javascript hit counter

Sequel Milf Milf Indonesia

EPS :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Chapter 8 : Ahh Do Me One More Time..




Lilis





Ci Friska





Mbak Wati





Black dirty teeth, in the crease
Was the proof too good to be believed?
It's the cunt with the tongue
Who belongs on broken knees
So far it occurs to me
That everybody in the world is afraid of me

Just one more sin and down we go
But the news is out and I think I'm going to kill myself
Or fuck myself,
or tell myself
About the only thing that matters now

We bury what we fear the most
Approaching original violence

..

"AOV - by "SLIPKNOT".



"Ahh mba ahh shhh" plok plok"

"Iya ahh " plok plok plok

" uhhhhh. Shhhh plok plok plok"

"Gede bgt yank owhh plok plok plok plok..

" kerasa mba shhhhh?.

"banget .. Masukin kontolnya yg dalem.. tembusin kontolnya.. lewatin wilayahnya hendra uhhhh"plok plok plok plok plok plok

Tak bisa kugambarkan susana sore itu. Badan kami sama2 berkeringat, seperti volcano yg meletus diwaktu yg tepat.

Pantat montok mbak wati yg besar itu bergetar - getar, mirip kardhasian. Terlihat liar seiring sodokanku dimemek sempitnya. Tak bisa dibayangkan bila suaminya tahu kalo kontolku melewati batas wilayah kekuasaannya yg pendek itu. mba wati menjerit menggema di tengah rumahnya ini.




Dua bulan yg lalu



"yan.. Kalo lo lagi pusing, mending lo ikut sama gw" ucap tibyan setelah mendengar semua cerita tentang mba wati minggu kemarin.

"Kemana"?

" ketempat dimana anggur mengalir seperti wavin"..

"Gila Elu kira pipa"

"Hahaha".

"Itu harfiah apa nyata"?

" harfiah hahahahaha"

"Gw udah ga bisa hang-out kaya dulu lagi bree, apalagi ada masalah begitu".

" jiah.. Pusing sih iya, gw tau lu pusing masalah itu.. Tapi setelah gw denger keseluruhan, cabul mah masih
"

Ucap tibyan sarkas, aku memang menceritakan tentang kejadian dengan mbak Wati di lapangan polsek itu.

" Ga apa - apa cabul mah om, yg penting baik buat kesehatan"

"Kesehatan dari hongkong..Kena raja singa sih iya gw yakin"


Sial.. Emang kaya elu, cabulnya jajan.. Udah deh, Sesama cabul jangan saling ngehina.. Jangan - jangan elu lagi kena raja singa ?"

"Enak aja.. Udah kaga lahh.. Kaga sekali dua kali maksudnya.."

"Kan cabul.."

" Lagian Penganten sih penganten bree, tapi kalo urusan cabul.. Jangan sampe ada halangan lah..hahahaha".

"calon bini elu jangan2 udah ketularan raja singa"

"Sial"

Kami saling melempar ancaman penyakit kelamin dari mulai sipilis sampai raja singa sambil tibyan melempar asbak rokok plastik kearahku. Percakapan absurd dua sahabat ini menggema kencang disalah satu kafe sore ini.

Sengaja aku ingin sekali bertemu dengannya sore ini. Aku ingin melepas penat, aku juga ingin menceritakan semua yg terjadi beberapa hari belakangan ini.

Tidak ada kenikmatan yg lebih menyenangkan dari sharing cerita kita sendiri ke teman bukan ?

Kepadanya kita terbuka. No basa - basi, No pressure, No afraid of goddamn shadow, alias jaim lebay. Ini adalah pure cerita asli kita, beban kita. Sehingga tanpa terasa, beban yg sudah kita ceritakan akan hilang dengan sendirinya.

"Terus itu kardi gimana..?"
tanya tibyan, karena aku pun menceritakan keterlibatan developer proyek ruko ku.

"Ya ga gimana - gimana.. Lu Jangan bilang mau main gebug - gebug aja...."

" gw rese ngedengernya, coba klo ribut ada gw, pasti rame".

"Jangan bree.. Yg penting urusannya beres.. Yah namanya juga ga disangka - sangka.. Gw yakin kardi ga bakal berani macem - macem lagi..".

" Rada kompleks juga yah kasus elu".
"Gitulah.."

Tibyan diam sejenak. kemudian menatapku sambil tersenyum, dia berbisik..

" terus.. Istrinya hendra gimana"? Ucapnya sambil tersenyum menanyakan mbak wati.

"Sial.. Kenapa lu kaya emak - emak... Mau tau aja lu urusan orang.. Kan tadi dah cerita.. Dia bilang ga mau ngulangin lagi.. Masa gw mau ngeganggu privasi dia.."

"Hahaha.. Coba gw liat foto istrinya mana ?"..

Perlahan dengan agak malas aku buka hapeku dan memperlihatkan salah satu foto mbak wati kepadanya.

"Anjrit... Ga becanda lu"

"Kenapa lu ?" .

"Cantik bre.. kategori coliable.. pasti loe jadiin bacol tiap hari".

" sial... Masa iya kalo gw coli gw bilang - bilang.. Bener lu ya.. Sekarang udah kaya emak2 tukang sayur.. Kepo aja teruuss".

"Hahahahaha.. Tapi Naga2nya sih nih.. lo masih penasaran ke dia"

"Yah dia bilang juga udah ga bakal lagi, kemaren yg terakhir.. Dia kan guru.. Guru agama pula.. Masa iya guru agama mau ngelakuin kaya begitu lagi."

" mending begitu bree, aman".

"Bisa aja lu kalo ngomong, ".

" hehehe.. Terus Si hendranya gimana"?
"Yaa.. gw sih posisinya cuman sebagai orang sanggup nahan godaan setan, tapi kalo setannya maksa kaya kemarin, yaa gimana, pasti tergoda juga "

"Hahahah.. Elu SETANNYA"

"Sial.. Mangkanya itu bree.. gw mau nenangin diri dulu , biar fresh, biar bisa ngelupain yg udah2... gw yakin dia udah ngomong baik2 sama suaminya, buktinya ga ada pesan macem2 dari suaminya,"

"Bagus bree.. privasi dia juga harus lu hormati.".

" semua wanita baik - baik pasti begitu..."

"Tapi gw kasih tau yah.. Justru yg begini yg bikin penasaran,"

" siall... Mulai lagi dah.. Gw udah minta solusi ngajakin lu refreshing malah buka pintu lagi lu..".

"Hahahah.. Sorry.. Sorry.. suaminya bakal berapa lama dibui"

"kemaren sih dia bilang suaminya cuma 4 bulan aja, soalnya udah ngasih uang damai sana sini sama orang dalem, tapi gimana keputusan sidang aja nanti ".

"Yah kasus ringan emang kaya gitu, sodara gw cuma 6 bulan, tapi karena uang damai banyak sana sini.. bisa dikurangin lebih."

"Biarin lah... yg penting suaminya bisa keluar".


Memang, Kejadian yg mengganjal diproyek berbulan - bulan ini sudah menemukan titik penyelesaiannya. Aku bahkan melupakan yg sudah - sudah.

Meski... obstacle sering kali terlihat. Aku jadi teringat salah satu lagu the strokes yg berbunyi The End Has No End. Akhir itu bukan akhir cerita. Karena setelah kita selesai satu urusan, akan muncul urusan2 lain.

Aku menemukan info bahwa mang kardi yg selama ini menjadi kunci dari seluruh kejadian proyek.

Ia dekat dengan rezza, kemudian secara jelas rezza menaruh dendam kepada hendra. Posisi Mang kardi yg bekerja sebagai salah satu developer di proyek, ia menemukan musuh rezza, hendra dan tono melakukan kesalahan proyek itu.

Dan kesalahan itu tak ia sia - siakan, ia ingin membantu rezza. Dan menyuruh yayan mengabarkan kelakuan hendra Melalui sms, Sms yg sampai kepadaku ketika berlibur di pemandian air panas diwaktu ( dream within a dream ).

"Ya udah.. lu mulai sekarang jangan gampang percaya aja lah sama orang, liat - liat ke belakang, kalo ada apa - apa tinggal bilang ke gw ". Ucap tibyan.

" iya lah, kemaren karena gw ga tau aja.. gw mau refreshing nih mangkanya gw pengen ngajak elu jalan sebenernya,".

" Gw sih selama gratis... Hayu..'.

"Enak aja lu gratis..bayar tauu.. nanti gw hubungin lagi.".

" hahaha.. Ya gampang"

Sama - sama pamit dengan menyepakati agenda jalan2 nanti. setelah sharing cerita tadi, terasa mulai ringan permasalahan yg terjadi diproyek beberapa bulan belakangan ini.



_-__________________


Kopi terlihat ngebul dan membuat aroma wangi yg terasa sangat nikmat dihidung. Kabut udara sejuk menyelimuti rumah villa rekreasi kami di dataran tinggi di sebelah selatan jawa ini. Hamparan kebun teh dan sawah yg bertingkat - tingkat terlihat hijau dan sangat indah sejauh mata memandang. Aku menghirup nafas dalam - dalam,

Reborn...

Yeess i feel it.. Terasa Lahir kembali.. Siap menghadapi semua kenyataan dan melupakan yg sudah - sudah. Aku siap kembali ke kampung halamanku. Untuk melanjutkan sesi pembangunan yg selanjutnya.

Aku duduk di beranda villa ini dengan selimut tebal berwarna putih masih melindungi tubuhku dari dinginnya hawa di pagi hari ini. Sambil melihat laptop dan menikmati kopi serta pemandangan hijau sejauh mata memandang memberi ketenangan kepada siapapun yg melihatnya.

Tibyan mem-booking villa yg terpisah dari villa keluargaku. Aku biarkan ia bersenang - senang dengan tunangannya. Aku tidak tahu apa yg ia lakukan bersama tunangannya itu, hahaha.

Yang jelas, kami menghabiskan waktu untuk bercengkrama, bersenang - senang menghabiskan waktu bahagia kami disini. Azka sudah berlarian ke kolam renang bersama ibunya pagi ini.

Dia memang suka berenang, melihat keluargaku tersenyum pagi itu, we are having a good time.

Saat sedang santai, Ringtoneku berdering, ternyata Mbak Wati..

Tumben istri hendra itu meneleponku sepagi ini.

Aku angkat dan mendengar suara yg lembut dari sana.

"Jangan lupa, rabu besok sidang, jemput aku sekalian"

"Siapp mbak, hehee gimana kabarnya?.

" baikk.. Aku kemarin ke kantor kamu mau ngabarin.. Kata staff kamu yg namanya shinta itu kamunya liburan".

"Iya mbak.maaf kan acara dadakan.mbak juga ga bilang - bilang mau ke kantor".

" kan acara dadakan ".

" hmmm.. Bisa aja.. sama - sama dadakan"

"Hahaha... Ngga soalnya baru kemarin jaksanya udah konfirm ke aku .. Katanya sidangnya sekitar jam satu... Aku maunya pengen cepet selesai.. Mangkanya aku cepet2 ngabarin.."

"Ohhh.. Siap mbak.. Semoga lancar ya semua...."

"Amiin..Kamu masih liburan disitu"?

". Iya masih mbak"

" Ga ngajak - ngajak ah payah'.

" kan acara dadakan mbak,..."
jawabku yg sama2 membuat kami tertawa.

"Ihh Dadakan melele jawabnya ah ga seru".

" justru kalo acara dadakan begini jadi mbak.. Kalo direncanain gagal terus..".

Tuutt tut tuutt...
sambungan kami terputus.

"Koq putus". Ucapku melalui pesan whassap.

" maaf suamiku nelepon.,

"Emang kenapa"

" takut curiga.. Mangkanya aku angkat".

"curiga kenapa ? Emang masih curiga.."
.

" sama kamu ? Pastii"

Aku ingin sekali langsung membahas malam itu. Tapi aku teringat komitmentnya ITU, dan berusaha untuk tak terlalu terbuka.

".. Emang mbak lagi apa ? ".

" lagi pake sarung jangkrit.."

"Pake sarung doang ?"

"Iya.., soalnya abis luluran, "

Damn..

Kontolku mendadak bangkit mendengarnya, ia pasti basah, tubuh montoknya dililit sarung itu.

"Pasti Basah yah,"

"Ga tau bayangin aja".

" kedinginan atuh mbak ?"
ucapku sambil mulai mengurut batang kontol dibalik selimut INI.

"Dingin sih.. Tapi gimana ..?".

" sini aku angetin".

"Hmm.. Mulai..Pake apa ?"

"Pake yg anget - anget.."

"Hmmm.. Bukan anget itu sih, panas.. Pantes suami aku masih suka curiga".

" masa sih mbak ?"

"Iyah... Takut kalo bininya digodain.. Kamu.."

Semakin kencangaku mengocok kontolku

"Hehee.. Emang dia mesti takut yah"

"Kayaknya" ucapnya pelan dan manja, aku bahkan bisa menebak kalo ia sedikit tersenyum disebrang sana.

" hmmm.. Bininya lagi luluran, pake sarung sempit pula,.".

"Mulai".

" warna apa mba ?"

"Apanya?"

sarungnya..?"

"Coklat.."

"Hmm.. Pasti tumpah ruah.."

"Apa nya.."

"Payudaranya"

"Bukan cuma tumpah ruah.. Tapi sarungnya kontras banget sama kulitku.."

"Ahh aku ngaceng mbak"

" huss.. Sama bu guru jangan suka bilang ngaceng.. Ga boleh...".


Aku ambil fotoku yg ngaceng sekarang, aku kirim kepadanya.

"Duh.. takut".

" yuk ketemuan".

"Ngga ".

" paling anget2an".

"Ga mau..Sama kamu g mungkin anget2an.. Pasti keringetan..".

Terpaksa aku kentang pagi ini. Tak meneruskan chat lagi, karena mbak wati pun tak membalas chat nakalku lagi, Karena aku tidak mau memaksa, dan ingin menghargai privasinya. biarkan semuanya berjalan seperti adanya karena aku tak tahu sepert apa kedepannya. Namun tentu aku masih pensaran. Ah aku membyangkan Tubuhnya pasti sangat indah di balut sarung coklat itu, basah, berkilau, beserta garis urat biru di toket nya. Aku ngecrot banyak pagi itu sambil membayangkannya.


-__-_______-


P.O.V Mbak Wati


Entah setan apa yg merasukiku sampai aku mengirim pesan itu kepadanya. Tentang sarung yg kupakai. Tentang kegiatan ku, yg sedang luluran, serta basah2an dengan sarung minim jangkrit warna coklat ini. Aku yakin ia meloco kontol besarnya itu membayangkan susuku yg tumpah ruah ini, terjepit di sarung coklat ini, membuatnya terlihat sangat berkilau dan wangi karena sehabis lulur.

Aku harap ia tak berpikiran mesum lagi tentangku. Tapi setelah pagi ini, setelah. Ia mengirimkan lagi foto penis itu. Penis yg membuat aku basah.., aku mulai ragu, apa sanggup ia menjaga komitment itu. Dan juga mengenai komitment yg dibuat antara aku dan suamiku.

Kami memang sudah berkomitment. Untuk tidak mengulangi kejadian itu lagi. Ryan pun menghormati komitment itu. Aku senang, karena Ia sama sekali tak pernah menelepon atau mengirimkan pesan yg macam - macam. Ia menghargai privasiku.

Namun, semua itu berubah di pagi hari ini. Aku melihat tubuhku yg setengah telanjang ini menggigit jariku melihat foto penis berurat itu. Oh tuhan aku tidak mau nakal lagi.

Aku sudah membicarakan tentang ini ke suamiku secara baik - baik. Ia menyuruhku untuk melupakan dan membuat lembaran baru. Seakan - akan kejadian kemarin tak pernah terjadi.

Namun dia lupa, bahwa Roma tak mungkin di hancurkan dalam sehari. Tentu semua butuh proses. Bagaimana mungkin aku bisa melupakan kejadian yg kemarin. Namun demi kebahagiaan suamiku, aku berusaha menurutinya. Meski ryan terlihat sopan dan tak pernah mengirimkan sinyal nakal terhadapku, namun setelah kejadian pagi ini, aku mulai ragu dengan komitment itu. Aku tahu ia masih penasaran denganku. Ia seperti predator yg siap menerkamku. Aku bahkan menggigit jariku bila mengingatnya.

Aku penasaran bagaimana sikap suamiku bila ia tahu pagi ini ada orang yg mengirim foto penis ke istrinya. Penis kekar yg siap menghajar istrinya Habis - habisan. Ah aku mulai basah membayangkannya.

Tentu itu hanya sisi liarku. Tak pernah terbayangkan kalo aku ingin mengulangi kejadian seperti itu lagi. Ajaran keluargaku tetap menjungjung tinggi nilai, agar aku harus menjadi wanita yg baik - baik, taat kepada suami. Meski sempat berbuat tak bisa dipercaya seperti kemarin, namun tidak, Aku bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.

Aku ingin Hadiah special untuk suamiku. Karena aku tahu ia tak akan lama dipenjara. Aku sudah menghabiskan sebagian tabungan suamiku agar ia bisa maksimal berkurang masa tahanannya. Aku harap bisa berhasil karena sidangnya tiga hari dari sekarang.

Karena sekarang hari libur, aku ingin menjenguk suamiku ke kantor polisi. Aku ingin membicarakan tentang sidang hari rabu nanti. Aku memasak beberapa makanan kesukaannya, membuat kueh favorit yg sudah kubuat dari semalam.



------_--------------------




Ryan



"Gimana si babeh, jadi ambil ruko kita mang ?"

Ucapku ke mang kardi senin pagi ini. Sepulang rekreasi kemarin, Aku kembali beraktifitas seperti biasa.

"Udah saya urus surat - suratnya boss, nanti jadi".

Ucap mang kardi yg pagi itu memakai batik coklat dan celana bahan creamnya. Meski sebenarnya dalam hatiku masih ada yg mengganjal tentangnya. Aku bahkan mulai benci kepadanya, namun demi kelancaran ruko yg ada didepan, aku tendang rasa itu jauh - jauh. Karena walau bagaimanapun aku masih membutuhkannya sebagai pelaksana pemasaran, meski akhir2 ini ia sangat menjengkelkan dimataku, namun ia excellent dibidangnya.

Tentu belajar dari kasus itu, Aku mulai berhati - hati dengannya. Tidak mungkin aku bisa percaya sebagaimana awal hubungan.

" bagus mang kalo jadi " ucapku dengan senyum terpaksa.

"Hehehee.. ci friska juga katanya mau ambil ruko lagi tuh sampingnya."

"Wah yg bener mang.. kabar baik tuh.. Kapan"?.


"Bulan besok.. Sekarang usahanya udah maju.. Dia udah mulai survei dan memesan furniture khusus buat rencana mengisi ruko sampingnya.."

"Hebat lah.. Saya tunggu kabar baiknya..".


Ia duduk dikursi depan, aku melihatnya dan memperhatikannya sejenak. Mulai muncul pertanyaan penasaran dari pikiranku. Apa ia tahu aku datang ke tempat ormasnya minggu kemarin ?.

Ah.. Aku yakin ia tahu, tidak mungkin reza tidak memberitahunya. Namun ngobrol pagi itu seperti tidak terjadi apa - apa. Aku pun tidak mau mengungkit - ungkit minggu kemarin.

" boss.. Katanya sidang hari rabu..?". Tanyanya yg membuat aku kaget.

"Oh.. Iya mang.. Hampir aja lupa ngasih tau.. rabu nanti sama mang ujang n yayan yah kita berangkat."

"Kasusnya ga ditambah aja boss?"
tanyannya yg membuat aku terkejut.

Aku tahu maksudnya. Aku yakin itu pesanan rezza agar kasusnya ditambah dan diperbesar dan hukuman hendra beserta tono.

"biarin aja mang.. Mereka pasti kapok, ga bakal macem2 lagi. " tolakku.

Kulihat raut wajahnya kecewa karena pesanan reza itu tak bisa ku kabulkan. Tentu aku tak ingin memperpanjang masalah. Apalagi stelah rekreasi kemarin, aku ingin semua kembali segar supaya lancar aku melanjutkan pemasaran ini.

"Nanti hari rabu Saya mesti cek alat dulu boss, sekalian mau anter lilis belanja.." ucap mang kardi mengganti topik.

"Hmmm.. Sidangnya juga siang koq mang, jam satuan, nanti abis dari sini kita langsung jemput mbak wati, belanja apa "?.

" biasaa.. Ibu - ibu.. mau kosmetik"


"Ohhh... Ya udah mang,.. Biar sidangnya pas tepat waktu datangnya, bisa santai belanja dulu trus periksa alat."

"Siap boss.."


_-------_______


P.O.V. Mbak Wati



"Mas.. Jangan tegang yah nanti rabu.. Pokoknya santai.. Semua udah di atur.."

ucapku ke Suami ku yg dengan lahapnya menyantap masakan yg kubuat itu.

"Iyahh sayangg... Yg penting mas ga lama disini".

" husshh.. Jangan kenceng - kenceng ngomongnya.."
ucapku pelan namun keras.

Sambil melihat ke kanan dan ke kiri. Khawatir bila ada yg mendengar ini, kami bisa dicurigai, di selidiki, bahkan bisa juga dijerat pasal penyuapan. Siang itu dikantor polisi aku memakai baju terusan sederhana bermotif bunga, beserta jilbab kecilnya yg berwarna pink. Aku memang terlihat sederhana namun memukau. Hal itu lah yg membuat tatapan suamiku beda siang ini.

"Hehehee.. Iya sayang.."

Suamiku memperhatikan" Kamu makin cantik aja..'" ucapnya.

Aku tersenyum "heheee... iyaa doong istri mas harus cantik lah".

Mungkin karena aku semakin rajin merawat tubuh, kulitku terlihat lebih cerah dari biasanya. Aku memang ingin memberikan sesuatu yg special untuk suamiku setelah ia keluar nanti. Untuk itulah aku luluran setiap hari. Aku merapihkan jilbabku sambil tersenyum dan berbicara ke arahnya..

"Pokoknya aku kasih suprise buat mas.. Klo mas udah keluar".

Sengaja aku menyembunyikan kegiatan luluranku.

" Suprise apa" tanya mas hendra.

"Ada dehh.. Nanti aja ....".

Lama Ia melihat lekuk tubuhku, namun mulai muncul raut kecurigaan.

" hmmm... mah". Ucap suamiku bergetar dan tak jelas..

"Iya mas ?". Ucapku meyakinkan

" ga ada yg ngegoda kan mah" ucapnya pelan.

Aku tertawa, meski betapa sederhanya sekarang aku terlihat dengan terusan bungaku ini, tapi tetap ia merasa khawatir bila ada yg menggoda istrinya.

"Ngga lah mass.. Emg kenapa?" tanyaku agak tersenyum.

"Makin cantik aja".

Aku menutup mulut tertawa. Memang Banyak orang yg di kantor menggodaku, meski dalan tahap iseng, tapi tak pernah aku gubris. Hal itu memang biasa terjadi. Namun pikiranku teringat ke satu orang... Orang Yg tadi pagi dengan nakalnya mengirim foto penis kepadaku. Bahkan aku sempat basah membayangkannya.

Aku bahkan tidak memberitahukan Suami ku kalo aku luluran tadi pagi, hmm malah mantan bossnya yg kuberitahu, dengan nakalnya ia mengirim penis kekarnya tadi pagi.

"Ga ada mas, aku punya mas". Ucapku menenangkan suamiku. Meski dalam hati aku cekikikan dengan nakalnya karena aku membayangkan penis yg menggodaku tadi pagi.

Kami langsung berpelukan, namun ketika berpelukan, aku malah teringat ryan yg mengomentari " tumpah ruahnya" payudaraku pagi ini.

aku mulai lembab..



___-___________



Dua hari kedepannya seperti biasa ada kegiatan - kegiatan diproyek yg kulalui. Dari mulai bertemu dengan ci friska untuk menanyakan keseriusannya bahwa ia ingin memperlebar sayap usahanya dengan mengambil satu ruko lagi disampingnya. Sampai dengan rencana persidangan di hari rabu nanti.

She is not kidding..

Ci friska mampu mengembangkan usahanya hanya dalam jangka waktu 3-6 bulan.

Mereka memang terlihat gigih dalam berdagang. Dia dan suaminya memang ramah terhadap pelanggannya. Mereka seperti mengerti apa yg diinginkan setiap pelanggan.

Terlihat, Meski ketika bicara, mereka tak melepas candaan khasnya, membuat orang langsung suka bila sudah bertemu mereka. Seperti sekarang Ci friska nampak serius ingin mengambil ruko lagi disampingnya.

"Wah.. Nanti kalo udah jadi, bonusnya dilebihin yah say, kan ngambil satu lagi'".. Ucapnya dengan logat yg terdengar seksi itu.

"bonusnya apa ci.. Saya potong dua lima ribu lah.. Usaha cici kan udah maju.." candaku.

"Enak aja... Udah rame dikit aja pasti minta balik bonus,"

"Hahahaha".

, potongannya lagi dong."
ucapnya mengerling.

Ia memakai blouse hitam tanpa lengan dengan lobang besar disekitar ketiaknya. Otomatis Ketika mengobrol menggerakkan tangannya, aku bisa melihat ketiaknya. Oh my.. Putih mulus.

Aku berharap ia menguncir rambutnya agar bisa lebih jelas aku melihat ketiak itu. suaminya memang tak ada disini. Jadi Semakin nakal aku melihat celah ketiak itu.

"Oke ci.. Pengennya apa nih.. Bonusnya apa.. special lah buat cici.." ucapku.

"Hmmm... Satu, aku mau ditraktir makan"

"Yahh. capcay aja yah, di gerobak depan.."

" enak aja.. dulu waktu beli ruko yg pertama kita makan besar, masa sekarang cuman capcay".

"Hahaha.. Hemat lah cii.."

"Ogah ahh"..

" okeh okehh.. tinggal tentuin tanggal dan tempat.."

"Asyikk. nanti bicara potongannya pas makan bareng sama suamiku juga, hehehee.."

".. Yah ..".

" emang kenapa?

"Ama cici aja makannya berdua, ga boleh?".

" emg koko.ga di ajak?"

"Engga.. Pengennya ama cici aja".

Ci friska menatapku yg begitu berani mengajaknya makan, tanpa suaminya.

" wahh.. Ada apa apa nih" ucapnya menunjukku dengan gaya sangat terlihat asik.

"Lagian koko kan orang nya pendiem, mending sama cici aja lebih asyik" ucapku beralasan.

"Bissaa aja...
Aku free minggu besok."

"Siiip lahh.."
ucapku dengan gestur excited.

"Tapi inget.. Potongannya banyak.."
"Hahaha.. Beres cii..".

Kami bersalaman dan pamit, mataku jelalatan melihat ketiak mulusnya.




_-_______



Lilis





Aku mendengar orang yg berteriak ke arahku dari atas, tepatnya, ia berdiri di atas alat berat back hoe yg berwarna hijau itu. Bajunya lusuh, tangan dan wajahnya dipenuhi oli yg berwarna hitam. Ternyata itu mang kardi.

Pagi sekali aku datang ke rumah mang kardi. Karena ini adalah hari rabu dimana sidang kasus pemukulan itu akan dilaksanakan siang ini.

Disana aku disambut teh lilis yg sudah stand by di bengkel motornya. Suasana masih sangat sepi ditambah keadaan gelap, karena cuaca terlihat sangat mendung, bahkan sepagi ini.

Berkali kali pesan mulai muncul masuk ke hapeku. Terutama dari mbak wati, ia memberitahukan bahwa sidang dimulai pukul satu siang.

Ini memang bisa memberi waktu buat mang kardi yg bilang kepadaku akan mengerjakan pekerjaan alat beratnya serta belanja bersama lilis.

Kulihat ia sedang berdiri di atas alat (back hoe) beko untuk mengecek keadaan alat berat itu yg memang hendak disewakan.

Ia parkirkan back hoe itu dihalaman rumahnya tepat dibelakang bengkel motornya. Lilis berdiri dibengkel motor itu sambil sesekali mengobrol dengan pelanggan yg baru datang. Mang kardi memang sudah memiliki alat berat miliknya sendiri.

Ia terlihat lusuh, dengan banyak noda oli disekujur tubuhnya. Belum pindah dulu, ia memang nyambi berprofesi sebagai mekanik alat berat. Sehingga mengerti Semua komponen alat itu.

Ketika ia Melihatku datang, mang kardi turun dari alat berat itu,

Ia menghampiriku. Tangannya penuh dengan noda hitam bekas oli, ia tak mau bersalaman karena mengerti sedang berlumuran oli. Aku melihat satu bongkah alat turbo yg dilepasnya dari mesin itu. Aku bingung, kenapa bentuk turbo harus identik bentuknya seperti hewan siput lemot itu.

"Turbonya rusak mang"?

" iyaa... Baru dateng barangnya tadi malem, mangkanya baru bisa dipasang sekarang.".

"sidangnya siang"
ucapku.

"Ohh iyahh.. Acak - acakan nih, masuk aja dulu boss ke dalem.". Ucapnya kencang.

Entah kenapa setiap aku melihat wajahnya aku selalu merasa kesal. Mungkin ini yg disebut hilang kepercayaan.

" istrinya kemana?" tanyaku.

"Tuh dibengkel, kasian katanya mau metis tapi si yani yg jaga belum dateng jam segini.

" Katanya anter belanjan dulu..".

" Itu mah Udah semalem boss...biasa ibu ibu Ribut kalo belum dibeliin.. Akhirnya tadi malem belanjanya.."

" apa sih ".?

" Lipstik...."

" Lipstik yg waktu itu pernah beli .?"
tanyaku.

"IYa boss.. Inget aja.. Kan waktu itu kerumah boss..."

Ahh.. Aku membayangkan istri kardi itu memakai lipstik seksi itu, hmm dimana dia sekarang..

"Masih dibengkel mang dia sekarang"?"

"Tuh lagi keluar meja kasir".

"Biar keliatan cantik kali mang, mangkanya pake lipstik merah.." ucapku

"Jah.. makin banyak aja yg nggodain aja malah.. Kemaren kepergok bapak2 ngajak istri kencan.. Tapi Untung si lilis ga ngeladenin..

"Mendadak batangku
malah mulai berdiri dengan nakalnya membayangkan bila ia tau kalo istrinya yg seksi itu selama ini nakal meladeniku.

"Masuk aja dulu boss, saya masih lama nih.. Soalnya yg mau sewa alatnya siang ini..?". Ucapnya.

"Ya oke mang.. Trusin aja, aku sengaja datang sepagi ini sekalian ngajak mang ujang dan yayan, juga mbak wati.."

"Masih lama boss jam satu mah, cuman neng lelanya ke ciamis, soalnya sodaranya ada yg hajatan .mangkanya mang ujang ga ikut, harus kesana nganter."

Ahh damn...

"Kalo yayan ?..".

" pasti ikut boss..kan korban ?

"Ya udah mang, nanti agak siang aja kita berangkat bareng".

" Masuk aja dulu boss.. Lilis katanya mau metis tuh.. Nimbrung aja.. Saya nanggung mau naik lagi yah"

Mang kardi pamit naik lagi ke alat beratnya . ia melanjutkan pemasangan turbonya, mesin diesel memang luar biasa bila digabungkan dengan turbo. Terbukti dari jenis - jenis kendaraan diesel zaman sekarang.

Aku berjalan santai menuju pipir rumah. Pagi ini terlihat semakin mendung, bahkan langit terlihat siap menangis. Angin menerpa wajah setiap orang dipagi ini. Aku mendengar orang yg sedang tertawa.

Aku melihat ke arah bengkel, ternyata lilis yg terlihat ceria beserta lipstik pemberian Suaminya.

Ia nampak ceria dengan gamis abu - abunya dan jilbab silvernya. Justru dadanya malah terlihat menonjol. Bahkan aku bisa melihat nya dari sini. Bibirnya Segar terpoles oleh lipstik pemberian suaminya. Cuaca dingin karena angin hujan seperti ini, aku berjalan mendekati lilis sambil berbisik melihatnya " hot - milf".

Lekukan tubuh montoknya terlihat karena gamis yg dipakainya seperti terbang ke sana kemari tertiup angin, ia terlihat definitely hot - milf. meski dilapisi gamis yg tertutup.

"Keliatan seger teh" ucapku spontaneous.

"Seger sih seger.. Tapi matanya jangan jangan kemana mana" ucapnya tertawa, karena ia tau aku langsung memandang togenya.

"Hehehe.."

"Masih pagi udah mesum aja itu mata". Ucap nya yg melihatku menelanjangi tubuhnya meski ada suaminya di atas.

"Pantesan mang kardi khawatir"

"Khawatir apa?'.

" banyak cowok yg ngegodain katanya"
ucapku.

Teh lilis mencubit pahaku sekeras mungkin. Andai agak atas ia mencubitnya, aku yakin ia mulai merasakan ada benda yg mulai membesar karena melihat seksi bibirnya di poles lipstik merah.

"Semua cowok sama aja.. Ga boleh liat yg bening". Ucapnya setelah mencubitku.

" dikasih kesempatan dikit aja nyamber" lanjutnya lagi.

"Hehee.. Kata mang kardi mau metis"?.

" iyahh.. Yuk ikut yuk nimbrung"

"Masih pagi udah metis".

" pohon mangga yg dibelakang rumah udah lebat.. aku ambil aja sebagian buat metis.. Sayang kan kalo jatuh dari poon kematengan".

"Kapan teh metisnya ?".

" harusnya sekarang, tapi yaninya belum dateng.. Kamu jaga dulu deh disini sebentar, takut ada yg bayar, aku mau ulek sambelnya hihihiii.. Nanti juga yani dateng..".

"Siap tehh..".

Teh lilis pergi membelakangiku memperlihatkan pantat yg sangat terlihat segar itu. Hmm padahal aku tak berniat berpikiran nakal tentang istri kardi ini. Namun cuaca yg mendukung terutama lipstik merah itu membuat aku mulai berpikir mengadakan hari Khilaf kembali.

Lama aku dibengkel itu, tak ada tanda2 orang yg mau membayar, bahkan motirnya masih sibuk di ulik oleh dua montir disini. Namun jelang lima belas menit, muncul seseorang yg rapih memakai kemeja dan peci hitam datang menghampiriku.

" aduh pa.. Maaf udah ngerepotin jaga.. Saya yani pak, bapak dipanggil ibu tuh dibelakang".

"Ohh gpp mang.. Belum ada yg bayar koq".
" iya pak.. Maaf yah..".

Attitude nya
yg sopan tentu membuat setiap orang senang melihatnya. Cerdas bila Teh lilis mengangkatnya jadi orang kasir.

Aku berjalan Dari bengkel menuju rumahnya melewati alat berat yg masih di servis Mang kardi.

"Disuruh Jaga ya boss ?".

" iya mang.. Udah dateng koq yg jaganya.. Tadi mau bikin sambel katanya..".

"Wah ga enak saya boss".

" ga enak kenapa hahaha.. Aku juga tukang jaga bengkel kali mang dulu.. Mau ikut metis ngga..?".

"Ngga lah boss.. Nanggung.. Sok aja masuk..".

Masuk ke dalam aku melihat teh lilis dengan ayunya duduk di samping rumah, buah dan sambal coklat nya sudah tersedia di atas lantai. Teh lilis duduk di atas lantai itu dengan kaki yg ia taruh di tangga lantai keramik disamping rumah itu. Menyebabkan tonjolan dada yg besar itu terlihat. Istri kardi itu tak sengaja memperlihatkan pantat montoknya ketika ia masih mengulek sambel di atas cobek hitam itu.

'Udah dateng yaninya" ucapnya tanpa melihatku.

"Baru.." aku berdiri disampingnya dan mulai duduk diatas lantai itu dengan posisi kaki yg sama, ditaruh ditangga keramik yg menyamping keluar rumahnya. Suasana sangat asri halaman yg disamping rumah itu. Ada beberapa bunga serta pohon yg rindang. Cuaca terlihat makin gelap, aku yakin sebentar lagi turun hujan.

"Hmmm.. Cobain nihh pasti enak.." ucapnya pelan.

Samping rumah ini tertutup tiang yg besar sehingga tak mungkin orang depan bisa melihat kegiatan kami. Entah kenapa teh lilis mengajakku menikmati petis ini disini.

"Minggu Kemarin kamu ke ormasnya mang kardi yah". ucapnya yg membuat kaget.

" koq teteh tau ?".

Aku bersikap biasa sambil pelan - pelan aku mencoel buah ini ke sambel cobek serta kunikmati segarnya ketika masuk ke mulutku.

"Kemaren dia cerita.. Tapi aku tahu.. Dia ga mungkin cerita ke kamu..".

" takut yaa"..

"Dia emang penakut, buktinya...... Ahh
Cleekk

Sambel yg ada di buah teh lilis terjatuh ke lengan gamis abu - abunya, mungkin terlalu banyak ia mengambilnya. Ia langsung melipat lengan gamis itu ke atas..

" aduhh".. Ia mengangkat gamis itu lebih atas menelanjangi lengan berototnya.

"Hmmm.. Kebanyakan" komenku.

"Dia masih diluar ?" tanyanya menantakan suaminya sambil terus melipat lengan gamisnya ke atas.

"Masih".
Aku melihat lengan kencang seksi itu. Mendadak suasana menghangat, terutama lengan hot - milf itu. Batang kontol ku mulai menggeliat dibalik celana.

" buktinya apa teh "? Tanyaku melanjutkan pembicaraan tadi.

" iyah.. Dia emang penakut, buktinya ga bilang2 ke kamu.. Padahal aku juga baru tahu kalo dia yg bikin ini semua."

"Hmmm.. Coba dia berani bilang ya teh"
ucapku mengusap noda sambal dilengan sekal berototny yg basah karena noda sambal tadi tembus melalui lengan gamis nya.

"Ga mungkin berani " ucapnya pelan sambil melihatku mengusap lengannya, namun aku makin berani, aku usap usap lengan kencang itu naik turun "emang pengecut" ucapnya lagi membiarkan tangaku lama mengusap lengan nya.

Karena tahu posisi kami tak mungkin terlihat suaminya aku mendekatinya sambil pelan berbicara.. "Teteh pasti belum mandi"

"Koq tahu.."?

Oh kontol ku makin kencang mendengar benar ia belum mandi..

" kecium dari sini".
Teh lilis mengangkat lengan nya dan mencium ketiaknya, "hmmm.. Acemm".
" coba mana"
ucapku dengan nakal mendekatii tubuhnya sangat dengan ketiaknya "hmmm.. Bikin ngaceng" ucapku mulai gila.

"Dia lagi ngapain" tanyanya lagi.

"Ga usah dipikirin" ucapku sambil mengingat wangi tubuhnya tadi, aku mulai membuka resleting celanaku.. Zrrttt.., "katanya penakut" ucapku lagi mengeluarkan kontol ku yg ngacung keras menantangnya.

"Owww" ucapnya menutup mulut.

"Ga usah mikirin yg penakut" ucapku membimbing tangannya menyentuh batang kontol.

Ia melihat ke arah suaminya, jari kirinya ia gigit, jari kanannya ia pakai untuk menggenggam kontol ku.

"Yg berani aja yah" ucapnya nakal sambil Perlahan ia naik turun mengurut - urut batang ku.

"Keras banget" bisiknya serak.

Aku buka jilbabnya disekitar leher "coba mau nyium yg belum mandi dulu" ucapku, aku cium dalam2 leher telanjangya "hmmm.."
"Enak ya"
ucapnya lagi.

"Lebih enak lagi kalo bisa icip bibir merah itu" ucapku nakal.

Petis disamping kami,di hiraukan. Kami sibuk dengan kegiatan mesum mesum ini.

"Baru juga semalem dia beli.. Masa udah diicip kamu' bisiknya masih mengurut kontol ku.

" suruh siapa jadi pengecut " ucapku sambil langsung menjilat bibirnya " ahhhh desahnya spontan. Ia mengocok kontolku lebih kencang

"hmm di icip kamu juga" ucapnya lagi.
"Teteh sendiri yg ngomong " ucapku.

"Pengecut yah" ucapnya sambil terus mengocok kontol ku shhhhh "dia pasti ga berani ngehadepin kamu yg gede banget ginihh".

" ahhh pengen ngewein teteh".

"Hmmm.. Sekarang Kamu pengen ngewein bininya, ?hmmm.. Bilang dia pengecut, bilang dia ga berani, terus pengen ngewein bininya"?

Aku raih leher belakangnya yg tertutup hijab itu, kami berciuman dari pelan hingga keras menimbulkan bunyi cpok yg khas, lidah kami mulai saling melilit satu sama lain. Hingga ketika terasa mulai turun hujan, kami melepas bibir kami masing - masing.

"Nakal kamu yah.. Bilang aja mau ngehukum suamiku.. Mau mesumin bininya ?

" orang pengecut harus dihukum" ucapku sayu.

Ia masih menggenggam btang kontol ku, mengocok nya, sesekali lidahku menyapu bibir lipstik merah itu. Bertubi tubi. Kemudian Teh lilis melepaskan genggamannya dan berdiri sambil menampar kecil pipiku

Plakk "nakall.."

ucapnya merapihkan jilbabnya dan menurunkan lengan gamisnya kebawah sambil melihat suaminya kedepan. Namun nampaknya ia masih sibuk di atas.

"Suamiku yg salah.. Malah mau ngegagahin bininya?"
ucapnya sambil tersenyum.

"Ahh harus dihukum teh shhh.."

"Hukum gimana"

"sepongin kontol ku teh.."
perintahku berani tanpa menghiraukan omongannya. Aku melihat tonjolan toket montok itu sambil mengocok kontol ku.

"Jangan disini" perintahnya merapihkan jilbab itu, kemudia berjlan membelakangiku dan menggodaku dengan memperlihatkan pantat montoknya.

Istri mang kardi itu berjalan dari pipir rumah menuju salah satu kamar yg tertutup tiang besar tadi. Kami bisa melihat suaminya yg masih sibuk diatas alat berat itu meski hujan kecil mulai turun.

Teh lilis berlutut, aku menghampirinya, dan menempelkan kontol ku di kepalanya yg berjilbab itu. "Ahh nakal bangett" ucapnya ditengah cuaca yg dingin itu dengan kelakuanku itu.

Teh lilis memasukkan kepala kontol ku. Ia membuka resleting belakang gamisnya, menelanjangi toket yg dari tadi kulihat, oh gede toge itu dilapisi bra hijaunya, ia memasukan batangku sambil mengeluarkan toketnya keluar, ia memiringkan kepalanya yg berhijab itu berusaha lebih dalam memasukkan batangku kedalam mulutnya "akhhh tehelo..

" lo mau ngegagahin gw pake kontol gede elo.. kontol nya kegedean, hmmm elo sih, ga masuk kan"
ucapnya manja mengocok ngocok kontol ku.

"Udah ngatain laki gw pengecut, sekarang mau ngewein bininya pake kontol gede gini. Hah. Shhhh ga sopan lu ryann.

ahhh shhhh clek clek clekkk
suara kocokannya terasa nikmat di kupingku.

"Orang pengecut gitu ga berhak nikmatin bibir seksi teteh shhh"

"Bibir ini."? ucapnya memanyunkan bibirnya.

" iyahh uhhh"

"Terus yg berhak siapa ?

" kontolku"

"Kontol ini ? Mau nikmatin bininya, hmmm.."

Aaaaaaaaaaaaahhhhh clek clek clek clek clek clek clek clek " nakal gak sopan masa bini orang di ngacengin" bisiknya..

Ahhh shhhhh shhhh ahhh

"Udah gede.. Nakal lagi"
ucapnya lagi sambil tersenyum.

Aku remas toket montoknya sambil merasakan sepongannya yg lebih dalam. Aku keluarkan kontol ku dari mulutnya, aku tampar wajah ayunya dengan batangku keras. Plakkk ahh.
Teh lilis mendesah dalam, terus aku tampar2 wajahnya bertubi - tubi plak plak plakk, jilbabnya mulai terlihat awut awtan. Aku masukan lagi kedalam mulutnya, menghancurkan lipstik merah pemberian suaminya yg mulai menempel di sekujur batangku.

Ludahnya sudah meleleh mengalir ke pelirku, bahkan satu dua tetes terjatuh di toketnya. Kloq kloq kloq kloqq kloqq, batangku terus menghajar batang tenggorokannya. Matanya mulai terlihat bening dan merah. Aku lepaskan sepongannya.

Teh lilis berdiri, ia meraih menarik toketnya kirinya dan menarik belakang kepalaku untuk aku hisap ahhhh seperti bayi kelaparan aku sedot toket itu sambil mrndengar desahannya.

Perlahan dari toket aku endus leher beserta ketiaknya menikmati aroma tubuhnya yg membuat gairahku memuncak. Aku tampar pantatnya dari depan sangat keras sampai aku tak perduli bila suaminya mendengar di luar PlaaaaKkkkkkk
"Ahhh" desahnya manja.

Aku balikan badannya, aku pasang kontol ku didepan gerbang memeknya, mata lilis sayu, dengan bibir merah yg sedikit terbuka. Aku masukan perlahan kontol ku dari belakang.

"Ahhhhh ouuuhhh.. Gagahin gw ryan... Gagahin.. I yahh.. Masukin ahhhhhhhhh.."
Kami berhenti sejenak ketika sudah menyelinap masuk, aku merasakan nikmat dan sudah sangat basah disana.. beberapa saat kemudian aku mulai mengocok dengan tempo sedang, lilis menahan jeritannya dengan jilbab yg ia gigit agar tak terlalu keras suara yg keluar.

Ahhh ahhh ahhh hmmpft hmmpft hmmptfff
Shhhh plak plak plak plak plak....

Aku hajar wanita seksi ini habis habisan. Bitchy nya mulai keluar, terbukti, ketika sedang memompa, ia tempelkan ketiaknya itu di hidungku, wangi tubuhnya seperti fuel yg menambah gairahku yg semakin kencang dikocokan memeknya. Ia semakin menunggingkan pantatnya,

Ahh ahh ahhh ahhhh ahhhh.. "Gaya anjing gini.. Enak " ucapnya nakal.

sekitar sepuluh menit diposisi itu aku cabut, kontol ku masih gatal, aku mengocok ngocoknya sambil mulai tiduran dibawah, tak perduli dengan suaminya diluar, teh lilis menurunkan badannya tepat di atas kontol ku, ia mulai memasukan kontol ku ke dalam.

Ahhhhhhhhhh shhhhhh. Tanpa ampun lilis langsung mengulek ulek kontolku seperti ia mengulek cobek tadi. Oh my god, seperti ingin balas dendam dengan perlakuan nakalku tadi.

"Dalemmmmmm ahhhhhhhhhh" jeritnya sambil mengulek kontol ku. Tak ada lima menit aku digoyang, pejuku muncrat tak karuhan di dalam memeknya

Okhhhh crottt okhhhh crottt akhhhhhhhhhhhhhhhh..
Teh
llilis langsung tepar disampingku, ia melihat lelehan pejuku mengalir keluar memeknya, ia meninju pipiku "kalo aku hamil gimana ?"

Aku hanya tersenyum mendengarnya. Semakin keras ia meninjuku. "Bukannya bilang .. Ihh.. Nakalll.. Nanti kalo hamil gimana.. Banyak banget uhhhhhhhh". Ucapnya sambil melihat lelehan pejuku keluar.

" biarin teh"

Buugh
ia memukul pahaku.. "Coba liat keluar lagi ngapain.."

Aku berdiri. Hujannya kulihat makin deras, dari jendela sambil merapihkan bajuku aku melihat mang kardi malah berteduh masuk ke dalam back hoe setelah tanggung memasang alat berat tadi.

"Lagi di alat" ucapku.

Aku melihat nya yg masih tergeletat di atas lantai bermandikan peluh serta lelehan pejuku. Kontol ku mulai nge twict kembali melihatnya.

"Lagi..?" tanyaku melihatnya.

Teh lilis melempar jilbab silvernya, aku tertawa,

"Ngewe lagi.. " tanyanya sambil berdiri melihat suaminya.

Aku cium lehernya " iyahhh".

" nafsuan "

"Bininya yg bikin nafsu..Dia masih lama di alat itu"

Aku cium lehernya, punggungya, menjalar ke toket montoknya ku sedot pentilnya, teh lilis kaget merasakan kontol ku sangat keras menempel di pipi pantatnya.

".. Ahhhh"

Aku pangku dia dari depan. Kedua kakinya melilit dipantatku, aku masukan kontol ku kedalam memeknya. Akhhhh
"Koq bisa keras lagi ahhh ahhhhhhh ahhhh shhhhhhhhhhhh ooohhhhhhhh
Plok plik plok plokkplokplokk..

Otot lengannya sangat seksi melingkar di bahuku

" si kardi ga bakal kuat ngangkat gini shhhhh ahhhhhhh ga bakal kuat ngelakiin gw begini shhhh ahh ahhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh


Ia menjerit kencang saat merasakan kocokan kontolku kencang bertubi - tubi menghujami dalam dua puluh menit kedepan dan merasakan orgasme yg kedua.


_-______-_________



"Wah liat jang... Memek sejauh mata memandang" ucap mang kardi siang itu ke mang ujang.

"Mana.. Apaann..?". Ucap mang ujang antusias dan kaget.

" tuhhh". Ucapnya sambil menunjuk ke arah bus yg isinya dipenuhi karyawati yg hendak bekerja ke pabrik. Aku tertawa.

"Sial.. Gw kira apaan.."

"Hahahaha..".

Mang ujang memang tidak jadi mengantarkan lela ke ciamis, karena kebetulan keluarga lela datang kemari untuk menjemputnya. Beruntung ia bisa ikut menjadi saksi di sidang nanti.

Hari sudah menunjukan pukul stengah satu. Keadaan sekitar sangat basah karna hujan deras yg turun rata dari tadi pagi. Kami semua sudah berada di mobil berangkat untuk menghadiri acara sidang yg sudah direncanakan. Aku bahkan sempat tertidur sebentar setelah incident dikamar tadi bersama Teh lilis saat turun hujan. Kebetulan jarena abaknya pulang siang, Teh lilis taka ikut bersama kami.

Karena sudah janji, aku harus menjemput mbak wati terlebih dahulu sebagaimana yg dibicarakan dihari minggu kemarin. Kemudian berangkat bareng menuju ruang sidang.

Ada mbak wati yg sudah berdiri terlihat cantik dipinggir jalan depan rumahnya dengan memakai batik berwarna orange serta rok creamnya. Ia terlihat sangat modis. Saat masuk kami saling menyapa satu sama lain, dia tercium sangat wangi siang itu, melihat wajahnya Dan tangannya yg semakin putih dan wangi itu aku mulai percaya bahwa ia luluran seriap hari.

"Lama nunggu ? " tanyaku.

"Setengah jam".

" aduh maaf mbak, biasa nih mang ujang, bilangnya ga ikut, akhirnya bisa ikut juga"
ucapku.

"Gpp.. Malah aku yg minta maaf soalnya udah ngerepotin dijemput begini..".

" gpp mbak.. Mending begini kan, biar kita bisa ngobrol lebih dekat lagi mengenai sidang nanti.".

Mbak wati melirikku, ia tahu itu suara mang kardi. Setelah mendengar ceritaku tentang mang kardi yg diam2 menjadi anak buahnya rezza, ia nampak tertutup tak banyak bicara "iya pakk.. Makasih".
Berkali - kali mang kardi bertanya mengenai kasus ini tak satu pun dijawab gamblang oleh mbak wati. Ia terkesan seakan akan menutup - nutupi. Tak ingin bicara banyak mengenai kasus suaminya, apalagi bila ia sampai mendengar kalo suaminya hanya dipenjara dalam jangka waktu dua bulan.

" itu bukannya mobil yayan". Ucap mang ujang sambil menunjuk ke sedan vios berwarna hitam.

"Wah iyah tuh.." ucap mang kardi.

Dengan sigap aku menyusulnya dan berjalan beringingan menuju tempat sidang. Tak lupa mang ujang menelepon yayan kalo mobil yg dibelakangnya adalah kami semua.

Sampai disana, suasana sangat ramai tak terkira. Aku bertemu kawan - kawanku yg kebetulan bekerja sebagai jaksa disana. Kami bertemu di gerobak ketoprak didepan pengadilan sambil santap siang. Otomatis suasana sebelum sidang menjadi hangat dengan candaan khas kami semua.

"Emang hukuman dua bulan itu jadi" bisikku ke mbak wati ditengah tengah obrolan mengenai hukuman nanti.

"Mudah2an jadi.. Soalnya... Dua bulan lagi pass anniversary kami..". Ucapnya tersipu malu.

" massa..? .. Pas amat.. Aduh Selamat yaa.. Berubtubg amat" ucapku pelan.

"Iya aku juga ga nyangka, ternyata bener dua bulan lagi anniversary.. Mudah2an jadi..".

" yaa mudah2an, soalnya mbak udah banyak kesana kemari.."

Ia tertawa sambil meniup jari telunjuknya agar aku berhati - hati membicarakan ini. Tak terasa sudah terdengar sirene ambulan, mulai muncul truk - truk pembawa terdakwa masuk ke gedung pengadilan. Kami semua berdiri melihatnya. Namun bus bus itu dikawal ketat oleh pihak kepolisian. Bahkan kami tak melihat hendra ataupun tono keluar dari bus karena melihatnya dari kejauhan.

Aku berbisik dikuping mbak wati. "Pantesan mbak kaliatan makin cantik.. Itu. luluran buat hadiah anniversary nanti ya ? " tanyaku.

Ia mengusap pipinya sendiri "" iya tau ajaa " ucapnta tersenyum, ia membalas berbisik dikupingku " buat suami khusus.." ucapnya melirikku dengan suara pelan dan seksi, kemudian pergi meninggalkanku ke ruang sidang. Boolnya yg bulat besar itu terlihat seksi tercetak di rok berwarna creamnya. Aku pergi menyusulnya karrna sidang sudah di mulai.

Ohh lucky husband



Next Chapter : Unwrapped Me

EPS :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11