Chapter 55 : Supremacy
Ustadzah Laila

Ustadzah Shaipah

Ustadzah Ayni

Teh Neneng

Selly

Roy mengocok Kontolnya, perlahaan.... perlahan - Lahaan.., naik -Turun sepulang dari perpus itu, membayangkan lagi Bentuk Bujur Gede Montok milik Bu Kyai.
Oh My God,
Betapa Gede, Tebal, Montok, Bujur istri Kyainya itu. Tergencet Kain Ihram , menjulang Ke belakang. Seketika kontolnya ngaceng, bahkan ia refleks meremas kontolnya diperpus tadi.
Ahh, Nyai Haji...
Gede banget Boolnya, ucap Roy sambil mengocok kontolnya, The Best di antara ustazah lainnya, beruntungnya Kyai, beristri dengan Nyai haji yg punya bujur Gede setebal semontok menggairahkan seperti itu. Membayangkan Kain Ihram tadi yg dipanjangkan menggencet Daging boolnya hingga terlihat jelas bentuk aslinya.
Tabu rasanya ia berhayal mesum Mengocok bujur Istri Kyai nya. Tak pernah ia merasa sengaceng ini.
Hal ini karena Roy berpikir, dia bukan ustazah sembarangan, cerdas berilmu, Nyai haji dari seorang Kyai yg berilmu tinggi. Dihormati oleh semua orang, Suaranya yg serak serak basah dan manja terngiang dikupingnya. Ia mungkin seorang Nyai Haji, tapi tetap ia seorang wanita, manjanya sempat terlihat Roy saat tersenyum tadi. Perpaduan Wangi tubuh dan parfumnya, memabukan hidungnya. Bujur Montok Tebal Gede itu seperti Harta yg terpendam. Dan tiap Harta yg terpendam, sudah seharusnya ditutup gamis yg lebar besar, Supaya tidak dilihat Lelaki yg bukan Mahramnya.
Roy membayangkan Kontol Gemuk 8 inchi nya ini bisa menempel di pipi Dubur itu. Dan ia tak perduli. Karena Kyai tak bisa membaca pikirannya. Sambil membayang Jubur Gede istrinya Roy berpikir..

Apa Mampu Kyai mengandle Pantat montok Gede Setebal itu?, ahh Nyai Haji.. Kontolku Gatal,
-_________-_____________
Pagi ini semua terlihat sibuk..
Seorang pria tentu sibuk dengan pekerjaannya disetiap hari senin. Karena harga diri seorang pria terletak dipekerjaannya, juga penghasilannya. Disini para pria sudah berkumpul. Ini adalah hari dimana pembangunan asrama, Miniatur Haji, dan Pembangunan perpustakaan itu dimulai.
Semua berbondong bondong sepagi ini menuju pesantren tepatnya Lokasi yg sudah ditentukan. Tim yg tadinya hanya membangun Guest House, kini sudah terbagi. Dari hari kemarin Roy sudah sibuk meng organisir para tim juga memperlihatkan gambar, memberi tahukan seperti apa bentuk asrama, miniatur haji, Juga perpus yg diinginkan Nyai Haji. Dan Berkat Bantuan Nengsih, Nengsih juga sudah menyiapkan R.A.B (Rancangan anggaran belanja), ia begitu sibuk kemarin berkutat disekitar Legal dan surat2 untuk menyusun R.A.B serta target per termin tahapan pekerjaan, Juga Work in progressnya kedepan, agar tepat waktu yg ditargetkan.
Abah Haji berdiri.... Beliau terlihat senang dengan memakai Tongkatnya berdiri melihat di mulainya pembangunan asrama pesantren. Begitu pula Nyai Haji dibelakangnya. Terlihat rapih pakaiannya layaknya pasangan Hype, excited dan terlihat Lepas. Perjuangannya merintis pesantren seperti menemukan titik temu. Tadi pagi abah haji memulai kegiatan pembangunan asrama dengan Doa bersama,
Selama seminggu berjalan ini, mereka semua sampai pada hari dimulainya pembangunan. Sebagian ada yg langsung membangun pondasi asrama, sebagian ada yg menyelesaikan bangunan perpustakaan yg terbengkalai itu ada juga yg mulai membuat fasilitas miniatur Haji.
Roy yg hadir terlihat sibuk dengan memakai Topi berwarna biru, kaos biru Dongker serta serta celana Jeans juga sepatu Bootnya. Ia terlihat sibuk menenteng kertas dengan lapisan kayu untuk menunjukan gambar yg dilihat oleh Tenaga ahli.
Di mata Nyai haji, Ia terlihat makin dewasa. Makin hari makin.. menunjukan ke laki lakiannya. Dihormati dipesantren. Dan dewasa serta tenang setiap mengambil keputusan. Padahal umurnya sangat muda, namun karena ia sudah banyak melewati masa sulit, dari situlah mentalnya tumbuh. Beda ketika pertama kali ia datang dirumah ustad Fian. Lucu dan kacau ucap Nyai Haji sambil tersenyum. Sekarang ia berbeda. Wajar Bunda Ayni sering cerita tentang perbedaannya, Bunda Ayni menceritakannya seperti seorang anak Gadis yg membicarakan pacarnya, entah apa maksudnya pikir Nyai. Ia Seperti seorang anak yg keluar dari Cangkangnya, dan menjadi pria dewasa. Ia terlihat Handy, cekatan, bertanggung Jawab dan bisa di andalkan. Bahkan pagi ini ia masih sibuk dengan lembaran kertas yg dipegangnnya, karena ini semua adalah idenya. Ia terlihat rapih pagi ini, topi dan kaosnya yg dipakainya itu juga membuatnya terlihat Cowok banget ucap Nyai haji dalam hati. Entah kenapa, ia seperti baru menyadari seperti apa fisiknya, setelah ia jalan bersamanya menuju perpus itu.
Oke, mungkin sesekali mereka bertemu dan saling sapa, juga kejadian... dihotel itu, ish kejadian yg membuatnya sedikit malu. Ia memang Notice bila Roy Pemuda memang pemuda muscular dan tinggi, tapi ketika ia berjalan ke perpus itu, baru ia notice jelasnya seperti.
Pertama Kali yg Nyai Haji Notice adalah tinggi badannya, ternyata lebih tinggi dari perkiraannya. Tinggi badan itu mungkin sekitar 180 ke atas, Karena Tinggi Nyai haji sendiri 168, ia bahkan masih menaggahkan kepalanya ke atas setiap ia mengobrol dengannya. Dan Nyai haji juga notice, badannya atletis. Sangat ideal untuk pemuda seumurannnya, ia jug pernah melihat Roy bertelanjang dada memang, saat sedang latihan silat dengan ustad Boim. Nyai haji tau perawakannya memang Muscular, Tinggi berotot. Namun baru 3 hari yg lalu itu ia bisa melihat dengan jelas saat mengobrol dekat dengannya digedung perpus.
Yang akhirnya ia berkesimpulan, Nampaknya ia harus setuju dengan Bunda Ayni, ia sudah menjadi pria sekarang. Seperti anak yg sudah keluar dari cangkangnya. Lebih dewasa dari sebelumnya lebih bisa menguasai susasana, bahkan didepan Istri Kyainya ini ia tak canggung beberapa kali ia bisa mencairkan situasi. Dan hanya pria dewasa yg bisa membuat seorang wanita Nyaman seperti itu. Ia sangat Humoris. Bahkan tanpa sadar Nyai Haji mengeluarkan senyum manjanya. Seperti, menemukan Pria, yg bisa membuat Naluri Kewanitaannya keluar secara Natural. Apa ini? Ucap Nyai haji sedikit melamun. Selain dengan Pak Kyai, Nyai Haji tak pernah mengeluarkan senyum manjanya seperti itu.
Dan suaranya, hmmm.. Bunda Ayni pernah bilang bila suaranya Cowok banget, nampaknya ia harus setuju dengan itu, ia masih tersenyum sendiri mengingat ucapan Ayni dan mendengar suaranya.
Sejujurnya, Nyai haji sedikit takut, takut jika penilaiannya itu semua.. menuju rasa Kagum....
Rasa Kagum itu kemungkinan besar pasti ada. Karena meskipun ia seorang istri Kyai dengan reputasi yg dikenal berilmu, dihormati oleh banyak orang, dengan panggilan kesayangan Nyai haji, tetap ia seorang Wanita.
Dan Sebagai seorang wanita, pasti sesekali merasa Kagum dengan seseorang yg bisa menarik perhatiannya. Nyai bukan tipe wanita yg kaku, pemikirannya selalu terbuka. Melihat dan menyesuaikan perkembangan zaman. Kadang karakter Kekinian itu suka mengagetkan abah haji.
Ketika penilaian yg di takutkan berubah rasa kagum itu muncul, Nyai Haji ber istighfar, ia sering ber istighfar, bahkan pernah memegang kursi rumahnya ia pegang eret erat sambil memejamkan matanya ber mengucap bila terlintas rasa kagum itu dipikirannya. Tawa, Ceria, Kenyamanannya saat bicara , Humor, bayangan tubuh atletisnya, juga upayanya yg bisa mengembangkan kemajuan pesantren. Karena memang sebenarnya wanita selalu menilai pria dari hal- hal yg kecil.
Kemana pun ia memejamkan matanya, ada semacam percikan, percikan yg membuatnya ber istighfar, tak mau membesar.
Hal ini dikarenakan setelah pertemuan dari perpus itu, Nyai Haji dan Roy sering bertemu membicarakan pembangunan asrama itu. Otomatis selama itu Pula ia sering melihat, berbicara, bertukar pendapat, saling becanda, lebih dekat, dekat dan dekat. Melihat tubuh atletisnya yg tinggi, suara cowoknya, Kedewasaannya menguasai keadaan, mencairkan suasana dan semangatnya mengeluarkan pendapat ide untuk pesantren.
Intensitas pertemuan yg sering itu karena Nyai Haji punya banyak pertanyaan, dan membutuhkan Roy untuk menjawab pertanyaannya. karena pada dasarnya, ide ini ide dia semua. membicarakan pembangunan asrama , pembangunan perpus yg terbengkalai, serta dan Miniatur haji.
Bahkan, Nyai haji lebih sering meminta pendapat Roy disetiap pengambilan keputusannya dari Pada abah haji, hal ini, Nyai menilai Roy lebih fleksible, lebih terbuka pikirannya, ia masih muda, pikirannya sama terbuka dengannya. Sehingga lebih mudah bertukar pendapat. Dan karena seringnya bertemu itu, Nyai semakin dekat, semakin kenal, tiap hari ia diam diam melihat tubuh atletis itu, dan ber istigfar bila muncul rasa Kagum.
Ini berproses, tidak terjadi begitu saja, dimulai dari rasa penasarannya bila ia tidak bisa di Mukasyafah suaminya, sampai upayanya menolong finansial pesantren.
Tanpa sadar, Sedikit demi sedikit Nyai Haji menaruh kepercayaan..
Make Believe..
Seperti ada...
rasa percaya bila mendengar pendapatnya, juga perintahnya, seperti ada rasa senang bila memakai pendapatnya. Upayanya yg bisa menyelamatkan Finansial pesantren, Membuat Keberadaan Roy di akui. Nyai haji Melihat Roy sebagai Laki laki yg penting keberadaannya.
Seperti kemarin, ada beberapa pertanyaan yg hendak ia tanyakan tentang konsep miniatur haji itu. Roy sedang sibuk dengan pengembangan Guest Housenya, berkali kali Nyai haji meneleponnya untuk datang ke pesantren, karena Nyai Haji merupakan tipe wanita yg berpikir jauh kedepan, tipe wanita selalu yg segala sesuatunya ingin rapih, dan ingin bantuan Roy untuk merapihkannya, ia mulai tak betah bila tanpa bantuannya. Roy dicari - cari keberadaannya bila tak ada dipesantren. Dan sebagai mantan santrinya, Roy tidak keberatan disuruh apapun oleh Nyai Haji.
Seperti bola salju yg turun dari atas..
Kedekatan itu semakin menjadi jadi. Bahkan Roy lebih sering makan dirumah Pak Kyai ketimbang dirumah ustad Fian. Dan selama itu pula, sesekali Roy sering melihat istri Kyai itu memakai bawahan yg sedikit ketat ketika dirumah. Membuat Roy pusing bila ia keluar.
"Roy.. Ta'al .. !!!!!.. Panggil Kyai yg berarti kemari.
Dari kejauhan yg sedang memakai topi dan kaus biru dongker itu ia menghampiri Kyainya, Nyai Haji yg berdiri dibelakang Abah, bisa melihat atletis dadanya dari sini, ia terlihat rapih dan maskulin.
"Mana Gambar siteplan miniatur haji yg antum bicarakan kemarin? " Tanya Abah haji.
Sambil berdiri disamping Kyai ia jelaskan "ukurannya cuma 10x10 Bah haji, ini nanti tempat Matafnya kita kasih keramik yg percis kaya aslinya, semua kain ukurannya kita samakan percis, nanti disebrang ini kita bangun tempat duduk buat ibu2 yg nunggu anaknya belajar manasik, kata Nyai Haji kalo udah jadi bisa kita sewakan ke Tk Tk kota" ucap Roy melihat Nyai Haji dibelakang.
"Yg penting fungsinya Roy, estetika memang penting tapi Fungsi lebih penting" Ucap Abah Haji.
"Iya, anak2 juga bisa istirahat di bangku2 yg disediakan nanti, bangku2 ini juga menghadap gedung perpus ini, jadi bisa penggabungan antara estetika dan Fungsinya" Jawab Roy.
"Ini abah ambil dulu yah gambarnya, mau abah pelajari supaya percis miniatur nya sama yg aslinya disana"
"Benar Bah, lebih percis ke aslinya lebih bagus, anak2 dan santri lebih bisa menghayati manasiknya" ucap Roy lagi menjelaskan, "Ana mau ke depan lagi Bah haji mastiin proses termin pertamanya sesuai, takut salah, biar nanti agak siang bisa langsung liat proyek (Guest House), " ucapnya Pamit.
"Roy, malam nanti Ke rumah Nyai ya, kita hitung sama2 jumlah persentase investasi , supaya ketauan, Nyai sama abah ga ngerti itung2 begitu, bawa Nengsih ya, suruh bawa data R.A.B nya ke rumah Nyai" Ucapnya dari belakang.
"Inshaallah Nyai" Ucap Roy yg melihat Nyai Haji memakai Gamis putih besar juga Hijab Coklatnya.
Setelah pamit, Roy bertemu Nengsih yg baru saja datang ke hari petama pembangunan itu,
"Duuh, telaatt.. Si Bapak ngajakin ke pasar dulu," Nengsih yg datang memakai stelan hijab modist perpaduan berwarna ping dan Ungu.
"Baru dimulai Koq Teh pembangunannya",
"Ngga enak aja udah ga ikut doa dulu, biasanya Kyai Basri ngajakin Doa dulu", ucap Istri Dharma itu.
"Teh, kata Nyai Haji, kita harus ke rumahnya malam ini, mau hitungan presentasi investasi yg datangnya dari Walisantri" Ucap Roy.
"Malam ini?.. walaah si bapak mau ajak Nengsih ke pencerama kampung sebelah, coba deh nanti diomongin lagi.."
"Nanti siang Roy mampir deh kerumah mau liat2 dulu sebelum diliat nyai haji, Si Bapak ada?",
"Ada, sekarang lagi zikir dhuha dirumah, paling nanti siang dia ke kebun sampe sore" ucap Nengsih melirik mata dan pergi meninggalkan.
-_------_-----_______________
"Pah, bukannya hari ini abah haji ngundang kita supaya datang di hari pertama pembangunan asrama, Koq kita ngga dateng?" Tanya Shelly Ke Agus saat pagi2 itu mereka sama2 berangkat ke kantor masig2.
"Ngaa, nanti besok saja papah sekarang ada pejabat pusat datang ke kota kita harus hadir menyambut"
Sedikit aneh Shelly melihat Agus akhir akhir ini,
satu sisi, ia bersemangat ikut memberi investasi untuk pembangunan pesantren, ia bahkan tahu berapa jumlah uang yg ia sisihkan untuk invest itu, dan berharap mendapatkan keuntungan banyak kedepannya nanti. Tapi satu sisi, ia terlihat Sensitif bila sedikit saja membicarakan Royhan.
Kadang sedikit saja ia membicarakan pengurusan pajak yg di atur Roy ia seperti.. Risih, sensitif, seperti orang terintimidasi.
Apa sih yg membuat suaminya marah setiap menyebut Nama Ka Royhan?
Membuat Shelly penasaran, apa sih yg sebenarnya terjadi dengan kejadian 10 tahun yg lalu itu waktu mereka berdua menjadi santri?, Sewaktu Ka Agus, ditimpa kepalanya pakai batu sampai ia Koma. Memang, suaminya suka cerita versinya sendiri, tapi entah kenapa sekarang ia kurang percaya, membuat ia ingin bertanya Langsung Ke Roy suatu saat nanti bila bertemu langsung. Ingin mengetahui kebenarannya.
Memang bila secara kasat mata, Ka Roy dan Ka Agus sangat akrab bila bertemu, mereka mengobrol seperti layaknya teman dekat dulu. Tapi entah kenapa bila sudah dirumah, tiap Shelly berbicara tentang Roy selalu saja ia marah. Tak terima dengan menunjukan perasaan tidak suka ke Roy, seperti orang terintimidasi.
Pernah Shelly baik baik berbicara, "Pah, sebelum mamah mau ikut membantu almamater pesantren, mamah mau tanya, apa papah bener sudah NERIMA dan tak ada dendam lagi mengenai kasus itu. Soalnya kalo masih dendam, mamah ga mau ikut"
Dia marah2 ditanya itu, teriak teriak tak jelas sambil bilang "Ngapain nanya nanya begitu, norak, itu masa lalu, kita aja (Agus - Roy) biasa aja , sekarang kita jangan mau kalah, kita juga harus lebih bisa membantu pesantren dari si Roy!!" Ucapnya teriak. Yang sampai sekarang, membuat Shelly ga mau membicarkannya.
Karena Shelly pun tak bodoh.. itu bisa menilai itu ucapan orang yg tertekan, terintimidasi... orang yg menganggap program pesantren itu semacam sebuah saingan, aneh padahal itu almamater sendiri, kenapa harus merasa terintimidasi, Shelly hanya berpikir, mungkin suaminya belum bisa menghilangkan trauma masa lalunya, entah apa itu bentuknya pikirnya.
"Kalo gitu pah, kita sekalian bulan madu aja besok, hihii" ucapnya menenangkan hati agus "Daerah sana kan dingin pah, dari pada mamah harus nginep dirumah Teh Neneng, ga enak, mending kalo waktu senggang kita pake buat nginep dari hotel ke hotel, tempat rekreasi ke tempat rekreasi diKotanya pah, mamah mau berendam air panas alami, kan ada gunung merapi disana pasti ada pemandian air panas alami" Ucap Shelly.
"Hmmm...ya udah, siap siap aja dulu, papah juga mau izin cuti 5 hari, mamah juga, kita ngedadak aja"
"Yeeeyyyyy.. makasih papah" Ucap Shelly mencium tangan suaminya dan berangkat ke kantor masing2, Shelly berniat ingin siap siap malam harinya setelah mengambil izin Cuti dari kantor.
_-____________-___
Nya Haji mengehmpaskan tubuhnya siang itu dipendopo rumah depan. Disana sudah ada ustad Juned, Ustazah ipah dan Kyai Basri
Mungkin ini saatnya... pikir Nyai Haji.. Sekarang saatnya Si Cantik Ipah bilang bila mereka mendapat tugas agar menjadi Kyai pesantren ditanah wakaf Keluarganya.
Mereka mengobrol ringan, diiringi kopi teh dan cemilian seadanya. Abah Haji dan ustad Juned membicarakan hal yg ringan terlebih dahulu tentang keadaan pesantren. Juga kisah Ustad Juned yg memang sudah dikenal sebagai ustad yg dihormati dikampungnya.
Ia jadi ingat ustazah Sahla..
Beliau juga mengajar dulu bersama suaminya, bahkan ustazah sahla termasuk senior dipesantren ini. Ia sering disebut si cerewet ngangenin. Sampai sekarang ia selalu rindu ke ustazah Sahla. Namun setelah menikah, ia memutuskan keluar dari pesantren, dan kabarnya mereka berdua menjadi pasangan ustad Ustazah yg sukses diluar. Abah haji bilang dari Ryan bila panggilan ceramahnya sudah padat.
Begitu pula ustazah ipah..,
bila ustazah paling cantik ini memutuskan untuk keluar, berarti sama ia seperti ustazah Sahla.
"Antum gimana tugas rihlah santrinya nanti, apa sudah disiapkan kendaraannya?" Ucap Abah haji.
""Sudah Bah Haji, semua sudah beres , tinggal persiapan dari kitanya"
Ustazah ipah duduk percis disamping Nyai haji, mereka terus berbicara hal2 yg ringan sampai ustad Juned Bicara.
"Begini Bah haji, saya mau memberi kabar ke bah haji.."
"Hmmm... Jadi Kyai?" Ucap Bah haji memotong sambil tersenyum.
Tentu ustad Juned tidak kaget, karena ia pasti sudah membaca pikirannya "hehee... kita masih berpikir pikir dulu Kyai buat menerimanya, Pesantren ini, sudah menjadi rumah saya sama ustazah ipah, berat rasanya bila harus pergi, kami dikasih waktu 3 bulan buat memutuskan,"
"Stad.. semua keputusan itu antum yg memutuskan, antum yg tahu terbaik, bukan abah, bukan Nyai Haji, jadi abah serahkan keputusan di antum, meski berat, kalo sudah jadi keputisan antum, inshaallah kami ikhlas" Jawab Kyai.
Nya haji memegang tangan ustazah ipah, seakan akan bilang.. "Jangan pergi cantik"..
"Kami mau datang dulu kesana sebelum memutuskan Kyai, ini tanggung jawab yg besar, keputusannya akan kami kabari ke Kyai dua bulan dari sekarang, kami mau datang terlebih dahulu ke kampung halaman kami awal bulan besok, sebelum kami berdua memutuskan"
Abah haji tersenyum "Abah bangga sama Antum, Abah Yakin antum jadi Kyai yg bijak"
"Ahh.. abah haji bisa aja, kan belum memutuskan Bah Haji hehee"
"Abah cuma mendoakan yg terbaik buat antum semua.
"Aamin" ucap semua yg ada disitu.
"Oh iya .. Roy Kalo ga salah pernah datang ke rumah saya ngobrol kalo saya diikit sertakan buat mengurus pembangunan asrama, koq ga ada kabar lagi, udah dicoret pula kepanitiannya?"
Giliran Nyai Haji yg menjawab " Sengaja itu ustad, Nyai yg kasih tau, ngedenger ustad mau keluar takut persiapannya acak2an,
"Waduh Nyai Haji, tetep lah saya mau urus pembangunan itu, banyak ide yg mau saya lakukan, masih panjaang ",
Semua tertawa "Ya sudah, nanti tanya saja Ke si Jangkung, dia memang mau banget ustad Juned masuk tim , gara2 denger kabar pindah ini dia sedikit kecewa"
"Si Jangkung?" Tanya ustazah Ipah.
"Iya si Jangkung, itu Roy cantik"
Degg, ustazah ipah Kaget, sejak kapan Nyai Haji udah punya Panggilan kesayangan ke anak itu.. "ihh.. si Jangkung... Koq aku jadi cemburu sih.. hihiihiii" ucapnya tersenyum dalam hati.
"Ooh.... kirain siapa", ucapnya sambil tersenyum
"Sekarang dimana dia?" Tanya ustad Jubed
"Dia ad dirumah pak Dharma, Nanti malam dia kesini, siang ini dia ada dirumah Pak Dharma buat ngerapihin tugas audit sama Nengsih, katanya lagi di audit dulu hitung2an persentasenya nya sebelum didiskusikan nanti malem" Jawab Nyai haji
"Wah sekarang sibuk yah sama pak Dharma... Malem nanti inshallah kesini.. daah lama juga ga pernah tau Pak Dharma lagi, mudah2an istiqomah Proses hijrahnya" ucap Ustad Juned.
-__________________
( Siang - Siang Dirumah Dharma)
"Ahh shhhhhh"
Clek clek clek clek clekkk
Nengsih sibuk mengocok batang Kontol dengan kedua tangannya. Roy sudah tiduran dikamar suaminya, merasakan kedua Tangan neneng mengocok batang kontol Gemuk nya itu di atas kasur suaminya. Ia belai belai bantang Kontol panjang itu, Perlahan. Sengaja Nengsih mengocoknya dengan dua tangan, Karena satu tangan tak cukup menutupi Gedenya Kontol itu. Secara perlahan dan Softly ia mengurutnya menaik turunkan tangannya turun kebawah memijat mijat Pelirnya. Kontol itu begitu Gemuk Dharma berKebun siang ini. Nengsih merasakan urat Kontol itu begitu kasar ditangannya. Dharma suaminya sedang berkebun siang ini.
Sebetulnya tadi mereka sama2 pulang kerumah, namun saat tahu Dharma sudah tak ada, ia sudah menyelesaikan Zikir Dhuhanya dan pergi ke kebun. Roy sange melihat istrinya ganti baju, ia masuk Ke Kamar Dharma, dan membantu istrinya membuka baju nsambil menciumi lehernya pundaknya toketnya bertubi tubi.
Ia pun membersihkan Punggungnya, menjilat jilatnya sampai ke pantat. Begitu niknat aroma tubuhnya pikir Roy.
Saat sudah telanjang bulat, Nengsih mengunci kamar, dan Roy naik ke kasur tidur terlentang di atas Kasur suaminya, setelah mengunci Pintu Neneng naik ke atas kasur duduk didepan selangkangan Roy dan memijat Kontolnya
"Dia lama Kalo Ke Kebun" Ucap Nengsih Sayu mengocok Kontol di atas kasur suaminya dengan telanjang bulat, Toketnya Goyang2 ketika ia mengocok Kontol itu. Memek Nengsih selalu gatal setiap mengocok Monster ini.
Kemudian ia buat kumpulan Ludah dimulutnya, setelah banyak, ia buang ludah itu turun kebawah meludahi kepala dan batang Kontol Itu
Ahhh shhhhhhhh.....
Clek clek clek clek Clekk
Siang siang, telanjang bulat, mengocok Kontol gemuk pria Lain diatas kasur Suaminya dengan kedua tangan....
"Shhhh... Roy.. Kata Kamu suka sama Wangi badan aku, apa sih yg kamu doyan sama wangi badan aku.?"
Roy duduk, ia menyuruh Nengsih mengangkat tangan kanannya,
"Angkat"
Saat Nengsih angkat tangannya, ia bilang "inihh"
Roy jilat jilat ketiaknya "Ahhh shhhhh"
Nengsih menejamkan maranta merasakan ketuaknta dijilati penuh nafsu, Ia jilat sampai basah ketiaknya, membuat Nengsih kepedesan ditengah kocokan kontolnya, Roy menjilati terus sampai ke toketnya.
Badannya mulai banjit peluh, tiap jilatan itu membuat suasana sangat panas dikamar itu, Nengsih membuka matanya sambil liat Roy masih nafsu menjilati ketiaknya dan berbisik.. "shhhh... tapi aku istri orang Roy, kamu ga bisa terus menerus doyan sama ketiak istri orangggg aaaahhhhhh"
SHHHHHHHH
SLRUUPPHHBSLRUUPPHHH
Roy malah mencaplok toketnya, begitu kencang ia menyedot nyedot toket yg sudah basah berkeringat itu, bergantian sampai dicupang 5 kali, Nengsih gemas dengan mendorong dada Roy agar tiduran kembali,
Ia berdiri, dan menduduki wajah Roy, dan tanpa ampun Lidah Roy langsung menari nari dimemeknya, OOHHHHHH, Kemudia Nengsih Doyongkan badannya kedepan mencaplok Kontol Roy..
Hmmmmm shhhh shh hmmmm shhhh
Suara jilatan memek dan suara sepongan Kontol beradu di Kamar itu. Roy usap usap klentitnya sambil ia jilat ia colok colok memek itu sampai kedalam, diiringi jeritan nengsih yg menyepong kontolnya. Nengsih balas perlakuan nikmat itu dengan memasukan Batang Monster itu Lebih Dalam, lebih dalam, lebih dalam
KLOQ KLOQ KLOQ KLOQ KLOQ
KLOQ KLOQ KLOQ KLQO KLOQ
KLOQ KLOQ KLOQ KLOQ KLOQQ..
HOLY FUCK !!! Jerit Roy Merasakan setengah kontol gemuk itu masuk ke Tenggorokannya..
"SSSSHHHHH AHHHH... istri pinterrr,,, SHHHHHH AHHHHH"
KLOQ KLOQ KLOQ, HMMSHHH, kocok kocok kocok kocok... "istri siapa?" Tanya Nengsih mengocok Kontol monster itu.
"Istri Dharmaahhh ahhhhh"
KLOQ KLOQ KLOQ KLOQ KLOQ KLOQ KLOQ KLOQ
Mmmpppthhhh shhhh ahhh
nengsih cabut Lagi sepongannya, ia berbisik seksi "......Yang Bakal Di entot Kontol Gede Kamu yah akhhhhh" jeritnya saat memeknya kembali dicolok colok dan jilati nafsu " Shhhh,
Nengsih berdiri dari wajah Roy, ia langsung tiduran seperti orang kesetanan.... "Shhhh.. semburin Royy.. Semburin cairan memek akuhh shhhh.. sodok pake Kontol Gede Kamuuhh sampe nyembur disiniihh.. shhh... Semburiinn memek aku Di kasur ini Royy shhh"
Tanpa Buang waktu Roy angkat pahanya, dan memasukan Kontol itu kedalam... OOOOOOHHHHHHHHH GILAA KOQ MAKIN GEDE SIHHHH AKHHH" Jeritnya.
Plak plak plak plak plak
Mata nengsih terpejam, ia mencengkram spei, ia seperti kesakitan, ia gigit sprei itu menahan serangan Kontol Gemuk panjang itu, Moaningnya begitu kencang, tanpa banyak waktu, Bergetar getar Pantat Nengsih seperti kesetanan, Roy cabut kontolnya dan melihat Cairan itu menyembur keluar dari memeknya, membuat kasur Dharma basah.
OKHHHH MY GAWWDD.. OHKKK OKHH OKHH OKHHH...
mereka berciuman, Roy ciumi lagi lehernya, ia angkat tanggannya ia jilat jilati Ketiaknya, Tapi Kontol Roy masih gatal dan masih sangat keras, Roy angkat badan Nengsih ke atas dengan posisi Wot, Dengan sekali sodokan jeritannya terdengar lagi.. "OKHHHHHHH FUCKK"
UHHHHHH UUUUUUUUUUHHHH
UUUUUHHHHH UUUHHHHHHH
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK..
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOKK..
HOLY TESTICLE TUESDAY!!! ucap Roy, enak sekali memeknya, ia terus menyodok memek itu bertubi tubi dari bawah, karena nengsih masih lemas dari orgasme pertamanya, dengan konsisiten ia menyodok memek itu tanpa henti henti tanpa jeda.
Kemudian Nengsih mendoyongkan tubuhnya kedepan, ia angkat ketiaknya agar dijilati Roy, "Shhhh ahhhh enak Royyy shhhhh enak enakkk okhhh Gustiiiiiii shhhhhhh"
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK..
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOKK..
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK..
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOKK..
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK..
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOKK..
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK..
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOKK..
"Semburin lagi Royyy, semburin lagi kasur iniiii akhhhhhh"
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK..
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOKK..
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK..
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOKK..
OOOOOOOOOOHHHHHHH, SPLASH SPLASH SPLASHH
badannya bergetar getar, ia muncrat kedua kalinya, membuat basah kasur suaminya.
Mereka kembali berciuman, Roy memasukan Lagi kontolnya kedalam, ia entot perlahan sambil menciumi leher dan ketiaknya yg berpeluh. Nengsih pasrah ke stamina pemuda ini. Setiap sodokan kontolnya yg gemuk terasa di setiap dinding vaginannya. Nengsih kegel kontolnya, ia remas didalam membuat Roy berdesis nikmat..
Oookhhh.. shhhhh..
Terus nengsih kegel Kontol Itu sampai Roy merasa jepitan memek itu terasa sempit meremas kontolnya didalam. Merasakan istri Dharma ini terus menerus Kegel kontol Akhirnya terperas dan Muncrat..
Fuckkkkk... CROOT CROOO CROTTT
FUUUUUCKKKKKKKKK SHHHH AHHHH..
Batang kontolnya masih berkedut dirasakan Nengsih, sampai titik crotan terakhir.. Nengsih cabut dan Peju itu mengalir jatuh begitu kental dan banyak dikasur suaminya
"Ampun Roy... Apa gara2 kamu Ngentotin istri orang dikasur Lakinya sampe kamu ngecrot segini. banyak" ucapnya melihat peju itu bertetes tetes keluar jatuh dikasur Dharma.
"Kegelnya Ga Kuat" ucap Roy.
Nengsih tersenyum mereka berciuman dengan santai...
-______-___________
Setelah mereka ganti baju, kasur itu basah dan acak2an tak terkira. Cairan nengsih yg membasahi kasur itu begitu nakal dan seksi. Nengsih bahkan iseng untuk tidak mengganti spreinya itu. Roy hanya menggelengkan kepalanya dan keluar kamar.
Sambil bersantai menghisap Rokoknya ia pulihkan keadaan lagi. Sampai akhirnya mereka sudah sama sama ada diruang tengah, mereka mulai sibuk melakukan tugas meng audit nilai persentasi dari saham investasi pesantren itu.
Ditengah tengah kesibukan itu, sekitar dua jam lamanya dari pertempuran tadi. Ada telepon masuk ke Hape Roy.. ternyata Nyai Haji...
"Assalamualaikum Nyai kenapa"
"Waalikum salaam.. Roy dimana,?"
"Dirumah Pak Dharma Nyai"
"Udah beres susunan auditnya, ?"
"Belum.. nanti malam kita sama2 beresin sussunannya sama Nyai, sekalian ngejelasin biar Nyai tahu, sekarang sama Teh Neneng lagi auditbyg ringan ringan aja, persiapan buat nanti malem"
"Ya udah kalo gitu, kamu ke pesantren dulu "
"Ada apa Nyai?"
"Udah Kepesantren dulu, soalnya Nyai Ga ngerti, Antum yg mengerti, ada yg mau Nyai tanyakan mengenai skema pembangunan perpus yg terbengkalai itu",
Roy tersenyum.. "Iya Nyai Haji inshaallah"
See... Keberadaan Roy sekarang dicari cari oleh Nyai Haji. Padahal bertemu malam ini, tapi Nyai haji selalu saja meminta pertolongan Bila Roy tak ada dipesantren. Seperti Wingman yg harus siap, dan sebagai santrinya, sudah seharusnya ia datang, Keberadaan yg mulai sering dipanggil itu, membuat Nyai haji semakin dekat dengan Roy.