javascript hit counter

Sequel Milf Milf Indonesia

EPS :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Chapter 1 : TEAR



Lilis





Shinta





Mbak Wati





Bu Haji Elis





Ustadzah Sahla





Ci Friska





Intan





May






Devil may cry.. Devil may care...
This my time.. This is my TEAR.

"_Red Hot Chi Peppers_"


"Be wise"


"Pak ryan, ini gambar yg bapak demand minggu kemarin, ukurannya dan tipe - tipe model yg sudah ada, tinggal bapak liat"

Shinta menyerahkan beberapa kertas yg dibungkus map coklat sambil duduk disebrang meja kantorku. Ia duduk sambil merapihkan stelan blouse dan blazer berwarna biru tua, ia terlihat excited dengan hasil karyanya. She is a woman who want to show off her ability. Ia ingin membuktikan bahwa ia bisa bekerja sebagai ahli designer yg menggantikan bu lela yg sempat mengisi diposisi itu.

Seminggu setelah staff kantorku, cepi, memberi tahuku bahwa kekasihnya bisa menggambar site plan bermacam - macam model bangunan.

Kertas itu berisi denah lokasi dan gambar bangunan diatasnya yg akan menjadi proyek selanjutnya. Sebuah bangunan yg dibangun memanjang dipinggir jalan utama. Aku memperhatikan gambar itu, dia memang berbakat.

Ia menjelaskan gambarnya dengan gamblang bak arsitek yg Sudah berpengalaman.

Tunggu dulu, Dari mana dia bisa menggambar dengan apik seperti ini?. Aku sering melihat gambar dari para ahli arsitek bila hendak merencanakan proyek-proyek besar. Namun shinta, menjelaskan gambarnya INI seakan-akan mudah ia melakukannya. Tanpa sekolah tinggi arsitek yg memakan biaya mahal. Begitu pula dengan para ahli arsitek nya, selalu ingin gambarnya dibayar mahal.

Dia mendapatkan Bakat seperti ini?. Dari mana?. Darikekasihnya?, Tidak mungkin. Cepi hanya bekerja sebagai sales pemasaran. Tak mungkin ia belajar menggambar Dari kekasihnya itu.

"Kamu belajar Dari mana?" ucapku takjub ke arahnya.

Ada wajah kepuasan dari wajah shinta karena melihatku takjub dengan hasil karyanya. Ia tersenyum tipis, Dan mengusap hidungnya yg terlihat mancung itu.

"Yang jelas bukan dari cepi a"

Jawabannya membuatku tertawa kecil, aku melihat tubuhnya yg petite. Mungil Dan menggemaskan. Ia memang cute.. benar cute. Maksudku ia berhasil terlihat menawan pagi Itu dengan setelan blouse Dan blazer birunya. Ditambah ia memanggilku 'A'. Yah, ia sering memanggilku "a" dikala sedang berdiskusi denganku. Atau lebih tepatnya sedang berdua denganku, Namun panggilan Itu tak pernah terdengar dikala ia sedang dekat dengan kekasihnya.

Panggilan "aa" nya itu terdengar manja. Bahkan sering ia menghampiriku untuk sekedar mengobrol denganku. Dari A sampai Z. Mesti lebih ke arah orientasi gambar yg Ku inginkan, ia memang profesional, namun sering obrolan kami menuju harmless flirt. Personalnya memang cepat akrab, ceria, dan tipe wanita yg tahu apa yg mesti dilakukan. Sedikit ambisius. Apabila menginginkan sesuatu, ia terlihat teguh, bekerja keras Dan pantang menyerah untuk bisa menggapainya. Terlihat dari hasil karya gambarnya yg ia berikan kepadaku. Gambarnya tepat yg sering aku utarakan, atau percis seperti yg aku inginkan. Setelah satu minggu kami berdiskusi mengenai seperti apa gambar yg ku inginkan, ia berhasil membuatku takjub. Tentunya diskusi kami disertai harmless flirt.

Damn.. Is this the begining ?

Mungkin kami sama berpikir, tak masalah sedikit saling menggoda selama tidak menuju tanda bahaya. Apalagi dengan keberadaan kekasihnya yg bekerja dikantor. Sama satu atap dengannya. Hanya berbeda divisi dan cubicle. Bahkan sering ia menyebut kekasihnya itu boring,

Dude.. Anda tidak mau menyebut kekasih anda boring, terutama menyebutnya bila sedang mengobrol dengan boss anda.. Kecuali dia..

Dia terus bercerita tentang cepi yg seperti orang yg sedikit berkemauan, tak mau maju, malas bebuat banyak, tipikal pria yg pasrah dengan keadaan. Berbeda dengan dengan dirinya yg ambisius dan cekatan, bila sudah menginginkan sesuatu, shinta pasti mengejarnya. Ia terlihat confident rambut yg ujungnya menyapu sebagian dari bahunya. Tatapannya seakan - akan menantang setiap halangan yg ingin mencegahnya dari sesuatu yg dia inginkan.

Kadang tatapannya itu selalu Membuatku berdesir, terutama dengan ceritanya yg cenderung kecewa dengan pacarnya, mulai muncul hasrat gelap agar aku bisa dekat ddngan cute little girlfriend ini. tentu aku selalu selalu bersikap professional. Anda tidak bisa terobsesi dengan orang satu kantor bukan?. Bawahan atau tidak dia tetap satu kantor denganku, atau mungkin lebih tepatnya, kekasih staffku.

"ini luar biasa shinta.. beyond imagination.." pujiku kepadanya.

" Kamu memang berbakat.. Ini Sesuai dengan gambar yg sering kubahas setiap kita bicara berdua.."

"Iya laahh.. Aku ga fokus sama bossku aja, tapi sama kerjaanku juga aku fokus" ucapnya sambil senyum.

Damn.. What a hot petite woman".. Ucapku dalam hati.

Ia menyilangkan kakinya keatas, kedua tangannya menyilang di atas perutnya. Membuat payudaranya yg imut dan menggemaskan itu maju kedepan dengan bangganya. Aku memang suka dengan gambar yg dia buat ini, namun juga terpana dengan penampilannya yg memakai blouse ketat dengan blazernya itu dan dengan dua kancing yg terbuka, menampakkan celah mulus sepotong belahan payudaranya yg terlihat sedikit.

Shit, celanaku langsung ketat, melihat celah payudara Itu. Terlihat, segar, kencang dan menggemaskan.

"Pasti dibantuin cepi yahh" candaku

"Cekhh" ucapnya mendengkur kecil dengan Nada sarkasnya dan membuang mukanya, seakan - akan wajah itu menjelaskan "mustahil orang itu bisa ngebantu"

"Ngga mungkin , suruh ngejelasin ukuran aja ngga ngerti.."

Kami sama - sama tersenyum, menjelaskan kekasihnya yg tak mengerti apa - apa itu, aku tersenyum sambil melihat ke potongan celah payudaranya yg mengintip diantara blouse itu, shinta tau aku memperhatikannya, namun dia membiarkan mataku sesekali jelalatan melihat celah payudara itu.
Poor boyfriend, ucapku dalam hati.

Andai ia tahu Kalo kekasihnya berdua denganku dengan dua kancing yg terbuka, dan membiarkan bossnya memenuhi matanya dengan kenikmatan saat melihat toket pacarnya itu, tentu ia akan berubah pikiran. tak sadar memikirkan itu aku mulai mengusap selangkanganku di bawah meja ini.

"Masa sih"? Tanyaku lagi pelan sambil melihat celah payudaranya (dan masih mengusap selangkanganku).

Shinta menyadari Nada bicaraku yg mulai berubah. Ia tahu permainan harmless flirt itu dimulai kembali, ia membiarkanku selama hal itu tidak membuatnya bahaya ' pikirnya'. Ia tersenyum dan tau Kalo aku sesekali memeperhatikan celah payudaranya itu, apa ia sengaja ?. Ah aku tak yakin ia sengaja, tak mungkin ia nekat " crushing" dengan atasan yg satu kantor dengan kekasihnya itu bukan ?. Ia hanya berpikir hanya harmless filrt, selama tidak menuju bahaya tidak masalah, namun Seharusnya ia menutup celah itu dan tidak membiarkan mataku sesekali mengintip ke sana, namun ia malah membalas obrolanku dengan manja, tak menutup celah itu.

"Hmmmm... Dia ngga tau apa - apa,.. My shitty boyfriend has nothing to do about this." ucapnya tegas, pelan dan kasar membicarakan kekasihnya, bahkan dengan senyuman tipis yg mengembang dibibirnya

Apa aku tidak salah dengar ?. Atau kupingku ada yg salah ?. Apa dia baru saja mengatai pacarnya dengan kata "shitty" ?.

Mendengar ia merendahkan pacarnya sambil tersenyum ke arahku malah membuat aku meremas selangkanganku lebih keras. aku tidak yakin dengan grammar "shitty " itu, tapi aku tahu point nya.

"Reaaaaallyy.." ucapku panjang dan tegas.

"Hmmm - mmmm " jawabnya bergumam manja dan menyisir rambutnya ke belakang telinga sambil menatapku

"Harusnya kamu ajarin lah biar bisa" ucapku dalam hati sambil bilang "shit.. Suara menggumamnya seksi banget" ucapku dalam hati.

"Harusnya, aa lah yg ajarin.. Supaya benar - benar jadi lelaki .. Banyak kemauan.."

Oh.. So cute..
Aku mentapnya dan mengingat rumor yg beredar akhir - akhir ini, aku bertanya untuk memastikan dan mengetahui kebenarannya.

"Bukannya kamu mau tunangan?" Tanyaku .

"Hmmm - mmm.. Akhir tahun menikah"

Pantas aku melihat cincin yg nelingkar dijari manisnya, Shinta memandangku dan bilang

"Kenapa a.. Bakal ada masalah nih shinta nikah.. Atau gimana ?, ucapnya sambil tersenyum.

Oh apa iya, ada nada tantangan di matanya?. Ah damn. Dia memang tersenyum, namun aroma saling menggoda yg terlihat 'tak berbahaya' ini menggema diruangan ini.

"Ada lahh"

"Beneran?"

"Iyah"

"Masalah apa?.. Ehh tunggu tunggu, jangan - jangan dijawab " ucapnya tersenyum manja. Ia melihat kebelakang, memastikan bahwa tidak ada orang yg datang, apalagi bila pacarnya yg masuk tiba - tiba. Beberapa saat Kemudian Shinta memajukan tubuhnya ke meja Dan berbisik pelan..

"I love trouble" ucapnya seksi

Ia berdiri Dan tersenyum kepadaku.

"aa juga suka trouble kan?"

Ucapnya mengedipkan matanya dan pergi meninggalkan ruanganku. Entah apa maksudnya aku tidak mengerti, namun kontolku sudah keras karena sesi obrolan ini.

help me..

--__----



Semua berjalan dengan normal setelah hampir dua - tiga bulan aku bermain api dengan bu haji itu.

Setiap Kali aku mengingat itu, aku merasa.. Tak percaya dengan yg terjadi..

Apa yang aku pikirkan?"

Pertanyaanku itu terus mengulang dalam pikiranku setiap Kali aku mengingatnya. Pemandangan indahnya, Tubuh indah itu, Ahh bu haji kau sulit kulupakan. Beraninya aku bermain api dengannya, bahkan tak jauh dari keberadaan pak haji malik itu sendiri.

Aku memang bukan tipe orang yg selalu membahas kejadian yg sudah - sudah, aku selalu berusaha bersikap profesional dan move on dengan semua kejadian yg telah terjadi, move on dan melupakannya ,

Because.. It's just all about fun adventure..
Sebuah petualangan yg tak terikat emosi, Pun dengan bu haji, ia terlihat bahwa kejadian itu hanya untuk selingan fun yg dijalani, dan berusaha untuk move on dari yg sudah - sudah.

Kejadian yg memang AKAN TERJADI, memang SUDAH seharusnya TERJADI.

Itu merupakan filosofi yg sering dilupakan banyak orang. Namun kebanyakan manusia tidak mau menerima kenyataannya. Well... Kadang bila sesuatu sudah terjadi, terjadilah sudah. Percuma bila kita bisa menyalahkan ini itu.

Ia akan mengalir sebagaimana aliran sungai. Let nature tells you what' you are gonna be, let the universe decide what is best for you.

Karena serangkaian kejadian dengan bu haji, tak pernah sedikit pun aku merencanakannya. Semua terjadi begitu saja. Meskipun setelahnya kami sering bertemu akhir - akhir ini, aku sering bertemu dengannya pada setiap pertemuan jamuan makanan, atau pertemuan ketika ia ikut dengan suaminya, atau saat dia melihat tambang pasir yg sama - sama kita kembangkan, karena memang ditetapkan tidak terjadi ,tak ada satu kejadian pun yg terjadi. Semua berjalan seperti biasa. Semua berjalan normal. Kita memang bisa memilih, tentu desire ketika melihat bu haji itu selalu ada, namun aku memilih untuk menjauhi masalah bila suasana tak mendukung. Tak pernah aku merencanakan macam - macam seperti apa dan bagaimana.

Kami sering becanda menyerempet ke hal - hal intim, namun Semua berjalan seperti biasa, sama - sama saling melempar senyum namun bersikap biasa. Pun ketika aku bertemu dengan ustazah sahla dan Teh lilis. Kami sama - sama bersikap biasa, tak ada yg terjadi dalam 2 - 3 bulanan ini.

Bu haji sering bilang disetiap pertemuan kecil kami dengan ucapan "jangan lagi - lagi ya" ucapnya sambil tersenyum.

Aku jawab "ngga janji".

Setiap menjawab itu, Bu haji elis seakan - akan seperti ingin melempar sesuatu ke arahku. Sudah pasti ajaran nilai - nilai ajaran religiusnya bertolak belakang dengan hal itu. Sehari - harinya ia sangat memegang teguh nilai - nilai ajaran itu bersama suaminya. Sehingga, ia benar - benar sukar percaya dengan semua yg terjadi.

Dope..

_-_____


Seperti sekarang...

aku duduk di salah satu lobby hotel yg bisa aku sebut rumah kaca yg mewah. Keramik lantainya begitu bagus seakan akan nilai karya seninya amat tinggi. Aku menyebutnya rumah kaca karena hampir 90 persen bangunan lobby hotel Ini terbuat dari kaca. Dari mulai atap, sampai dindingnya yg memanjang ke samping dengan sangat indah. Dihiasi porcelain - porcelain yg berkilau bernilai karya seni yg amat tinggi.

Di sini, aku ditemani pak haji malik beserta istrinya yg memang sedang menunggu pak haji jaha untuk datang ke hotel ini. Dari kemarin aku memang menginap di hotel ini, karena merasa lelah bila harus bulak - balik antara tambang pasir - dan rumahku setiap hari. Bila lelah, aku selalu menginap disini. Di depanku, bu haji terlihat memakai Baju tertutupnya berwarna biru, lengkap dengan hijab hitam lebarnya yg menutupi sampai perutnya.

Namun.. Semya orang bisa melihat, kalo hijab lebar itu tak bisa menutupi tubuh curve milfy nya yg khas itu. Terutama mata lelaki yg nakal sepertiku. Aku duduk sambil mendengar ocehan suaminya yg duduk disampingku sambil terus melihat keindahan istrinya yg dibalut hilbab lebar itu didepanku.

Tatapan mataku seakan - akan menelanjanginya. Bu haji mengetahui itu. Berkali - Kali ia mengacuhkan tatapanku yg melihat nakal ke arahnya sambil sesekali melihat obrolan suaminya, Ia nampak berbeda dengan terusan warna biru yg ketat itu, sehingga gunungan dadanya yg membusung itu tak bisa ditutupi oleh hijab lebarnya. Apa suaminya tahu, Kalo aku mengetahui ukurannya ?

Payudara besar membusung itu ? . aku ingat bentuk dan aromanya bahkan terasa sangat nikmat bila kujilati.

Apalagi..

Jika payudara itu tercampur keringat dari tubuhnya.

Ah damn.. Aku harus menjernihkan pikiranku.. Setidaknya.. Tidak disamping pemiliknya..
"Jadi nanti Kalo pak Jaha datang, usahain pasirnya dikirim ke lapangan pasir saya yan .. Supaya banyak pelanggan saya.."

Ucap pak haji malik menyadarkanku yg diam - diam memperhatikan istrinya. Otomatis membuyarkan pikiran kotorku.

"Pokonya.. Beres.." Ucapku sambil meniru salah satu judul film warkop.

"Koq kaya kasino" ucap pak haji karena sengaja aku memakai logat tegal yg kental saat mengucapkannya. Bu haji tersenyum melihatku, begitu pula pak haji.

"Biar tenang dan aman pak hajinya, pokonya beres tanpa jangkrik " ucapku diiringi senyum kecil dari mereka berdua.

I'm going to hell... Again... Ucapku dalam hati saat mataku mulai menelanjangi lagi beberapa saat kemudian ke arah wanita di depanku ini. Apalagi obrolan Suami nya sekali - kali menceritakan tentang ajaran nilai religiusnya yg mereka lakukan dalam kehidupan sederhana mereka sehari hari.
berkali - Kali bu haji memberi isyarat lewat gesture tubuhnya dengan ucapan "jangan mengulangi lagi".

Namun gilanya... Aku tetap lapar melihat lekuk tubuhnya itu. Aku berkata dalam hati.. " Kalo tidak Sekarang, mungkin nanti.." Ucapku gila melihat tubuhnya. Let universe decide. Ucapku lagi. Apa Ia bisa melihat selangkanganku yg mulai menggelembung yg aku duduk di sini, ?.

Dari tatapan matanya sangat tajam seakan - akan berkata.. "berani amat lu" tegang" disamping suami gw ". Karena mataku tak henti - hentinya menelanjangi tubuhnya.

Setelah beberapa saat kemudian, perhatian kami teralih dengan bunyi klakson di depan lobby hotel. Sebuah Mercedes S - class Hitam yg berhenti di depan pintu lobby itu, saat membuka kaca, itu adalah pak Jaha.

Damn..

Memang setelah menjual tanah pasirnya itu, ia memanjakan dirinya dengan membeli mobil itu. Pak haji pun tersenyum sambil menggeleng gelengkan kepala.

"Asli.. Baru dapet gusuran tanah.." candanya kencang.

Kami semua tertawa mendengarnya.

" gila beneerr.. Pak jaha" Ucap istrinya tertawa.

Entah aku menertawakan nasibnya, atau mungkin menertawakan pak jaha itu sendiri, karena ketika ia buka kaca, badan ceking dan wajah penuh jerawat dia terlihat 'awkward" saat mengendari s - class itu, ditambah kacamata hitamnya yg membuatnya terlihat antik.

Segala sesuatu memang harus dinikmati, kalo tidak.. Buat apa?. Ucapku dalam hati.

Kami semua bertemu direstoran hotel yg sudah lama kami rencanakan. Sekalian makan malam bersama. Setelah hampir dua bulan ini, sedikit demi sedikit kami mengembangkan perusahan tambang pasir ini untuk bisa menghasilkan profit yg lebih. Banyak halangan dan rintangan namun sedikit demi sedikit terlewati dengan ke kompakan kami semua.

Sengaja pak haji yg merencanakan pertemuan ini. Ia ingin me - lobby kami terutama aku dan pak jaha agar penjualan pasir 80 persen disimpan dilapangan pasirnya. Sehingga pelanggan banyak yg order kepadanya, tidak ke yang lain.

"Soalnya ydah begitu kan, saya langsung beli serie - 7 boss, ngga mau kalah saya sama pak jaha"

Ucap pak haji sambil tertawa menjelaskan rencananya membeli mobil itu. Mereka berdua sudah sahabat dekat, tentu mudah baginya untuk bisa mewujudkan impian itu.

"Asal jangan kawin lagi aja pak haji.. Ribet" candaku.

"Ngapain ribet ? " tanyanya

" ahh.. Udah ga kuat juga.. Macem - macem" ucap bu haji keceplosan. Sontak kami semua tertawa mendengarkan pengakuan dari istrinya.

Entah apa yg merasukinya sampai dengan mudah ia mengeluarkan kata - kata itu. Aku melihat bu haji terlihat menyesal setelah mengucapkan itu. Namun seperti membuka celah yg nakal untukku. idak bagiku dan pak jaha.

" Bener bu elis.. biasanya kan gitu.. Orang punya macem - macem.. Biasanya itunya udah peluh (ga ngaceng)..

Sontak kami semua tertawa kembali mendengar ejekan pak jaha, di bales oleh pak malik sendiri.

"elo itu sih.. Udah ga mampu lo ituu.. Kudu minum obat" ledek baliknya.

Bu haji terlihat malu - malu setelah mengucapkan kata yg keceplosan tentang Suami nya itu. Namun dibalik wajah pemalunya ia terlihat sangat hot.

Oh.. Shame husband..
Bu haji melihat tatapan mataku, tentu ia bisa membaca pikiranku dari raut wajah, ia seperti memberiku warning "awas Kalo mulai berani lagi". Aku tersenyum melihat nya.
"Pak haji Mau nginep disini..?" Tanyaku ke pak haji disela - sela obrolan ini.

"Ngga yan... Ada banyak pelanggan dirumah besok.."

"Tadinya kalo mau nginep mau saya booking"

"Walah kesiangan tar"

Bu haji merapihkan hijabnya dan melirikku sebentar dan bertanya..
"kamu mau nginep?"

",Tadinya kalo pak haji sama pak jaha nginep, aku mau nginep lagi.."

"Nanti aja nginepnya yan, besok ada banyak pelanggan truk yg dateng.. Bisa di atur.." terang pak haji.

Oh well..
Next time ma'am....
--_-----------

Ada satu kejadian yg menyita perhatianku. Meskipun semua berjalan normal. Semua berjalan baik ketika aku bertemu Teh lilis yg sering bertemu suaminya dikantor, ataupun ustazah sahla yg sering memantau mantan supir koperasi di pesantrennya itu yg Sekarang mulai bekerja lagi di proyekku ini. Tentu aku beserta teman - teman lainnya memantau kegiatan mantan supir pesantren itu bila bersama - sama dengan hendra dan tono . Mereka seperti terkena "jebakan batman" sendiri bila berbuat macam - macam lagi, aku berharap bisa berjalan baik sepert ini, namun hanya waktu yg bisa menjawab.

Namun Siang itu....

Ketika kegiatan - kegiatan dikantor selesai, aku tidur saat itu itu di ruang kamar dikantorku. Aku memang membangun kamar sendiri tepat disamping kantorku, agar ketika lelah, tak perlu aku pulang ke rumah, cukup aku berisitirahat Disini.

Hampir beberapa hari ini, aku sering bermimpi aneh, dan mimpi ini terus menerus berulang - ulang mengganggu tidurku. Sudah hampir tiga kali aku bermimpi yg sama.

Begitu pula siang ini..

Aku terbangun tiba - tiba setelah mimpi yg sama, Aku terbangun dengan sangat kaget dari tidurku di kantor siang itu.

Bukan suara yg keras dari luar yg membangunkan tidurku. Namun, mimpi itu, mimpi itu sendiri yg ke empat kalinya dan membuatku amat kaget, sehingga mengehentakkan tubuhku sendiri untuk ketika bangun.

Selalu sama...

Ketika setiap kali aku terbangun dari mimpi itu. Aku merasakan sedih...

Aku merasakan sedih yg amat dalam yg tak bisa aku jelaskan. Tiap kali aku terbangun dari mimpi itu, aku merasa...
Kosong....

Hampa...
Sedih..
sampai - sampai aku berkata..
What the hell is happening to me...



Ini hanya mimpi atau..

Ahh mungkin hanya mimpi biasa , aku selalu melawannya kembali dengan berpikir rasional.

Aku merasak mimpi itu seperti garis blur yg tak jelas dan terpisah - pisah..

Di dalam mimpi itu..

Aku melihat melihat sesorang yg kusayangi hancur tertabrak mobil, aku seperti ikut terjatuh dan hancur. Aku ingin berbuat, tapi entah aku seperti tak kuasa.

Dan aku merasa begitu sedih ketika terbangun.

Sekilas, aku selalu berpikir dengan kembali berpikir rasional..

"ah.. angin lalu",

Seperti nasihat orang dulu, bahwa mimpi buruk jangan di tanggapi, karena secara psikologis, itu bisa mengganggu hidup Kita.

Aku mencoba berusaha menghindarinya meski aku punya feeling yg tak enak. Intan pun seperti melihat kegelisahanku. Namun ia menyuruhku untuk tetap tenang dan fokus serta berpikir rasional.

Namun...

Sorenya dari tidurku dikantor itu " My nightmare is about to get real"

Aku kaget ada nomor yg tak dikenal meneleponku.

Ia meneleponku tepat ketika aku sampai rumah dari kantor. Intan dan azka keluar membeli sesuatu, aku angkat telepon itu..

"Hallo"
"Hallo"

Sangat parau suara itu, itu adalah suara wanita, wanita yg amat ku kenal..

" MAY..!!! "

jeritku menembak, tentu aku sangat kenal dengan suara itu.



___-________


"May..!!!"

"Aa.. Apa kabar?"

Suara itu begitu tenang, datar dan aku bisa menebak ia tersenyum di ujung telepon itu ketika mendengar suaraku.

"Baik.. Lama ga nelepon.. May Gimana kabar.."

" Baik juga aa"

Tunggu dulu...
Aku merasakan hal yg berbeda dari suaranya..
Ya.. Aku sangat mengenal suaranya seperti apa ketika bersuara lewat telepon, ketika kami berhubungan dulu, ia selalu terdengar ceria, gereceh (cerewet)..
Tak terhitung betapa sering nya kami berteleponan dulu.

Namun Sekarang..

Aku mendengar ada yg berbeda dari suaranya.. Ia terdengar.. Sedih.. sedih seperti sehabis menangis, sedih seperti sedang menahan Beban yg enggan diungkapkan.

apa ini?.

Aku sangat mengenalnya. Mungkin ia bisa menyembunyikan nada sedih itu ke yang lain dengan ber pura - pura senang, namun tak bisa ia menyembunyikannya kepadaku,

Aku sangat - sangat mengenalnya....

"Enggak may ngga baik - baik aja.. Coba ceritain ada apa" ucapku serius.

"Ih.. May belum ngomong apa - apa Koq aa udah nebak gitu.."

"Aa tau may kenapa - napa, kenapa baru nelepon sekarang"?" ucapku menembak langsung.

Ia terdiam, merasakan ia diam seperti itu, semakin meyakinkan dugaanku, bahwa ada yg tak beres,

"emang lagi pusing a, tapi Ngga apa - apa koq,"

Itu memang haknya untuk tidak mau cerita. Namun Ketika kita sudah mengenal seseorang dengan baik, tentu Kita tahu, kapan ia bahagia, kapan ia sedih, kapan ia jujur, atau kapan ia berbohong seperti yg dia lakukan Sekarang ini padaku.

"Jangan gitu.. Ada apa?" Nadaku tegas menembak keadaan yg terjadi.

"Memang ketauan yah a?"

Here we go ucapku dalam hati, akhirnya sedikit demi sedikit ia mulai terbuka..

"Bener kaan.. Perasaan aa ga enak dari tadi.. Ada apa"?..

May diam sejenak beberapa saat sampai ia bersuara..

"Aa sama intan bisa ke sini ngga"?

Degg.. Bagai disambar petir aku mendengar ajakanny..

" ada apa ?.. Koq tiba - tiba ?.. Kenapa ?." ucapku kaget.

Semenjak menikah dengan intan, sangat jarang aku main ke rumahnya dan a nden dan juga ryan, karena kesibukan masing - masing... dan tentunya, tujuan utama kami jaeang beetemu, ingin menutup pintu - pintu masa lalu.

Kami ingin sama - sama bahagia dengan tidak menghubungi satu sama lain. Namun tetap berhubungan baik dengan melupakan yg sudah - sudah.

Meski sering aku berpesan bila ada apa - apa, untuk tidak sungkan ia menghubungiku. Terutama bila berkaitan dengan dd ryan.

Aku tahu ia adalah ibu yg baik. Aku yakin ia selalu menjaga Ryan kapanpun dimana pun dengan baik, dan tak ada satu pun ke khawatiran dalam diriku tentang itu.

Namun.. Aku yakin bahwa ada yg salah Setelah mendengar suaranya itu..

"iyaa.." ucapnya pelan "Ryan.... dirumah sakit.."

Bagai di sambar petir aku mendengar kabar itu. Betul perasaanku tentang mimpi beberapa hari ini. My nightmare comes true. Aku selalu menyebutnya.. Ketakutan terbesar. Karena aku tidak mau hal yg seperti ini terjadi. Meski kaget, namun dengan tenang aku menjawab

"Iya kan.. Bener.. Ya udah ngga apa - apa.. Sekarang ada dimana, di rs mana, sakit apa?"

May menyebutkan rumah sakit yg terbesar dijakarta, Karena rumah sakit yg ada dikota itu telah merujuk Ryan untuk segera di rawat di rs besar jakarta.

Perasaanku mulai tak enak mendengar rumah sakit itu. Tak mungkin ini sakit biasa, ini pasti sakit yg luar biasa. pantas mimpi tadi terasa begitu nyata, senyata perasaanku Sekarang ketika mendengar ia dirawat di sana.

Ketika aku bertanya kembali tentang penyakitnya, may tak kuasa menjawabnya, ia terdiam kemudian menangis tak karuhan, namun karena ia tipikal wanita yg dewasa, ia mampu menahan tangis itu, walau seberapa besar sakitnya. Aku berusaha menenangkannya, dan bilang bahwa semua akan baik - baik saja, dengan segera aku aku bilang akan pergi ke sana malam ini juga.

Aku berangkat ke jakarta malam itu juga, karena intan pun kaget dengan kabar ini.

Aku menarik nafas, pikiranku melayang. Aku berpikir, ini adalah salah satu fase hidup yg harus di Alami oleh semua orang,

It's human nature...
Kita sedih.. Kecewa.. Dan bangkit lagi..


Meski seorang superman atau mungkin seorang yg hebat, ia pasti merasakan fase ini. Karena tak mungkin berbahagia bila tidak melewati fase ini terlebih dahulu.

Ketika sampai di sana, aku melihat Ryan tertidur diruangan rawatnya, ia tertidur pulas, kami bebas berkunjung sampai selarut ini karena ruangan VIP nya. Aku memang menyediakan asuransi khusus untuk ryan. Dilengannya selang cairan infus. Berat rasanya melihat anak sekecil itu sudah merasakan suntikan infusan.

Ketika datang, aku dan intan duduk berbicara dengan semuanya. Mungkin lebih tepatnya, mencoba menghibur dengan berusaha menyembunyikan air mata.

Lama aku dan intan mengobrol disana bersama may serta menghibur a nden, menciptakan suasana bahwa semua akan baik - baik saja.

Namun, ketika may mulai bercerita, tentang penyakit ryan, aku mulai kehilangan keseimbanganku. Ia bercerita bahwa Ryan harus melakukan operasi, karena bila tidak, ia tidak bertahan. Bahkan dokter sampai memberi vonis ia tak mungkin bertahan bila tidak di operasi, ketika menyebut penyakitnya, aku benar - benar tak percaya, mulutku menganga sambil melihat wajah may dengan ekspresu tak percaya,

Lansung aku berdiri, melihat wajah ryan. Ia terlihat begitu tenang, mirip sekali dengan ibunya. 85 persen keseluruhan dirinya adalah ibunya. Rambut, hidung sampai kulit terangnya.

Pikiranku langsung bermacam - macam, ia bercampur aduk, mendengar penjelasan may tadi. Pun dengan hatiku, yang merasakan perasaan mixing yg tak tentu. Mungkin seperti kenyataan yg harus rela di dihadapi ini.

Setelah melihat ryan, aku terdiam. Aku berusaha menghibur a nden dan may Dari semenjak aku datang. Namun Sekarang Aku terdiam. Tak bisa berkata apa - apa

Aku berpura - pura ingin keluar membeli sesuatu dan diam - diam aku duduk sendiri disalah satu Kursi tunggu di rumah sakit besar itu. Aku diam termenung sendiri malam itu.

Aku mengerti.. Completely understand... It's just human nature.. Manusia memang sesekali akan merasakan masa - masa seperti ini.

Aku hanya tak percaya Kalo anak sekecil itu harus melewati masa - masa Berat seperti Ini.

Am I worry ?.
Of course I am ?. No matter what I do, this is really something tough..something heavy..


Entah kenapa dengan sendirinya Nafasku menjadi berat ketika melihat foto - fotonya yg tersenyum bermain denganku.

Tear...


Next Chapter : Confrontation

EPS :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11