat Roy " Suami aku mau tobat tau" ucapnya mengocok batang kontol basah itu "Aku ga mungkin terus mikirin kontol panjang kamu kalo dia mau tobat" ia naik ke atas kontolnya dan menggesek gesek itilnya dengan ujung kontol itu.. shhhh..

" Masa suaminya Tobat istrinya diewein kamu" ia memasukan kepala Kontolnya "istrinya harus baik dong mendukung kalo suaminya tobat ahhh" Perlahan ia turunkan tubuhnya melahap kontol gemuk panjang itu "Akhhhhh ini terakhir yah Roy, Ga mungkin kalo suamiku tobat aku tetep di ewein kamu.. akhhhhhhh. "

Shhhhhhhh

Fuck fuck fuck fuck fuck fuckk

Shhhh ahhh shhhh ahhhhhh

"Kaaan.. Dalem banget... ahh enakk shhh senak senak senaaakkk shhhh

Neneng mengangkat tangan Roy agar kembali mencekik Dirinya "Kasarin Roy, kasarin gw gw kasarin Gw, entot kasar entot kasaaar entot kasarr akhhhhhhh fuckkkk shhhh enak enak shhhh ahhhh"

PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK

Shhhhh breeeeeekkkkk... Gaunnya disobek Oleh Roy, lehernya kembali dicekik, Toketnya digampar gampar Roy dengan kerasnyaaa... "Ahhhhkkk enak Rooooyyy enaaaakkkkk uuuuhhhhhh shhhhhh

Plak plak plakkkkkk toket itu digampar gampar sambil Rudal Gemuk panjang menghujam memek Istri Jawara yg mau taubat itu katanya..

Ahhh ahhhh ukhhhhhh...

Ludahnya keluar saat dicekik Roy, membasahi tangan Roy, Kulit Toketnya yg putih berkilau itu kini merah merah, tuan putri istri kesayangan Dharna itu kini menjerit kesetanan... "enak banget kontol lu Royy akhhh enak bangettt enak bangettt akhhhh kasar banget sih lu Roy sama bini jawara kasar kasar kasaarr aaakhhhhhh" Ucap Neneng..

PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK

wajahnya sudah merah merah, tempo entotan makin cepat, Ada Foto Dharma tertempel di tembok pinggir kasur dan di ambil olehnya, sambil terus menyodok cepat, diludahi foto itu olehNYA... CUIHHH CUIHHH CUIHHHHHH.....

AAAAAAAAAHHHHHHHHH PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK

Makin kencang birahi Neneng melihat Foto suaminya diludahi seperti itu..


Kenceng kenceng Kenceng AKKHHHHH KELUAARRRRT fuckkkkk...

PLOK PLOK PLOK PLOKK

CROOTTTT CROOOTTTTTTTTTT

SHHHHHHHH

berkedut kedut Kontol Roy menumpahkan spermanya didalam.... Kembali ngecrot di memeknya sangat banyak pagi itu.

Uhhh.. Dua duanya ambruk Tak Karuhan..

"Terakhir yah .. ngga lagi..." Ucapnya mencabut kontol itu.

" Dharma Kaya Komitmen soalnya".. ia memakai gaun itu lagi, dan mengingat suaminya melakukan subuh tadi.

"Aku mau bikin sarapan dulu, mau sarapan apa?"

"Udah Kenyang" Jawab Roy sambil melemlar Foto yg terkena Ludah Banyak itu..

"Tempel lagi" Ucapnya sambil men jambak Rambut Roy, tapi ia tak peduli, ditaruhnya foto itu tanpa mengelap ludahnya.. "Mandi sana" Ucapnya..

Teh Neneng langsung rapih2 mempersiapkan Sarapan suaminya.






-_------_____^-______






Ustad Arief pagi itu juga mencari cari Roy, Kemana anak itu dari semalam pikirnya, ia memang mendapat pesan dari Roy bahwa ia sedang diklinik haji Badri, tapi mengapa ia tak kunjung pulang ke pesantren.

Dicari dirumah ustad Fian, Tidak ada, Dicari dirumah ustad Boim, tidak ada, dicari diproyek pun tadi tidak ada, Tidur dimana dia.

Sebagai sahabat tentu ia khawatir dengan keberadaan anak itu. Apa iya dia harus menanyakan ke ustazah anies?, ah rasanya tak mungkin bila segala sesuatunya Roy curhat dan mengabari ustazah Anies meski keduanya memang dekat.

Hari ini sedang dijadwalkan Roy mengajar English Leason dikelas 8, bila ia bolos dipastikan arief yg menggantikannya. Baru saja ia hendak bersiap, Mobil Double Cabin Roy sudah terlihat memasuki perumahan atas Pesantren..

Dasar Bocah... ucap ustad Arief... Kemana itu anak..

Saat Di atas...

Roy turun dengan perasaan yg belum percaya dengan kenyataan tadi, amat disayangkan Pak Dharma memeilih komitmen untuk bertaubat, sehingga harus di dukung oleh istri nya dengan baik dengan jalan yg sama, tak mungkin ia bisa mengulangi kejadian Nikmat semalam dan pagi tadi, Akhh sayang, ucap Roy. Tapi itu resiko, resiko dengan pilihan dan Komitment Pak Dharma.

Saat Turun ia sudah dipanggil...

"Ehh.. Bujang Lapukkk... kemana aja dari semalem baru keliatan".. Ustad Juned yg sedang gerak gerak pagi itu memanggilnya.

Roy berhenti sejenak.. "Ya ampun pak Ustad.. Pagi2 udah di Bully saya.... serba salah saya jadi bujang lapuk... sedih x " Ucap Roy, memang Ustad juned memanggilnya Bujang lapuk karena masih sendiri, dan segera menikah sambil membanggakan Itok isyrinya yg cantik. Mesti kadang Roy suka senyum sendiri.

"Heheee... maksudnya abis dari mana semalem sampe sekarang baru keliatan, dicariin ustad Arief tadi.."

"Nginep Dirumah Pak Dharma tadz, kecapean" Ucap Roy.

"Ohh.. Gimana Dharma, udah pulang dia udah sembuh?"

"Udah tadz alhamdulillah.."

"Bagusss... oh iya dicari ustazah Ipah juga kalo ga salah tadi... antum hari ni kaya artis.. kewalahan saya ,sama ustad Fian ditanyain dimana antum."

"Ada apa yah stad?"

"Temuin aja ke dalam, ada ustazah Muniràh disana"

Roy permisi masuk kedalam, disana sudah ada ustazah Ipah dan Munirah sedang ngobrol. Saat ustazah Ipah melihat roy, ia berdiri dan menghampiri.

"Darimana aja antum?"

"Abis urus Pak Dharma, kenapa ustazah?"?"

Ipah melihat ke Munir yg sudah agak jauh dari keberadaan dia berdiri sekarang, Ustad Juned pun sibuk diluar..

"Ustazah Telat Tiga Minggu"

Deghhh.. "Hati Roy berdegub kencang

"Beneran?"

Pelan ia menganggukan wajahnya..."Kita liat nanti" ucapnya, sambil meninggalkan Roy. Meski kaget, Roy spontan berpikir "Bekerja dengan baik juga itu" Ucap Roy lagi, ia tak mau memikirkan terlalu jauh karena itu semua belum pasti. Ia pamitan ke ustad Juned saat hendak memasuki kamarnya.

Damn.. Tetap saja terpikirkan saat ia melihat ustad Juned..




-_------_-------------
,




"Sebelum Bapak melakukan Pertaubatan, ada baiknya, bapak melakukan pembersihan diri terlebih dulu" Ucap Abah Haji siang menjelang sore itu ke Pak Dharma.

Pak Dharma memakai peci hitam, baju koko ungu dan celana Hitam, sedangkan Teh Neneng memakai pakaian dan jilbab serba hitam. Roy bisa melihat mereka sangat serius, komitment, saat melihat Kecantikan teh Neneng yg mau mendukung suaminya yg mau taubat itu kembali Roy berujar "Akh, sayang.. " Ucapnya dalam hati.

"Karena pak.. Taubat itu urusannya ada dalam hati... sangat pribadi sekali.. jangan sampai orang tahu.. Cukup bapak Sama Tuhan saja yg jadi saksi" Ungkap Abah Haji lagi menjelaskan "Dan ingat, jangan merasa banyak kehilangan setelah bertaubat, pasti nanti di ganti yg lebih baik lagi bahkan lebih, itu janji Tuhan" Tegas Abah Haji lagi.

Pak Dharma mengerti sedikit demi sedikit pernyataan abah haji..

"Hilangkan dendam masa lalu, catatan Kelam, pernah membunuh, pernah mencuri, pernah melukai, pernah merampok, pernah mempelajari ilmu hitam dan catatan catatan hitam lainnya, adukan sama yg di atas, berjanji tidak mengulanginya lagi.."

"Terus Kyai.. apa yg harus saya lakukan agar terlepas dari ilmu hitam ini.."

Abah haji menarik nafas.. "pertama, pembersihan diri dulu.. kesalahan yg dilakukan antar sesama manusia, caranya harus meminta maaf kepada manusia yg bersangkutan, satu2 persatu diingat siapa yg pernah disakiti, baiknya bapak minta maaf.. yg kedua, pembersihan pikiran, bisa dengan semedi sambil berzikir ditempat tempat yg tenang, bersih, kondusif tanpa ada gangguan orang, ketiga.. perbanyak berpuasa, hentikan amalan2 dan perbuatan hitam lainnya, dan sering ikut jamaah dimasjid pesantren, nanti saya bimbing pengajiannya" Ucap Abah Haji Lagi.

"Terima kasih Kyai untuk Bimbingannya"

"Saya senang bila sudah ada Komitment dari Pak Dharma, jika sudah ada niat yg kuat, maka segalanya bisa lebih mudah" Tegas abah Haji lagi." Tapi ingat, orang yg taubat banyak sekali godaannya, jangan terlena dengan Godaan itu, tetap istiqomah".

"Inshaallah Kyai... saya minta maaf bila dulu saya punya banyak salah ke Kyai.."

"Sudah pak dharma, saya tidak pernah mempermasalahkan, sudah saya maafkan dari dulu" Ucapnya Abah Haji mengingat betapa jahatnya dulu ia dendam ke pesantren..

"Makasih Kyai".

Roy yg sedang duduk dihalaman rumah Ustad Fian itu melihat mereka saling cium tangan, sesekali Teh Neneng melirik melihatnya namun tak ia Gubris..

Goodness... Apa benar Dharma bakal istiqomah dengan pertaubatannya...




-_--------_----------




Setelah cium tangan dengan Kyai itu,...

Roy melihat dua hari ini Dharma dan Teh Neneng lebih sering ke Surau pesantren. Ikut pengajian, ikut bimbingan.. Bahkan Roy sering melihat Pak Dharma mengadakan acara2 amal, seperti santunan Yatim piatu, sodakoh masal fakir miskin dan acara acara amal lainnya.

Ia juga datang silaturahim dari rumah ke rumah, meminta maaf bila ia punya salah, sebagaimana nasehat Kyai. Melihat proses hijrah mereka Roy memang yakin mereka Komitment, Teh Neneng pun berubah sekarang jadi dari biasanya.

Selama dua hari ini pula, Di padepokan, Roy diminta agar menjadi ketua Kordinator lapangan padepokan Pak Dharma. Ia dipercaya karena keberaniannya yg teihat tanpa ada rasa takut. Terbukti setelah pengusiran diwarung itu tak ada gangguan yg berarti. Ia sebenarnya tak ingin menjadi ketua dipadepokan itu, tapi karena ini juga suruhan Dharma, yg berpesan agar menuruti kemauan anak2 supaya senang dan bisa menentukan jalan mereka sendiri sepeninggal Pak Dharma Hijrah, akhirnya Roy terima.

Dan seperti yg ditebak...

Karena pak Dharma pun sekarang aktif dalam kegiatan Sosial, Roy mengajak anak2 padepokan untuk melakukan kegiatan yg sama bermanfaatnya seperti mantan gurunya itu. Roy ajak mereka mengadakan kegiatan kegiatan positif seperti bersih2 pesantren, membuat posko bantuan dengan bantuan secara Guyub, yg penting anak2 sering berkumpul dan terjaga silaturahimnya. Kadang sering juga mereka latihan silat bersama Ustad Boim dan Roy sendiri.

Menjelang Hari ketiga, Roy belum juga mendapat kabar dari Ryan. Karena entah kenapa, Roy didesak Mang Kardi agar menghubungi Ryan kapan ia kemari. Roy pikir nampaknya ada sesuatu antara Kardi dan Ryan. Kardi terlihat khawatir.

Dan memang.. dari tiga hari yg lalu, belum ada tanda2 kabar kedatangan Dari Ryan melalui pesan whassapnya. Karena disamping ia curiga dengan Kardi, ia juga ingin mempertanyakan perihalh investasi Tunda pembangunan asrama pesantren. Dan berharap ia datang kemari menemui Kyai.

Sore itu ia berada disungai mengobrol dengan mang Kardi dan anak2 Proyek..

Sudah menjadi kebiasaan mereka berkumpul disungai indah itu tepatnya tak jauh dekat air terjun yg akan dijadikan objek wisata Guest House ini.

"Ada kabar dari Pak Ryan Ka Roy?" Tanya Kardi lagi yg kesekian kalinya.

"Belum.. saya telepon tak aktif.. whassap juga.. paling kalo sampai besok tidak mengabari saya kontek teh intan aja via bilang ke ustazah anies" ucap Roy.

Lagi Kardi terlihat Resah, Ada apa ini pikir Roy, kemudian iseng dia memberanikan diri bertanya "Mang maaf ini.. emang ada apa yah, koq bisa khawatir gitu, jujur aja?" Ucap Roy..

"Lilis Ka Roy"..

"Lilis, Teh Lilis istri Mang Kardi?, kenapa?"

Kardi sedikit melamun "Ahhh ngga.. saya cuma lagi mikirin istri saya aja, kangen.."

"Kenapa ga nelepon aja, vc gitu kalo kangen, koq nanya2 Ryan dari dua hari yg lalu?".

Kardi terlihat bingung menjawabnya "hmmm hmmm... sang - sanggar istri saya kan sewa dirukonya Ryan.. maksudnya mau lobby biar diperpanjang kontraknya" Ucap Kardi mengeles.

"Oooooohhh panteeeeeesss" Ucap Roy paham, meski kurang masuk akal alasan itu sampai harus terlihat was was kenapa Ryan belum kesini.

"Ya kita tunggu aja, sya juga mau nanya2 masalah proyek ini" Ucap Roy.

Dari kejauhan...

Sedang asik asiknya mereka ngobrol Roy melihat ada sepasang Manusia menyebrang sungai menuju Air terjun.

Siapa itu?..

Terlihat yg satu memakai Jilbab sambil membawa bakul anyaman tradisional, sedangkan satu lagi memakai sarung bertelanjang dada dan sajadah.

"Itu Pak Dharma bukan?" Tanya Roy.

"Ga tau Ka Roy, bukannya Pak Dharma abis ikut pengajian ashar tadi?" Tanya Balik Kardi.

Pasangan itu berhenti terlebih dahulu disungai seperti bersih bersih sesuatu. Roy berdiri menghampiri mereka.

Saat sudah dekat air terjun, ternyata benar. Pak Dharma dan Teh Neneng sedang bersih bersih seperti bersiap siap hendak mengerjakan sesuatu. Teh neneng membawa bakul yg isinya kain tradisional yg berwarna coklat yg biasa dipakai wanita hendak mandi beserta handuknya.

Sedangkan Dharma, membawa sajadah, tasbih bertelanjang dada hanya memakai sarung. Terlihat asri memang suasana air terjun ini, ditambah penampilan mereka. Roy turun menghampiri,

"Pak Dharma .. mau kemana?" Ucapnya saat Dharma hendak pergi ke air terjun itu.

"Biasa ketempat sunyi... yok", Ucapnya pamit sambil berjalan menuju air terjun itu. Kemana dia?. Dharma masuk dari pingir air terjun itu dan menghilang kedalam. Roy baru tahu apa tempat itu ada guanya, atau semacam bebatuan permanen? Ucap hati Roy lagi.

Namun Teh Neneng masih bersih bersih, ia tersenyum namun serba salah melihat Roy dan bergegas menyusul suaminya..

"Teh kemana?" Tanya Roy masih bingung..

Ia melihat baju teh Neneng basah beserta jilbabnya. "Sesuai nasehat abah haji Roy, si Bapak butuh tempat yg jauh dari gangguan luar untuk membersihkan diri sambil berzikir.. salah satu cara keluar dari ilmu hitamnya.

Roy baru ingat nasihat abah hajia beberapa hari yg lalu itu.. "Ooohh iya inget.. tapi disitu ada tempat sepi tehh?"..

"Belum tau ya.. ada Gua disitu.. hanya orang asli sini yg tahu, guanya tepat dibalik air terjun itu, cara masuknya lewat samping, tempat tenang jauh dari gangguan orang percis yg diceritain abah haji" Ucap teh Neneng lagi.

Nampaknya benar, komitment suaminya yg mau bertaubat ternyata sungguh sungguh. Dibantu dengan istrinya yg men support pertaubatan tetsebut.

"Beda yah teh sekarang alhamdulillah, ikut pengajian, baksos, ikut berjamaah, berzikir disitu" Ucap Roy melihat badan tinggi semoknya yg basah..

'Iya lah Roy, pengajian, ikut jamaah,, nemenin zikir disini... semua buat nemenin taubat suami" Ucap Teh Neneng, terlihat sesekali ia melirik celana boxer Roy yg memang menggelembung, nampaknya pemuda ini keras melihat dirinya memakai baju basah.

"Nemenin taubat suami?"

"Nemenin Taubat suami" Ucap Neneng tegas.

"Taubat" ucap teh neneg lagi sambil membelakangi Roy memlerlihatkan pantat semoknya dicelananya yg basah, melihat teh Neneng menghilang dari pinggir air terjun ini.

Roy meremas kontolnya, ia ingat ucapan...

"Kalo suamiku Tobat.. kamu ga bisa ngewein aku lagi Roy" sambil mengampar gampar toketnya.

Fuck.. Roy meremas Kontol sambil memasuki air terjun itu



-_---------_-----------------




Didalam air terjun itu, memang ada Gua yg cukup luas, tepat dibelakang air terjun itu ada tempat yg enak untuk bersantai sambil mendengarkan derasnya air terjun. Goa itu terdiri dari tiga ruangan, pertama adalah Ruang yg tepat buat menyendiri untuk pembersihan diri atau zikir sebagai yg diceritakan abah haji yg letaknya percis dibalik aiir terjun, kedua, ruang yg cukup luas eksotis penuh bebatuan yg disekat terpisah dari ruang yg pertama, ketiga adalah Ruang pintu masuk menuju balik air terjun ini.

Saat masuk kedalam, Roy bisa langsung melihat, Dharma sedang duduk sila menenangkan diri menghadap air terjun, ia amparkan sejadahnya dan memutar mutar tasbihnya. Karena mata terpejam, ia tak sadar bila dirinya masuk ke Ruangan ini. Nampaknya, jangankan untuk melihat saat ia masuk, berteriak pun rasanya Dharma tak Mungkin mendengar. Karena posisinya tepat dibalik air terjun, stream air yg begitu banyak itu membuat suara yg amat berisik. Memang pantas bila tempat ini dijadikan tempat menenangkan diri, Kepala kita bisa fokus ke suara air sungai dengan tenang tanpa harus terganggu dengan suara sekitar.

Dimana Neneng? Tanya Roy.. ia melewati Ruangan yg dipakai semedi Dharma itu menuju ruangan kedua, saat melewati bebatuan yg memishkan dari ruangan pertama itu, terlihat Teh neneng sedang memakai kain tradisional kembennya. Fuck.. mulus sekali kulit punggungnya.

Dharma tak tahu ada orang yg memasuki ruangan istrinya karena ia memejamkan matanya melakukan proses taubatnya itu. Bahkan istrinya sedang memakai kain kembennya. Saat Neneng melipat kain kemben itu ,Roy melihat ada makanan seperti Goreng pisang dan gelas kosong di dalam bakul itu. Kulit bahunya putih mulus dan kaget saat melihat Royhan meremas kontolnya berdiri memlerhatikannya.

"Royy!!!" Terdengar Neneng kaget dan berteriak kencang. Roy memperhatikan suaminya didepan, ternyata benar, sekencang apa pun ia berteriak tak terdengar suaminya.

"Nekat amat Kamu Roy" ucap Neneng menutupi bahunya dengan memakai handuk suaminya.

"Penasaran.. sama tempat ini" Ucap Roy menghampiri dengan boxer yg menggunung menantangnya.

"Cepet keluar Roy, Pak Dharma lagi proses zikir air terjun.. proses taubat .. " Ucap Teh Neneng."

"Ga ngeliat" ucap Roy menghampiri..

Kaget juga Neneng dengan kenekatan anak ini, sekilas ia merasa takjub dengan kenekatan ini, sekilas jiwa nakalnya merasa senang dengan kenekatan pria ini. Ia malah meremas kontolnya, menunjukan tonjolan kontol itu ke istri Dharma ini.

"Jangan Roy, suami aku udah taubat, aku ga bisa begini"
"
"Nemenin taubat?"

"Nemenin Suami taubat" Ucapnya melihat kontol itu diremas remas " Support Suami taubat" Ucapnya lagi.

"Gimana air jahenya?" Tanya Roy.

"Jangan Roy... kalo suami gw taubat, gw juga harus support..."

"Dihabisin ga sisanya?" Tanya Roy lagi.

"Ga tau"

"Jawab dulu ?"

Entah benci atau Gemas neneng menjawab "Dihabisin.. dihabisin sampe ga ada sisa"

Roy mengeluarkan Kontolnya, "ahh" Neneng "
langsung berbalik tak melihat..

"Suami taubat ya?"

"Suami taubat" kata Neneng menegaskan, Roy memegang handuk yg menutupi bahu itu, ia tarik sampai terlepas.

Teh Neneng berusaha menutup bahu putih mulus itu seadanya dengan kedua tangannya " ahh Jangan Roy, masa suami gw lagi taubat disana gw malah nunjukin begini"

Roy hampiri dari belakang "Sampe mana bab taubatnya?" Roy mencium bahu mulus itu..

"Ahh Jangan Roy... itu udah semedi di air terjun ..mau taubat.. mau berubah.. harusnya gw support masa gw begini.."

Shhhh

Roy raih tangan Neneng, dan membimbingnya kebelakang, menyentuh kontolnya... ahhhh Fuck.....

"Ga boleh apa?"

"Apa" ucap Neneng yg memang mulai horny saat memegang kontol gede itu..

"Kalo suami udah taubat ga boleh apa"..

"Hmmmmm" ucapnya pelan sambil meremas kontol itu..

"Ga boleh apa?"

"Aku istrinya ga boleh dientotin kamu"

"Pinterr" Ucap Roy membuka sarung kembennya, "ahhh" sarung kemben itu kebuka menelanjangi dirinya yg tinggi putih bohay itu,

Shhhh Royyyy.... shhhhhhhhh

Ia mulai kencang mengocok kontol itu..

Dengan eksotis Roy menciumi bahu, leher, dan wajah "pipi istri Dharma ini dari belakang. Ia mandi kucingkan tubuh atasnya, sambil mendengar air terjun dan semedi suaminya disana itu, Roy cekik dan gampar kembali pantat itu.. PLAAKK.. ah Roy.. Roy.. Roy... ucapnya bebas teriak, karena neneng pun tahu Dharma tak mungkin mendengar jeritannya disini.

Roy mengangkat goreng pisang yg ada diatas bakul itu sambil terus mencekik lehernya.. " Buat siapa ini",

Dengan leher yg tercekik Neneng mengangkat jari telunjuknya kedepan tanda buat yg semedi..

Shhhh hhhhhh... Roy langsung menggesek gesekan pisang goreng itu dengan gilanya dengan batang kontolnya, percis saat ia menyelupkan air jahe kemarin. Bahkan ia membuka tepungnya, dan menggesek gesekan pisang goreng itu disekujur Kontolnya, oh Fuck..

"Kasih ke yg lagi semedi di air ternun" ucap Roy.

Teh Neneng tidak mau, Roy menggampar pantatnya sangat kencang dan menggesekan kontol 8 inchi itu ke memeknya, "kasih biar bisa ku ewe" Ucap Roy. "Bilang apa kalo lagi taubat?"

"Ahh.. aku istrinya ga boleh di entot kamu"

"Pinter" ucapnya Lagi,

dilanda birahi, Neneng memakai sarung kembennya lagi, dengan goreng pisang yg terlihat acak2an, ia pergi kedepan mengatur gerak dan suaranya senormal mungkin.

Saat disana, suara riuh air terjun langsung terdengar. Dharma masih semedi disana di atas sajadah tepat dibelakang air terjun. Neneng menghampirinya, dan mencolek bahunya. Mata Dharma terbuka.. "Ni Pak, Takut lapar, cemilan. " ucapnya.

Dharma sedikit bingung melihat badan atas istrinya yg basah.. "Mamah abis keringetan apa Mandi?"

"Ini.... Keringet..." Jawabnya

Dharma mengambil satu pisang goreng yg sudah hancur itu dan memakannya, perut Neneng sedikit Linu melihatnya, tapi ia dilanda birahi bergegas ia balik ke ruangan kedua.

Saat sampe disana, Roy Duduk di atas batu dengan kontol besar gemuk yg dikocoknya, Neneng menghampiri.. dan membuka sarung kembennya menelanjangi dirinya, spontan tubuh tinggi bohay putih dengan garis biru ditoket itu terlihat,

Roy langsung mencaplok susu itu, Shhhhh..

"Bangsat... Suamiku malah makan pisang... satu" desahnya sambil memposisikan diatas kontol Roy "Shhhh" ia mendesah saat menurunkan badannya, "Ohhhhhhhhhhhh masuk lagiiiiiihhhhhhhh" Ucap Neneng..

Fuck..

Tanpa ampun dengan tempo cepat ia sodok memek istri Dharma itu, ia sodok sambil mengenyot susunya habis habisan..

PLOK PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK PLOK

PLAK PLAK PLAK PLAKKK !!!! ia sodok sambil menggampar pantatnya dengan kasar..

"Abisn Roy abisin abisin abisin abisn abisin abisin AAAAHHHHHHHHHHH FUCK FUCK FUCK FUCK !!!"

"Dimakan ga pisangnya..?"

"Dimakan di makan di makann.."

"Shhhhh nakal Lo ya...shhhh.. Lo kasih pisang bekas Kontol gw.."

"Akhhhh.. entot gw Roy entot entot entoottttt AKKHHHHHHHHHHHHHHHHHH... BANGSAATTT"

Badan Neneng bergetar getar..

Masih keadaan lemas karena orgasme pertamanya, Neneng cabut batang Kontol itu dan menungging, mereka bersetebuh penuh nafsu tanpa takut teriak kencang kencang,

Dengan gaya anjing ini, Roy gagahi sodok dengan tempo sangat cepat, panas dan meledak ledak. Mereka sudah mandi keringat, ditambah cipratan air terjun dari depan yg membuat tubuh mereka basah,

"Shhhh ahhh... Lu bandel amat sih Roy.... Suami gw mau berubah, mau tobat, tapi lu malah entotin gw.. elu entotin gw kenceng akhhhhhhhhhhh dalamin kontol gede lu Roy akhhhhhhhhhhhh fffffffuck!!!

PLOK PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK PLOK

"Bilang apa kalo laki lu lagi tobat"

"Gw bininya ga boleh dientot kontol panjang lu Akhhhhhhhhhhh

CROTTT CROOTTTTT CROOTTTT...

tubuh Roy bergetar, dan Neneng pun sama meraih orgasme yg kedua nya, peju itu langsung meleleh keluar sesaat ketika dicabut..

"Uhhhh banyak banget pejunya"

Teh neneng berbalik mencium bibirnya, sambil mencium berkali kali teh Neneng menggampar Pipinya "Bandel... Bandel.. bandellllll" plak plak plakk.. "lu entot gw disini " ucapnya. Sisi rasionalnya tentu ini sangat salah, tapi entah kenapa, sisi kewanitaannya yg naka ia merasa senang dengan model orang senekat dan seberani ini..

Shhhh hmmmm shhhhh hmmmm ... mereka masih panas berciuman...

"Pulang Roy bentar lagi maghrib" ucapnya..



Roy tidak yakin, bila ia ingin segera pulang dari sini....

EPS :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55