javascript hit counter

Kembali Ke Pesantren Sebagai Lelaki Sejati

EPS :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55

Chapter 53 : De Ja Vu




Ustadzah Shaipah





Selly





Lilis





Ustadzah Ayni









Dharma Pulang berjalan kelelahan sambil menaruh sajadahnya yg basah didepan Rumahnya. Ia terlihat Kelelahan, setelah hampir 4 jam ia berzikir ditemani istrinya di Gua itu.

Badannya basah, tapi ia merasa hangat, tidak kedinginan karena cuaca cukup panas hari ini. Malah ia merasa segar, setiap kali cipratan air terjun itu membasahinya ketika ia zikir tadi. Jam sudah menunjukan pukul 4 sore dan ia hendak melakukan ashar.

Sambil mengecek hapenya belum ada satu pun pesan atau telepon mengenai apa yg terjadi diKampung selatan itu. Apa Jangan jangan Roy bertemu Ki Ideng?, atau Jangan jangan ada keributan besar?.

Tapi biasanya bila ada keributan besar otomatis satu kampung tahu. Karena kampungnya dan Kampung Selatan itu tak terlalu jauh, Hanya Berjarak 8 km.

Nengsih menaruh bakul dibelakangnya, Dan Dharma masih belum yakin, apakah itu Keringat atau memang cipratan air Terjun yg membuat Kulit tubuhnya mulus mengkilap. Ia terlihat Kelelahan, Wajahnya terlihat beda, seperti orang yg habis tidur atau lama memejamkan mata. Dan herannya, tiap kali pulang dari air terjun itu, ia memancarkan aura yg sangat seksi.

Oke mungkin istrinya sudah seksi, tapi seksi sekarang ini maksudnya seksi yg menunjukan aura seksi nakal. Seksi seksual. Entah apa yg ada di pikiran Dharma atau memang gara2 zikir terlalu lama akhirnya ia menilai istrinya seseksi itu.

Yang dia terlihat lelah. Bicara nya pun terlihat ngos ngosan. Ia mencium wajahnya tadi, dan rasanya... tak ia kenali, seperti campur wewangian lembabnya gua itu pikirnya. Ia menaruh sejadah basah itu dan mencuci kaki dan tangannya untuk berwudhu.

Sementara Nengsih, langsung masuk Ke kamar Mandi melakukan Mandi Junub. Ia buka sarung kembennya dan telanjang, serta meregangkan ototnya mengangkat tangannya ke atas "ahhh" ucapnya mengingat sehabis disodok Royhan tadi. Agak canggung saat ia dicium suaminya, karena sebetulnya, ia mengusap crotan peju itu seadanya. Mungkin ada bagian dari peju Roy yg mengering tercium suaminya, sepertinya ia tak mengenalinya karena wajahnya agak basah terciprat percikan air terjun.

Neneng hanya berpikir Kapan Ini berakhir? Ia sendiri susah menjawabnya, malah merasa lebih seksi dari sebelumnya.

Saat Dharma sudah selesei melaksanakan ashar, Ia mengambil Tongkat Bambu yg panjang yg terjatuh dirumahnya. Ada beberapa petani yg bersedia memborong kebun bambonya dan membayarnya dengan harga yg sepadan. Sebagian bambu sisa itu berdiri banyak disamping Rumahnya, Dharma merasa tidak nyaman bila ada bambu bambu itu yg terjatuh, ia berdirikan dan rapihkan bambu yg berdiri disamping rumahnya.

Saat Melihat Nengsih yg sedang masak, Datang Mang iding dari arah depan. Dharma begitu senang dan antusias saat melihat mang Iding mengucapkan salam. Saat Dharma menjawab, ternyata ada Royhan dibelakangnya.

"Eh, Kebetulan, ditunggu sama Bapak dari tadi siang, kemana aja, kenapa ga kasih kabar?"

Baik Iding Dan Roy tersenyum melihat ke khawatiran Dharma. Sengaja memang Roy memberi tahu iding dan anak2 padepokan agar tak memberi kabar apa2 dulu ke Pak Dharma, disamping ia ingin berurusan dengan Neneg tadi, ia juga ingin bicara langsung Ke Dharma tentang apa yg terjadi disana.

"Baru selesei Pak, Alhamdulillah Truk semen sudah bisa dibawa ke Proyek" Jawab Iding.

"Gimana ceritanya, Ribut ngga?, ketemu Ki Ideng ga?, pada ngotot ngototan ngga"

"Bukan ngotot lagi pak, tapi nge gas jawab Roy... saya belum turun pas datang kesana karena maunya anak2.. takutnya pas saya turun ki Ideng Kabur, ternyata sampai masalah selesei, Ki Ideng ga saya Liat" ucapnya Mengingat Tadi.

Ia ingat, saat setelah ia selesei Ngecrot diwajah istrinya dblowjob dimobil itu sampai2 jilbabnya pun kena, Roy turun dari Mobil. Sementara Nengsih sibuk merapihkan penampilannya, dan mengusapnya menggunakan tisu.

Saat Roy turun dari Mobil semua anak2 padepokan diam,

"Bagusnya anak2 nunjukin taji pak, supaya mereka tau kita bukan kumpulan pemuda sembarangan, pas saya turun saya tanya, masalahnya apa?... ternyata mereka beralasan ingin meminta uang jalur",

"Jadi intinya, mereka itu menganggap ga prnah kebagian Kueh dari proyek itu pak.. padahal tadi udah dijelaskan kalo uang itu sudah dikumpulkan dan diberikan ke pak Lurah". Ucap Iding

Dharma tersenyum, ia ingat jaman dulu, daerah kekuasaannya pasti menyetor kedia tiap ada yg buka warung ataupun Ruko. Entah ini budaya mana, yg jelas Dharma sekarang sadar itu bukan budaya baik, selama pengusaha itu tidak mengganggu warga intinya.

"Terus gimana?"

"Mereka tetep ga ngerti pak, terus ada yg bukan warga situ yg teriak" tutup Proyek ", kita sempet panas dan menantang, anak2 sudah cabut Golok, mereka langsung diem pak",

"Hahahahaha" ucap Dharma tertawa Lepas.

"Koq bapak ketawa" tanya iding

"Ngga apa2, kalian itu ngingetin masa lalu saya dulu terus sekarang gimana?"

"Beres pak, Truk matrial sudah di anter ke Proyek, semen sudah diturunin, barang mulai sekarang jelas dan aman, ga bakal ada yg mengganggu, sorenya, kami makan mie ayam bareng2 di mas trisno " Ucap Roy terlihat senang.

"Hmmm.. kalian harus tetap hati2.. warga kampung itu ga mau ambil resiko kalo sampai ribut dengan kita, meski bapak yakin mereka cuma disuruh, dan yg paling kesal itu otaknya, Ki ideng, hati2 ia pasti menaruh dendam ke kalian" Ucapnya.

"Bener pak, mereka semua yg kenal Kyai basri malu kejadian ini mesti terjadi, ini cuma satu dua orang yg memprovokasi",

"Ya sudah, biarkan itu Ki Ideng kalo tidak ganggu kita lagi, kalo dia mulai ganggu kita cari dia sampai dapat, dan juga.. harus tetap tunjukan anak2 kita lebih kuat dari sebelumnya, jangan menunjukan lemah.".

"Siap pak".. ucap Iding

"Teh Neneng kemana pak?" Tanya Roy

"Lagi masak didapur.. kenapa?"

" tar malem dia harus urus legal standing investasi pesantren, Banyak Walisantri yg udah nitip uangnya ke Pt Proyek supaya cepat dibangun asrama baru buat pesantren."

"Kamu undang Shelly juga Roy, supaya cepet beres, sekalian dia main lagi kesini",

"Shelly masih sibuk dengan laporan pajaknya pak, nanti pasti dia kesini harus ketemu Teh Neneng"

"Ya sudah, kamu suruh aja nanti Teh Neneng malem ini"

"Bapak ga ada pengajian?"

"Pasti dong, ada jam 8 sampe jam 9 bada isya sama Kyai basri"

"Ya udah saya bawa berkas kemari jam 9 malem pak Dharma" Ucap Roy.

Mereka pamit Karena Roy dan iding punya urusan masing2 sore itu,




-_------__________________----______







Saat Sampai diGerbang Proyek, Roy melihat Mang Kardi begitu senang sore ini. Heran ia sebenarnya, karena baru kemarin sore ia terlihat was was dan khawatir kini ia terlihat senang. Meski kemarin membuatnya bingung, seperti ada hubungannya dengan Teh Lilis dan bosnya a Ryan.

Entah apa itu pikir Roy, yg jelas ia cukup senang dengan hasil kerjaan mang Kardi. Ia cukup cekatan dan berpengalaman, bagaimana cara membangun yg cepat dan berkualitas. Semua pondasi House Guest sudah selesei bahkan sedang salam proses naik tiang.

Rumah sementara Roy juga sudah hampir selesei. Sengaja Roy membangun Rumah singgah Disini karena ia merasa sudah kurang nyaman tinggal disamping rumahnya ustad fian itu. Namun tetap saja Roy merasa betah dikamar sana, karena kamar itu bisa disebut Kamar Kepompongnya, sampai sekarang ia bisa keluar dari kerang kesulitan itu.

Semua memang butuh proses bahkan untuk pemuda seceroboh sepertinya, melihat Mang Kardi yg sedang siul siul senang sendiri itu membuat Roy menggodanya..

"Waduh Mang, Kasbon belum ditransfer padahal tapi udah seneng aja, dapet garasi kedua ini mah Roman nya" Ucap Roy.

"Eh, Ka Roy, bikin saya kaget aja, ngga Roy, emang saya mobil gede butuh garasi dua hehee, say lagi seneng aja sore ini"

"Seneng kenapa mang?",

Tak Mungkin Kardi memberitahu apa yg sudah membuatnya senang sore ini, karena diam diam ia dan Lilis sudah baian. Tadi pagi, siang, sore mereka mengobrol, chat, vc untuk memecah kecanggungan yg sempat terjadi di antara mereka. Terutama setelah kejadian itu, kejadian Bossnya menjilat Ketiak istrinya. Dan menyuruhnya pergi ketempat ini.

Memang, awalnya Kardi Bingung ingin berbicara apa dengan istrinya. Ingin ia marah, Tapi tak bisa. Berkali kali Kardi mencoba berpikir untuk merelakan tapi ternyata Kardi terlalu mencintainya. Terutama setelah bentuk Tubuh istrinya yg sekarang berotot dan makin kencang seksi itu.

Yg awalnya bingung ternyata ia senang saat Lilis yg pertama kali menelopnnya semalam. Ia berbicara dari hati ke hati, bahwa ia dan Kardi sebetulnya sama, Bingung harus bilang apa, karena kejadian kemarin itu tanpa direncanakan, terjadi begitu saja. Namun ia memberanikan diri untuk menelepon, dan membuat Kardi berjanji, Bila Ryan mendekati lagi, Kardi harus berani melarangnya, jangan sampai dibiarkan lagi. Agak lucu bila sampai dibiarkan lagi.

Memang kejadian itu sangat Konyol, kadang Kardi tidak percaya melihat Ryan menjilati ketiak istrinya, hatinya sakit, perutnya mual melihat ketiak wanita yg dicintainya dijilat, tapi kenapa penisnya Keras. Dan ia seperti tak bisa berbuat apa2, Ini tidak betul pikirnya.

Namun yg penting semua baik lagi, dan Lilis berjanji akan menemui suaminya tak lama lagi, dan kardi juga berjanji bila Ryan mendekatinya akan menegurnya kali ini, meski mungkin ia bisa kehilangan pekerjaannya.

"Lagi seneng aja Roy, target bangun saya dikit dikit udah tercapai"

Royhan melihat ke arah rumah sementaranya yg hampir jadi 70 persen itu. Bisa disebut itu rumah singgah dinasnya, sengaja dibuat tidak besar, hanya berukuran 60/75, sekedar tempat singgahnya bila ia ada disini. "Mang, nanti dibuat taman saja terasnya tidak mesti dibeton, saya mau nanem macem pohon didepan sama dibelakangnya"

"Oke Roy, itu sebentar lagi paling 10 hari lagi jadi, kan Rumah dines ini dulu yg dikejar sekalian bisa buat rumah contoh" Ucapnya. "Tapii, hari ini agak telat Roy, entah kenapa semennya lama banget, padahal udah dari kemaren saya pesen, kata orang Matrial ada gangguan, tapi untung tadi Siang udah datang lagi"

"Biasa Mang, Akamsi (anak Kampung sini), tapi udah beres"

"Emang ada Gangguan Lagi Roy?"

Roy terdiam, dia berusaha menutupi kejadian siang tadi "Ngga, ngga ada gangguan, pokoknya segala gangguan Lewat, Mang Kardi tinggal bangun aja disini" ucapnya menenagkan.

Memang pembangunannya cukup cepat. Ayah Pak suprapto bisa saja menawarkan Ryan sebagai Kontraktor disini, ternyata itu tidak salah. pengalaman itu tidak membohongi, saat ada anak buahnya yg dikeroyok diganti oleh Mang kardi yg cukup cekatan.

"Salamlikummm" terdengar suara pria agak berat menhampiri mereka berdua.

Royhan kaget, begitu pula Kardi, Lidah Kardi seperti digigit Kucing, Kelu tak bergerak, mengapa ia tak menelepon dulu..

"A Ryan..!!!" Teriak Roy..

Bos Kardi mendadak datang sore ini..



-_--_______________






Roy dan Ryan saling berjabat Tangan, cukup Suprise dengan Kedatangan Developer ini, Kedatangan yg sudah ditunggu dari semenjak banyak kejadian dipesantren ini, semenjak ia terakhir kesini bareng ustazah Sahla

"Aduh, A.. Kenapa ga bilang dulu.. ngerasa telanjang saya ga nyiapin apa2",

"Ah kamu Roy.. sengaja datang mendadak gini biar ketauan udah sampe mana pembangunannya, segini udah melebihi ekspektasi saya, Bagus Mang Kardi" Puji Roy.

Kardi masih kelu, ia bingung entah mau ngomong apa. Mau marah atau pun sekedar menegurpun mengenai kejadian dirimahnya ia tak bisa, tak mampu, seperti ada dorongan yg membuat ia diam, takut. Lagipula, ada Royhan disini. Apa jadinya kalo Roy tahu, bila ia Ribut Karena ketiak istrinya dijilati Ryan, tubuhnya istrinya yg padat berotot itu dientot Ryan dirumahnya sendiri.

Ia masih diam, bingung mesti seperti apa, akhirnya dengan gugup ia menganggukan Wajahnya. Ia harus bersikap profesional terlebih dahulu tentang pekerjaannya, urusan pribadi nanti.

Ia tahan rasa sakitnya, perut mualnya dan perasaan canggung tak tertahan karena mengingat kejadian dirumah. Dengan sedikit gugup ia menjelaskan.

"Target petermin awal sudah mencapai 70 persen penyelesaiannya, tinggal termin termin yg selanjutnya, meski suka Hujan, kita tetep lanjut pekerjaan", ucap Kardi.

"Kalo gitu hayu A Ryan, langsung ketemu Kyai, banyak hal yg mau saya bicarain, hal penting" Ucap Roy semangat ingin segera memberitahunya tentang sistem investasi itu. Roy segera pergi menuju mobil, tapi Ryan menghampiri Kardi.

"Kerja bagus Mang, kalo begini kita bisa sampai waktu yg ditentukan Targetnya.. Teruss.." Ucapnya pelan dan lebih mendekati Kardi ia bicara lebih pelan " Mengenai Dirumah itu, jangankan Mamang, saya juga sam canggung, tapi kita harus profesional urusan pekerjaan, nanti kita bicarain lagi, Mamang bisa ngomong langsung sama Lilis, Lilis udah ga deket saya lagi" ucapnya sambil terus meninggalkan Kardi.

Entah itu ucapan Jujur atau Bukan, yg jelas Kardi masih belum yakin. Tapi Yang penting, ia dan Lilis sudah melewatinya, dan Bila Bossnya itu bilang sudah tak dekat lagi suatu hal yg baik karena membuat hatinya tenang.

Kardi kembali melanjutkan pekerjaannya sore itu bersama Tukang yg lain, biasanya mereka berhenti ketika mau maghrib.

Diperjalanan menuju pesantren, Roy menceritakan semua rencanannya tentang pembangunan asrama dan fasilitas itu, ia ceritakan sedetail detailnya secara singkat kenapa ia menelurkan ide itu, dari kejadian ustad Ujang, pemukulan Jawara itu, sampai akhirnya kesulitannya pesantren mengembangkan Finansialnya. Juga kabar banyaknya Wali santri yg mentipkan uangnya untuk pembangunan pesantren, Saat Royhan memperlihatkan Rekening PT nya Jumlah uang yg dikumpulkan Para wali santri itu melalui hape,

"Holy Shit.. ini serius.. ini Jumlah yg besar Roy"

"apa saya Bilang a, Sekarang urusannya harus ketemu Pak Kyai dulu"

"Boleh boleh boleh... ustazah anies sehat,, dia ada?" Tanya Ryan mengenai sepupu istrinya itu.

"Ada Ka, dia lagi di asrama mau magriban biasanya jam segini, saya panggil yaa"

"Jangan jangan jangan.. Ga suprise.. sengaja saya diam2 kesini mau Suprise, ada salam dari Teh intan sama ustazah Sahla juga buat Anes"

Royhan tersenyum, baru saja Ryan ingin menanyakan hubingannya dengan sepepu istrinya itu tapi sudah keburu datang ke rumah Kyai.



-_------_------_____________





"Iya pak Kyai, punten, mohon maaf kalo saya datang kesini ngedadak, soalnya saya juga bawa rombongan tim lagi buat pengerjaan proyek itu, saya udah dengar dari Roy mengenai pembangunan asrama itu, semuanya saya dengar, Saya bersedia Yai, bisa saja mulai senin besok, sebagian anak2 sudah bisa mulai bangun asrama asrama itu" Ucap Ryan setelah sebelumnya ia bersalaman dan mengobrol ringan sesampainya dirumah Kyai itu.

"Alhamdulillah, nanti Saya bicarakan ke Nyai Haji dulu, bangunan apa yg lebih dulu mau dibangun
karena Nyai haji yg punya site plan sendiri, bukan site plan resmi dikertas ya de Ryan, tapi site plan yg udah di otak.. hehee.. biasa kita emang biasa otodidak."

"Ah justru itu yg paling mantep Pak Yai, ilmu otodidak iti ga ada duanya" Bela Ryan.

"Gimana, ustazah Sahla, sehat disana?, anak istri sehat"

"Alhamdulillah Pak Yai, ustazah Sahla makin sibuk jam ceramahnya, suaminya juga udah panggilan mengajar dimana mana, kitabnya aja saya bingung Pak yai dirumahnya banyak banget hehee, kalo intan anak sehat juga, mangkanya saya mau suprise ketemu ustazah Annisa dulu sepepunya, ada yg mau disampein ke ustazah annies"

"Oh ya, kamu nginep aja disini, banyak kamar"

"Ga usah Yai, makasih, saya bawa temen rombongan yg nanti ikut pulang, saya kesini emang sengaja datang ngedadak ngeliat Guest House ini, alhamdulillahq dutambah rencana investasi dari walisantri itu, saya bakal kirim tim yg banyak lagi kesini " Ucapnya.

"Ohh, ya Sudah atuh, saya doain semua lancar, persentasenya ada, semua sudah diatur sama Roy, untung ada anak ini nih, dari ide anak ini sebetulnya" ucap Kyai menunjuk Royhan "silahkan diminum dulu, sebentar lagi kita memasuki waktu magrib "

Mereka melanjutkan obrolan membicarakan rentetan kejadian yg menimpa pesantren. Mungkin benar adanya, bila masalah kita ceritakan ke orang lain, beban terasa berkurang. Itu yg di rasakan Pak Kyai sore ini. Mereka mengobrol sampai magrib.

Sehabis Magrib..

Kardi beristirahat Di Bedeng sambil membuka nasi Bungkus yg sudah disiapkan anak buahnya untuk makan sore itu. Tak disangka ternyata Ryan membawa Tim lebih banyak kesini. Ia sudah dengar tentang investasi walisantri yg hendak membangun asrama itu, mungkin sebagian anak2 ini akan ditugaskan membangun dipesantren.

Anak2 biasanya makan dan istirahat dibedeng masal yg sudah disediakan Proyek. Sedangkan Kardi berada dibedeng Khusus menyendiri. Melihat bedeng ini ia ingat perjuangannya sewaktu memiliki rumah bedeng didepan proyek Cluster Ryan waktu itu, sekarang, tanah bedeng itu sudah dibeli, yg akhirnya ia memiliki bengkel motor dan sanggar senam yg membuat penampilan istrinya makin kencang berotot.

Saat hendak memakan nasi sambil nostalgia bedeng itu, ada suara wanita yg memanggilnya,

"Bapak !!!"

Nasi bungkus Kardi terjatuh.. ia melihat wanita yg memakai celana army dan kaus panjang berwarna biru gelap dan jilbab hitamnya, tak percaya ia melihat Istrinya

"Lilis..!!"



-__________----____________





Lilis tersenyum melihat suaminya kaget dengan kedatangannya magrib itu. Setelah ia sudah berbaikan via telepon dan vc, ia berniat memberi suprise ke suaminya untuk datang kemari. Ia berjanji bakal datang kemari, namun ternyata, magrib hari ini pula ia datang.

"Mamah sama siapa kesini?" Tanya Kardi.

"Hiihii.. mamah itu ikut Rombongan Ryan kemari, cuman mobil kita agak telat datengnya, mamah bawa mobil kita loh pak"

"Yang bener"

"Tuh Liat" ucapnya menunjuk mobil mpv kesayangannya dibawa ksini" jadi mobil itu ditaruh disini buat bapak kalo mau kemana mana enak" Ucap Lilis.

"Ya ampuuuun si demplon ke sini juga" ucapnya melihat mobil itu " mamah nyetirnya sama siap kesini?"

"Sama mang uwey, ngedenger Ryan mau kesini ngedadak ya udah lah mamah ikut aja mau tau" ucapnya.

"Berarti mamah.."

"Ngga pak.." potong Lilis "mobil mamah sama mobil Ryan pisahnya jauh, mamahnya juga mau ngomongin masalah ini kebapak".

Lilis duduk disamping suaminya, dengan gaya manja seperti anak gadis ia bilang "ayo lah paakk, mamah minta maaf, iya gara2 itu kita jadi canggung, tapii nanti kedepan bapak harus larang kalo Ryan gitu lagii, " ucapnya manja sambil memajukan bibirnya

"Udah mah, ga usah bicarain itu lagi, yg penting udah selsesei, mulai sekarang bapak pasti ngomong, tapi mamah nggaa.. ketemu lagi kan?"

Lilis melirik ke arah Kardi, dengan tatapan sedikit tajam "tuu kan katanya ga mau omongin lagi, ya ngga laaaah, tapi mamah mau ngomong sama bapak waktu itu bingung canggung, sekarang mamah seneng kita ga canggung lagi, mamah minta maaf pak, tapi bapak janji, tinggal ngomong aja kalo Ryan deket lagi, kecuali bapak.... ga cinta mamah lagi "

Kardi memegang kedua bahu istrinya, "Mah.. Bapak cinta banget sama mamah.. bapak sangat mencintai mamah, bapak ga sanggup ga pernah mungkin bisa jauh dari mamah, ini hanya masalah kerjaan, bapak cuma khawatir, apalagi mamah sekarang tambah seksi kencang begini, bapak takut mamah diambil orang"

Lilis malah tertawa, dia menutup mulutnya dan senyum "Koq malah ketawa?"

"Ngga apa apa, lucu aja bapak bilang mamah tambah seksi kencang, dasar mesum"

"Hmmm.. abisnya bapak kangen" ucapnya memeluk Lilis, "temenin bapak dulu"

Mereka mengobrol melepas kangen sampai tiga jam lamanya




_---__________________





Sekitar jam 10 malam, hari sudah dingin. Kardi Kangen dan bermaksud memberi kode agar ke Mobil,

"Mah, dimobil yuk kangen"

Lilis tersenyum, baru saja ia ingin menjawab teleponnya berbunyi, "Dari mang Uwey pak" ucapnya mengangkat panggilan supirnya.

"Halo.. iya mang"

Terdengar suara bisikan supirnya disebrang "apa.. ooh.. udah selsesei... hmmm... nanti aja kita mah mang pulangnya........hmmm.... ohhh.. gitu... yavudah yaudah.. sebentar sebentar". Lilis menutup teleponnya.

"Kenapa?"

"Mang uwey ngajakin pulang, katanya perjalanannya sampe rumah bisa pagi, besok dia ada kerjaan"

"Loh, mamah nginep disini aja"

Lilis melihat kondisi bedengnya yg memprihatinkan, ditambah besok ia harus memimpin aktifitas Yoga para pelanggannya "Bapak ini, mamah tidur dimana?, masa dipesantren, ga enak ah, lagian besok mamah ada jadwal ngajar Yoga.. terus mobil itu kan harus tinggal disini, mamah pulang pake apa",

Kurang asem pikir Dharama , Baru aja dia ajak main, ternyata harus pulang, "Ya udah, kita ke mobil dulu yuk, bilang uwey agak maleman"

"Iih mesum cintakuu, sempet sempetnya, Uwey bilang takut kalo pulang cuma btiga sama adiknya nanti, apalagi dihutan pohon sawit itu, ia mau ikut nemenin Rombongan Mobil Ryan, jadi mang uwey bawa mobil rombongan itu pulang ngikutin mobil Ryan"

"Hmmm.."

"Sabar yaah, cintaku sayaang, yg penting mamah tau tempatnya, lagian jauh banget ini dari rumah kita, mamah udah bisa ngeliat kerjaan bapak, sama bapak dulu sementara udah seneng," ucapnya bersiap berjalan kedepan. Ia mencium kening suaminya "hati2 yah bapak sayang,jaga mobilnya, jaga kesehatan"

Mereka pamit, berpelukan, dan melihat Lilis masuk ke mobil yg disupirin Uwey, disana cukup Ramai, dan mereka berangkat menuju mobil Ryan yg didepan.






_----_-----________________







Sambil tiduran dibedeng Kardi memikirkan pembicaran Ryan tadi. Apa benar mereka tidak dekat ?, Bukan kah keputusan mereka berdua kemari pasti mereka bertemu dulu berbicara?

Satu sisi, ia merasa seperti dibohongi, satu sisi pula ia percaya dengan istrinya, maksudnya, apa piilihan Dia bila ia tidak percaya istrinya?. Bertanya Ke Ryan tidak mungkin, karena Ryan sudah berani baik2 berbicara dengannya. Meski hatinya kurang yakin. ia tak ada lagi pilihan kecuali percaya dengan istrinya.

Meski begitu banyak pertanyaan yg terlihat nge blur jawabannya, tapi tetap saja hatinya khawatir, apa benar Ryan berbohong?, atau ada maksud lain dari ini semua.

Ahh.. dia berpikir seperti ini karena jengkel saja mungkin karena dia tidak dapat jatah saat mengajak istrinya ke mobil tadi, memang pria biasanya bila tak dikasih suka uring uringan ucap Kardi dalam hati.

Tlinggg!!!

Muncul suara pesan masuk whassapnya, ternyata Lilis mengambil Foto sedang makana dikota, ia foto bareng uwey beserta teman temannya dengan caption "Baru sampai kota"

Begitu seterusnya ia update foto makan bersama teman temannya karena perjalanan masih jauh, sudah sekitar dua jam ia pergi pulang dari semenjak pamit tadi.

Namun beberapa saat kemudian, Lilis mengirim Foto lagi, dan yg membuat Kaget, ternyata ia berfoto bersama Ryan dibelakangnya, dengan pose akrab, mereka berdua seperti sepasang kekasih, jilbab Lilis ia ikat lagi ke atas, menampakkan cetakan kedua susu montoknya terlihat "astaga, mereka dekat sekali"

Kardi mulai panas dingin, dan bertanya berbagai macam pertanyaan namun tak dijawab. Akhirnya Kardi Vc, dan langsung dijawab.

Namun saat di angkat, ternyata bukan wajah istrinya, namun Wajah Ryan, "Mang Kardi saya lagi sama Lilis ini dikota mau jalan2 dulu sebentar , biasa cari jajanan, ga apa2 ya saya ajak Lilis" Ucap Ryan sambil mengarahkan kameranya ke arah Lilis sebentar, ia melihat Lilis tersenyum namun tak melihat hape, kenapa ia malah tersenyum? Pikir Kardi, seakan akan sengaja , ia menyuruh Ryan izin langsung kesuaminya saat mau mengajak istrinya jalan untuk melihat Kardi bakal bicara apa. Ia ingat ucapan istrinya, "Kalo Ryan deketin lagi, bapak harus ngomong"..

Entah pikirannya malah menggampangkan, toleransi yg didalamnya ada rasa takut bicara mungkin, ia pikir "biar aja lah toh cuma mau cari jajan", toleransi yg sebetulnya rasa takut bicara itu penyebab Kardi tak bicara apa2, Ryan malah tersenyum dan memberikan hape itu Ke Lilis.

Kemudian wajah Lilis ia dekatkan ke hapenya sambila berbisik "Bapak Kenapa Ga bilang apa2?" Ucapnya,

""Kan.."

Klikk

Hape itu dimatikan, berulang kali Kardi vc tak diangkat oleh Lilis. Entah istrinya jengkel atau apa, yg jelas secara tidak langsung suaminya mengizinkan bossnya itu mengajak istrinya jalan. Dan tak ada kesempatan kedua bila Kardi berubah pikiran, sampai sampai vcnya yg berkali kali itu diangkat oleh Lilis.

Kardi was was, seperti bocah tidak jelas, jelang 10 menit, Lilis mengirim foto, kali ini gambar mereka berdua sedang jalan menelusuri taman kota, posisinya dekat sekali, dengan gaya yg ceria, jilbab Lilis masih ia ikat ke atas, cetakan susu montoknya otomatis bisa dilihat Ryan selanjang perjalanan. Lagi lagi melihat foto itu ia merasakan ada semacam senyawa, senyawa aneh yg mulai masuk kedalam dirinya.

Bio Hazard Effect

Ia khawatir melihat cetakan susu istrinya yg montok itu dilihat Ryan, tapi ia juga merasa sakit, cemburu sekaligus merasakan ada sedikit rasa senang, senang yg aneh, saat susu montok istrinya itu dilihat Bossnya. Tapi ia tak mungkin mengakui perasaan senang itu, bahkan untuk dirinya sendiri, semacam senyawa aneh yg mulai masuk lagi kedalam dirinya.

Tlingg!!!

Muncul lagi foto yg selanjutnya, foto mereka duduk ditaman, jilbab lilis sedikit acak acakan sehingga lehernya terlihat, kepalanya ia tanggahkan ke atas sangat dekat menempel dengan bossnya, ia bahkan menempelkan cetakan susu montok itu ke bahu bossnya.

"Astaga naga" Ucap Kardi meremas penisnya, eh.. tunggu, kenapa ia harus meremas penisnya ucapnya dalam hati. Bukannya ia cemburu, lagi2 senyawa itu membuatnya lupa.

Ada 5 menit Lilis vc, langsung diangkat Oleh Kardi..
"Pak, disini udah malem, Uwey udah pulang duluan sama Rombongannya, Ryan mau istirahat katanya disini, minta ditemenin mamah, " ia arahkan kameranya Ke Ryan yg cuek sedang meminum kopinya serta menghisap asap Rokoknya, membuat Kardi seperti Tak berani bila harus bericara dengannya. "Bapak mau ngomong sesuatu Ke Ryan" Ucap Istrinya.

Satu, dua, tiga, empat, lima, enam.. Klikk.. whassap yg ditelepon itu mati. Seakan akan ia cuma memberi waktu suaminya 6 detik untuk bilang tidak. Lagian suami apa bila dibilang ada Bossnya minta ditemani istrinya membutuhkan waktu lebih dari 6 detik untuk tak bersikap..

"Anying" ucap Kardi, beberapa pesan ia kirimkan, termasuk Rayuan dan penolakan tak digubris Lilis, ada sekitar setengah jam, Lilis kembali vc, Kali ini ia berjalan dilorong sebuah kamar yg sepertinya kamar hotel dikota, dilihat Ryan sedang membuka Kamar didepannya 'Baru mau istirahat, bapak mau ngomong sesuatu.." ucapnya seakan memberi kesempatan kedua..

Ada sekitar 5 detik ia baru mau bilang "mah.." langsung ditutup oleh Lilis. Ia mengizinkan bossnya yg begitu nafsu melihat istrinya itu mengajaknya tidur dihotel.

Berkali kali Kardi vc namun tak diangkat, berkali kali ia kirim pesan tak dibalas,

Namun ada sekitar 15 menit vc kembali masuk, saat dibuka, Kardi tak melihat apa2 kecuali kamar hotel, namun beberapa detik kemudian, ia melihat Istrinya memakai Bikini hijau favoritnya, begitu hampir telanjang istrinya dihotel itu bersama pria lain, bukannya tadi cuma nemenin, pikir Kardi masih memakai toleransi palsunya.

Bikini itu memperlihatkan belahan susu montoknya, dan cangcutnya pun kekecilan, tak bisa menyembunyikan cetakan memek mbemnya,

"Astaga naga"

Lilis duduk, menguncir rambutnya, seakan ketiak yg disukai bossnya itu bebas dilihat,
Datang Ryan, dengan posisi berdiri ia sudah telanjang dengan kontol yg sudah ngaceng kencang menyentuh ketiaknya istrinya dari samping,

"Udah ngomong sama orangnya?", Suara Ryan terdengar, sambil mengocok kontol itu dan diusap usapkan ke ketiaknya samping

Lilis yg duduk itu melihat wajahnya ke atas, sambil senyum ia bilang manja

"udah, katanya dia cinta banget ke aku hihiii" ucap Lilis sambil tersenyum,

Ryan cabak susu istrinya yg duduk dan menciumi bibirnya sambil bilang "shhh nakal kamu" slruuphhslruuphh slruuphh rupphh

Ahh Ryan menciumi istrinya sambil meremas toket istrinya yg montok, Kardi seperti mau pingsan melihatnya, ternyata benar, salah satu alesan istrinya kemari mau memastikan bila suaminya masih sangat cinta, dan sekarang ketiaknya digesek gesek kontol Bossnya sambil menciumi dan menyabak keteknya,

Sekali kali Lili melihat ke arah hape, ia berpikir, humiliation atau dipermalukan sudah menjadi bagian dari kesenangan Kardi, tapi yg jelas buat dirinya sendiri pun Kardi tak mau mengakuinya, ia cemburu, panas, pusing, perutnya seperti mual, wanita yg sangat ia cinta kini digesek ketiaknya oleh Kontol Ryan.

Bahkan saat Ryan tahu suaminya sangat cinta semakin ganas ia menciumi bibir istrinya, dari toketnya tangannya turun langsung meraba memek tembamnya dari dalam cangcut

Oohhhhh.. jerit istrinya kencang, kontol yg gesek ketiak istrinya itu buat Kardi merasa inferior, karena jauh dari yg dia miliki.

Ohh ohh ohh ohhhh

Memeknya dicolok colok, bibirnya sudah bertukar lidah, kemudia Ryan hempaskan bra itu jatuh ke bawah kasur, ia kemudian berjongkok, memerinthkan Lilis mengangkat lagi lengannya ke atas,

Dengan gaya sangat seksi Lilis mengangkat tangannya ke atas, Ryan mulai menyapu lidahnya diketiak istrinya

Ahhh, istrinya berwajah sayu sambil melihat suaminya, seakan akan gaya seksi itu ledekan, "Kamu yg mulai kan Pak, kamu yg ngebiarin jangan salahin mamah kalo mamah suka" begitu kira2 suara sorot matanya.

Dengan telaten Ryan menjilati ketiaknya "Dia masih cinta kamu Lis"

Jilat jilat jilat.. lick lick lick

"Iyah, katanya badan aku makin seksi , takut diambil kamuhh" ahhh shhh

Lick lick lick
Lick lick lick

Semakin nafsu ryan menjilati ketiaknya, lengannya yg berotot tak luput dari jilatannya, shhh ahhh shhhh ahhhhh

"Badan kamu emang makin seksi, tapi buat di entotin aku" ucapnya sambil berdiri, membuat Lilis mencaplok kontolnya

Plukk..

Hape kamera Kardi terjatuh.. "Kurang ajar, iklan sialan" ucap Kardi kesal.

Ia ambil hape itu dan melihat Lilis masih sibuk menyepong kontol, begitu telaten Lilis menyepong kontol itu, duh harusnya kamu jangan lakuin itu mah, kamu istru aku" ucap Kardi dalam hati sambil meremas tititnya,

Kemudia Lilis tiduran, ia terlentang sambil mengangkat kedua tangannya, Ryan mulai memasukan kontolnya sambil terus menjilat jilati ketiaknya,

Ohhhhhhhhhhhhh

Ia menjerit kencang saat kontol itu masuk, tak pernah ia mendengar istrinya menjerit sekencang itu saat bersamanya

Ooooohhhhhhhhhhhh fuck

Fuck fuck fuck fuck

Ooohhhhhhhh, ia berdesah kencang sambil ketiaknya dijilati, suara desahan dan peraduan itu bergema diruangan hotel itu,

"Enak Liss, enakk?"

"Enakkk.."

"Apanya"

"Shhh.. Kontolnyahh" ahhh Plak plak plak plak plak

'Astaga naga, ini film bokep yg terbaik yg pernah ditonton Kardi, pikirnya konyol,

Berbagai macam posisi mereka lakukan, sampai akhirnya Lilis ada diatas, ia goyang kontol bossnya,
.
"Kamu tau Ryan.. shhhh.. katanya badan aku makin seksi berotot, kaya gini" ucapnya mengangkat kedua lengannya " takut kalo aku di entot kamu"

Akhhh plak plak plka plak plakk

Makin kenceng Lilis menggoyang kontol bossnya,

Plak plak plak plakk

"Dia cinta aku Roy, dia cinta.... akhhhh"

Plak plak plak plakk..

CUMMIIIIIIIINGGGG CROTT CROOT CROOT,

gambar hapenya bergoyang, kemudian whasaapnya mati, tangannya basah karena spermanya sendiri,

Ohh Gawd, perasaannya campur aduk

EPS :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55